Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL PENELITIAN

SOSIALISASI PROFESI DAN SIKAP CARING PADA


MAHASISWA DI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROFESSION AND CARING ATTITUDE SOCIALIZATION TOWARD STUDENTS IN
FACULTY OF NURSING SCIENCE

Ayu Astari1*, Grace Solely Houghty 2, Renova Oktarini br. Sibuea 3


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Pelita Harapan
*Email: ayuastr@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Sikap caring adalah salah satu identitas profesi keperawatan yang
berusaha ditanamkan oleh institusi pendidikan keperawatan melalui proses sosialisasi
profesi. Namun, pada kenyataannya ditemukan sikap mahasiswa yang tidak
menunjukkan sikap caring. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu ada atau
tidaknya hubungan antara sosialisasi profesi dengan sikap caring mahasiswa.
Landasan teori yang dipakai adalah model sosialisasi profesi Hinshaw dan Theory of
Caring Swanson. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode
kuantitatif, menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah
45 mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas x. Sample
diambil menggunakan teknik total sampling. Data diolah dan dianalisis menggunakan
chi-square. Hasil: Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukan nilai signifikansi
hubungan sosialisasi profesi dengan sikap caring sebesar 0,019. Uji korelasi
sosialisasi profesi dengan setiap kategori caring Swanson menunjukkan hubungan
dua sub variabel caring yaitu “knowing” (p value = 0,001) dan “being with” (p value =
0,04) sebagai dua komponen yang sangat dipengaruhi oleh proses sosialisasi profesi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara sosialisasi
profesi dengan sikap caring mahasiswa. Diskusi: Penelitian ini merekomendasikan
agar penelitian selanjutnya dapat mengobservasi perilaku caring mahasiswa sehingga
hasil yang didapatkan lebih akurat.

Kata Kunci : Sosialisasi Profesi, Sikap Caring, Pendidikan Keperawatan

ABSTRACT
Introduction : Caring attitude is one of the professional identity that is tried to be
internalized by the nursing education institution through professional socialization
process. The process begin since the students entering the faculty and improving as
the time goes by. However, in reality, there are students who do not show caring
attitude. The aim of this study was to find out if there is a correlation between
professional socialization and caring attitude. Theoretical basis used is a model
professional socialization Hinshaw and Swanson’s Caring theory. Method: The study
used quantitative method with cross-sectional design. The population was 45 batch
2011 nursing students of Faculty of Nursing, University of x, using total sampling
technique. The data analyzed using chi-square. Result: The significancy result of the
correlation test between professional socialization and caring attitude is 0,019. The
study also found that two sub variables of caring that are correlated with professional
socialization are “knowing” (p value= 0,001) and “being with” (p value = 0,04). The
results of this study indicate that there is significant relationship between professional
socialization and sudent’s caring attitude. Discussion: This research recommends
that further research can observe nursing student’s caring behavior in order to obtain
more accurate results.
JURNAL

