Oleh :
Golongan Perkebunan/Kelompok 1
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)
2. Dieni Risma Viani (171510801005)
3. Adisti Nurul Arifiani (171510801009)
4. Faza Al Rafi (171510801014)
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)
i
BAB 1. PENDAHULUAN
1
pigmen yang berwarna hijau rumput, sedangkan klorofil B memiliki pigmen
warna hijau kebiruan. Klorofil A ini juga dapat berfungsi sebagai reaksi gelap
fotosintesis, sedangkan klorofil B berfungsi sebagai menyerap cahaya biru atau
kejinggaan, selanjutnya yaitu anthosinin untuk antoshinin memberikan pigmen
dengan warna biru, ungu, violet, merah, dan orange, Anthosianin adalah pigmen
yang mudah larut di dalam air yang secara alami terdapat pada beberapa jenis
tumbuhan. Pigmen ini biasanya ada pada buah,bunga serta tanaman hijau lainnya.
Pigmen ini biasanya dijadikan pewarna alami makanan sehingga baik untuk
kesehatan, anthosianin merupakan senyawa organik dari keluarga flavonoid dan
merupakan senyawa organik yang lebih besar yaitu polifenol. Selanjutnya yaitu
daun mengandung kandungan karotenoida, untuk karrotenoida dibagi menjadi dua
yaitu yang terdiri dari karoten dan xanthopyl, karoten adalah pigmen berwarna
orange, untuk xantophyl pigmen yang menyebabkan warna kuning. Karotenoida
merupakan senyawa di dalam daun yang paling banyak karena senyawa ini
mengakibatkan warna jingga pada daun serta mempunyai peranan penting di
dalam daun. Karoteinoida memiliki senyawa C40H56. Senyawa ini juga terdapat
pada buah-buahan seperti pepaya atau yang lainnya.
Ketiga kandungan pigmen tersebut dapat berfungsi sebagai agen pengelat
logam dengan kondisi ion logam edafik.sehingga ketika tanaman memiliki
kandungan logam yang berlebih maka dapat kita gunakan senyawa anthosianida
ini ke dalam tanaman agar tanaman memiliki jangka waktu hidup yang lebih lama
sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman dengan hasil yang
optimum.hasil yang optimum ini nantinya dapat menguntungkan para petani
sehingga para petani memiliki kesejahteraan yang dapat dirasakannya Oleh karena
itu, dengan adanya keberagaman pada warna daun dan untuk mengetahui
kandungan pigmen yang terkandun didalamnya, melatar belakangi adanya laporan
praktikum “Identifikasi Pemisahan Pigmen Dalam Daun”.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui berbagai macam pigmen warna pada daun serta mempelajari sifat-
sifatnya.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3
proses fotosintesis. Klorofil pada tanaman terdapat dua macam yaitu klorofil a dan
klorofil b. Klorofil a biasanya memberikan warna hijau kebiruan sedangkan
klorofil b memberikan warna hijau kekuningan. Sistem ikatan yang berseling
mengitari cincin porfirin pada klorofil sehingga memungkinkan molekul-molekul
dapat menyerap cahaya dengan kuat sehingga akan terjadi proses fotosintesis.
Klorofil juga memiliki sifat yaitu berwarna merah yang berarti warna larutan
tersebut tidak berwarna hijau pada cahaya yang diluruskan serta akan merah tua
pada cahaya yang dipantulkan (Yuniwati, Kusuma, & Yunanto, 2012).
Pada tanaman puring urutan dalam pigmen dari yang terkecil sampai ke
yang terbesar antara lain antosianin, karatenoida, dan klorofil. Antosianin terdapat
didalam sel vakoula, biasanya larut didalannya dan jarang sekali berupa hablur.
Hablur ialah sebuah zat cair yang membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadan. Antosianin merupakan suatu glikosida, jika kehilangan gulanya menjadi
antosianin. Pigmen antosianin berwarna merah, apabila konsentrasi sangat tinggi
maka warna menjadi ungu tua atau mendekati warna hitam (Mulder-Krieger, &
Verpoorte, 1994).
