Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN

Oleh :
Golongan Perkebunan/Kelompok 1
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)
2. Dieni Risma Viani (171510801005)
3. Adisti Nurul Arifiani (171510801009)
4. Faza Al Rafi (171510801014)
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)

LABORATORIUM EKOFISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN-PERKEBUNAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

i
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan ialah salah satu makhluk hidup yang ada di dunia ini,
tumbuhan sangat penting bagi manusia, untuk mempertahankan hidupnya
tumbuhan melakukan aktifitasnya yang biasanya disebut dengan fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan contohnya
seperti karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama yang seperti itu
mengandung zat hijau daun atau klorofil. Proses fotosintesis yaitu tumbuhan
menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen, maka dari itu tumbuhan
sangat penting bagi makhluk hidup lainnya, karena makhluk hidup lainnya
membutuhkan oksigen contohnya seperti manusia dan hewan, jika tumbuhan tidak
ada maka makhluk hidup yang membutuhkan oksigen tidak akan hidup atau mati.
Tempat terjadinya fotosintesis yaitu di daun, daun merupakan salah satu
bagian organ pada tumbuhan, daun tumbuh dari ranting. Daun tersebut tumbuh
pada batang saja dan tidak akan terdapat dibagian lain pada tumbuhan lainnya.
Daun yang memiliki pigmen akan memiliki warna yang berbeda satu dengan yang
lainnya akan tetapi ada perbedaan warna ketika daun kecil menuju daun yang
kebih berkembang hal ini mengakibatkan pigmen pada daun memiliki warna yang
berbeda meskipun jenis daunnya sama tergantung dari kandungan klorofil yang
ada pada dalam daun. Bagian tempat duduknya daun atau melekatnya suatu daun
dinamakan buku-buku atau yang biasanya disebut dengan nodus dan diatas daun
merupakan sudut antara batang dengan daun dinamakan ketiak daun atau nama
latin biasanya axilla. Umumnya daun berwarna hijau, daun yang seperti itu
mengandung klorofil, berungsi sebagai penangkap energy cahaya matahari untuk
fotosintesis.
Daun berwarna hijau pada umumnya, namun di tumbuhan juga terdapat
warna pigmen lain seperti contohnya klorophyl, anthosinin, karotenoida yang
terdiri dari karoten dan xanthophyl. Untuk klorophyl yang sudah di jelaskan diatas
suatu kandungan yang menyebabkan warna hijau pada daun, Klorofil dapat di
bedakan menjadi dua yaitu klorofil A dan klorofil B klorofil A ini memiliki

1
pigmen yang berwarna hijau rumput, sedangkan klorofil B memiliki pigmen
warna hijau kebiruan. Klorofil A ini juga dapat berfungsi sebagai reaksi gelap
fotosintesis, sedangkan klorofil B berfungsi sebagai menyerap cahaya biru atau
kejinggaan, selanjutnya yaitu anthosinin untuk antoshinin memberikan pigmen
dengan warna biru, ungu, violet, merah, dan orange, Anthosianin adalah pigmen
yang mudah larut di dalam air yang secara alami terdapat pada beberapa jenis
tumbuhan. Pigmen ini biasanya ada pada buah,bunga serta tanaman hijau lainnya.
Pigmen ini biasanya dijadikan pewarna alami makanan sehingga baik untuk
kesehatan, anthosianin merupakan senyawa organik dari keluarga flavonoid dan
merupakan senyawa organik yang lebih besar yaitu polifenol. Selanjutnya yaitu
daun mengandung kandungan karotenoida, untuk karrotenoida dibagi menjadi dua
yaitu yang terdiri dari karoten dan xanthopyl, karoten adalah pigmen berwarna
orange, untuk xantophyl pigmen yang menyebabkan warna kuning. Karotenoida
merupakan senyawa di dalam daun yang paling banyak karena senyawa ini
mengakibatkan warna jingga pada daun serta mempunyai peranan penting di
dalam daun. Karoteinoida memiliki senyawa C40H56. Senyawa ini juga terdapat
pada buah-buahan seperti pepaya atau yang lainnya.
Ketiga kandungan pigmen tersebut dapat berfungsi sebagai agen pengelat
logam dengan kondisi ion logam edafik.sehingga ketika tanaman memiliki
kandungan logam yang berlebih maka dapat kita gunakan senyawa anthosianida
ini ke dalam tanaman agar tanaman memiliki jangka waktu hidup yang lebih lama
sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman dengan hasil yang
optimum.hasil yang optimum ini nantinya dapat menguntungkan para petani
sehingga para petani memiliki kesejahteraan yang dapat dirasakannya Oleh karena
itu, dengan adanya keberagaman pada warna daun dan untuk mengetahui
kandungan pigmen yang terkandun didalamnya, melatar belakangi adanya laporan
praktikum “Identifikasi Pemisahan Pigmen Dalam Daun”.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui berbagai macam pigmen warna pada daun serta mempelajari sifat-
sifatnya.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman penting bagi manusia dan hewan, Karena manfaatnya terlalu


