Anda di halaman 1dari 33

INVESTASI SAHAM PADA ENTITAS

ASOSIASI AKUNTANSI DAN PELAPORAN


INVESTOR

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I


PERTEMUAN II-III
Instrumen Ekuitas
• PSAK 50 (Revisi 2014) mendefinisikan instrumen ekuitas
sebagai setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset
suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
• Investasi pada instrumen ekuitas mencerminkan 
kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh entitas lain.
Pihak penerbit  investee pihak pembeli  investor.
• Imbal balik saham (instrumen ekuitas)  dividen. Apabila
kepemilkan investor atas saham signifikan  memiliki hak
suara yang memungkinkan investor untuk mempengaruhi
kebijakan perusahaan yang berbanding lurus dengan jumlah
kepemilikan saham. Kepemilikan di atas 50% memberikan
pengaruh dominan atau pengendalian signifikan investor atas
kebijakan yang diambil investee.
Investasi Saham
Contoh : perusahaan A membeli saham perusahaan B, maka terdapat 3
kemungkinan perlakuan akuntansi untuk 3 situasi:
• Bila pembelian saham oleh A tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan B,  trading atau available for sale securities dan perlakuan
akuntansinya tunduk kepada SAK 50 dan 55 (dicatat dengan nilai wajar/fair value-
nya). Secara umum pembelian saham di bawah 20% dianggap tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan
• Bila pembelian saham oleh A mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
perusahaan B, maka A akan menggunakan metode equity/ekuitas untuk mencatat
investasi saham tersebut. Secara umum pembelian saham antara 20% - 50%
dianggap mempunyai pengaruh yang signifikan
• Bila pembelian saham oleh A dimaksudkan untuk mengendalikan atau menguasai
perusahaan B, maka A harus menyusun laporan konsolidasi. Dalam laporan
keuangannya tersendiri yang disajikan sebagai tambahan atas laporan
konsolidasian, A harus mencatat investasi saham tersebut dengan metode cost
atau mengikuti PSAK 55 (sbg sebagai trading atau available for sale securities).
Pembelian saham di atas 50% dianggap dapat mengontrol/menguasai perusahaan
melalui voting.  hubungan induk – anak perusahaan.
Tingkat Pengaruh Atas Kepemilikan Saham
0-20% 20-50% 0-50% 50-100%
• Merupakan investasi • Merupakan • Merupakan investasi • Merupakan investasi
pasif investasi Aktif aktif aktif
• Dapat berupa • Investor memiliki • Investor secara • Investor memiliki
marketable securities pengaruh signifikan bersama-sama pengendalian atas
atau AFS atas investee mengendalikan investee
• Investor tidak • merupakan entitas investee • Dapat berupa fully-
memiliki pengaruh asosiasi (pengendalian owned subsidiary
atas investee • Metode akuntansi: bersama) maupun partially
• Biasanya Ekuitas • Merupakan joint owned subsidiary
mengharapkan • Mengacu pada ventura • Dilakukan untuk
adanya dividen atau PSAK 15 • Metode akuntansi: memasuki pangsa
capital gain Ekuitas pasar baru atau
• Metode akuntansi: • Mengacu pada PSAK untuk bersinergi atau
Biaya/Nilai Wajar 66 untuk mendominasi
• Mengacu pada PSAK pasar
55 • Metode akuntansi:
metode biaya (nilai
wajar) atau ekuitas
dengan membuat
laporan konsolidasi
• Mengacu pada PSAK
22 dan PSAK 65
Entitas asosiasi (Associated Company)