Keyword: Professional Socialization, Caring attitude, Nursing Education


SKOLASTIK
KEPERAWATAN
Vol. 1, No.1
Januari – Juni 2015

ISSN: 2443 – 0935


E-ISSN: 2443 - 1699

66
Sosialisasi profesi dan sikap caring pada mahasiswa di fakultas ilmu keperawatan

PENDAHULUAN ketika mengobservasi atau berinteraksi


dengan perawat (Lai & Lim, 2007).
Caring adalah sebuah fenomena yang
universal dan memengaruhi cara Cohen dalam Masters (2009) memaparkan
seseorang untuk berpikir, merasa, dan model sosialisasi profesi. Dalam modelnya,
berperilaku. Sejak Florence Nightingale, Cohen menyatakan bahwa sosialisasi
dunia keperawatan terus berusaha untuk profesi terjadi dalam empat tingkatan dan
mempelajari fenomena ini (Potter & Perry, akan terus berkembang seiring dengan
2013). Watson (2007) menyatakan bahwa berjalannya waktu jika didukung oleh iklim
esensi dari keperawatan adalah caring dan pendidikan yang baik. Model sosialisasi
caring dalam keperawatan menyangkut profesi yang juga banyak diajukan oleh
upaya memperlakukan klien secara para ahli lain adalah model dari Hinshaw
manusiawi dan utuh sebagai manusia yang (Helm, 2007). Hinshaw membagi proses
berbeda dari manusia lainnya. Swanson sosialisasi profesi menjadi tiga proses
mengembangkan teori caring yang sudah utama yang terus berlanjut selama
lebih dahulu diajukan Watson. Swanson mahasiswa menjalani pendidikan di
menyatakan bahwa penting sekali bagi Keperawatan.
perawat untuk memiliki sikap caring yang
diwujudkan di dalam kesediaan perawat Lai & Lim (2007), sejalan dengan Cohen
untuk berkomitmen secara personal dan Hinshaw, di dalam artikelnya
kepada kliennya (Aligood, 2014). mengenai sosialisasi profesi dalam
pendidikan keperawatan menyatakan
Institusi pendidikan keperawatan bahwa sosialisasi profesi adalah sebuah
menjadikan sikap caring sebagai tujuan proses yang dimulai ketika menjalani
utamanya. Sikap caring diharapkan dapat pendidikan keperawatan dan terus
dimiliki oleh mahasiswa yang sedang
berlanjut hingga saat menjalani profesi
menjalani proses pendidikan sehingga
ketika menjalani tahapan profesinya nanti, keperawatan.
mahasiswa dapat mengaplikasikan sikap
Proses sosialisasi profesi juga dilakukan di
caring kepada pasien.
Fakultas Ilmu Keperawatan untuk
Proses untuk mengintegrasikan sikap menghasilkan lulusan yang memiliki
caring kepada mahasiswa dilakukan identitas profesi keperawatan, terutama
dengan cara sosialisasi profesi. Sosialisasi dalam menanamkan sikap caring. Di dalam
profesi adalah sebuah proses interaktif proses belajar mengajar, mahasiswa
yang kompleks untuk menginternalisasikan dituntut untuk dapat merefleksikan ayat
peran profesional (keterampilan, Alkitab untuk mengaplikasikannya dalam
pengetahuan, dan sikap) juga nilai-nilai, praktek klinik di rumah sakit, sejalan
sikap, dan tujuan serta identitas yang dengan visi universitas, yaitu true
merupakan karakteristik dari profesi knowledge, faith in Christ, dan godly
tersebut (Goldenberg & Iwasiw, 1993 character. Hal ini adalah salah satu upaya
dalam Zamanzadeh etal, 2014). Sosialisasi institusi untuk dapat menumbuhkan rasa
profesi adalah proses yang dilakukan untuk kepedulian terhadap sesama.
mencapai tujuan utama pendidikan
Observasi awal dilakukan pada mahasiswa
keperawatan, yaitu untuk menyampaikan
Angkatan 2011 selama menjalani clinical
identitas profesi kepada mahasiswa.
laboratory 4, pada periode bulan Januari
Sosialisasi formal dapat dilakukan di dalam
hingga Mei 2014. Hasil pengamatan
ruangan kelas dan praktek klinik,
menunjukkan beberapa mahasiswa duduk
sedangkan sosialisasi informal terjadi
bersantai di ruangan diskusi pada saat jam