banyak bagi kehidupan. Tanaman memiliki suatu pertahanan kimia terhadap
herbivora, manusia dan organisme lain dalam komunitas mereka. Namun, banyak
dari phytochemical ini (contohnya stimulan, alkaloid, rempah-rempah dll)
diproduksi sebagai eksudat atau lateks ketika tanaman memar, dipotong atau
rusak telah terbukti berguna untuk manusia sebagai obat antibiotik atau anti jamur
(Audesirk dkk, 2006;. Simpson dan Ogorzaly, 2000).
Daun memiliki organ yang bernama kloroplas, berfungsi sebagai dapur
dari proses fotosintesis. Daun juga memiliki kandungan klorofil yang ada pada
daun tersebut, sehingga daun dapat berfotosintesis dengan baik. Apabila di dalam
daun tidak memiliki klorofil maka daun tersebut tidak dapat melakukan proses
fotosintesis. Fotosintesis sangat diperlukan bagi tumbuhan dengan dibantu oleh
cahaya matahari dengan proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan organik
(CO2 dan H2O). Fotosintesis terdiri dari 2 fase yaitu fase 1 berlangsung pada
gerhana dengan menghasilkan ATP dan NADPH2 . Fase 2 yaitu berlangsung
pada stroma dengan menghasilkan karbohidrat (Ai, 2012).
Tanaman puring merupakan tanaman hias pekarangan populer berbentuk
perdu dengan bentuk dan warna daun yang sangat bervariasi. Sudut duduk daun,
diameter batang dan luas spesifik daun menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
nyata dari intensitas cahaya yang diterima oleh oleh tanaman puring beragam
disebabkan oleh perbedaan naungan dari keberadaan tanaman lain berupa perdu
atau pohon yang menaungi tanaman puring. Peningkatan intensitas cahaya dapat
meningkatkan jumlah daun dan diameter batang,sebaliknya dapat menurunkan
lebar daun (Wulan & Heddy, 2018).
Pigmen-pigmen yang berada pada tanaman memiliki jumlah dan sifat yang
berbeda-beda. Pigmen yang paling banyak dijumpai ada tiga kelompok yaitu
klorofil, karotenoida, dan antosianin. Masing-masing dari pigmen tersebut
memiliki sifat dan jumlah yang berbeda pada tiap tanaman. Klorofil adalah
pigmen yang memberikan warna hijau pada tanaman dan berperan penting dalam

