Anda di halaman 1dari 18

ASISTEN:NUR ANNISA

BIOMASSA HUTAN MANGROVE

HERLIZA KHAIRANI SAHPUTRI


1804111613
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
SELASA/4/3

LABORATORIUM EKOLOGI DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas segala berkat dan rahmatnya, sehingga saya dapat

menyelesaikan laporan hasil praktikum Ekoper yang

berjudul “Biomassa Hutan Mangrove” dengan baik dan tepat

pada waktunya.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum

Ekoper dan juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

praktikum Ekoper selanjutnya.Penulis mengucapkan terima

kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Ekoper dan

asisten dosen yang telah memberikan pengarahan selama

melaksanakan praktikum ini.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis

menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat mendukung dari semua pihak untuk

kesempurnaan laporan berikutnya. Semoga laporan bisa

bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru , Maret 2019

Herliza Khairani S
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ................................ i

DAFTAR ISI ..................................... ii

DAFTAR TABEL ................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................ iv

I. PENDAHULUAN ................................. 1
1.1. Latar belakang ....................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat ................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................... 4

III. METODELOGI PRAKTIKUM ...................... 10


3.1. Waktu dan Tempat ..................... 10
3.2. Alat dan Bahan ....................... 10
3.3. Metode Praktikum ..................... 11
3.4. Prosedur Praktikum ................... 11
3.5. Analisis Data ........................ 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................... 19


4.1 Hasil ................................. 19
4.2 Pembahasan ............................ 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................ 22


5.1 Kesimpulan ............................ 22
5.2 Saran ................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ................................. 23

LAMPIRAN ....................................... 25
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Parameter Kualitas Air .................... 19


2. Kondisi Umum di Lapangan ................. 19
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Alat dan bahan praktikum....................... 26


2. Kegiatan selama praktikum ................ .... 27
3. Dokumentasi.................................... 27
4. Perhitungan Parameter.......................... 28
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mangrove merupakan istilah yang berasal dari

kombinasi 2 kata yaitu “mangue” (bahasa portugis)

yang berarti bakau dan “grove” (bahasa inggris) yang

berarti belukar atau hutan kecil. Dari kombinasi 2

kata ini mangrove dapat dirtikan sebagai “ hutan

bakau”.

Mangrove adalah tanaman pepohonan atau

komunitas tanaman yang hidup di antara laut dan

daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut. Mangrove

seringkali dijumpai di tempat pertemuan antara muara

sungai dan air laut, seperti pesisir pantai,

estuari/ muara sungai. Karena hidupnya didekat

pantai dan muara sungai(air payau), mangrove sering

juga disebut sebagai hutan pantai, hutan bakau,

maupun hutan payau.

Hutan mangrove ini sama saja dengan jenis hutan

yang lainnya. Alasan mengapa hutan ini dinamakan

sebagai hutan mangrove adalah karena pepohonan yang

hidup di hutan ini didominasi atau hampir semuanya

adalah pepohonan mangrove atau pepohonan bakau,


sehingga dinamakan sebagai hutan mangrove,dan

disebut hutan payau karena hutannya tumbuh di atas

tanah yang selalu tergenang oleh air payau.

Sementara itu alas an kenapa disebut sebagai huta

pantai, karena mangrove biasa dijumpai di kawasan

pantai.

Biomassa merupakan ukuran yang berguna dan

mudah diperoleh, tetapi tidak memberikan petunjuk

dinamika populasi. Ahli-ahli ekologi tertarik pada

produktivitas karena bila bobot kering suatu

komunitas dapat ditentukan pada waktu tertentu dan

laju perubahan bobot kering dapat diukur, data itu

dapat diubah menjadi perpindahan energi melalui

suatu ekosistem. Dengan menggunakan informasi ini

ekosistem yang berbeda dapat dibandingkan dan

efisiensi nisbi untuk perubahan penyinaran matahari

menjadi bahan organik dapat dihitung (Indriyanto,

2006).
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum

Tujuan diadakan praktikum ini adalah agar mahasiswa

dapat mengetahui cara


II. TINJAUAN PUSTAKA

Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung

kehidupan penting di wilayah pesisir dan kelautan. Selain

mempunyai fungsi ekologis sebagai penyedia nutrien bagi

biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan (nursery

ground) berbagai macam biota perairan, penahan abrasi

pantai, amukan angin taufan dan tsunami, penyerap limbah,

pencegah interusi air laut, hutan mangrove juga mempunyai

fungsi ekonomis yang tinggi seperti sebagai penyedia

kayu, obat-obatan, alat dan teknik penangkapan ikan

(Rahmawaty, 2006).

Fungsi hutan mangrove dapat digolongkan menjadi tiga

macam yaitu fungsi fisik, fungsi ekologis dan fungsi

ekonomis. Fungsi hutan mangrove secara fisik di

antaranya: menjaga kestabilan garis pantai dan tebing

sungai dari erosi atau abrasi, mempercepat perluasan

lahan dengan adanya jerapan endapan lumpur yang terbawa

oleh arus ke kawasan hutan mangrove, mengendalikan laju

intrusi air laut sehingga air sumur disekitarnya menjadi

lebih tawar, melindungi daerah dIbelakang mangrove dari


hempasan gelombang, angin kencang dan bahaya tsunami

(Setiawan, 2013).
III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Ekologi Perairan mengenai Biomassa Hutan

Mangrove dilaksanakan pada selasa, 19 Maret 2019 pukul

15.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB bertempat di

Laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan

UNRI, Kampus Bina Widya KM.12,5 Simpang Baru, Panam,

Pekanbaru.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah serasah

berupa ranting, daun, dan buah gugur yang terdapat dalam

litter trap yang telah dipasang 2 minggu sebelumnya di

bawah pohon rimbun.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Litter

trap berupa kotak kayu berukuran 50cm x 50cm, 3 buah

wadah yang terbuat dari aluminium foil, timbangan

analitik, sarung tangan oven, oven, kalkulator.