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  67


Ayu Astari, Grace Solely Houghty, Renova Oktarini br. Sibuea

sibuk di rumah sakit. Mahasiswa hubungan antara sosialisasi profesi


mengesampingkan tugasnya untuk dengan sikap caring mahasiswa pada
merawat klien dan memilih untuk bersantai Fakultas Ilmu Keperawatan.
di ruang diskusi, padahal kebutuhan klien
banyak yang harus dipenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi sikap caring mahasiswa
Sikap lain yang menunjukkan kurangnya angkatan 2011 Fakultas Ilmu
sikap caring adalah kebiasaan Keperawatan, mengidentifikasi tingkat
membicarakan keadaan atau kondisi klien sosialisasi profesi mahasiswa angkatan
yang ditangani kepada rekan-rekan 2011 Fakultas Keperawatan dan
sesama mahasiswa. Hal seperti ini mengidentifikasi hubungan sosialisasi
harusnya tidak boleh terjadi karena profesi dan sikap caring mahasiswa
melanggar etika keperawatan. Tidak hanya angkatan 2011 Fakultas Ilmu Keperawatan
di rumah sakit, sikap caring seharusnya x.
juga dapat dilihat pada kehidupan
berasrama. Namun, pada kenyataannya,
setelah dilakukan pengamatan, ada BAHAN DAN METODE
beberapa insiden yang justru menunjukkan
kebalikannya. Perbedaan pendapat Penelitian ini dilakukan dengan
memang merupakan hal yang wajar terjadi, menggunakan desain penelitian deskriptif.
namun perselisihan hingga mengeluarkan Peneliti melakukan penelitian pada
kata-kata yang menyakiti orang lain, mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Ilmu
bahkan hampir terjadi perkelahian fisik Keperawatan x dengan mengukur tingkat
merupakan hal yang menunjukkan sosialisasi profesi, serta mengidentifikasi
kurangnya sikap caring mahasiswa. persepsi mengenai sikap caring pada
Kejadian-kejadian seperti kehilangan responden. Pengumpulan data dilakukan
barang maupun makanan yang sering pada tanggal 5 - 7 November 2014.
terjadi di asrama meskipun sudah
beberapa kali dibahas dalam forum terbuka Sebelum melakukan penelitian, peneliti
juga menunjukkan kurangnya kepekaan akan meminta persetujuan responden
dan perhatian kepada perasaan orang lain. terlebih dahulu baik secara verbal maupun
tertulis. Permintaan persetujuan secara
Studi pendahuluan dilakukan dengan
verbal akan dilakukan peneliti terlebih
wawancara kepada 10 orang mahasiswa.
dahulu dengan menjelaskan pada
Wawancara dilakukan pada tanggal 9
responden mengenai penelitian yang akan
Oktober 2014 hingga 12 Oktober 2014.
dilakukan. Sedangkan, secara tertulis
Hasil wawancara menunjukkan bahwa lima
dilakukan dengan memberikan lembar
orang mahasiswa mempersepsikan dirinya
informed consent yang di dalamnya
sebagai sosok yang tidak terlalu care, baik
dinyatakan persetujuan untuk menjadi
kepada pasien maupun kepada teman-
responden. Peneliti berhak untuk
teman. Tiga orang sampel menyatakan
mengundurkan diri selama proses
bahwa masa perkuliahan tidak terlalu
penelitian.
mempengaruhi sikap caring mereka.
Adanya suatu keadaan yang kontras Sampel dari penelitian adalah dengan
antara teori mengenai sosialisasi profesi metode total sampling, dimana semua
dan kenyataannya di dalam kehidupan populasi diambil menjadi sampel
sehari-hari mahasiswa, maka dirasakan penelitian. Total sampling dilakukan
cukup penting untuk mengetahui adakah apabila jumlah populasi kurang dari 100

