Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Daftar Isi.........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................2
BAB II RUMUSAN MASALAH..................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................4
BAB IV PENUTUP......................................................................................................13
Daftar Pustaka..............................................................................................................14

[1]
BAB I
PENDAHULUAN

Pembuatan makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul " Pemilu di


Indonesia dalam Era Reformasi" bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang
pelaksanaan pemilu di Indonesia dan melengkapi tugas semester dua. Pengetahuan
tentang pemilu sangat penting sebab pemilu merupakan wujud pelaksanaan demokrasi
Pancasila di Indonesia. Jika kita mempunyai pengetahuan tentang pemilu maka kita
telah melestarikan demokrasi Pancasila yang merupakan demokrasi paling cocok
dengan kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah sejak
kemerdekaan RI sampai sekarang. Sebagai warga negara Indonesia yang bermoral
Pancasila, mari kita laksanakan pemilu apabila telah memenuhi syarat, sesuai dengan
apa yang telah diamanatkan pasal 28 UUD 1945 : “Kemerdekaan berserikat dan
berkumpul mengeluarkan piliran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya". Dengan
pembuatan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis
khususnya.

[2]
BAB II
RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian pemilu
2. Tujuan diadakannya pemilu di Indonesia
3. Dasar pemikiran dilaksanakan pemilu di Indonesia
4. Dasar hukum dan landasan pemilu di Indonesia
5. Asas-asas dan prinsip dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia
6. Sistem pemilu dan pelaksnaan pemilu di Indonesia
7. Peserta pemilu dan macam-macam hak pilih
8. Penyelenggaraan pemilu di Indonesia
9. Pemilu orde baru dan era reformasi
10. a. UU No. 12 Tahun 2004 tentang pemilu
b. UU No. 23 Tahun 2003 tentang pemilu

[3]
BAB III
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN PEMILU
Pemilihan umum adalah salah satu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat
yang sekaligus merupakan perwujudan dari negara demokrasi atau suatu cara
untuk menyalurkan aspirasi atau kehendak rakyat. Dalam UU RI No. 12 tahun
2003 tentang pemilu anggota DPR, DPP dan DPRD pasal 1 berbunyi “Pemilihan
umum yang selanjutnya disebut pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.”
Dan UU NO. 23 tahun 2003 mengatur pemilu untuk presiden dan wakil presiden
negara RI yang dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu merupakan syarat mutlak bagi
negara demokrasi untuk melaksanakan kedaulatan rakyat karena dengan
banyaknya jumlah penduduk demi seorang dalam menentukan jalannya
pemerintahan oleh sebab itu kedaulatan rakyat dilaksanakan dengan cara
perwakilan.

II. TUJUAN PEMILU


Pada dasarnya ada beberapa tujuan yang mendasari pelaksanaan pemilu di
Indonesia diantaranya :
a. Untuk memilih anggotar DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten atau
kota.
b. Melaksanakan demokrasi Pancasila.
c. Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Untuk mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia.
f. Menjamin kesinambungan pembangunan.
g. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib.
h. Untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dalam negara.

[4]
III. DASAR PEMIKIRAN DILAKSANAKAN PEMILU DI INDONESIA
Ada beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dilaksanakan pemilu di
Indonesia, diantaranya adalah :
a. Sebagai sarana untuk dapat melaksanakan reformasi dalam berbagai bidang
kehidupan, khususnya reformasi dalam bidang politik.
b. Membentuk lembaga permusyawarah atau perwakilan rakyat agar dapat
berpartisipasi dalam pemerintahan.
c. Melaksanakan asas kedaulatan rakyat sesuai sila keempat Pancasila yaitu
kerakyatan yang dimpimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan.
d. Melaksanakan hak politik warga negara Indonesia.

Pemilu yang demokratis merupakan suatu cara untuk menyatakan diri


sebagai negara demokrasi karena suatu negara dikatakan demokratis apabila
memenuhi dua asas pokok pemerintahan demokrasi yaitu :
1. Adanya pengakuan hak asasi manusia.
2. Adanya partisipasi rakyat dalam pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk
pemilu yang demokratis.