3
proses fotosintesis. Klorofil pada tanaman terdapat dua macam yaitu klorofil a dan
klorofil b. Klorofil a biasanya memberikan warna hijau kebiruan sedangkan
klorofil b memberikan warna hijau kekuningan. Sistem ikatan yang berseling
mengitari cincin porfirin pada klorofil sehingga memungkinkan molekul-molekul
dapat menyerap cahaya dengan kuat sehingga akan terjadi proses fotosintesis.
Klorofil juga memiliki sifat yaitu berwarna merah yang berarti warna larutan
tersebut tidak berwarna hijau pada cahaya yang diluruskan serta akan merah tua
pada cahaya yang dipantulkan (Yuniwati, Kusuma, & Yunanto, 2012).
Pada tanaman puring urutan dalam pigmen dari yang terkecil sampai ke
yang terbesar antara lain antosianin, karatenoida, dan klorofil. Antosianin terdapat
didalam sel vakoula, biasanya larut didalannya dan jarang sekali berupa hablur.
Hablur ialah sebuah zat cair yang membentuk kristal ketika mengalami proses
pemadan. Antosianin merupakan suatu glikosida, jika kehilangan gulanya menjadi
antosianin. Pigmen antosianin berwarna merah, apabila konsentrasi sangat tinggi
maka warna menjadi ungu tua atau mendekati warna hitam (Mulder-Krieger, &
Verpoorte, 1994).
Pigmen anthosianin merupakan pigmen yang memberikan warna merah
keunguan pada sayuran,buah-buahan dan tanaman bunga. Anthosianin terbagi atas
tiga kelompok,yaitu: antosianidin,aglikon dan glukosida. Pigmen ini termasuk
dalam golongan senyawa flavonoid,yang tersebar luas dalam tumbuhan,penyebab
hampir semua warna merah pada daun,bunga dan buah pada tumbuhan tingkat
tinggi. Anthosianin biasanya ditemukan pada bagian epidermis dan sel mesofil
periferal dari suatu bahan pangan (Lydia Ninan,2017).
Pigmen yang terakhir yang ada didalam tanaman puring adalah
karotenoida. Karotenoida Karotenoida adalah senyawa isoprenoid (kebanyakan
C40) dengan rantai polyene yang dapat berisi hingga 15 konjugasi ganda
obligasi. Lebih dari 700 karotenoid alami telah diidentifikasi. Karotenoida adalah
pigmen yang paling banyak terdapat didalam daun. Karotenoida dibagi 2 yaitu
karoten dan xantofil. Karoten adalah suatu pigmen yang menyebabkan warna
oranye. Sedangkan xantofil adalah suatu pigmen yang menyebabkan warna
kuning. (Britton , 1995, 2004).

4
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mata kuliah Fisiologi Tanaman Perkebunan acara 1 yang berjudul
“Pemisahan Pigmen Dalam Daun” dilaksanakan pada hari Jum’at, 19 Oktober
2018 pukul 14.20-15.10 WIB di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Universitas
Jember Kampus Bondowoso.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Gelas ukur merah (Praktikan)
2. Labu Ukur
3. Mortar dan Stemper
4. Kertas Saring
5. Neraca Analitis

3.2.2 Bahan
1. Daun tanaman puring berwarna hijau, kuning dan merah
2. CaCO3
3. Aquadest
4. Alkohol

3.3 Pelaksanaan Praktikum


1. Menimbang 1 g daun tanaman yang telah disediakan.
2. Menumbuk/menghaluskan daun dengan mortar dan stamper serta diberi
sedikit CaCO3.
3. Menambahkan 20 cc aseton. Larutan aseton yang berwarna hijau gelap
disaring dengan kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.
4. Menyiapkan corong pemisah dan mengisinya dengan 10-25 cc petroleum eter
dan letakkan berdiri.

5
5. Mengisikan 10-15 cc larutan Aseton dalam corong pemisah dan dicampur
secara perlahan-lahan dan menunggu hingga terjadi perubahan warna.
6. Memisahkan kedua warna yang terbentuk ke dalam daun yang berbeda.

3.4 Variabel Pengamatan


Variabel yang diamati dalam kegiatan praktikum pemisahan pigmen dalam
daun menggunakan daun puring dengan variabel kandungan pigmen dari setiap
warna daun.

3.5 Analisis Data


Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum pemisahan pigmen
dalam daun akan dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif.

6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Kelompok Daun Pigmen
Klorophyl Klorophyl Karotenoida Anthosianin
A B
1. Daun puring √ √ √ -
hijau
2. Daun puring - - √ -
kuning
3. Daun puring √ √ √ √
merah
4. Daun puring √ √ √ √
merah
Tabel diatas menunjukkan bahwa sampel pengamatan yang digunakan adalah
daun tanaman puring (Codiaeum varigatum). Pengamatan ini dilakukan untuk
melihat pigmen yang terdapat pada daun puring tersebut. Daun yang digunakan
berwarna hijau, kuning dan merah. Pada pengamatan hasil yang digunakan pada
ketiga jenis warna daun puring tersebut memiliki hasil yang berbeda-beda. Pada
jenis daun puring berwarna hijau diamati oleh kelompok 1. Pengamatan tersebut
terbukti bahwa daun puring berwarna hijau memiliki warna hijau kebiruan
(Klorophyl A) dan memiliki warna hijau kekuningan (Klorophyl B) yang
menandakan adanya klorofil pada daun. Selain itu, daun puring berwarna hijau
juga ditemukan memiliki warna kuning yang menandakan adanya karotenoida.
Kemudian, pada daun puring berwarna kuning diamati oleh kelompok 2.
Pengamatan tersebut menandakan bahwa daun puring berwarna kuning hanya
memiliki warna kuning yang menandakan adanya karotenoida saja. Sedangkan
pada daun puring berwarna merah diamati oleh kelompok 3 dan 4. Pada daun
puring berwarna merah tersebut dapat menandakan adanya klorofil pada daun
yaitu berwarna hijau kebiruan (Klorophyl A) dan hujau kekuningan (Klorophyl
B), ditemukan juga warna kuning yang menandakan adanya karotenoida, dan juga

