Anda di halaman 1dari 3

Gangguan Seksual

a) Frigiditas : kondisi dimana perempuan sama sekali tidak bereaksi terhadap


rangsangan erotis seksual. Bisa disebabkan oleh faktor psikis, dan beberapa
faktor lainnya. Tatalaksana yang diberikan adalah dengan mengatasi
penyebabnya, seperti menghilangkan stress dan menyuntikkan hormon.
b) Anorgasme : orgasme tidak dapat dicapai sama sekali dalam siklus seks. Bisa
disebabkan karena pertentangan atau konflik dalam diri dan gangguan
psikoseksual. Terdiri atas 3 macam :
i. Primer : penyebabnya gangguan psiko-emosional seperti kurangnya
pengetahuan dan pengalaman dari pasangan, takut hamil, dan ketakutan
akan penyakit menular. Penanganannya berupa psikoterapi dan
penyuluhan seks.
ii. Sekunder : penyebanya adalah buruknya hubungan suami-istri.
Penanganannya dengan psikiater.
iii. Situasional : keadaan dimana perempuan hanya mampu mendapat
orgasme bila ditunjang keadaan dan situasi tertentu.
c) Dyspareunia : nyeri persisten yang muncul saat percobaan atau masuknya
penis ke dalam vagina.
i. Prevalensinya di masyarakat sekitar 0,4-61% di praktik ginekologi.
ii. Epidemiologi di Indonesia angkanya belum diketahui pasti karena
hambatan sosiokultural, hal seperti ini tabu untuk dibicarakan dan
kebanyakan orang Indonesia belum terbuka soal ini termasuk ke dokter.
Dickinson menemukan 4% dari 4100 wanita telah menikah mengalami
dyspareunia.
iii. Klasifikasi
1. Superficial dyspareunia : sensasi nyeri dirasakan di vagina introitus
(mayoritas yang dirasakan)
2. Deep dyspareunia : sensasi nyeri dirasakan di bagian dalam pelvis
selama masuknya penis.
Juga diklasifikasikan menjadi
1. Dyspareunia primer : nyeri muncul dari saat mulai bersenggama.
2. Dyspareunia sekunder : rasa tidak nyaman yang dirasakan setelah
dimulainya sensasi bebas-nyeri saat bersenggama.
Kategorisasi lebih lanjut :
1. Komplit atau lengkap selama semua episode.
2. Situasional atau sesaat hanya selama persetubuhan tertentu atau
dengan pasangan tertentu.
iv. Patofisiologi
Spano & Lamount (1975) : sirkular dyspareunia

Nyeri selama Memicu dan


Penurunan Kekeringan
penetrasi memacu Meningkatkan
hasrat atau vagina dan Rasa nyeri dan Vulvar
(masuknya ketakutan rasa gesekan antar
bangkitan seks peningkatan kerusakan vestibulitis
penis ke nyeri di penis dan
selama tonus otot jaringan syndrome
vagina) atau hubungan vulva
aktivitas seks dasar panggul
ingatan nyeri berikutnya

v. Etiologi
1. Vulva : imperforate hymen, radang vulva menahun disertai jamur,
penyakit vulvar vestibulitis, penyakit kulit di vulva, condyloma
acuminata, kraurosis vulvae, episiotomi kurang sempurna, inflamasi
atau infeksi, adhesi klitoris, kista atau abses kelenjar bartholini,
kurang menjaga kesehatan dan kebersihan kelamin.
2. Vagina : kurang lubrikasi, infeksi jamur menahun, vaginismus,
alergi douhe atau kontrasepsi, radiasi, neoplasma, iatrogen (operasi
perbaikan ruang anterior dan posterior terlalu sempit), atrofi
pascamenopause sehingga terjadi penurunan lubrikasi dan
elastisitas).
3. Pelvis : sembelit atau kontipasi, interstitial cystitis, pelvic
varicosities, endometriosis, perlekatan vagina dan rektum, sel telur
di dalam culdesac, perlekatan peritoneum.
4. Obat : antihistamin jangka panjang sehingga menghambat lubrikasi
vagina, antobiootik jangka panjang sehingga memungkinakan
timbulnya infeksi jemur kronis, kontrasepsi oral menyebabkan
vestibulitis karena menurunkan kadar testosteron bebas bersikulasi
yang membahayakan epitel vestibuli vagina.
5. Psikis : riwayat trauma seks, koitus sebelumnya nyeri, rasa takut dan
cemas berlebihan, hubungan keluarga yang tidak harmonis.
vi. Anamnesis : kapan dan lokasi nyeri, keluhan lain seperti depresi, stres,
keputihan, riwayat trauma seks masa lalu, riwayat dyspareunia, riwayat
persalinan dan episiotomi, riwayat konsumsi obat, hubungan keluarga
terutama suami-istri.
vii. Gambaran klinis : nyeri pada introitus vagina, vagina, uretra, vesica
urinaria, pelvis, tersebar, tidak dapat ditentukan pasti lokasinya. Selain
itu juga memiliki pendapat negatid tentang interaksi seks, pada wanita
menyebabkan vaginismus, pada pria menyebabkan ejakulasi dini dan
disfungsi ereksi.
viii. Tatalaksana : dilakukan sesuai penyebab atau faktor yang mendasarinya.
1. Intervensi farmakoterapi : anastesi lokal (lidokai topikal) atau salep
kortikosteroid alternatif lain seperti fluconazole dan cromolyn
cream.
2. Pada vulvar vestibulitis syndrome : pembedahan operasi
(vestibulectomi atau membuang jaringan vestibular yang nyeri).
3. Kekeringan vagina : kontrasepsi oral estrogen dosis rendah.

Anda mungkin juga menyukai