• Paragraf 3 PSAK 15 mendefiniskan entitas asosiasi sebagai suatu entitas,


termasuk entitas nonkorporasi seperti persekutuan, dimana investor
mempunyai pengaruh yang signifkan dan bukan merupakan entitas anak
ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama.
• Yang dimaksud dengan pengaruh yang signifikan adalah kemampuan atau
kekuasaan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan
keuangan dan operasional investee.
• Keberadaan pengaruh yang signifikan oleh investor umumnya dibuktikan
dengan satu atau lebih cara berikut ini:
a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di
investee;
b. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termasuk partisipasi dalam
pengambilan keputusan tentang dividen atau distribusi lainnya;
c. Adanya transaksi yang material antara investor dengan investee;
d. Pertukaran personel manajerial; atau
e. Penyediaan informasi teknis pokok
• Untuk menentukan adanya pengaruh yang signifikan, keberadaan hak suara
potensial (waran, opsi, convertible securities) yang dapat dieksekusi pada saat
pembelian saham, harus diperhitungkan.
Metode Pencatatan Atas Investasi Saham :
Metode Biaya Dan Nilai Wajar
• Perolehan saham yang tidak menimbulkan adanya pengaruh yang signifikan dicatat dengan
menggunakan metode cost atau metode fair value. Ketika tidak terdapat harga kuotasioan di pasar,
saham akan dicatat menggunakan metode cost. Sedangkan kalau terdapat harga kuotasioan, saham
dicatat menggunakan nilai wajar. Saham akan dikelompokkan ke dalam Trading securities atau
Available for sale. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kenaikan atau penurunan nilai wajar
di akhir periode pelaporan. Kenaikan/penurunan nilai wajar trading securities disajikan sebagai
laba/rugi dalam Laporan Laba Rugi; sedangkan kenaikan/penurunan nilai wajar available for sale
securities disajikan sebagai other comprehensive income.
• Metode biaya mengakui investasi sebesar biaya perolehannya. Pada periode selanjutnya, investasi
juga tetap diakui sebesar biaya perolehannya. Investasi akan berubah jika terdapat penjualan,
pembelian ataupun penurunan nilai. Pembagian dividen oleh investee tidak menambah besaran
investasi. Dividen yang diterima akan dibukukan sebagai pendapatan dividen.
• Pada metode nilai wajar, investor juga akan mengakui investasi sebesar biaya perolehannya. Secara
umum perlakuan akuntansi pada metode nilai wajar sama dengan perlakuan akuntansi pada metode
biaya. Perbedaan antara metode biaya dan nilai wajar adalah pada pengakuan nilai investasi setelah
pengakuan awal. Nilai investasi pada periode selanjutnya (setelah pengakuan awal), akan diakui
sebesar nilai wajarnya.
Metode Pencatatan Atas Investasi Saham : Metode Ekuitas
• Menurut PSAK 15 par 16, investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas,
kecuali ketika investasi tersebut diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
• Yang dimaksud dengan metode ekuitas menurut PSAK 15 par 3 adalah metode akuntansi dimana
investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehannya dan selanjutnya disesuaikan dengan
perubahan net aset investee setelah pembelian saham. Pada saat nilai ekuitas entitas asosiasi
meningkat maka nilai investasi juga akan meningkat secara proporsional sesuai besaran kepemilikan.
Nilai investasi juga akan menurun jika terdapat penurunan nilai ekuitas entitas asosiasi. Bagian
investor atas laba atau rugi investee diakui dalam laporan laba atau rugi investor. Penerimaan
distribusi dari investee (dividen) mengurangi nilai tercatat investasi.
• Penyesuaian terhadap nilai tercatat investasi juga dilakukan jika terdapat perubahan dalam proporsi
bagian investor atas investee yang timbul dari pendapatan komprehensif lain (other comprehensive
income) investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan yang timbul dari revaluasi aset tetap dan
selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas perubahan tersebut diakui dalam pendapatan
komprehensif lain (other comprehensive income) investor.
• Metode ekuitas sering disebut sebagai konsolidasi satu baris karena konsolidasi akun-akun neraca
diwakili dalam satu akun “Investment in S”, sedangkan konsolidasi akun-akun laporan laba rugi diwakili
oleh akun “Income from S”.
Prosedur akuntansi menurut Fair value /cost method
dan equity method
1 Jan tahun 2016, P membeli 2.000 (20%) dari 10.000 lembar saham S senilai
$50/lembar. Nilai par dan nilai wajar saham diasumsikan sama. S memperoleh
net income 2016 $50,000 dan membagikan cash dividend pada 1 Nopember
2016 $20,000. Untuk transaksi ini, P akan membuat jurnal :