68 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015


Sosialisasi profesi dan sikap caring pada mahasiswa di fakultas ilmu keperawatan

(Riyanto, 2011; Sugiyono, 2007). profesi tinggi, yaitu sebanyak 19 orang


Penelitian ini mengambil sampel sebanyak (42,2%).
45 orang mahasiswa angkatan 2011
Fakultas Ilmu Keperawatan x. Penelitian ini Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sikap Caring
menggunakan instrumen kuesioner, yang
Variabel N %
mencatat: 1. Kuesioner tentang sosialisasi Knowing Rendah 17 37.8 %
profesi berjumlah 21 pertanyaan dengan Tinggi 28 62.2 %
pengembangan dari model sosialisasi Total 45 100 %
Being With Rendah 22 48.9 %
profesi Hinshaw (Hinshaw dalam Helm, Tinggi 23 51.1 %
2007) 2. Kuesioner tentang sikap caring Total 45 100 %
Doing for Rendah 22 48.9 %
mahasiswa fakultas keperawatan dengan Tinggi 23 51.1 %
jumlah 17 pertanyaan dengan Total 45 100 %
menggunakan teori Swanson (Swanson, Enabling Rendah 11 24.4 %
Tinggi 34 75.6 %
1991). Total 45 100 %
Maintaining Rendah 13 28.9 %
Alat pengumpulan data dalam sebuah Belief
Tinggi 32 71.1 %
penelitian harus memenuhi prinsip validitas Total 45 100 %
dan reliabilitas. Menurut Nursalam (2008)
validitas adalah prinsip keandalan suatu
instrumen dalam mengumpulkan data. Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
Instrumen harus dapat mengukur apa yang paling banyak memiliki sikap caring yang
harus diukur. Prinsip reliabilitas adalah tinggi pada sub variabel enabling sebanyak
hasil pengukuran yang konsisten apabila 34 responden (75,6%), diikuti dengan
alat tersebut digunakan dalam waktu yang maintaining belief sebanyak 32 responden
berbeda. Kuesioner dalam penelitian ini (71,1%), knowing sebanyak 28 responden
telah diuji validitas dan realiabilitasnya (62,2%), sedangkan 23 responden (51,1%)
dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014 memperoleh nilai tinggi pada sub variabel
kepada 30 orang mahasiswa angkatan being with dan doing for.
2012.
Tabel 3. Hubungan Sosialisasi Profesi
dengan Sub Variabel Caring
Sikap Caring
HASIL Varia- Rendah Tinggi p value
bel
N % N %
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sosialisasi Sosia Ren 16 61.5 % 10 38.5 %
lisasi dah 0.019
Profesi dan Sikap Caring Profe Ting 5 26.3 % 14 73. 7 %
si gi
Total 21 47.7 % 24 53. 5 % 45
Variabel N %
Sosialisasi Profesi Rendah 26 57.8%
Tinggi 19 42.2%
Total 45 100 %
Hasil analisis pada tabel 3 menunjukan
Sikap Caring Rendah 21 46.7% distribusi hubungan sosialisasi profesi
Tinggi 24 53.3%
Total 45 100 % dengan sikap caring. Pada responden
dengan tingkat sosialisasi profesi rendah
dengan sikap caring rendah sebanyak 16
Tabel 1 menunjukkan terdapat 26 orang (61.5%) dan 10 (38.5%) orang
responden (57,7%) yang memiliki memiliki tingkat sosialisasi yang rendah
sosialisasi profesi rendah. Hal ini dan sikap caring yang tinggi. Pada
menunjukkan lebih banyak responden responden dengan tingkat sosialisasi
yang memiliki sosialisasi profesi rendah profesi tinggi dengan sikap caring yang
jika dibandingkan dengan sosialisasi rendah sebanyak 5 orang (26.3%) dan 14
orang (73.7%) memiliki tingkat sosialisasi
Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  69
Ayu Astari, Grace Solely Houghty, Renova Oktarini br. Sibuea

Tabel 4. Hubungan Sosialisasi Profesi dengan Sub Variabel Caring


Sikap Caring
Variabel Rendah Tinggi p value
N % N %
Knowing
Rendah 18 69.2 % 8 30.8 % 0.001
Tinggi 4 21.1 % 15 78.9 %
Total 22 48.9 23 51.1 %
Being with
Rendah 13 50 % 13 50 %
0.048
Tinggi 4 21.1 % 15 78.9 %
Total 17 37.8 % 28 62.2 %
Sosialisasi Doing for
Profesi Rendah 15 57. 7 % 11 42.3 %
0.167
Tinggi 7 36.8 % 12 63.2 %
Total 22 48.9 % 23 51.1 %
Enabling
Rendah 9 34.6 % 17 65.4 %
0.086
Tinggi 2 10.5 % 17 89.5 %
Total 11 24.4 % 34 75.6 %
Maintaining Belief
Rendah 8 30.8 % 18 69.2 %
0.745
Tinggi 5 26.3 % 14 73.7 %
Total 13 24.4 % 32 75.6 %

