Masalah Kita
Masalah Kita
Diskusi :
1. Pada Konsultan Pengawas
SNI 03-2847-2002, pasal 5.1.3:
5.1 Pengujian bahan
1) Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada
setiap bahan yang digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton untuk
menentukan apakah bahan tersebut mempunyai mutu sesuai dengan mutu
yang telah ditetapkan.
2) Pengujian bahan dan pengujian beton harus dibuat sesuai dengan tata
cara-tata cara yang terdapat pada pasal 2.
3) Laporan lengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus tersedia
untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung dan pada masa 2 tahun
setelah selesainya pembangunan.
Hal tersebut karena SNI 03-2847-2002 mengikuti ACI 318-99, dimana pada
komentar (ACI 318-99 & PCA Notes on ACI 318-99), dijelaskan:
For ACI 318-99, the provisions of 3.1.3 are revised to shift responsibility for
material test records from the “inspecting engineer or architect” to the
“inspector”. These responsibilities include making a complete record of tests
of materials and of concrete available during construction, and for retaining
these test records for a period of 2 years after completion of the project.
2. Pada Kontraktor
SNI 03-6880-2002, pasal 5.3.2.a.
5.3 Tanggung jawab kontraktor terhadap pengujian
I) Mengirimkan data mengenai kualifikasi instansi pengujian yang diusulkan
untuk penerimaan. Penggunaan layanan pengujian tidak berarti melepaskan
Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk menghasilkan bahan dan konstruksi
sesuai Dokumen Kontrak.
2) Tugas dan tanggung jawab. Kecuali disebutkan lain dalam Dokumen
Kontrak, Kontraktor harus melaksanakan tugas dan tanggung jawab berikut
ini:
(a) Mengkualifikasi bahan yang diusulkan dan membuat proporsi campuran.
(c) …
(d) Menyediakan dan memelihara fasilitas-fasilitas instansi pengujian secara
memadai terhadap tempat penyimpanan yang aman dan perawatan
rnernada. dari benda uji di lokasi pekerjaan untuk perawatan awal
sebagaimana disyaratkan oleh SNI 03-4810-1998.
(e) Mengajukan data dan dokumentasi pengujian mengenai bahan dan
proporsi campuran.
(f) Mengajukan program pengendalian kualitas pemasok beton dan
menyediakan salinan mengenai semua laporan pengujian.
(g) Bila disyaratkan sebagai dasar penerimaan beton mengenai uji kekuatan
yang dipercepat, mengajukan permohonan untuk melaksanakan pengujian
yang dipercepat disertai dengan data korelasi untuk kuat tekan 28 hari
standar berdasarkan paling sedikit 15 set data pengujian yang memenuhi sub
pasal 5.4.2 sub. d dengan beton yang terbuat dari bahan yang sama dengan
batasan paling sedikit f' cr ± 7 MPa.
Kesimpulan/Solusi :
Tanggung jawab pencampuran beton (dan pengujian) ada pada kontraktor selaku
pelaksana dan Pengawas selaku Quality Control.
Referensi :
SNI 03-6880-2002 - Spesifikasi Beton Struktural
SNI 03-2834-2000 - Tata Cara Rencana Campuran Beton Normal.
SNI 03-6815-2002 - Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton.
SNI 03-2847-2002 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
Aji, P. & Purwono, R. 2010. Pengendalian Mutu Beton sesuai SNI, ACI dan
ASTM. ITS Press.
Kesimpulan/Solusi :
Acuan yang digunakan adalah SNI 03-6880-2002, karena peraturan tersebut
lebih baru dari SNI 03-2834-2000.
Kelonggaran yang diberikan oleh SNI 03-6880-2002 memberikan kesempatan
berinovasi pada pihak pembuat campuran beton (Ready Mix) selama mampu
memberikan kualitas yang yang ditetapkan oleh Perencana.
Agar penentuan jumlah semen minimum dikembalikan kepada Pemilik Proyek
(Tim Teknis).