IV. DASAR HUKUM DAN LANDASAN PEMILU DI INDONESIA


Dasar hukum pemilihan umum adalah
a. Pancasila
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. Ketetapan MPR tentang GBHN
d. Ketetapan MPR tentang Pemilu
e. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2002 tentang partai politik
f. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu

Landasan pemilu di Indonesia meliputi :


1. Landasan Idiil pemilu adalah Pancasila
2. Landasan konstitusional adalah Undang-Undang Dasar 1945
3. Landasan Operasional adalah
a. Ketetapan MPR NO. III / MPR / 1998
[5]
b. UU No. 31 tahun 2002 tentang partai politik
c. UU No. 12 tahun 2003 tentang pemilu

V. ASAS-ASAS DAN PRINSIP PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA


Dalam melaksanakan pemilu suatu negara demokrasi harus berprinsip pada
kebebasan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2003 tentang pemilu
pada pasal 2 disebutkan bahwa : Pemilu dilaksanakan berdasarkan asas langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
- Langsung maksudnya rakyat punya hak secara langsung memberikan suaranya
sesuai hati nurani tanpa perantara.
- Umum maksudnya semua WNRI yang mempunyai persyaratan minimal dalam
usia berhak memilih dan dipilih dalam pemilu.
- Bebas maksudnya setiap WNRI berhak memilih dan dijamin keamanannya
untuk melakukan pemilihan sesuai hati nurani tanpa pengaruh, tekanan dan
paksaan.
- Rahasia maksudnya pemilu dijamin peraturan & tidak diketahui oleh siapapun
dengan jalan apapun mengenai apa yang dipilihnya.
- Jujur maksudnya dalam penyelenggaraan pemilu, pengawas dan pemantau
pemilu & semua pihak yang terlibat secara langsung harus bersikap jujur
dengan peraturan UU yang berlaku.
- Adil maksudnya para pemilih mendapat perlakuan sama serta bebas dari
kecurangan pihak manapun juga.
Syarat pemilu berlangsung secara bebas
1. Aman, kalau negara tidak aman maka tidak dapat dilakukan pemilu.
2. Tertib, kalau tidak tertib, tidak menjamin suatu hasil yang baik.
3. Adil, negara demokrasi harus menjunjung tinggi keadilan.
4. Kemerdekaan masyarakat.
5. Kesejahteraan masyarakat.
6. Pendidikan.
7. Terdapat partai politik lebih dari satu.
8. Terdapat media pers yang bebas.
9. Terdapat open management.
10. Terdapat rule of law yang baik pemerintah atau rakyat harus menjalankan
Undang-Undang.
[6]
VI. SISTEM PEMILU DAN PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA
Sistem pemilu yang dianut negara Indonesia ada 2 yaitu :
a. Sistem proporsional dengan daftar calon terbuka
- Sistem untuk memilih anggota DPR, DPRD, Provinsi, DPRD
Kabupaten/Kota.
- Dibagi dalam daerah-daerah pemilihan.
- Pemilih memilih tandai gambar partai dan gambar / nama calon anggota
DPR/DPRD.
- Jumlah DPR 550 orang, DPR Provinsi 35 s/d 100 orang, DPRD
Kabupaten atau Kota 20 s/d 45 orang yang dihitung berdasarkan jumlah
penduduk.
b. Sistem distrik berwakil banyak
- Sistem ini untuk memilih anggota Dewa Perwakilan Daerah (DPD)
- Daerah pemilihannya adalah provinsi
- Pemilih memilih tanda gambar / nama calon anggota DPD
- Jumlah anggota DPD di setiap provinsi 4 orang

Pelaksanaan pemilu di Indonesia dengan sistem demokrasi perwakilan.


Sistem ini mengharuskan suatu negara mempunyai lembaga perwakilan rakyat
yang fungsinya sebagai wakil rakyat yang mana wakil-wakil rakyat ditentukan
sendiri oleh rakyat melalui pemilu. Dengan adanya pemilu rakyat dapat
melakukan koreksi terhadap pemerintahan lama sekaligus membentuk
pemerintahan baru dan juga untuk mengisi keanggotaan lembaga perwakilan
rakyat yang diadakan berkala dan rutinitas. Dengan pemilu negara telah
melaksakana hak asasinyadi bidang politik.

