Anda di halaman 1dari 5

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No.

1, Desember 2012

EFEKTIFITAS BEKAM SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER


HIPERTENSI NON FARMAKOLOGIS

Wahyudi Widada*, Hendra Kurniawan*


*Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

ABSTRACT

Hypertension is a disease that can not be cured but can only becontrolled,
it would require patience and the cost is quite expensive. While cupping is
a hereditary treatment to overcome all kinds of health complaints. The purpose of
this study was to determine the effectiveness of cupping as a nonpharmacologi-
cal complementary therapy of hypertension.
Pre-Experimental research design with the design of One Group Pre-
test and post-test design without a control group data in this study were obtained
through measurements using a tensionmeter. After all required data collected,
then analyzed by t test.
The study conducted showed that 1). The results show t-count
0.000 5.985 with p value < 0.05 (α), meaning that effectively cup-
ping lowering blood pressure systole. 2) Results of t count shows 3.557 with p
value 0.001 < 0.005 (α), meaning that effectively cupping lower-
ing diastolic blood pressure. Cupping can be used as a complementary
therapy treatment of hypertension are cheap and easy to do. Communities
can use cupping as prevention and treatment of hypertension.

Keywords: cupping, blood, hypertension

PENDAHULUAN Candra (2008) menjelaskan


bahwa prinsip Bekam adalah
Hipertensi merupakan mengeluarkan radikal bebas di dalam
penyakit yang tidak dapat tubuh yang merupakan sumber dari
disembuhkan melainkan hanya dapat berbagai penyakit. Caranya dengan
dikontrol, maka diperlukan melakukan kop atau penyedotan
ketelatenan dan biaya yang cukup dengan alat khusus kemudian
mahal. Dalam mengontrol hipertensi dilakukan penggoresan di permukaan
kita biasanya menggunakan kulit dengan pisau bedah pada titik
pengobatan secara farmakologi tertentu. Selanjutnya dilakukan
dengan menggunakan obat-obatan penghisapan darah dengan alat
sintetis. Hipertensi dapat khusus berulang-ulang sampai
menimbulkan bahaya pada tubuh keluarnya plasma pada setiap area
antara lain decompensasi cordis, yang dibekam (Pijatbagus, 2008).
stroke, jantung koroner dan gagal Bekam, merupakan salah satu
ginjal (Soeharto, 2001). pengobatan komplementer non
farmakologis yang sudah bertahun-

36
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012

tahun dimanfaatkan masyarakat Jember yang memenuhi kriteria,


untuk berbagai keluhan termasuk sebanyak 30 orang.
hipertensi.
Penelitian mengenai bekam Dalam melakukan
memang belum banyak dilakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan
meskipun pengobatan ini sudah adalah sebagai berikut: Memberikan
familiar bagi masyarakat karena penjelasan kepada calon subjek
bekam itu mudah, aman dan penelitian tentang tujuan penelitian,
biayanya yang terjangkau untuk keuntungan dan kerugian menjadi
semua lapisan masyarakat. Widada subjek penelitian.Menandatangani
(2010) menemukan bahwa bekam lembar informed concent.Mengukur
berpengaruh terhadap perbaikan tekanan darah dalam posisi
kualitas sel darah yaitu mempercepat berbaring, tenang dan
regenerasi sel darah merah. Widada rileks.Pembekaman di 7 (tujuh) area
(2011) juga menemukan pengaruh di punggung selama total 30 menit.
bekam terhadap peningkatan sistem Titik bekam meliputi: 2 titik al-
kekebalan tubuh. akhda’ain, 1 titik al kaahil, 2 titik al
Mempertimbangkan kehebatan katifain dan dua titik di ala warik.
bekam sebagai terapi alternatif yang Tekanan darah diukur lagi, satu jam
aman, higienis dan murah maka setelah pembekaman.
sangat menarik bagi Peneliti untuk
Instrumen yang digunakan
mengukur efektifitas bekam sebagai
dalam penelitian ini adalah :
terapi hipertensi komplementer non
Tensimeter dan stetoskop, Lembar
farmakologis. observasi dan peralatan Bekam satu
METODE PENELITIAN set. Lokasi penelitian berada dalam
wilayah kerja Puskesmas Sumbersari
Desain penelitian Pra- Jember selama 5 (lima) bulan.
Experimental dengan rancangan
yang digunakan adalah One Group Pada penelitian ini variabel
Pre-test and Post-test Design tanpa yang digambarkan dalam bentuk
adanya kelompok kontrol Pengujian distribusi frekuensi adalah
sebab–akibat dengan cara karakteristik pasien hipertensi yang
membandingkan hasil pengukuran meliputi : usia, berat badan, tinggi
tekanan darah sebelum dan setelah badan, tekanan darah sebelum dan
pembekaman. setelah pemberian perlakuan bekam..
Populasi yang digunakan Analisa ini dilakukan untuk
adalah penderita hipertensi berjenis mengetahui adanya pengaruh bekam
kelamin laki–laki yang berobat jalan terhadap tekanan darah pada
di Puskesmas Sumbersari Jember. penderita hipertensi. Analisa ini
Sampel dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hipotesis diterima
penderita hipertensi yang didapat atau ditolak adalah dengan uji t-
secara non probability sampling jenis dependen (paired t-test). Level yang
purposive di Puskesmas Sumbersari sering digunakan untuk standar error
adalah 0,05.