profesi yang tinggi dengan sikap caring dipengaruhi oleh motivasi internal dimana
yang tinggi. Berdasarkan uji statistik pemahaman ini didasari pada hasil
bivariat dengan uji chi square menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh Zarshenas
adanya hubungan yang signifikan antara etal (2014) yang menyatakan bahwa
sosialisasi profesi dengan sikap caring motivasi internal sangat memengaruhi
mahasiswa angkatan 2011 dengan p value proses sosialisasi profesi. Motivasi yang
0.019 (p value < 0.05). tinggi untuk menjadi seorang perawat akan
berhubungan positif dengan penerimaan
Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil peran yang baru sebagai seorang perawat.
bahwa subvariabel knowing memiliki
hubungan yang signifikan dengan Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
sosialisasi profesi dengan p value 0.001. setengah dari responden (53,3%) memiliki
Subvariabel being with memiliki hubungan sikap caring yang tinggi namun
yang signifikan dengan sosialisasi profesi persentasenya tidak berbeda jauh dengan
dengan p value 0.048, sedangkan responden yang memiliki sikap caring
subvariabel doing for tidak memiliki rendah (46,7%). Hal ini dapat saja terjadi
hubungan yang signifikan dengan karena sosialisasi profesi bukan satu-
sosialisasi profesi dengan p value 0.167, satunya faktor yang memengaruhi sikap
subvariabel enabling tidak memiliki caring responden. Sikap caring pada
hubungan yang signifikan dengan seseorang dipengaruhi oleh berbagai
sosialisasi profesi dengan p value 0.086 faktor. Pada penelitian yang dilakukan oleh
dan subvariabel maintaining belief tidak Dimitriadou – Panteka, Koukourikos &
memiliki hubungan yang signifikan dengan Pizirtzidou (2014) berjudul The Concept of
sosialisasi profesi dengan p value 0.745. Self-Esteem in Nursing Education and its
Impact on Professional Behaviour
PEMBAHASAN didapatkan hasil bahwa tingkat harga diri
memiliki pengaruh dalam sikap dan
Hasil dari penelitian menyatakan bahwa perilaku profesional mahasiswa. Penelitian
pada sosialisasi profesi mengenai tersebut menyimpulkan bahwa mahasiswa
keinginan menjadi perawat rata-rata dengan harga diri yang tinggi cenderung
mendapat poin yang rendah. Hal ini bisa dapat berkomunikasi dengan kolega