Cost method/fair value method Equity method


1 Jan Investment in S 100,000 Investment in S 100,000
Cash Cash 100,000
100,000
1 Nov Cash 4,000 Cash 4,000
Dividend Income 4,000 Investment in S 4,000
31Des No entry Investment in S 10,000
(asumsi harga Income from S 10,000
pasar = cost)
Alokasi dan Amortisasi Selisih Atas Biaya Perolehan Investasi
• Dalam transaksi perolehan investasi dapat terjadi imbalan yang diberikan (biaya
perolehan) investasi berbeda dengan proporsi nilai wajar net aset yang diperoleh
atau nilai tercatat ekuitas. Bila tedapat selisih, maka selisih tersebut dialokasikan
dengan cara sebagai berikut:
• dialokasikan ke berbagai akun yang nilai tercatat dan nilai wajarnya berbeda
• bila masih terdapat selisih, dialokasikan ke goodwill
• Alokasi aset teridentifikasi maupun liabilitas yang diambil alih harus dilakukan
secara proporsional terhadap persentase kepemilikan. Dalam hal terdapat nilai
aset neto yang diperoleh lebih besar daripada imbalan, maka timbul goodwill
negatif dan akan diakui sebagai keuntungan pada tahun berjalan oleh investor.
Goodwill dalam metode ekuitas tidak tampak dalam akun tersendiri, melainkan
ada di dalam akun Investment in S.
• Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai tercatatnya dan sebaliknya. Alokasi terhadap
liabilitas yang diambil alih akan bernilai negatif jika nilai wajarnya lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan nilai tercatatnya.
Alokasi dan Amortisasi Selisih Atas Biaya Perolehan Investasi (2)

• Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan, maka
berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan/atau
liabilitas dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable).
• Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pendapatan
investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit
Pendapatan dari Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet
Investasi pada Investee (Investment in S) dengan jumlah yang sama. Dengan
eliminasi ini, selisih harga perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat
akan habis, sehingga Saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama
dengan % kepemilikan P dikalikan dengan stockholders’ equity S.
• Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Sebagai
gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK
48 sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount
dengan nilai tercatatnya.
Akuntansi untuk Investasi ekuitas
• Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Pakuan membeli 30%
kepemilikan saham PT Sawojajar (diasumsikan mempunyai
pengaruh yang signifikan) dengan menyerahkan uang kas
Rp2.000.000.000 dan saham sebanyak 200,000 lembar
dengan nilai par Rp10.000/lembar dan nilai pasar
Rp15.000/lembar. PT Pakuan mengeluarkan biaya untuk
pendaftaran saham Rp50.000.000 dan biaya konsultasi
Rp100.000.000. Pada saat pembelian saham tersebut neraca
PT Sawojajar menunjukkan data sebagaimana terlihat pada
Tabel 2.1.
• Sebagai tambahan informasi, pada Tahun 2015 PT Sawojajar
memperoleh net income sebesar Rp3.000.000.000,- dan
membayar dividen pada tanggal 1 Juli 2015 sebesar
Rp1.000.000.000.
Neraca PT Sawojajar per 2 Januari 2015 (dalam ribuan)

Book value Fair value (nilai


(nilai tercatat) wajar)
Cash 1.500.000 1.500.000
Receivables – net 2.200.000 2.200.000
Inventories 3.000.000 4.000.000
Other current assets 3.300.000 3.100.000
Equipment – net 5.000.000 8.000.000
Total assets 15.000.000 18.800.000
Accounts Payable 1.000.000 1.000.000
Note payable, due in five years 2.000.000 1.800.000
Common stock 10.000.000
Retained earnings 2.000.000
Total liabilities and sockholders’ equity 15.000.000
Imbalan yang diberikan (Harga perolehan/ cost) Rp5.000.000.000,-
Nilai tercatat net aset yang diperoleh (30% x 12.000.000.000) Rp3.600.000.000
Kelebihan cost atas nilai tercatat aset neto Rp1.400.000.000

Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
 Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
 OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
 Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
 Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
Goodwill 200.000.000
Total excess 1.400.000.000
Untuk transaksi tersebut PT Pakuan akan membuat jurnal sbb:
1 Jan 2015
Investment in Sawojajar Rp 5.000.000.000
Cash Rp 2.000.000.000
Common stock Rp 2.000.000.000
Additional paid-in capital Rp 1.000.000.000

(Untuk mencatat pembelian 30% saham PT Sawojajar)

1 Jan 2015
Expenses Rp100.000.000
Additional paid-in capital Rp50.000.000
Cash Rp150.000.000

(Untuk mencatat pembayaran biaya konsultasi dan biaya pendaftaran saham)

1 Juli 2015
Cash Rp 300.000.000
Investment in Sawojajar Rp300.000.000

(Untuk mencatat penerimaan dividend 30% x 1,000,000)

31 Des 2015
Investment in Sawojajar Rp900.000.000
Income from Sawojajar Rp900.000.000

(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 30% x 3,000,000)

Income from Sawojajar Rp 300.000.000


Investment in Sawojajar Rp300.000.000

(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - inventory)


Investment in Sawojajar Rp60.000.000
Income from Sawojajar Rp60.000.000

(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current aset)

Income from Sawojajar Rp45.000.000


Investment in Sawojajar Rp45.000.000

(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment Rp900.000.000 : 20 th)

Income from Sawojajar Rp12.000.000


Investment in Sawojajar Rp12.000.000

(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost - notes payable Rp60.000.000 : 5)

Kelima jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi


Investment in Sawojajar Rp603.000.000
Income from Sawojajar Rp603.000.000

Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam
laporan laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income from
Sawojajar”.
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan
menunjukkan saldo Rp5.303.000.000 dan akun Income from Sawojajar
Rp603.000.000
Akuntansi untuk Investasi ekuitas yang investeenya
mempunyai available for sale securities
• Awal Januari 2015 PT Ananda membeli 35% saham PT Belinda dan diasumsikan mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan membayar kas sejumlah Rp475.000.000. Pada saat itu book
value dan fair value net aset PT Belinda masing-masing Rp900.000.000 dan Rp1.100.000.000.
Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi karena Aset Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat
Aset Tetap 10 tahun. Selama tahun 2015 PT Belinda memperoleh keuntungan Rp80.000.000 dan
membayar dividen pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp120.000.000. Sebagai informasi
tambahan, PT Belinda juga mempunyai investasi saham yang diklasifikasikan sebagai available for
sale securities yang nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp20.000.000
• Berdasarkan informasi di atas, dalam transaksi akuisisi saham PT Belinda, PT Ananda membayar
lebih tinggi untuk net aset teridentifikasi yang diperoleh. Kelebihan harga perolehan (cost) atas
nilai tercatat net aset adalah sbb

Harga perolehan (Cost of investment) Rp475.000.000


Nilai tercatat investasi 35 % x Rp900.000.000 Rp315.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat Rp160.000.000

Selisih tersebut kemudian dialokasikan ke:


Aset Tetap 35% x Rp200.000.000 Rp70.000.000
Goodwil Rp90.000.000
Jumlah Rp160.000.000
Terkait transaksi tersebut PT Ananda akan membuat jurnal sbb:
1 Jan 2015
Investment in Belinda Rp475.000.000
Cash Rp475.000.000

(Untuk mencatat pembelian 35% saham PT Belinda)

31 Des 2015
Cash Rp 42.000.000
Investment in Belinda Rp42.000.000

(Untuk mencatat penerimaan dividen dari PT Belinda 35% x Rp120.000.000)

Investment in Belinda Rp28.000.000


Income from Belinda Rp28.000.000

(Untuk mencatat bagian investor (PT Ananda) atas profit investee (PT Belinda) 35% x
Rp80.000.000)
Income from Belinda Rp7.000.000
Investment in Belinda Rp7.000.000

(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Aset Tetap Rp70.000.000 : 10 th)

Investment in Belinda Rp7.000.000


Income from Belinda (sbg OCI) Rp7.000.000

(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di PT Belinda 35% x Rp20.000.000)

Ketiga jurnal di atas, bisa digabungkan menjadi:


Investment in Belinda Rp28.000.000
Income from Belinda Rp21.000.000
Income from Belinda (sbg OCI) Rp7.000.000

Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in B akan menunjukkan


saldo Rp461.000.000 dan akun Income from B sebesar Rp28.000.000.
Transfer aset antara investor dan investee
Dalam hubungan bisnis antara investor dan investee seringkali terjadi
transaksi di antara investor dan investee. Transaksi tersebut dapat
berupa jual beli aset ataupun jasa yang menghasilkan keuntungan atau
kerugian. Transaksi yang terjadi dengan investor sebagai penjual dan
investee sebagai pembeli disebut sebagai transaksi hulu (downstream).
Sebaliknya, jika dalam transaksi investee yang bertindak sebagai penjual
dan investor yang menjadi pembeli, maka disebut transaksi hilir
(upstream). PSAK 15 par 19 menyatakan bahwa laba atau rugi yang
dihasilkan dari transaksi antara investor dan investee
(upstream/downstream atau dari hilir/hulu) diakui dalam laporan
keuangan investor hanya sebesar bagian investor lain dalam entitas
asosiasi. Bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi yang
dihasilkan dari transaksi – transaksi ini dieliminasi.
Contoh:
PT Alamanda merupakan investor yang memiliki 20% saham PT
Burberry. Sepanjang 2015 PT Alamanda menjual inventory senilai
Rp200.000.000 kepada PT Burberry. Harga perolehan barang dagangan
(inventory) tersebut adalah Rp140.000.000. Sampai dengan tanggal 31
Desember 2015, sepertiga dari barang dagangan tersebut belum terjual
dan masih ada di gudang PT Burberry. Pada tahun 2015, PT Burberry
mengumumkan net income sebesar Rp1.000.000.000.
Berdasarkan data tersebut, pada tanggal 31 Desember 2015 PT Alamanda
akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:

Investment in Burberry Rp200.000.000


Income from B urberry Rp200.000.000

(Untuk mencatat bagian investor atas profit investee 20% x Rp1.000.000.000)

Income from Burberry Rp4.000.000


Investment in Burberry Rp4.000.000

(Untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory PT Burberry


20% x Rp20.000.000)
• Dalam transaksi hilir antara PT Alamanda dan PT Burberry, terdapat
laba antar perusahaan sebesar Rp60.000.000. Dari sejumlah laba
tersebut, sebesar Rp40.000.000 telah terealisir dengan terjualnya
inventory PT Burberry kepada pihak ketiga, sementara sebesar
Rp20.000.000 belum terealisir karena inventory masih ada di Gudang
PT Burberry. Dengan kepemilikan sebesar 20%, PT Alamanda harus
mengakui adanya keuntungan yang belum terealisir sebesar
Rp4.000.000 (20% x Rp20.000.000). Dengan demikian lab PT Burberry
yang menjadi bagian PT Alamanda adalah sebesar Rp196.000.000
(Rp200.000.000 – Rp4.000.000).
• Jika pada tahun berikutnya, inventory tersebut terjual kepada pihak
luar, maka PT Alamanda akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:

Investment in Burberyy Rp4.000.000


Income from Burberry Rp4.000.000
Interim Acquisition
Bila pembelian saham dilakukan tidak di awal tahun, maka penghitungan
profit dari investee dan amortisasi selisih harga perolehan atas nilai
tercatat/nilai wajar dimulai dari tanggal pembelian.
Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2016, PT Pelangi membeli 40% saham PT Sinar
sebesar Rp800.000.000 dan diasumsikan mempunyai pengaruh yang
signifikan. Net aset PT Sinar pada 1 Januari 2016 adalah
Rp1.500.000.000. Untuk tahun 2016, PT Sinar melaporkan net income
Rp250.000.000 dan mengumumkan dividen 1 September 2016
Rp150.000.000. Nilai buku aset dan liabilitas PT Sinar pada 1 Oktober
2016 sama dengan nilai wajarnya kecuali Bangunan yang nilai bukunya
Rp400.000.000 mempunyai nilai wajar Rp600.000.000. Masa manfaat
bangunan sejak 1 Oktober 2016 20 tahun.
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga
perolehan (cost) atas nilai tercatat net aset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) Rp 800.000.000
Dikurangi:
Ekuitas awal 1 Januari 2016 1.500.000.000
Income 1 Jan s/d 30 Sept (9/12 x 250.000.000) 187.500.000
Less dividend 1 Sept (150.000.000)
Net aset S per 1 Oktober 2016 1.537.500.000
Kepemilikan 40 % x 1.537.500.000 615.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S 185.000.000
Selisih lebih cost investasi atas net aset S dialokasikan ke:
Bangunan (600.000.000 – 400.000.000) x 40% 80.000.000
Goodwill 105.000.000
185.000.000
Untuk transaksi ini PT Pelangi akan membuat jurnal sbb:
1 0kt 2016
Investment in PT Sinar Rp800.000.000
Cash Rp800.000.000