37
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil Uji Statistik T- Test Data Pengukuran Tekanan Darah di Awal dan
Akhir Perlakuan Bekam, Jember, 2011.
Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 sistole pre - sistole post 14.83 13.575 2.478 9.76 19.90 5.985 29 .000
Pair 2 diastole pre - diastole
6.67 10.267 1.874 2.83 10.50 3.557 29 .001
post

Keterangan :
1. Mean systole sebelum terapi bekam adalah 150,90 mmHg
2. Mean systole setelah terapi bekam adalah 136,07 mmHg
3. Mean diastole sebelum terapi bekam adalah 96,83 mmHg
4. Mean diastole setelah terapi bekam adalah 90,17 mmHg

Hasil paired samples setelah terapi bekam. Hasil t–hitung


correlations menunjukkan korelasi menunjukkan 3,557 dengan p value
antara tekanan darah systole sebelum 0,001 < 0,005 (α), artinya mean
dan setelah terapi bekam. tekanan darah diastole sebelum terapi
Koefisien korelasi 0,620 bekam berbeda dengan setelah terapi
dengan nilai signifikan 0,000 artinya bekam. Hasil positif pada t hitung
terdapat pengaruh yang signifikan menunjukkan nilai awal lebih tinggi
antara tekanan darah systole sebelum dari nilai berikutnya. Jadi nilai
dan sesudah terapi bekam. tekanan darah diastole sebelum terapi
Hasil paired samples bekam lebih tinggi dibandingkan
correlations menunjukkan korelasi setelah terapi bekam
antara tekanan darah diastole Hipertensi atau darah tinggi
sebelum dan setelah terapi bekam. merupakan kondisi akibat terjadinya
Koefisien korelasi 0,548 peningkatan tekanan darah di atas
dengan nilai signifikan 0,002 artinya normal, sedangkan batas tekanan
terdapat pengaruh yang signifikan darah normal maksimal adalah
antara tekanan darah diastole 140/95 mmHg. Batasan ini tentu saja
sebelum dan sesudah terapi bekam. tidak sepenuhnya benar karena
Hasil t – hitung menunjukkan kekuatan tekanan darah itu tidak
5,985 dengan p value 0,000 < 0,005 sama setiap orang dan sangat banyak
(α), artinya mean tekanan darah faktor yang berpengaruh. Misalnya
systole sebelum terapi bekam didapat hasil pengukuran seseorang
berbeda dengan setelah terapi bekam. 150/90 mmHg, tidak serta merta
Hasil positif pada t hitung orang tersebut menderita hipertensi
menunjukkan nilai awal lebih tinggi karena perlu diketahui berapa
dari nilai berikutnya. Jadi nilai tekanan darah sebelumnya, berapa
tekanan darah systole sebelum terapi umurnya, aktifitas apa yang telah
bekam lebih tinggi dibandingkan dilakukan, dll. Hipertensi bukankah