70 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015


Sosialisasi profesi dan sikap caring pada mahasiswa di fakultas ilmu keperawatan

dengan baik, serta memiliki tingkat empati sosialisasi profesi dan enabling tidak
yang lebih baik dibandingkan dengan terdapat hubungan yang signifikan.
seseorang yang memiliki harga diri rendah.
Faktor lainya yang dapat memengaruhi Hasil uji chi square untuk mengetahui
sikap caring adalah tingkat religiusitas. hubungan antara sosialisasi profesi
Penelitian yang dilakukan oleh Amin (2013) dengan sub variabel caring menunjukkan
menyatakan bahwa terdapat hubungan bahwa hanya pada sub variabel knowing
yang signifikan antara tingkat religiusitas dan being with yang menunjukkan
perawat dengan perilaku caring. hubungan yang signifikan, sedangkan
pada sub variabel enabling, doing for, dan
Hasil penelitian berikutnya menunjukkan p value maintaining belief menunjukkan
responden paling banyak memiliki sikap tidak adanya hubungan. Hal ini hampir
caring yang tinggi pada sub variabel sejalan dengan hasil penelitian Khademian
enabling sebanyak 34 responden (75,6%). dan Vizeshfar (2008), namun sedikit
Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian perbedaannya yaitu hubungan yang
yang dilakukan oleh Zamanzadeh etal signifikan pada elemen “explains dan
(2014). Penelitian tersebut menunjukkan facilitates” yang merupakan subdimensi
hasil bahwa mahasiswa tahun keempat dari enabling dengan tahun kuliah
cenderung lebih menunjukkan sikap caring responden.
yang lebih tinggi pada aspek kompetensi
dan keterampilan perawat yang merupakan Analisa korelasi sub variabel doing for
komponen dari sub variabel doing for. menunjukkan tidak adanya hubungan yang
Sedangkan responden pada penelitian ini signifikan antara sosialisasi profesi dengan
banyak menunjukkan sikap positif dalam elemen doing for. Hal tersebut dapat terjadi
memfasilitasi klien dalam melewati masa- karena adanya faktor-faktor lain yang turut
masa yang sulit dalam hidupnya. Mayoritas berpengaruh dalam pencapaian elemen
responden memperoleh nilai tinggi dalam tersebut selain sosialisasi profesi.
menjawab komponen penting dari enabling Komponen di dalam elemen doing for lebih
di dalam kuesioner sikap caring, yaitu mengarah pada kompetensi klinik
tentang menginformasikan kepada klien mahasiswa keperawatan, yaitu
tindakan yang dilakukan dan melakukan kemampuan mahasiswa untuk dapat
pendidikan kesehatan kepada klien. Hal ini melakukan keterampilannya secara
dapat saja terjadi karena selain sosialisasi kompeten. Menurut penelitian yang
profesi, ada faktor-faktor lain yang dilakukan oleh Hakimzadeh et al (2013)
mempengaruhi mahasiswa di dalam yang berjudul “Factors Affecting Teaching-
memberikan pendidikan kesehatan kepada Learning in Nursing Education” terdapat
klien. Menurut penelitian yang dilakukan beberapa faktor yang memengaruhi
oleh Wittayapun etal (2010) faktor yang kompetensi klinik mahasiswa. Faktor yang
paling mempengaruhi mahasiswa perawat memiliki pengaruh signifikan antara
dalam memberikan pendidikan kesehatan lingkungan belajar klinik dan self efficacy
adalah faktor self-efficacy. Tingkat self- mahasiswa. Kompetensi klinik sangat
efficacy yang tinggi memampukan dipengaruhi oleh lingkungan rumah sakit
seseorang untuk dapat mencapai sikap tempat mahasiswa praktek, dalam hal ini
atau perilaku tertentu, dalam hal ini yaitu termasuk perilaku perawat dan staff rumah
memberikan informasi kepada klien melalui sakit, peralatan dan fasilitas yang
pendidikan kesehatan yang merupakan mendukung, serta komponen lain yang
komponen dari sub variabel enabling. Hal dapat memengaruhi proses pembelajaran
ini juga menjelaskan mengapa antara klinik. Faktor lain yang memengaruhi

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  71


Ayu Astari, Grace Solely Houghty, Renova Oktarini br. Sibuea

adalah self efficacy mahasiswa. Self Koukourikos & Pizirtzidou (2014)