31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp25.000.000
Income from PT Sinar Rp25.000.000
Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12

Income from PT Sinar Rp1.000.000


Investment in PT Sinar Rp1.000.000
Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Bangunan
80.000.000 : 20 th x 3/12
Investasi melalui kepemilikan bertahap
Seorang investor mungkin memiliki pengaruh yang
signifikan melalui beberapa tahap investasi. Misalnya
per 1 Januari 2016 A memiliki saham di B sebanyak
10% dan menggunakan metode cost untuk investasi
tersebut. Setahun kemudian A membeli lagi 15%
saham B, sehingga total kepemilikannya menjadi 25%
dan diasumsikan A mempunyai pengaruh yang
signifikan. Pada saat A sudah mempunyai 25%
kepemilikan saham, A harus menggunakan metode
ekuitas sehingga akun investasi dan retained earning
yang sebelumnya menggunakan metode cost harus
disesuaikan.
Contoh:
PT Pandu membeli 10% saham PT Siwi pada awal 2016 senilai Rp70.000.000 dan
mengelompokkannya sebagai trading securities. Stockholder’s equity (net asets) PT
Siwi saat itu Rp600.000.000. Selisih sebesar Rp10.000.000 dialokasikan ke Bangunan
yang masa manfaatnya 20 tahun lagi. Untuk tahun 2016 PT Siwi melaporkan Net
Income Rp100.000.000 dan membayar dividen Rp50.000.000. Nilai wajar saham
pada akhir tahun sama dengan nilai tercatatnya.
Untuk transaksi selama 2016, PT Pandu akan membuat jurnal sbb:
Investment in Trading Securities Rp70.000.000
Cash Rp70.000.000
Untuk mencatat pembelian 10% saham PT Siwi

Cash Rp5.000.000
Dividend Income Rp5.000.000
Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000
Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai Rp100.000.000,
sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan PT Pandu
mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk transaksi ini, PT Pandu akan membuat
jurnal sbb:
Investment in S Rp170.000.000
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp100.000.000
Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari
Trading securities menjadi Investment in S)
Investment in PT Siwi Rp9.500.000
Retained Earnings Rp9.500.000
Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10%
x Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh
Rp10.000.000 : 20 th
Retained Earnings Rp5.000.000
Investment in PT Siwi Rp5.000.000
Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x
Rp50.000.000 yang sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income
Penjualan kepemilikan saham pada entitas
asosiasi (Sale of an equity interest)

Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas


sejak tanggal investor tidak lagi memiliki pengaruh
signifikan atas entitas asosiasi dan kemudian
mencatat sisa investasinya berdasarkan PSAK 55.
Investor mengukur investasi yang tersisa pada entitas
asosiasi pada nilai wajarnya. Investor mengakui
dalam laporan laba rugi setiap selisih antara nilai
wajar yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian
kepemilikan pada entitas asosiasi dengan jumlah
tercatat invetasi pada tanggal hilangnya pengaruh
sigifikan.
Contoh:
1 January 2013 PT Pandhawa membeli 320,000 lembar saham PT
Sakti (40% kepemilikan) senilai Rp580.000.000. Ekuitas PT Sakti saat itu
Rp1.200.000.000. Dari transaksi ini, terdapat goodwill Rp. 100.000.000.
Nilai tercatat aset dan liabilitas sama dengan nilai wajarnya. PT Pandhawa
menggunakan metode ekuitas dari 1 Januari 2013 sampai dengan 31
Desember 2015. Per 31 Desember 2015, akun investasi tersebut
menunjukkan saldo Rp700.000.000 yaitu sama dengan 40% x
Rp1.500.000.000 (ekuitas PT Sakti per 31 Des 2015 + Rp100.000.000
goodwill). Tanggal 1 Januari 2016, PT Pandhawa menjual 200.000 lembar
saham tersebut senilai Rp460.000.000. Sisa 120,000 lembar saham, nilai
wajarnya Rp270.000.000 dan PT Pandhawa akan mengelompokkannya
sebagai Trading securities.
Untuk transaksi ini, PT Pandhawa akan membuat jurnal sebagai berikut:
Cash Rp460.000.000
Investment in PT Sakti Rp437.500.000
Gain on sale of securities Rp 22.500.000

Investment in trading securities Rp270.000.000


Investment in PT Sakti Rp262.500.000
Gain on transfer of categories Rp 7.500.000

Kedua jurnal di atas dapat digabungkan menjadi:


Cash Rp.460.000.000
Investment in trading securities 270.000.000
Investment in S Rp700.000.000
Gain on sale of securities 22.500.000
Gain on transfer of categories 7.500.000
Pembelian saham langsung dari perusahaan, bukan
dari pemegang saham (Stock purchases directly from
the investee)
Bila investor membeli saham langsung dari perusahaan, bukan
dari bursa atau pemegang saham, maka hal itu akan menambah
jumlah saham yang beredar dan mempengaruhi % perolehan
saham
Contoh:
Awal Januari 2013, PT Prima membeli 20,000 saham yang belum
diterbitkan sebelumnya langsung dari PT Sanjaya senilai
Rp450.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Sanjaya
terdiri dari Rp200.000.000 Common stock par Rp10.000 dan
Rp150.000.000 Retained Earnings. Setelah pembelian saham oleh
PT Prima, jumlah saham PT Sanjaya yang beredar menjadi 20,000
+ (Rp200.000.000:20.000) = 40,000. Dengan demikian
kepemilikan saham P atas S adalah 50% (20,000 : 40,000)
Perusahaan Asosiasi dengan Saham Preferen (Investee
corporation with preferred stock)
Jika entitas asosiasi menerbitkan saham preferen kumulatif yang dimiliki
oleh pihak lain selain investor dan diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka
investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi investee setelah
penyesuaian atas dividen atas saham tersebut, terlepas apakah dividen
tersebut telah diumumkan atau belum.
Contoh:
PT Premium membeli 40% saham PT Quality pada awal 2016 senilai
Rp2.500.000.000. Pada saat itu stockholders’ equity PT Quality terdiri dari
10% cumulative preferred stock, par Rp100, Rp1.000.000.000; Common
stock Rp3.000.000.000; Other paid-in capital Rp500.000.000; dan
Retained Earnings Rp1.500.000.000. Net income yang diperoleh dan
dividen yang dibayarkan oleh PT Quality pada tahun 2016 masing-masing
Rp700.000.000 dan Rp200.000.000
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai
tercatat net aset sbb:
Dari informasi di atas, terdapat kelebihan harga perolehan (cost) atas nilai tercatat net
aset sbb:
Harga perolehan (Cost of investment) 2.500.000.000
Nilai tercatat investasi (net asets PT Quality) yang diperoleh:
Ekuitas PT Quality 6.000.000.000
Dikurangi saham preferen 1.000.000.000
5.000.000.000
% kepemilikan 40%
2.000.000.000
Selisih cost atas nilai tercatat (goodwill) 500.000.000

Income from PT Quality akan dihitung sbb:


Net Income PT Quality Rp700.000.000
Dividen saham preferen 10% x 1.000.000.000 Rp100.000.000
Income untuk common stock Rp600.000.000
Bagian PT Premium (Income from PT Quality) 40% x 600.000.000 = Rp240.000000

Anda mungkin juga menyukai