3.3. Metodelogi Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode

perangkap (kotak) dengan meletakan Litter trap berupa


kotak dengan luas 250cm2 dibawah pepohonan di hutan

secara acak dan kemudian dibiarkan selama 2 minggu.

Setelah itu kotak di bawa ke labor untuk diambil

serasahnya kemudian dilakukan proses lebih lanjutnya

laboraturium.

3.4. Prosedur Praktikum

Sebelum praktikum dilaksanakan terlebih dahulu

praktikan menyediakan litter trap berupa kotak dengan

ukuran 50cm x 50cm. kemudian kotak tersebut diletakan 2

minggu sebelum dilaksanakannya praktikum.

Setelah 2 minggu kotak dibawa ke laboratorium untuk

diambil serasah nya. Sebelum praktikum dimulai asisten

terlebih dahulu menjelaskan prosedur praktikum yang akan

dilakukan. Setelah dijelaskan praktikan memulai praktikum

dengan cara mengelompokkan serasah sesuai jenis nya

kedalam wadah aluminium foil.

Setelah dikelompokkan serasah di oven dengan suhu

80oC selama 30 menit. Setelah di oven keluakan serasah

dari oven dengan menggunakan sarung tangan. Diam kan

sejenak, lalu dilanjutkan dengan menimbang masing-masing

serasah dengan timbangan analitik. Setelah ditimbang


catat hasilnya dalam tabel yang sudah disediakan.

Kemudian lakukan perhitungan produksi serasa periode,

produksi serasah harian, dan hitung rasio produksi rata-

rata serasa periode.

3.5. Analisis Data

Data hasil penimbangan serasah kering dan perhitungan

produksi serasah dilaboratorium dicatat di dalam buku

praktikum dalam bentuk tabel kemudian di analisis secara

deskriptif dan selanjutnya dibahas dengan mencantumkan

literatur yang berkaitan dengan pembahasan di dalam

praktikum kemudian disimpulkan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Adapun hasil penimbangan masing-masing serasah

kering adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Berat kering serasah

No jenis serasah waktu berat (gram)

1. Daun 14 hari 6,56 gr

2. Ranting 14 hari 2,74 gr

3. Bunga 14 hari - gr

4. Buah 14 hari 5,94 gr

Berikut hasil perhitungan produksi serasah periode

(14 hari) dan produksi serasah harian.

Tabel 2. Produksi Serasah

No Jenis Serasah Produksi periode Produksi Harian

1. Daun 26,24 gr/m2/14hari 1,874 gr/m2/hari

2. Ranting 10,96 gr/m2/14hari 0,782 gr/m2/hari

3. Bunga - gr/m2/14hari - gr/m2/hari

4. Buah 23,76 gr/m2/14hari 1,697 gr/m2/hari

Jumlah L=60,96 gr/m2/14hari Xss=4,353 gr/m2/hari


4.2. Pembahasan

4.2.1. Berat kering komponen serasah.

Dari produksi serasah yang telah tersusun diatas

menunjukkan produksirata – rata serasah dari keseluruhan

tegakan atau stasiun. Ini dinamakan biomassa atau

standing coop. produksi serasah yang telah didapat

menunjukkan produksirata – rata serasah dari keseluruhan

lokasi penelitian. Hal ini akan mempengaruhikandungan

bahan organic yang ada di suatu lingkungan khususnya

perairandisuatu lingkungan. Dengan yang tersedianya bahan

organikakan mempengaruhikelangsungan hidup organism yang

ada. Bahan organic memiliki peran pentingdalam menentukan

kemampuan tanah untuk mendukung kelangsungan hidupsuatu

organisme baik organism darat maupun organisme perairan.(

Santono, etal.,2005)Serasah yang telah didapatkan dari

proses penangkaran denganmenggunakan jaring kemudian

disortir lalu dmasukkan kedalam oven selamakurang lebih 5

menit. Setelah itu serasah ditimbang dan diperolehlah

hasil berat bersih dari pada serasah.

4.2.2Produksi serasah
Produksi serasah adalah banyaknya serasah dalam jumlah

bersih yangdiperoleh dari pada proses penangkaran serasah

dalam jangka waktu tertentu.

10

Misalnya satu minggu atau satu bulan. Untuk menghitung

jumlah produksiserasah dapat digunakan rumus:K = L =

4.703 =0.003X

ss

141.09Dimana : K = Turn over L = Produksi serasah

(gr/0,25m

/hari)Xss= Standing coop (gr/0,25 m

/bulan)K = L = 4.703 =0.003X

ss

141.09Dimana:L= gram*Jumlah hari mengumpulkan serasah


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto.2006.Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara.


Jakarta
Rahmawaty.2006. Upaya Pelestarian Mangrove Berdasarkan
Pendekatan Masyarakat. Karya Tulis.Departemen
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Setiawan H.2013. Status Ekologi Hutan Mangrove Pada
Berbagai Tingkat Ketebalan. Jurnal Penelitian
Kehutanan Wallacea Vol. 2 No. 2,

Anda mungkin juga menyukai