Pigmen anthosianin merupakan pigmen yang memberikan warna merah
keunguan pada sayuran,buah-buahan dan tanaman bunga. Anthosianin terbagi atas
tiga kelompok,yaitu: antosianidin,aglikon dan glukosida. Pigmen ini termasuk
dalam golongan senyawa flavonoid,yang tersebar luas dalam tumbuhan,penyebab
hampir semua warna merah pada daun,bunga dan buah pada tumbuhan tingkat
tinggi. Anthosianin biasanya ditemukan pada bagian epidermis dan sel mesofil
periferal dari suatu bahan pangan (Lydia Ninan,2017).
Pigmen yang terakhir yang ada didalam tanaman puring adalah
karotenoida. Karotenoida Karotenoida adalah senyawa isoprenoid (kebanyakan
C40) dengan rantai polyene yang dapat berisi hingga 15 konjugasi ganda
obligasi. Lebih dari 700 karotenoid alami telah diidentifikasi. Karotenoida adalah
pigmen yang paling banyak terdapat didalam daun. Karotenoida dibagi 2 yaitu
karoten dan xantofil. Karoten adalah suatu pigmen yang menyebabkan warna
oranye. Sedangkan xantofil adalah suatu pigmen yang menyebabkan warna
kuning. (Britton , 1995, 2004).
4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
1. Daun tanaman puring berwarna hijau, kuning dan merah
2. CaCO3
3. Aquadest
4. Alkohol
5
5. Mengisikan 10-15 cc larutan Aseton dalam corong pemisah dan dicampur
secara perlahan-lahan dan menunggu hingga terjadi perubahan warna.
6. Memisahkan kedua warna yang terbentuk ke dalam daun yang berbeda.
6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
7
telah ditemukan adanya anthosianin yang menandakan bahwa daun puring
berwarna merah tersebut juga memiliki warna merah atau ungu pada daun.
4.2 Pembahasan
Praktikum yang dilakukan pada acara kali ini mengenai identifikasi
pigmen dalam daun. Sampel yang digunakan yaitu tanaman puring. Tanaman
yang digunakan adalah bagian daun puring, dimana bagian daun puring tersebut
memiliki ketiga jenis warna yang berbeda yaitu daun puring berwarna hijau,
kuning dan merah. Tanaman puring mudah tumbuh di berbagai tempat yang
mendapat penyinaran sepanjang tahun seperti pada daerah tropis, akan tetapi
intensitas sinar matahari yang didapat berpengaruh pada terhadap warna daun
puring. Daun puring yang mendapat intensitas sinar matahari penuh warna
daunnya lebih cerah jika dibandingkan dengan warna daun tanaman puring yang
mendapat intensitas cahaya matahari kurang. Keragaman warna pada tanaman
puring tidak hanya disebabkan karena pengaruh intensitas sinar matahari yang
didapat, akan tetapi juga dapat dipengaruhi oleh kandungan pigmen pada tanaman
puring tersebut.
Daun puring yang digunakan untuk sampel pengamatan ditumbuk dengan
menggunakan alat mortar dan stemper sampai halus, kemudian ditambah CaCO3
yang berfungsi mendegradasi pigmen pada daun. Selanjutnya ditambahkan
larutan, larutan yang digunakan yaitu larutan aseton sebanyak 50 ml. Larutan
aseton berfungsi untuk melarutkan pigmen dalam daun, kemudian larutan aseton
tersebut di tambahkan ke dalam mortar sampai campuran aseton dan daun yang
telah dihancurkan tersebut mengeluarkan ekstrak daun. Langkah selanjutnya yaitu
disaring menggunakan kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan dan
ditempatkan pada gelas ukur.
Berdasarkan hasil praktikum pada acara “Pemisahan Pigmen Dalam Daun”
memiliki hasil pengamatan yang berbeda-beda. Pada daun puring berwarna hijau
memiliki kandungan pigmen Klorophyl A, Klorophyl B dan Karotenoida. Apabila
dilihat dari warna daun, puring hijau memiliki warna yang dominan hijau. Daun
puring kuning memiliki kandungan pigmen Karotenoida, yang berarti daun puring
8
kuning hanya memiliki warna dominan warna kuning. Sedangkan pada daun
puring berwarna merah memiliki kandungan pigmen Klorophyl A, Klorophyl B,
Karotenoida, dan Anthosianin. Pigmen Klorophyl menandakan pada daun puring
tersebut mengandung warna hijau. Pigmen Karotenoida menandakan daun
tersebut mengandung warna kuning. Sedangkan kandungan pigmen Anthosianin
menandakan daun tersebut mengandung warna merah sampai warna keungu-
unguan yang tergantung pada keadaan lngkungannya.
