Drama Musikal Kelas
Drama Musikal Kelas
Bagai tetesan embun pagi yang jatuh membasahi kegersangan hati hingga mampu menyejukan
taman sanubari. Bagai bintang gemintang malam di angkasa raya yang menemani rembulan duka lara
hingga mampu menerangi gulita dalam kebersamaan. Bagai pohon rindang dengan ribuan dahan yang
memayani terik matahari hingga mampu memberi keteduhan dalam ketentraman. Bagai derasnya hujan
yang turun yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun hingga mampu membersihkan
mahkota bunga dan dedaun dalam kesucian.” -Narator
SCENE 1
Di lapangan,
SCENE 2
Di lapangan,
Suara wanita bersenandung terdengar dari arah panggung sebelah kanan, dua orang gadis dengan seragam
putih abu -- abu lengkap tas ransel berwarna merah muda berjalan dengan senyum dan semangat yang
tulus melewati narator yang telah mematung berdiri di tempatnya. Salah satu gadis itu memegang sebuah
kotak makan dan tempat minum yang warnanya senada dengan ransel. Tiba -- tiba suara lantang dari luar
panggung memanggil.
Farah : Hai!
Dinda : Ayok!
Karin : “Ehh... Tunggu dulu. Hhmm... gue mencium bau pisang goreng yang kayak nya
enak.” (Tangannya memegang kotak makan yang dibawa Mentari)
Mentari : “Eiittss... Jangan dimakan dulu. Makan nya entar aja buat cemilan istirahat nanti.”
(Mendorong tangan Karin dari kotak makannya)
Karin : “engga, engga bisa begitu. Gue mau meminta makanan dari kalian aja.”
Mereka berempat masuk kedalam kelas. kemudian suara riuh siswa yang berdebat mulai terdengar.
Mentari mulai celinggukan.
Siswa 1 : “Nah, begini caranya! Kalikan dulu bagian yang dalam kurung.” (Meletakkan pena
yang di pakainya menjelaskan ditengah -- tengah kerumunan)
Siswa 5 : Iya tidak begini, kau salah! (Bersahutan ke arah siswa 1, siswa 1 hanya celingukan)
Siswa 1 : “Ah sudahlah, kalian belajar aja sendiri!” (Menggebrak meja dengan nada bicara
sedikit kesal)
Mentari tertarik dengan keributan para siswa di kelas, dia mengintip dari tempatnya berdiri.
Siswa 5 : “Gue gak ngerti sama sekali waktu guru menjelaskan di depan!”
Siswa 3 : “Dasar, mentang -- mentang anak orang kaya, seenaknya aja bersikap!” (Bersedekap dan
dengan nada bicara menyinggung)
Siswa 5 : “Benar! Hei, kalo lo ingin tempat yang tenang untuk bermain game, lebih baik pergi saja
dari sini!” (Bekacak pinggang)
Siswa 1 : “Sudah - sudah, daripada meladeni anak itu, lebih baik kita mengerjakan PR Fisika saja.
Benar tidak?”
Siswa 2 : Betul sekali! Mentari kemarilah, bantu kami mengerjakan soal yang nomor 3! (Berdiri
dari kursinya dan mempersilahkan Mentari duduk)
Mentari : Oh ini, jadi begini caranya! (Mentari pun menjelaskan cara mengerjakan PR fisika
mereka tersebut.)
SCENE 3
Di lapangan,
Mentari, Dinda, Farah, dan Karin sedang berjalan di lapangan. Dan berpapasan dengan Jovian, Ryan, juga
Alex. Mentari tak sengaja menabrak bahu Jovian kerena mereka tidak mau memberikan jalan.
Semua keluar, dibagi menjadi 2 kelompok, laki-laki berada di belakang Jovian, dan perempuan berada
dibelakang Mentari.
Backsound
(lagu Sherinna-Jagoan)
(Pintar ngibul.hahaha)
Musik berehenti. (Semua nya meninggalkan lapangan kecuali, Jovian, Alex, Gaga, Ryan, Mentari, Dinda,
Farah, dan Karin.)
Pak. Toni dan Pak. Bagus yang melihat kegaduhan dari ruang guru, segera menengahkan mereka.
SCENE 4
Di kelas,
Siswa 6 : “Dia lebih milih yang lebih cantik dari pada gue.”
Siswa 12 : “Mungkin, dia nya aja yang bodoh udah ninggalin lo Cuma karena tampang.”
Backsound
Bu. Mela : “Ayo kumpulkan tugas kalian kemarin. Yang tidak menegerjakan, silahkan keluar kelas
saya.”
(Semua maju kedepan mengumpulkan buku tugas mereka. Kecuali Jovian, Ryan, Gaga, dan Alex)
Bu. Mela : “Kalian tidak mengerjakan nya, Jovian, Ryan, Gaga, Alex? Kalau begitu keluar kelas
saya. Jangan ikuti pelajaran saya. Dan bersihkan lapangan sekolah dari daun yang jatuh.”