7
telah ditemukan adanya anthosianin yang menandakan bahwa daun puring
berwarna merah tersebut juga memiliki warna merah atau ungu pada daun.

4.2 Pembahasan
Praktikum yang dilakukan pada acara kali ini mengenai identifikasi
pigmen dalam daun. Sampel yang digunakan yaitu tanaman puring. Tanaman
yang digunakan adalah bagian daun puring, dimana bagian daun puring tersebut
memiliki ketiga jenis warna yang berbeda yaitu daun puring berwarna hijau,
kuning dan merah. Tanaman puring mudah tumbuh di berbagai tempat yang
mendapat penyinaran sepanjang tahun seperti pada daerah tropis, akan tetapi
intensitas sinar matahari yang didapat berpengaruh pada terhadap warna daun
puring. Daun puring yang mendapat intensitas sinar matahari penuh warna
daunnya lebih cerah jika dibandingkan dengan warna daun tanaman puring yang
mendapat intensitas cahaya matahari kurang. Keragaman warna pada tanaman
puring tidak hanya disebabkan karena pengaruh intensitas sinar matahari yang
didapat, akan tetapi juga dapat dipengaruhi oleh kandungan pigmen pada tanaman
puring tersebut.
Daun puring yang digunakan untuk sampel pengamatan ditumbuk dengan
menggunakan alat mortar dan stemper sampai halus, kemudian ditambah CaCO3
yang berfungsi mendegradasi pigmen pada daun. Selanjutnya ditambahkan
larutan, larutan yang digunakan yaitu larutan aseton sebanyak 50 ml. Larutan
aseton berfungsi untuk melarutkan pigmen dalam daun, kemudian larutan aseton
tersebut di tambahkan ke dalam mortar sampai campuran aseton dan daun yang
telah dihancurkan tersebut mengeluarkan ekstrak daun. Langkah selanjutnya yaitu
disaring menggunakan kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan dan
ditempatkan pada gelas ukur.
Berdasarkan hasil praktikum pada acara “Pemisahan Pigmen Dalam Daun”
memiliki hasil pengamatan yang berbeda-beda. Pada daun puring berwarna hijau
memiliki kandungan pigmen Klorophyl A, Klorophyl B dan Karotenoida. Apabila
dilihat dari warna daun, puring hijau memiliki warna yang dominan hijau. Daun
puring kuning memiliki kandungan pigmen Karotenoida, yang berarti daun puring

8
kuning hanya memiliki warna dominan warna kuning. Sedangkan pada daun
puring berwarna merah memiliki kandungan pigmen Klorophyl A, Klorophyl B,
Karotenoida, dan Anthosianin. Pigmen Klorophyl menandakan pada daun puring
tersebut mengandung warna hijau. Pigmen Karotenoida menandakan daun
tersebut mengandung warna kuning. Sedangkan kandungan pigmen Anthosianin
menandakan daun tersebut mengandung warna merah sampai warna keungu-
unguan yang tergantung pada keadaan lngkungannya.
Meskipun warna daun pada tanaman puring berbeda-beda, akan tetapi
setiap daun puring memiliki kandungan klorofil. Hal tersebut disebabkan karena
untuk bertahan hidup atau memasak makannya tanaman perlu melakukan proses
fotosintesis. Klorofil merupakan salah satu hal yang penting dalam proses
fotosintesis bagi tanaman. Klorofil memiliki peranan menangkap sinar matahari
untuk dijadikan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis. Warna hijau
pada daun terjadi karena adanya pigmen pemberi warna hijau, yaitu klorofil.
Warna hijau pada varietas tanaman puring sangat bervariasi dan luas area warna
hijau pada masing-masing varietas juga tidak sama (Koswa dkk, 2016). Oleh
karena itu meskipun warna daun tidak berwarna hijau, tanaman tetap mengandung
klorofil. Klorofil mempunyai karakteristik apabila menerima sinar matahari akan
memancarkan atau mengembalikannya dengan warna yang tidak sama. Keadaan
tersebut dikenal dengan istilah fluoresensi.
Selain kandungan klorofil, daun tanaman puring juga terdapat pigmen-
pigmen lain seperti karotenoid dan anthosianin. Karotenoida merupakan pigmen
yang terdiri dari karoten dengan karakteristik berwarna kuning, pigmen ini yang
memberikan warna dominan kuning pada daun puring kuning. Karotenoid
memiliki peranan salah satunya yaitu membantu fungsi dari klorofil dalam
menangkap sinar, sehingga sinar yang ditangkap dapat dimanfaatkan dengan lebih
baik oleh tanaman, terutama pada tanaman yang mengandung pigmen karotenoid
seperti tanaman puring. Karotenoid memiliki fungsi yang sama dengan klorofil
dalam menangkap sinar, akan tetapi sinar yang ditangkap oleh karotenoid sinar
biru. Anthosianin merupakan pigmen yang mempunya karakteristik warna merah.
Karakteristik warna pada pigmen anthosianin ditentukan dari keadaan