Agar menyebutkan dalam RKS mengenai jumlah semen minimum, namun tidak
mengikat, selama disetujui oleh Pemilik Proyek (Tim Teknis) sebagaimana pasal
sebelumnya.
Referensi :
SNI 03-2847-2002 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
SNI 03-2847-2002 & S-2002 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung dilengkapi penjelasan.
Kesimpulan/Solusi :
Deviasi standar produksi dilapangan adalah 2 (dua) deviasi standar produksi
dilaboratorium.
Referensi :
SNI 03-6815-2002 – Tata Cara Mengevaluasi Hasil Uji Kekuatan Beton
Diskusi :
Berdasarkan SNI 03-2834-2000, pengaturan fas adalah berpasangan dengan
pengaturan jumlah semen minimum.
a. SNI 03-2834-2000, tabel 4 menyebutkan, fas adalah fungsi dari lingkungan.
b. SNI 03-2847-2002,
Tabel 1 menyebutkan, fas (dan f’c minimum) hanya diatur untuk kondisi
lingkungan khusus (terkena air dan air laut).
Referensi :
SNI 03-6880-2002 - Spesifikasi Beton Struktural.
SNI 03-2834-2000 - Tata Cara Rencana Campuran Beton Normal.
SNI 03-2847-2002 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
Aji, P. & Purwono, R. 2010. Pengendalian Mutu Beton sesuai SNI, ACI dan
ASTM. ITS Press.
Diskusi :
SNI 03-2847-2002 & S-2002, S8.1, menyebutkan Informasi detail mengenai
Cetakan untuk beton diberikan dalarn: "Guide to Formwork for Concrete," yang
dilaporkan oleh ACI Committee 347
Tabel Perbandingan kuat tekan beton terhadap umur beton (PBI 1971)
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365
Semen portland biasa 0,40 0,65 0,88 0,95 1,0 1,20 1,35
Semen portland dengan 0,55 0,75 0,9 0,95 1,0 1,15 1,20
Referensi :
SNI 03-2847-2002 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
SNI 03-2847-2002 & S-2002 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung dilengkapi penjelasan.
ACI 347-04 - Guide to Formwork for Concrete.
Nawy, E. G. 2008. Concrete Construction Engineering Handbook, 2nd Ed.
Diskusi :
Tidak ada peraturan yang secara straight forward menyebut hal tersebut, hany
logika engineering, bahwa tulangan yang tertekuk sudah berubah bentuk sehingga
mengubah tegangan leleh (fy) menjadi lebih kecil.
Diskusi :
SNI 03-2847-2002, 5.6
5.6 Bahan tambahan
Kesimpulan/Solusi :
Tanggung jawab penggunaan bahan tambah ada pada kontraktor dan pengawas,
sebagai mana pada pencampuran beton (dan pengujian) ada pada kontraktor
selaku pelaksana dan Pengawas selaku Quality Control.
Referensi :
SNI 03-2847-2002 - Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung.
Istilah :
beton-normal (SNI 03-2847-2002)
beton yang mempunyai berat satuan 2200 kg/m3 sampai 2500 kg/m3 dan dibuat
menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah.
Semen Tipe II
Nama lain di Amerika Serikat / ASTM : Modified
Semen Portland Tipe II adalah semen yang mempunyai ketahanan terhadap
sulfat dan panas hidrasi sedang. Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah
rawa, dermaga, saluran irigasi, beton massa dan bendungan.
Semen Tipe IV
Nama lain di Amerika Serikat / ASTM : Low heat
Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. (SNI
15-2049-2004 - Semen Portland).
Semen Tipe V
Nama lain di Amerika Serikat / ASTM : Sulfate resistant
Semen Portland Tipe V dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada
tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok digunakan untuk
bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
Kesimpulan/Solusi :
Pada prinsipnya, Portland Composite Cement (PCC) adalah sama mirip dengan
Ordinary Portland Cement (Semen Tipe I), sehingga penggunaan PCC untuk
mengganti OPC adalah diperbolehkan.
