1, Desember 2012
ABSTRACT
Hypertension is a disease that can not be cured but can only becontrolled,
it would require patience and the cost is quite expensive. While cupping is
a hereditary treatment to overcome all kinds of health complaints. The purpose of
this study was to determine the effectiveness of cupping as a nonpharmacologi-
cal complementary therapy of hypertension.
Pre-Experimental research design with the design of One Group Pre-
test and post-test design without a control group data in this study were obtained
through measurements using a tensionmeter. After all required data collected,
then analyzed by t test.
The study conducted showed that 1). The results show t-count
0.000 5.985 with p value < 0.05 (α), meaning that effectively cup-
ping lowering blood pressure systole. 2) Results of t count shows 3.557 with p
value 0.001 < 0.005 (α), meaning that effectively cupping lower-
ing diastolic blood pressure. Cupping can be used as a complementary
therapy treatment of hypertension are cheap and easy to do. Communities
can use cupping as prevention and treatment of hypertension.
36
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012
37
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 sistole pre - sistole post 14.83 13.575 2.478 9.76 19.90 5.985 29 .000
Pair 2 diastole pre - diastole
6.67 10.267 1.874 2.83 10.50 3.557 29 .001
post
Keterangan :
1. Mean systole sebelum terapi bekam adalah 150,90 mmHg
2. Mean systole setelah terapi bekam adalah 136,07 mmHg
3. Mean diastole sebelum terapi bekam adalah 96,83 mmHg
4. Mean diastole setelah terapi bekam adalah 90,17 mmHg
38
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012
penyakit tetapi tanda dan gejala saja sudah terbukti efektif untuk
(sign and symptom) artinya ada menurunkan tekanan darah.
masalah kesehatan yang belum Bekam yang dilakukan secara
ditemukan dalam diri pasien yang teratur maka akan menurunkan
menyebabkan kerja jantung menjadi ketergantungan pada obat-obatan
terganggu, misalnya ginjalnya kimia yang harganya mahal.
bermasalah, jantung-pembuluh
darahnya mengalami pengapuran 2. Lakukan bekam dengan prinsip
atau bahkan ada masalah psikologis menjaga universal precaution
yang belum tuntas. agar tidak terjadi penularan
Pada data hasil penelitian nosokomial. Praktisi bekam harus
diatas didapat rata-rata tekanan darah menggunakan handschoen,
sebelum bekam 150,90/96,83 mmHg masker dan memperhatikan
dan setelah bekam menjadi prinsip sterilisasi
136,07/90,17 mmHg. Bila mengacu
pada kriteria hipertensi yaitu 140/95 DAFTAR PUSTAKA
mmHg maka jelaslah tekanan darah Guyton, 1994. Buku Ajar Fisiologi
baik sistole maupun diastole Kedokteran, ed.7, Bag.II,
menunjukkan perubahan yang Cet.I., EGC, Jakarta.
bermakna.
Hana. 2008. Bekam : Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN Bekam di Inggris Terbukti.
(serial online).
Kesimpulan http://www.zimbio.com/articl
1. Ada perbedaan tekanan darah es/10273(27 Juli 2009)
systole penderita hypertensi Iman, K. 2010. Perbedaan Tekanan
sebelum dan sesudah dilakukan Darah Sistole/Diastole Pada
terapi bekam sebagai terapi Perokok Nikotin Tinggi dan
komplementer hipertensi non Perokok Nikotin Rendah
farmakologis. Pada Pria Remaja Madya
2. Ada perbedaan tekanan darah (15-18 Tahun). Jember :
diastole penderita hypertensi UMJ.
sebelum dan sesudah dilakukan
terapi bekam sebagai terapi Kasmui. 2008. Bekam, Pengobatan
komplementer hipertensi non Menurut Sunnah Nabi,
farmakologis. Oktober 24, 2008 oleh
3. Ada pengaruh pemberian terapi pijatbagus, http://www.al-
bekam sebagai terapi ilmu.com
komplementer hipertensi non Majid, B. 2009. Mujarab ! Teknik
farmakologis. Penyembuhan Penyakit
dengan Bekam, Berbasis
Saran Wahyu Bersendi Fakta
1. Menganjurkan kepada penderita Ilmiah, Yogyakarta : Mutiara
hipertensi dan keluarganya agar Medika.
mempertimbangkan Naufal.2008. Hasil Pemeriksaan
memanfaatkan terapi bekam yang Medis dan Laboratorium
39
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012
40