Meskipun warna daun pada tanaman puring berbeda-beda, akan tetapi
setiap daun puring memiliki kandungan klorofil. Hal tersebut disebabkan karena
untuk bertahan hidup atau memasak makannya tanaman perlu melakukan proses
fotosintesis. Klorofil merupakan salah satu hal yang penting dalam proses
fotosintesis bagi tanaman. Klorofil memiliki peranan menangkap sinar matahari
untuk dijadikan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Warna hijau
pada daun terjadi karena adanya pigmen pemberi warna hijau, yaitu klorofil.
Warna hijau pada varietas tanaman puring sangat bervariasi dan luas area warna
hijau pada masing-masing varietas juga tidak sama (Koswa dkk, 2016). Oleh
karena itu meskipun warna daun tidak berwarna hijau, tanaman tetap mengandung
klorofil. Klorofil mempunyai karakteristik apabila menerima sinar matahari akan
memancarkan atau mengembalikannya dengan warna yang tidak sama. Keadaan
tersebut dikenal dengan istilah fluoresensi.
Selain kandungan klorofil, daun tanaman puring juga terdapat pigmen-
pigmen lain seperti karotenoid dan anthosianin. Karotenoida merupakan pigmen
yang terdiri dari karoten dengan karakteristik berwarna kuning, pigmen ini yang
memberikan warna dominan kuning pada daun puring kuning. Karotenoid
memiliki peranan salah satunya yaitu membantu fungsi dari klorofil dalam
menangkap sinar, sehingga sinar yang ditangkap dapat dimanfaatkan dengan lebih
baik oleh tanaman, terutama pada tanaman yang mengandung pigmen karotenoid
seperti tanaman puring. Karotenoid memiliki fungsi yang sama dengan klorofil
dalam menangkap sinar, akan tetapi sinar yang ditangkap oleh karotenoid sinar
biru. Anthosianin merupakan pigmen yang mempunya karakteristik warna merah.
Karakteristik warna pada pigmen anthosianin ditentukan dari keadaan
9
lingkungannya. Semakin tua warna merah menandakan kandungan pigmen
anthosianin yang semakin besar. Anthosianin memiliki karakteristik apabila
terkena sinar matahari terlalu panas kandungan didalamnya semakin menurun.
10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasar pada hasil praktikum acara Pemisahan Pigmen Dalam Daun dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pengamatan yang dilakukan pada tanaman daun puring hijau menunjukkan
hasil adanya kandungan Klorophyl A, Klorophyl B dan Karotenoida. Pigmen
Klorophyl menandakan pada daun puring tersebut mengandung warna hijau.
Pigmen Karotenoida menandakan daun tersebut mengandung warna kuning.
Apabila dilihat dari warna daun, puring hijau memiliki warna yang dominan
hijau.
2. Pada tanaman daun puring kuning menunjukkan hasil adanya kandungan
Karotenoida. Yang berarti daun puring kuning hanya memiliki warna dominan
warna kuning.
3. Sedangkan pada tanaman daun puring merah menunjukkan hasil adanya
Klorophyl A, Klorophyl B, Karotenoida dan Anthosianin. Pigmen Klorophyl
menandakan pada daun puring tersebut mengandung warna hijau. Pigmen
Karotenoida menandakan daun tersebut mengandung warna kuning.
Sedangkan kandungan pigmen Anthosianin menandakan daun tersebut
mengandung warna merah sampai warna keungu-unguan yang tergantung
pada keadaan lngkungannya.
5.2 Saran
Pada praktikum mata kuliah Fisiologi Tanaman Perkebunan lebih baik
apabila fasilitas di laboratorium lebih menunjang kegiatan belajar mahasiswa.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N. S. (2012). Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. J. Ilmiah Sains, 12(1), 28–
34. https://doi.org/10.2151/jmsj.79.731.
Koswa. (2016). Konsentrasi Klorofil pada Beberapa Varietas Tanaman Puring (
Codiaeum varigatum L .). Jurnal MIPA UNSRAT, 5(2), 76–80.
https://doi.org/10.1093/ndt/14.6.1571
Ninan, L, S., 2017. Anthosianin. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta
Ogunwenmo, K. O., Idowu, O. A., Innocent, C., Esan, E. B., & Oyelana, O. A.