Catatan: bahan tambah (admixture) TIDAK berpengaruh pada kekuatan akhir yang
direncanakan.
Diskusi :
SNI 03-2495-1991 (ASTM C494) menyebutkan 7 (tujuh) tipe admixtures, yaitu:
- Tipe A: Reduksi air atau plasticizers
Tujuan: mengurangi air tapi workability (flow / mengalir) dengan baik.
Contoh produk:
- Tipe F: Reduksi air, high range atau super plasticizers, super fluidizers,
atau super water reducers.
Tujuan: mengurangi air tapi workability (flow / mengalir) dengan baik. Sama
dengan plasticizer tapi lebih “tinggi”.
Mereduksi air minimum 12 % (ASTM C494/C494 – 99a - Standard
Specification for Chemical Admixtures for Concrete)
Contoh produk:
SIKA - SIKA· VISCOCRETE
Diskusi :
Alasan tidak diijinkannya adalah :
Tidak ada peraturan (SNI) mengenai baja ringan, umumnya pabrikan
menggunakan peraturan AS-NZS (Australia-New Zealand) dan British Standard
(Inggris).
Penulis hanya mengetahui 2 pabrikan (Bluescope Lysaght & Pryda) yang
memenuhi persyaratan desain.
Ketidakmampuan Pemilik Proyek untuk memastikan penggunaan produk
Bluescope Lysaght terpasang sesuai RKS.
Kesalahan prosedur perancangan pada pabrikan selain Bluescope Lysaght &
Pryda. (baja ringan memiliki perilaku yang berbeda dari baja profil).
Mutu pabrikan selain Bluescope Lysaght & Pryda yang BUKAN mutu G550 (Fy
550 MPa).
Banyaknya aplikator murahan yang mengurangi mutu produk dan standar
pemasangan yang tidak benar (sedikit tekukan pada baja ringan sudah cukup
untuk mengubah perilakunya).
Kesimpulan/Solusi :
Rangka atap baja ringan hanya diijinkan digunakan, jika bisa dipastikan
menggunakan produk Bluescope Lysaght & Pryda.
Referensi :
Laporan struktur rangka atap baja ringan Bluescope Lysaght
Laporan struktur rangka atap baja ringan Pryda
Laporan struktur rangka atap baja ringan NON Bluescope Lysaght & Pryda
Diskusi :
a. SNI 03-2834-2000, tabel 6 menyebutkan, jumlah semen minimum untuk beton
masuk kedalam tanah, mengalami keadaan basah adalah :
Kesimpulan/Solusi :
Pencampuran beton tetap didarat.
Penggunaan beton pada air tanah harus menggunakan salah satu pilihan dibawah
ini.
Pilihan pertama dan utama:
Gunakan PC Tipe V (Semen Padang, Semen Tonasa, Holcim Extra Durable),
dengan semen minimum 340 kg/m3 serta fas maksimum 0,5 serta bahan tambah
(admixture) tipe E: reduksi air dan accelerating.
Pilihan kedua
Jumlah semen minimum untuk pengecoran dalam air (underwater) adalah 390
kg/m3 dengan FAS maksimum 0,45 (Kosmatka et all, PCA, 2003).
Pilihan keempat
Gunakan Portland Composite Cement (PCC) karena relatif mudah didapat serta
lebih tahan terhadap sulfat serta lebih kedap air dibanding PC/OPC tipe I,
dengan semen minimum 340 kg/m3 serta fas maksimum 0,45 serta bahan
tambah (admixture) tipe E: reduksi air dan accelerating.
Diskusi :
Jika tulangan kolom diangkurkan ke arah dalam, maka didapat tambahan daktilitas
akibat pengekangan inti beton.
ACI 318-08 & PCA Notes on ACI 318-08, 21.12.4
Kesimpulan/Solusi :
Digunakan pengangkuran tulangan kolom ke arah dalam