efficacy mengacu pada sebuah pendapat menunjukkan bahwa faktor internal seperti
atau keyakinan seseorang akan tingkat harga diri sangat memengaruhi
kemampuannya untuk mengendalikan seseorang untuk dapat bersikap lebih
kinerja mereka. Semakin tinggi self efficacy positif kepada orang lain. Harga diri sangat
mahasiswa maka semakin kompetensi memengaruhi sesorang dalam berperilaku
mahasiswa secara klinik juga akan serta reaksi-reaksi psikologis dalam
meningkat. Penelitian lain juga dilakukan berinteraksi dengan orang lain.
oleh Dale, Leland dan Dale (2013)
menunjukkan empat faktor utama yang Korelasi yang signifikan pada elemen
memengaruhi kompetensi klinik dengan knowing dan being with dapat disebabkan
subkategori perasaan diterima dan karena karakteristik responden yang lebih
suasana yang ramah kepada pelajar. sering terpapar dengan sosialisasi profesi
yang cenderung mengarah pada aspek
Aspek yang berhubungan dengan perawat psikologis dibandingkan dengan hal-hal
dengan subkategori kesiapan dan teknis seperti keterampilan dan
ekspektasi, motivasi dan sikap, serta kompetensi. Hal ini dapat terjadi ketika
kompetensi perawat ruangan. Aspek yang clinical educator sebagai role model lebih
berhubungan dengan mahasiswa dengan mengarahkan mahasiswa kepada
subkategori ekspektasi dan kesiapan kompetensi secara emosional selama
belajar mahasiswa, serta tingkat praktik di klinik. Sedangkan tidak adanya
kepercayaan diri mahasiswa. Aspek yang hubungan antara sosialisasi profesi
terakhir berhubungan dengan hubungan dengan enabling disebabkan karena
antara mahasiswa dengan clinical educator adanya faktor lain yang mempengaruhi,
dengan subkategori hubungan saling misalnya self-efficacy seperti yang telah
menghormati dan saling percaya, serta dijelaskan sebelumnya.
keterbukaan dalam berkomunikasi. Dua
penelitian yang telah dipaparkan ini sejalan Hasil penelitian berikutnya menunjukkan
satu sama lain dengan kesamaan ide yaitu adanya hubungan yang signifikan antara
bahwa kompetensi klinik mahasiswa sosialisasi profesi dengan sikap caring
sangat didukung oleh faktor internal dan responden. Hal ini semakin memperkuat
eksternal. teori yang dipaparkan oleh Hinshaw
mengenai sosialisasi profesi dan juga
Hasil uji korelasi pada sub variabel sejalan dengan penelitian sebelumnya
maintaining belief tidak menunjukkan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
adanya hubungan yang signifikan. di antaranya Shinyashiki, Mendes,
Komponen dari sub variabel maintaining Trevizan & Day (2006) dalam penelitian
belief menurut Swanson adalah adanya berjudul “Professional Socialization:
sikap positif dari perawat kepada pasien Students Becoming Nurses”, Christiano
yang diwujudkan dengan interaksi yang (2004) dalam penelitian berjudul
saling mendukung dan optimisme perawat “Baccalaurate Nursing Students’
bahwa klien dapat mengambil makna dari Perceptions ofCaring Behavior”, dan
pengalaman hidupnya. Hasil penelitian Seada & Sleem (2012) dalam
menyimpulkan bahwa sosialisasi profesi penelitiannya yang berjudul “Professional
bukan satu-satunya faktor yang Socialization Process and Acquisition of
memengaruhi sikap postif dan optimisme Professional Nursing Values among
mahasiswa perawat. Penelitian yang Undergraduate Nursing Students”.
dilakukan oleh Dimitriadou – Panteka,

72 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015


Sosialisasi profesi dan sikap caring pada mahasiswa di fakultas ilmu keperawatan

KESIMPULAN Amin, M. 2013. Hubungan Antara Aspek


Religiusitas Perawat Dengan
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Perilaku Caring Perawat di Unit
57,8% responden masih berada pada
Rawat Inap Rumah Sakit PKU
tingkat sosialisasi profesi yang rendah.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan usaha- Muhammadiyah Temanggung.
usaha untuk meningkatkan proses (http://perpusnwu.web.id/karyailmiah
sosialisasi profesi oleh institusi, misalnya /shared/biblio_view.php?resource_id
dengan mengintegrasikan lebih banyak lagi =2854&tab=opac., diakses tanggal
materi mengenai sosialisasi profesi di 25 November 2014 jam 21.00 WIB).
dalam Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
seperti memberikan contoh role model Christiano, L., A. 2004. Baccalaureate
perawat yang patut diteladani. Institusi juga Nursing Students’ Perceptions of
dapat memberikan pelatihan ataupun
Caring Behaviors. USA: Faculty of D
seminar khusus untuk menumbuhkan
kecintaan mahasiswa pada profesi Youville College.
keperawatan
Dale, B., Leland. A., and Dale, J. G. 2013.
Meskipun setengah dari responden What Factors Facilitate Good
memiliki sikap caring yang sudah tinggi, Learning Experiences in Clinical
namun hasil penelitian menunjukkan Studies in Nursing: Bachelor
bahwa mahasiswa cenderung rendah Students’ Perceptions. ISRN
dalam menilai kemampuan kompetensi Nursing.
dan teknis. Oleh sebab itu, mahasiswa (http://www.hindawi.com/journals/isr
perlu melakukan evaluasi diri dan
meningkatkan keterampilan keperawatan n/2013/628679/., diakses tanggal 25
yang dimiliki. Selain itu, rendahnya nilai November 2014 jam 21.00 WIB).
sosialisasi profesi harus menjadi perhatian
bagi mahasiswa. Saran yang dapat Dimitriadou – Panteka, A., Koukourikos, K.
diberikan kepada mahasiswa untuk and Pizirtzidou, E. 2014. The
meningkatkan sosialisasi profesinya Concept of Self-Esteem in Nursing
adalah dengan melakukan diskusi, sharing, Education and its Impact on
bersama dosen, clinical educator, maupun Professional Behavior. International
perawat senior yang dapat dijadikan Journal of Caring Sciences, 7(1): 6—
mentor untuk mencari makna
sesungguhnya menjadi seorang perawat. 11.