38
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012

penyakit tetapi tanda dan gejala saja sudah terbukti efektif untuk
(sign and symptom) artinya ada menurunkan tekanan darah.
masalah kesehatan yang belum Bekam yang dilakukan secara
ditemukan dalam diri pasien yang teratur maka akan menurunkan
menyebabkan kerja jantung menjadi ketergantungan pada obat-obatan
terganggu, misalnya ginjalnya kimia yang harganya mahal.
bermasalah, jantung-pembuluh
darahnya mengalami pengapuran 2. Lakukan bekam dengan prinsip
atau bahkan ada masalah psikologis menjaga universal precaution
yang belum tuntas. agar tidak terjadi penularan
Pada data hasil penelitian nosokomial. Praktisi bekam harus
diatas didapat rata-rata tekanan darah menggunakan handschoen,
sebelum bekam 150,90/96,83 mmHg masker dan memperhatikan
dan setelah bekam menjadi prinsip sterilisasi
136,07/90,17 mmHg. Bila mengacu
pada kriteria hipertensi yaitu 140/95 DAFTAR PUSTAKA
mmHg maka jelaslah tekanan darah Guyton, 1994. Buku Ajar Fisiologi
baik sistole maupun diastole Kedokteran, ed.7, Bag.II,
menunjukkan perubahan yang Cet.I., EGC, Jakarta.
bermakna.
Hana. 2008. Bekam : Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN Bekam di Inggris Terbukti.
(serial online).
Kesimpulan http://www.zimbio.com/articl
1. Ada perbedaan tekanan darah es/10273(27 Juli 2009)
systole penderita hypertensi Iman, K. 2010. Perbedaan Tekanan
sebelum dan sesudah dilakukan Darah Sistole/Diastole Pada
terapi bekam sebagai terapi Perokok Nikotin Tinggi dan
komplementer hipertensi non Perokok Nikotin Rendah
farmakologis. Pada Pria Remaja Madya
2. Ada perbedaan tekanan darah (15-18 Tahun). Jember :
diastole penderita hypertensi UMJ.
sebelum dan sesudah dilakukan
terapi bekam sebagai terapi Kasmui. 2008. Bekam, Pengobatan
komplementer hipertensi non Menurut Sunnah Nabi,
farmakologis. Oktober 24, 2008 oleh
3. Ada pengaruh pemberian terapi pijatbagus, http://www.al-
bekam sebagai terapi ilmu.com
komplementer hipertensi non Majid, B. 2009. Mujarab ! Teknik
farmakologis. Penyembuhan Penyakit
dengan Bekam, Berbasis
Saran Wahyu Bersendi Fakta
1. Menganjurkan kepada penderita Ilmiah, Yogyakarta : Mutiara
hipertensi dan keluarganya agar Medika.
mempertimbangkan Naufal.2008. Hasil Pemeriksaan
memanfaatkan terapi bekam yang Medis dan Laboratorium

39
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 1, Desember 2012

Pasca Pasien yang Diobati. Sistem Kekebalan Tubuh.


Oktober 24, Ditulis pada Jurnal Penelitan Kesehatan
Agustus 27, 2008. Blog pada Suara Forikes, Vol. II No. 3
WordPress.com. Hal. 139-143.
Qoyyim, I.1994. Sistem Kedokteran Widada, W. 2011. Bekam Sebagai
Nabi, Kesehatan dan Solusi Cerdas Mengatasi
Pengobatan Menurut Radikal Bebas akibat Rokok,
Petunjuk Nabi Muhammad Bandung : Lubuk Agung
SAW, Semarang : Dimas
Soeharto, 2001. Kolesterol Dan
Lemak Jahat, Kolesterol Dan
Lemak Baik, Dan Proses
Terjadinya Serangan Jantung
Dan Stoke. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Sutomo, B. 2006. Bekam, sembuhkan
hipertensi, migraine, sakit
pinggang dan kanker.
http://budiboga.blogspot.com/
2006/05/ (27 Juli 2009).
Umar, WA. 2008. Sembuh dengan
satu titik. Solo : Al Qowam.
Sa’adah, VN. 2011. Efektifitas Jus
Mentimun terhadap
Penurunan Tekanan darah
pada Penderita Hipertensi di
Puskesmas Sumbersari-
Jember. KTI, Unmuh Jember.
Widada, W. 2010. Pengaruh Bekam
terhadap Peningkatan
Deformabilitas Eritrosit pada
Perokok, Tesis, Program
Pascasarjana Universitas
Airlangga Surabaya.
Widada, W. 2011. Pengaruh Bekam
terhadap Peningkatan Sel

40

Anda mungkin juga menyukai