VII. PESERTA PEMILU DAN MACAM-MACAM HAK PILIH


Peserta pemilihan umum adalah :
a. Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten / Kota adalah partai politik.
b. Peserta pemilu untuk memilih anggota DPR adalah perseorangan
Hak pilih terbagi dua macam yaitu :
1. Hak pilih aktif adalah hak untuk memilih wakil-wakil rayakt yang akan
duduk di badan permusyawaratan atau perwakilan (MPR/DPR) dalam
[7]
pemilu.
Syarat-syarat hak pilih aktif :
- WNRI yang pada hari pemungutan suara sudah berumur 17 tahun atau
sudah / pernah menikah.
- Terdaftar sebagai pemilih.
- Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa atau ingatannya.
- Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan tetap.
2. Hak pilih pasif adalah hak untuk dipilih menjadi anggota
permusyawaratan perwakilan (MPR/DPR) dalam pemilu.
Syarat-syarat hak pilih pasif adalah :
- WNRI yang berumur 21 tahun atau lebih.
- Berdomisili di wilayah NKRI.
- Cakap berbicara, membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia.
- Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat.
- Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negera, UUD 1945, dan cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945.
- Bukan bekas anggota organisasi terlarang PKI, termasuk organisasi
massanya atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G 30 S / PKI
atau organisasi terlarang lainnya.
- Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
- Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun
atau lebih.
- Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dan
dokter yang berkompeten.
- Terdaftar sebagai pemilih.

[8]
VIII. PENYELENGGARAAN PEMILU DI INDONESIA
Pemilu di Indonesia dilaksanakan tiap 5 tahun sekali. Pemilu yang diadakan
di Indonesia :
- Pemilu ke I dilaksanakan 29-09-1955 untuk memilih DPR
15-12-1955 untuk memilih konstituante
- Pemilu ke II dilaksanakan 03-07-1971
- Pemilu ke III dilaksanakan 04-05-1977
- Pemilu ke IV dilaksanakan 02-05-1982
- Pemilu ke V dilaksanakan 23-04-1987
- Pemilu ke VI dilaksanakan 06-06-1992
- Pemilu ke VII dilaksanakan 07-06-1999
- Pemilu ke VIII dilaksanakan 05-04-2004 memilih DPR + DPRD + DPD
05-07-2004 memilih Presiden + Wakil
20-09-2004 memilih Presiden + Wakil

a. Penyelenggara Pemilu ~ KPU sifatnya nasional, tetap dan mandiri.


b. KPU bertanggung jawab atas pemilu
c. KPU menyampaikan laporan dalam tahap penyelenggaraan pemilu pada
presiden & DPR
d. Jumlah anggota KPU sebanyak-banyaknya 11 orang, KPU propinsi sebanyak
5 orang, KPU Kabupaten / Kota sebanyak 5 orang

Berikut ini adalah bagan penyelenggara pemilu :


Calon Anggota
Wilayah Penyelenggara Jumlah
Diusulkan Disetujui Ditetapkan
Nasional KPU 11 Presiden DPR Presiden
Propinsi KPU Propinsi 5 Gubernur KPU KPU
Kab/Kota KPU Kab/Kota 5 Bupati/Wakil KPU Prop KPU
Kecamatan PPK 5 Camat KPU Kab KPU Kab
Desa/Kel PPS 3 Kades/KK PPI PPK
TPS KPPS 7 - - PPS

[9]
LN PPLN 3 s/d 7 KPRI KPU KPU
TPS LN KPPSLN 7 - - PPLN

Dalam mekanisme tugasnya KPU, KPU Propinsi, KPU Kabupaten / Kota,


PPK & PPS dibantu oleh sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris dan PNS.
Anggota sekretaris diambil dari PNS di wilayahnya.

IX. PEMILU ORDE BARU DAN ERA REFORMASI


PEMILU ORDE BARU
Orde baru lahir sejak dikeluarkannya SUPER SEMAR dari Presiden
Sukarno kepada Letnan Jendral Soeharto untuk mengambil tindakan demi
keamanan dan keselamatan rakyat. Selama orde baru dilangsungkan pemilu
sebanyak 6 kali.
Pemilu pertama
Landasan operasional 1. Tap MPR no XI II / MPRS / 1968
2. UU No. 15 / 1969
3. UU No. 16 / 1969
Pemilu ke -2
Landasan operasional 1. Tap MPR No. VIII / MPR / 1973
2. UU No. 4 / 1975
3. UU No. 5 / 1975
Pemilu ke -3
Landasan operasional 1. Tap MPR No. VII / MPR / 1978
2. UU No. 2 / 1980
3. UU No. 5 / 1975
Pemilu ke -4
Landasan operasional 1. Tap MPR No. III / MPR / 1983
2. UU No. 1 / 1985
3. Kepres No. 70 / 1985
Pemilu ke -5
Landasan operasional 1. Tap MPR No. III / MPR / 1988
2. UU No. 2 / 1985

[10]
3. PP. No. 37 / 1990
Pemilu ke -6
Landasan operasional 1. Tap MPR No. III / MPR / 1988
2. UU No. 1 / 1985
3. PP No. 37 / 1995

PEMILU ERA REFORMASI


Di era reformasi pemilu yang dilaksanakan menuju demokratisasi dan asas
keadilan. Beberapa indikator yang menunjukkan :
1. Asas pemilu : LUBER dan JURDIL.
2. Asas parpol : tidak tunggal, asas tidak bertentangan dengan Pancasila dan
UUD 1945.
3. Diikuti 48 parpol.
4. Penyelenggara pemilu diserahkan pada KPU.
5. PNS tidak boleh menjadi pengurus parpol atau caleg.
6. Pejabat negara yang menjadi caleg tidak dibenarkan untuk menjadi juru
kampanye (harus cuti).
7. Ada panwastu.