Hakimzadeh, R. et al. 2013. Factors


Rendahnya tingkat sosialisasi profesi pada
mahasiswa menjadi masukkan bagi dosen Affecting Teaching-Learning in
untuk meningkatkan metode pengajaran. Nursing Education. GSE Journal of
Dosen diharapkan dapat menjadi role Education.
model bagi mahasiswa sebagai mentor (http://worldconferences.net/journals/
yang memberikan teladan tentang betapa gse/GSE%2011%20REZWAN.pdf.,
mulianya profesi keperawatan dan menjadi diakses pada tanggam 25 November
sosok yang menginspirasi dan memotivasi
mahasiswa untuk dapat lebih 2014 jam 20.00 WIB).
menumbuhkan kecintaan pada profesi
Helm, R. S. 2007. The Learner in the
keperawatan.
Learning Environment: A Multiple
Case Study of Nursing Students in
DAFTAR PUSTAKA the Hospital Clinical Setting. USA:
Proquest LLC
Alligood, M. R. (2014). Nursing Theorists
and Their Work 8th Edition. USA: Khademian, Z. and Vizeshfar, F. 2008.
Mosby. Nursing Students' Perceptions of the

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  73


Ayu Astari, Grace Solely Houghty, Renova Oktarini br. Sibuea

Importance of Caring Behaviors. Wittayapun, Y., Tanasirirug, V.,


Journal of Advance Nursing, 61 (4), Butsripoom, B. and Ekpanyaskul, C.
456—62. 2010. Factors Affecting Health-
promoting Behaviors in Nursing
Lai P. K., and Lim, P. H. 2012. Concept of Students of Faculty of Nursing,
professional socialization in nursing. Srinakharinwirot University, Thailand.
International E-Journal of Science, Journal of Public Health, 40 (2),
Medical & Education, 6 (1), 31—35. 215—225.
Masters, K. 2009. Role Development in Zamanzadeh, V, et al. 2014. First and
Professional Nursing Practice. USA: Fourth Year Student’s Perceptions
Jones and Bartlett Publishers, LLC. about Importance of Nursing Care
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Behaviors: Socialization Toward
Metodologi Penelitian Ilmu Caring. Journal of Caring Sciences, 3
Keperawatan. Jakarta: Salemba (2), 93—101.
Medika. Zarshenas, L., et all. 2014. Professional
Potter, P. A and Perry, A. G. 2013. Socialization in Nursing: A Qualitative
Fundamentals of Nursing 8th Edition. Content Analysis. Iranian Journal of
USA: Mosby. Nursing and Midwifery Research, 19
(4), 432—438.
Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Seada, A. and Sleem, W. F. 2012.


Professional Socialization Process
and Acquisition of Professional
Nursing Values Among
Undergraduate Nursing Students.
Journal of American Science, 8 (4),
678—688.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk


Penelitian. Bandung. Penerbit: CV.
Alfabeta.

Swanson, K. M. 1991. Empirical


Development of a Middle Range
Theory of Caring. Nursing Research,
40 (3), 161—166.

Watson, J. 2007. Watson Theory of Human


Caring and Subjective Living
Experiences: Carative
Factors/Caritas Processes As a
Disciplinary Guide To the
Professional Nursing Practice. Texto
Contexto Enferm, Florianópolis, 16
(1), 129—35.

74 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015

Anda mungkin juga menyukai