(2007). Cultivars of Codiaeum variegatum (L.) Blume (Euphorbiaceae) show
variability in phytochemical and cytological characteristics. African Journal
of Biotechnology, 6(20), 2400–2405. https://doi.org/10.5897/AJB2007.000-
2376
Papafotiou, M., Avajianneli, B., Michos, C., Chatzipavlidis, I., & Liakoura, V.
(2008). Anthocyanin concentration of croton {codiaeum variegatum) leaves
as affected by cotton gin trash compost. Acta Horticulturae, 779(1), 355–
360. https://doi.org/10.17660/ActaHortic.2008.779.44
Tanaka, Y., Sasaki, N., & Ohmiya, A. (2008). Biosynthesis of plant pigments:
Anthocyanins, betalains and carotenoids. Plant Journal, 54(4), 733–749.
https://doi.org/10.1111/j.1365-313X.2008.03447.
Wulan, C., & Heddy, S. (2018). PENGARUH INTENSITAS CAHAYA
TERHADAP KERAGAAN TANAMAN PURING ( Codiaeum variegetum )
THE EFFECT OF LIGHT INTENSITY IN PERFORMANCE OF CROTON
PLANT ( Codiaeum variegetum ), 6(1), 161–169.
Yuniwati, M., Kusuma, A. W., & Yunanto, F. (2012). Optimasi kondisi proses
ekstraksi zat pewarna dalam daun suji dengan pelarut etanol. Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN:
1979-911X, (November), 257–263.
12
LAMPIRAN
1. Flowchart Paktikum Acara “Pemisahan Pigmen Dalam Daun”
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)
13
2. Dieni Risma Viani (171510801005)
14
3. Adisti Nurul Arifiani (171510801009)
15
4. Faza Al Rafi (17151081014)
16
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)
17
2. ACC Data Praktikum Acara “Pemisahan Pigmen Dalam Daun”
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)
18
3. Adisti Nurul Arifiani (171510801009)
19
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)
20
3. Dokumentasi Praktikum Acara “Pemisahan Pigmen Dalam Daun”
Gambar 2. Mengambil setengah dari bagian daun dan memotong kecil-kecil daun
puring hijau
21
Gambar 3. Menumbuk daun menggunakan mortar dan stamper
22
Gambar 5. Menyaring campuran larutan aseton dengan daun pada mortar ke
dalam gelas ukur menggunakan kertas saring
23
Gambar 7. Melihat dan mengamati kandungan pigmen apa saja yang terdapat
dalam daun puring hijau tersebut.
24
4. Literatur
25
Ai, N. S. (2012). Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. J. Ilmiah Sains, 12(1), 28–
34. https://doi.org/10.2151/jmsj.79.731.
26
Wulan, C., & Heddy, S. (2018). PENGARUH INTENSITAS CAHAYA
TERHADAP KERAGAAN TANAMAN PURING ( Codiaeum
variegetum ) THE EFFECT OF LIGHT INTENSITY IN
PERFORMANCE OF CROTON PLANT ( Codiaeum variegetum ), 6(1),
161–169.
27
Yuniwati, M., Kusuma, A. W., & Yunanto, F. (2012). Optimasi kondisi proses
ekstraksi zat pewarna dalam daun suji dengan pelarut etanol. Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN:
1979-911X, (November), 257–263.
28
Papafotiou, M., Avajianneli, B., Michos, C., Chatzipavlidis, I., & Liakoura, V.
(2008). Anthocyanin concentration of croton {codiaeum variegatum) leaves
as affected by cotton gin trash compost. Acta Horticulturae, 779(1), 355–
360. https://doi.org/10.17660/ActaHortic.2008.779.44
29
Tanaka, Y., Sasaki, N., & Ohmiya, A. (2008). Biosynthesis of plant pigments:
Anthocyanins, betalains and carotenoids. Plant Journal, 54(4), 733–749.
https://doi.org/10.1111/j.1365-313X.2008.03447.
30
Ogunwenmo, K. O., Idowu, O. A., Innocent, C., Esan, E. B., & Oyelana, O. A.
(2007). Cultivars of Codiaeum variegatum (L.) Blume (Euphorbiaceae) show
variability in phytochemical and cytological characteristics. African Journal
of Biotechnology, 6(20), 2400–2405. https://doi.org/10.5897/AJB2007.000-
2376.
31
Ninan, L, S., 2017. Anthosianin. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta
32