Yang menjadikan perbedaan pemilu orde baru dan era reformasi :


a. Asas pemilu adalah LUBER
b. Asas parpolnya tunggal yaitu Pancasila
c. Penyelenggara pemilu
- Tingkat pusat, mengeri dalam negeri
- Tingkat propinsi, gubernur
- Tingkat kabupaten, kecamatan, desa / kelurahan
d. Pris direkut ke salah satu perserta pemilu yaitu golkar
e. Tidak ada panwastu maupun pemantau pemilu
f. Pejabat negara, PNS bebas berkampanye bahkan diharuskan mengikuti
kegiatan kampanye pada salah satu peserta pemilu

[11]
X. a. UU NO. 12 TAHUN 2004 BERISI PRINSIP-PRINSIP YANG HARUS
DILAKSANAKAN
1. Menentukan asas pemilu.
2. Menentukan sistem pemilu dan tujuan pemilu.
3. Menentukan daerah pemilihan anggota DPR, DPRD dan DPD.
4. Menentukan jumlah kursi anggota DPR, DPRD, DPD.
5. Mengatur pencalonan dan prosedur pencalonan anggota.
6. Mengadakan pendaftaran pemilih dalam daftar pemilih sementera (PPS) dan
daftar pemilih tetap (DPT).
7. Mengatur pelaksanaan kegiatan kampanye.
8. Menentukan waktu pemungutan suara dan penghitungan suara.
9. Penetapan dan pengumuman hasil pemilu.
10. Penetapan kursi dan calon pemilih/
11. Melaksanakan sumpah atau janji anggota terpilih
12. Mengatur panwastu, pemantau pemilu.
13. Mententukan sanksi bagi pelanggar pemilu, berdasar hukum yang berlaku.

b. UU NO. 23 TAHUN 2003 UNTUK MEMILIH PRESIDEN DAN WAPRES.


PRINSIP YANG HARUS DILAKSANAKAN :
1. Menentukan asas pemilu.
2. Menentukan sistem pemilu, tujuan pemilu, dan peserta pemilu.
3. Mengadakan pendaftaran pemilu.
4. Pencalonan dan mengatur kegiatan kampanye.
5. Mengatur pelaksanaan kegiatan kampanye.
6. Menentukan waktu pemungutan suara dan perhitungan suara.
7. Penetapan dan pengumuman hasil pemilu.
8. Melaksanakan sumpah atau janji calon presiden dan wapres.
9. Mengatur panwastu pemantau pemilu.
10. Menentukan sanksi bagi pelanggar hukum.

[12]
BAB IV
PENUTUP

Apabila suatu negara menyatakan diri sebagai negara demokrasi (khususnya


demokrasi Pancasila seperti yang dianut oleh bangsa Indonesia), negara tersebut
haruslah melaksanakan pemilihan umum sebagai bentuk menjunjung kedaulatan
rakyat yang merupakan landasan utama demokrasi. Memang, tidak semua warga bisa
mengikuti pemilihan umum dikarenakan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
bisa menjadi pemilih dalam pemilu. Namun, WNI yang belum memenuhi syarat tentu
berkewajiban memperdalam pengetahuan tentang pemilu dan bermoral Pancasila
karena suatu saat pasti akan melaksanakannya juga. Jika hal itu tersebut sudah muncul
dari dalam diri sendiri, dan terlaksana, maka kita telah berpartisipasi secara langsung
maupun tidak langsung dalam pelaksanaan menuju negara demokrasi.

[13]
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, H Suardi, dkk. 2004. Kewarganegaraan Menuju Masyarakat Madani.


Jakarta : Yudhistira
Purwanto, Drs. 2006. Gladi Pendidikan Kewarganegaraan. Klaten : Gading Kencana.
Turmudi, Spd. 2004. Teladan PPKN. Mojokerto : CV. Sinar Mulia Pustaka.

[14]

Anda mungkin juga menyukai