Jovian : “Ck. Ayo guys kita keluar.” (Akhir nya Jovian, Ryan, Gaga, Alex keluar kelas menuju
lapangan.”
SCENE 5
Di lapangan,
Ryan : “Kesel banget gue sama tuh guru. Masa kita disuruh nyapu lapangan sih?!”
Alex : “Pak, kita mau minjem sapu sama serokan nya ya. Mau bersihin lapangan.”
Pak. Ujang : “Oh iya, ambil aja. Tapi nanti balikin lagi ya ketempat semula.”
(Mereka mengambil sapu dan serokan. Lalu membersihkan lapangan. Namun di sela sela mereka sedang
menyapu, terlihat Mentari yang baru keluar kelas. Dan Jovian berhenti menyapu lalu menatap Mentari
yang sedang berjalan.)
Gaga : “Siapa?”
Jovian : “Ha? Gak tau nih gue. Kalau liat dia jantung gue berasa lagi lari marathon.”
(Backsound)
(Afgan – Pesan cinta)
Gaga, Alex, dan Ryan hanya tertawa melihat teman nya yang sedang jatuh cinta.
SCENE 6
di kelas,
Siswa 13 : “Tau gak sih? Kayak nya si Jovian itu suka deh sama Mentari.”
Siswa 14 : “Ah masa? Jovian kan orang nya sombong. Mana mau Mentari sama dia,”
Siswa 16 : “Emang lo tau dari mana kalo Jovi suka sama Mentari?”
Siswa 13 : “Tadi gue gak sengaja nguping waktu mereka di hukum Jovian bilang ke temen temen nya,
kalo dia suka sama Mentari!”
Siswa 17 : “Jovian harus ngerubah sifat nya kalau dia mau di sukain balik sama Mentari.”
Di sela pembicaraan mereka, Jovian ternyata menguping nya. Ia terkejut teman teman sekelas nya tau jika
ia menyukai Mentari. Lalu ia bertekad untuk merubah sikap nya.
Jovian masuk ke kelas dan duduk di tempat duduk nya lalu mengeluarkan buku nya dan belajar. Teman
teman Jovian menghampiri Jovian yang terlihat aneh karena Joviian biasa nya tidak suka belajar.
Alex : “Tumben,”
Jovian : “Gue mau buktiin ke Mentari kalo gue bisa jadi orang yang dia mau.”
SCENE 7
Di koridor kelas.
(bersenggolan)
Mentari : yee enak aja main salahin orang. Lo juga salah jalan kok nunduk.
Jovian : “Gue sehat wal’afiat. Oke. Kalo gitu, gue bakal buktiin ke lo, gue bisa lebih baik. Dan kalo
misal nya gue bisa, lo harus jadi temen gue dulu. Deal?”
Mentari : “Hah?”
Jovian sudah berusahan keras untuk belajar. Lalu tadi juga sudah mengikuti remedial ulangan bersama
Bu. Nana guru matematika mereka, dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Bu. Nana : “Bagus, kamu banyak kemajuan nya Jovian.” (memberikan kertas hasil remedial Jovian
yang sudah di nilai.)
Jovian berlari pergi menemui Mentari dan teman teman Mentari yang sedang duduk di dalam kelas
mereka. Namun di koridor kelas ia bertabrakan dengan Pak. Tejo staf sekolah mereka.
Pak. Tejo : “Aduh! Ati ati tho le, nek’ aku tibo’i yo sakit kan.”
Jovian : “Eh iya, pak. Maaf saya buru buru.” (Jovian pergi begitu saja)
Pak. Tejo : “Dasar anak muda” (menggeleng gelengkan kepala nya heran. Lalu ia melanjutkan jalan
nya.)
SCENE 8
Di kelas,
Jovian : “Mentari!”
Mentari : “Kenapa?”
Jovian : "Mentari tuh sekarang temen gue, iya kan, Tar?" (menunjukan kertas hassil ulangan nya)
SCENE 9
Di lapangan.
Jovian : “Doa’in gue ya!” (pergi menghampiri Mentari dan teman teman nya.)
Jovian : “Mentari,”
Jovian : (berdeham)
(backsound)
Mentari : “Ha? Maaf Jo. Gue gak bisa. Gue udah janji sama diri gue sendiri buat engga mikirin cinta
cintaan dulu sebelum lulus.”
(backsound)
(Kunto Aji – Ekspetasi)
Oohh Sakit~
Jovian : “Yaudah, kita sahabat kan?” (mengacung kan jari kelingking nya)
Mentari : “Sahabat.” (Tersenyum dan mengaitkan jari kelingking nya ke jari kelingking Jovian.)
(backsound)
(Kepompong)