9
lingkungannya. Semakin tua warna merah menandakan kandungan pigmen
anthosianin yang semakin besar. Anthosianin memiliki karakteristik apabila
terkena sinar matahari terlalu panas kandungan didalamnya semakin menurun.

10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasar pada hasil praktikum acara Pemisahan Pigmen Dalam Daun dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pengamatan yang dilakukan pada tanaman daun puring hijau menunjukkan
hasil adanya kandungan Klorophyl A, Klorophyl B dan Karotenoida. Pigmen
Klorophyl menandakan pada daun puring tersebut mengandung warna hijau.
Pigmen Karotenoida menandakan daun tersebut mengandung warna kuning.
Apabila dilihat dari warna daun, puring hijau memiliki warna yang dominan
hijau.
2. Pada tanaman daun puring kuning menunjukkan hasil adanya kandungan
Karotenoida. Yang berarti daun puring kuning hanya memiliki warna dominan
warna kuning.
3. Sedangkan pada tanaman daun puring merah menunjukkan hasil adanya
Klorophyl A, Klorophyl B, Karotenoida dan Anthosianin. Pigmen Klorophyl
menandakan pada daun puring tersebut mengandung warna hijau. Pigmen
Karotenoida menandakan daun tersebut mengandung warna kuning.
Sedangkan kandungan pigmen Anthosianin menandakan daun tersebut
mengandung warna merah sampai warna keungu-unguan yang tergantung
pada keadaan lngkungannya.

5.2 Saran
Pada praktikum mata kuliah Fisiologi Tanaman Perkebunan lebih baik
apabila fasilitas di laboratorium lebih menunjang kegiatan belajar mahasiswa.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S. (2012). Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. J. Ilmiah Sains, 12(1), 28–
34. https://doi.org/10.2151/jmsj.79.731.
Koswa. (2016). Konsentrasi Klorofil pada Beberapa Varietas Tanaman Puring (
Codiaeum varigatum L .). Jurnal MIPA UNSRAT, 5(2), 76–80.
https://doi.org/10.1093/ndt/14.6.1571
Ninan, L, S., 2017. Anthosianin. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta
Ogunwenmo, K. O., Idowu, O. A., Innocent, C., Esan, E. B., & Oyelana, O. A.
(2007). Cultivars of Codiaeum variegatum (L.) Blume (Euphorbiaceae) show
variability in phytochemical and cytological characteristics. African Journal
of Biotechnology, 6(20), 2400–2405. https://doi.org/10.5897/AJB2007.000-
2376
Papafotiou, M., Avajianneli, B., Michos, C., Chatzipavlidis, I., & Liakoura, V.
(2008). Anthocyanin concentration of croton {codiaeum variegatum) leaves
as affected by cotton gin trash compost. Acta Horticulturae, 779(1), 355–
360. https://doi.org/10.17660/ActaHortic.2008.779.44
Tanaka, Y., Sasaki, N., & Ohmiya, A. (2008). Biosynthesis of plant pigments:
Anthocyanins, betalains and carotenoids. Plant Journal, 54(4), 733–749.
https://doi.org/10.1111/j.1365-313X.2008.03447.
Wulan, C., & Heddy, S. (2018). PENGARUH INTENSITAS CAHAYA
TERHADAP KERAGAAN TANAMAN PURING ( Codiaeum variegetum )
THE EFFECT OF LIGHT INTENSITY IN PERFORMANCE OF CROTON
PLANT ( Codiaeum variegetum ), 6(1), 161–169.
Yuniwati, M., Kusuma, A. W., & Yunanto, F. (2012). Optimasi kondisi proses
ekstraksi zat pewarna dalam daun suji dengan pelarut etanol. Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN:
1979-911X, (November), 257–263.

