Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

STASE MUSKULOSKELETAL

1
BAB I

Deskripsi Kasus

Osteoarthritis genu merupakan suatu penyakit degeneratif pada persendian


yang disebabkan oleh beberapa faktor. Penyakit ini mempunyai karateristik
berupa terjadinya kerusakan pada kartilago (tulang rawan sendi). Gejala
osteoarthritis genue bersifat progresif, dimana keluhan terjadi perlahan-lahan dan
lama-kelamaan akan memburuk (Helmi, 2012). Osteoarthritis terjadi karena
proses perbaikan sendi tidak mampu mengimbangi kerusakan yang terjadi.
Osteoarthritis dapat menyerang pria maupun wanita. Di bawah usia 45 tahun OA
lebih banyak menyerang pria, dan di atas 55 lebih banyak wanita yang terserang
(Sasongko, 2011). Dari aspek fisioterapi, Osteoarthritis genue dapat menimbulkan
berbagai tingkatan berbagai gangguan yaitu impairment seperti menurunnya
kekuatan otot, keterbatasan lingkup gerak sendi,adanya nyeri,spasme otot, dan
disability seperti ketidakmampuan melakukan kegiatan tertentu contohnya bangkit
dari duduk ,jongkok, berlutut, berdiri lama. Akibat dari menurunnya kemampuan
gerak. Bahkan tingkat functional limitation seperti gangguan berjalan,berlari,dan
naik turun tangga (Fukuda, 2011).

2
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : bapak IBS
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : hindu
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Sanur
No. CM : 00.20.98

II. SEGI FISIOTERAPI


Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada lutut kanan dan kiri, lebih
dominan pada lutut kiri
RPS : pasien mengeluh nyeri pada kedua lutut sejk lama, nyeri bertambah
saat pagi hari, ters nyeri saat duduk ke berdiri
RPD : diabetes

III. PEMERIKSAAN FISIOTERAPI


1. Pemeriksaan tanda vital
- Tekanan Darah : 130/90 mmHg
- Denyut Nadi : 75x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
- Suhu : normal
2. Inspeksi/Observasi
- Inspeksi statis : oedema (-), varus knee

i. Inspeksi dinamis : pasien datang menggunakan kursi roda.

2. Palpasi : tightnes m. hamstring, nyeri tendo patella pes anserinus

3. Join test (pemeriksaan fungsi gerak dasar)


PFGD aktif

3
REGIO GERAKAN ROM NYERI

Fleksi Terbatas +
KNEE
Ekstensi Normal -

PFGD Pasif

REGIO GERAKAN ROM NYERI ENDFEEL

Fleksi Terbatas + Firm


KNEE
Ekstensi Normal - Hard

PFGD Isometrik : nyeri gerakan isometric fleksi knee

4. Muscle Test dan Antropometri


- MMT
Gerakan Nilai MMT Nilai MMT (Dextra)
(Sinistra)
Knee Kesan
4 4
1) Fleksi 4 4
2) Ekstensi

4
IV. ALGORITMA

V.

5
KODE DAN KETERANGAN PEMERIKSAAN ICF
1. Body Function
B7100 mobility of single joint
B28016 pain in joint
B7801 sensation of m.spasm
B730 muscle power function
Activities and participation
D410 changing basic body position
D4101 squatting
D4501 walking
D530 toileting
D4102 kneeling
2. Body Structure
S75011 knee joint
S798 structure related to movement
S75012 muscle of lower leg

VI. DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Impairment

a. Adanya nyeri gerak dan nyeri tekan pada lutut kanan


b. Adanya keterbatasan ROM pada knee dextra
c. Adanya tightnes pada m.hamstring
d. Penurunan kekuatan otot knee

2. Functional Limitation

Pasien mengalami keterbatasan saat melakukan gerakan pada tungkai


kanan seperti menekuk dan meluruskan kaki, sehingga agak sulit duduk
berdiri, tidak mampu berjalan jauh, jongkok dan berlutut

3. Disability/Participant Retriction

6
Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan lingkungan dan pekerjaannya, seperti berdiri lama
dan berjalan.

VII. PROGRAM FISIOTERAPI

1. Tujuan

a. Jangka Pendek :

- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan ROM pada knee
- Menghilangkan tightness otot hamstring
- Meningkatkan kekuatan otot knee
b. Jangka Panjang :
Pasien mampu melakukan aktivitas fungsional secara mandiri

2. Teknologi Intervensi Fisioterapi


- Ultrasound therapy
- TENS
- Manual therapy
- Exercise therapy

VIII. RENCANA EVALUASI


1. VAS : Untuk mengukur nyeri
2. Goniometer : Untuk mengukur ROM
3. MMT : Untuk mengukur kekuatan otot

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Baik
Quo ad sanam : ragu-ragu Baik
Quo ad cosmeticam : ragu-ragu Baik

7
Quo ad fungsionam : ragu-ragu Baik

X. PELAKSANAAN TERAPI
1. Ultrasound therapy
Modalits di aplikasikan pada daerah yang mengalami tightness atau
nyeri, setelah itu dilakukan perhitungan dosis. Pada kasus ini dosis
yang digunakan
Frekuensi : 1 MHz pada tigtnes m. hamstring, 3 MHz pada pes
anserinus
Intenstas : 0,4 w/cm2
Duty factor : 100%
Time : 2 menit/ area
Berikan gel pada daerah yang diterapi, kemudian letakkan
tranducer (jangan ditekan dan posisi static)
2. TENS
Tens digunakan untuk mengurangi nyeri agar program latihan yang
kita berikan dapat dilakukan. Latihan dilakukan saat tens terpasang,
untuk waktu sesuai dengan lama latihan yang akan diberikan
3. Manual Terapi
Pada kasus ini menggunakan teknik Mobilisation With Movement
(MWM), dimana fisioterapis melakukan manual terapi pada
gerakan yang mengalami restriction atau nyeri gerak. Saat
melakukan Teknik ini pasien melakukan gerakan secara aktif dan
pastikan saat melakukan Teknik ini pasien tidak boleh merasa nyeri
(pain free). Dilakukn 3 set, 6 kali repetisi.
4. Exercise therapy
ROM Exercise : Dilakukan secara aktif dengan mengintruksikan
pasien menggerakan ekstremitas bawah, fleksi-ekstensi knee, serta
plantar fleksi dan dorso fleksi ankle semampunya kemudian terapis
memfasilitasi dan membantu gerakan tersebut. Bertujuan untuk
menjaga dan meningkatkan lingkup gerak sendi.

8
Isometric quadriceps : Terapis meletakan tangan di bawah lutut
pasien dan pasien diinstruksikan untuk mekan lutut kebawah tahan
selama 8 detik. Ini bertujuan untuk menjaga kekuatan otot
quadriceps pasien

XI. HASIL TERAPI AKHIR

1. Evaluasi VAS dengan nyeri


Treatment Nyeri Nyeri gerak
tekan
T1 4 6

T2 3,5 5

T3 2 4,3

2. Evaluasi ROM dengan goniometer

PENGUKURAN T1 T2 T3

KNEE AKTIF S: 00-00-800 S: 00-00-850 S: 00-00-900

PASIF S: 00-00-900 S: 00-00-900 S: 00-00-1000

3. Evaluasi kekuatan otot dengan MMT


MMT regio knee : 5

Anda mungkin juga menyukai