12
LAMPIRAN
1. Flowchart Paktikum Acara “Pemisahan Pigmen Dalam Daun”
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)

13
2. Dieni Risma Viani (171510801005)

14
3. Adisti Nurul Arifiani (171510801009)

15
4. Faza Al Rafi (17151081014)

16
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)

17
2. ACC Data Praktikum Acara “Pemisahan Pigmen Dalam Daun”
1. Nurochmad Ladoni (171510801001)

2. Dieni Risma Viani (171510801005)

18
3. Adisti Nurul Arifiani (171510801009)

4. Faza Al Rafi (171510801014)

19
5. Rieski Ega Perdana (171510801018)

20
3. Dokumentasi Praktikum Acara “Pemisahan Pigmen Dalam Daun”

Gambar 1. Menyiapkan Alat dab Bahan

Gambar 2. Mengambil setengah dari bagian daun dan memotong kecil-kecil daun
puring hijau

21
Gambar 3. Menumbuk daun menggunakan mortar dan stamper

Gambar 4. Menambahkan larutan aseton ke dalam mortar dan stamper

22
Gambar 5. Menyaring campuran larutan aseton dengan daun pada mortar ke
dalam gelas ukur menggunakan kertas saring

Gambar 6. Menunggu saringan larutan tersebut pada kertas saring

23
Gambar 7. Melihat dan mengamati kandungan pigmen apa saja yang terdapat
dalam daun puring hijau tersebut.

24
4. Literatur

Koswa. (2016). Konsentrasi Klorofil pada Beberapa Varietas Tanaman Puring (


Codiaeum varigatum L .). Jurnal MIPA UNSRAT, 5(2), 76–80.
https://doi.org/10.1093/ndt/14.6.1571

25
Ai, N. S. (2012). Evolusi fotosintesis pada tumbuhan. J. Ilmiah Sains, 12(1), 28–
34. https://doi.org/10.2151/jmsj.79.731.

26
Wulan, C., & Heddy, S. (2018). PENGARUH INTENSITAS CAHAYA
TERHADAP KERAGAAN TANAMAN PURING ( Codiaeum
variegetum ) THE EFFECT OF LIGHT INTENSITY IN
PERFORMANCE OF CROTON PLANT ( Codiaeum variegetum ), 6(1),
161–169.

27
Yuniwati, M., Kusuma, A. W., & Yunanto, F. (2012). Optimasi kondisi proses
ekstraksi zat pewarna dalam daun suji dengan pelarut etanol. Prosiding
Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN:
1979-911X, (November), 257–263.

28
Papafotiou, M., Avajianneli, B., Michos, C., Chatzipavlidis, I., & Liakoura, V.
(2008). Anthocyanin concentration of croton {codiaeum variegatum) leaves
as affected by cotton gin trash compost. Acta Horticulturae, 779(1), 355–
360. https://doi.org/10.17660/ActaHortic.2008.779.44

29
Tanaka, Y., Sasaki, N., & Ohmiya, A. (2008). Biosynthesis of plant pigments:
Anthocyanins, betalains and carotenoids. Plant Journal, 54(4), 733–749.
https://doi.org/10.1111/j.1365-313X.2008.03447.

30
Ogunwenmo, K. O., Idowu, O. A., Innocent, C., Esan, E. B., & Oyelana, O. A.
(2007). Cultivars of Codiaeum variegatum (L.) Blume (Euphorbiaceae) show
variability in phytochemical and cytological characteristics. African Journal
of Biotechnology, 6(20), 2400–2405. https://doi.org/10.5897/AJB2007.000-
2376.

31
Ninan, L, S., 2017. Anthosianin. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta

32

Anda mungkin juga menyukai