Anda di halaman 1dari 6

Syamsul Amien, Kenaikan Temperatur Pada...

ISSN : 2502 – 3624

Kenaikan Temperatur Pada Motor Induksi


Tiga Phasa Akibat Rotor Terkunci
Syamsul Amien
Kepala Laboraturium Konversi Energi Listrik
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Abstrak Motor Induksi merupakan jenis motor B. Batasan Masalah


yang paling banyak digunakan pada Industri. a. Motor induksi yang digunakan adalah motor
Ketika rotor motor induksi tiga phase terkunci, induksi tiga phasa rotor belitan yang Ada pada
arus yang mengalir dalam motor dapat melebihi laboratorium konversi energi listrik Fakultas
limakali arus beban penuh, sehingga panas yang Teknik Universitas Sumatera Utara.
dibuang tidak sebanding dengan panas yang b. Tidak menganalisa gangguan dan harmonisa
dihasilkan, hal ini akan menyebabkan suhu stator yang terjadi pada motor induksi dan sistem
dan rotor akan meningkat sangat cepat sehingga tenaga.
dapat menyebabkan ketahanan isolasi berkurang, c. Analisa dilakukan dalam kondisi steady state.
dan dalam interval waktu tertentu dapat
menyebabkan kerusakan isolasi tersebut. II. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini akan menganalisis lamanya waktu
penguncian pada motor induksi rotor belitan. A. Motor Induksi Tiga Fasa
Untuk mengetahui panas yang timbul, maka Pada dasarnya motor induksi atau motor AC
dilakukan pengujian terhadap motor induksi rotor (asinkron) menghasilkan daya mekanik yang
belitan, dengan aplikasinya adalah motor induksi digunakan untuk melayani beban, seperti
yang ada di Laboratorium Konversi Energi Listrik menggerakkan mesin perkakas dan menjalankan
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. peralatan tertentu, terutama digunakan dalam
bidang industri, juga sebagai penggerak pompa
Kata Kunci : Motor induksi, Rotor Terkunci, berkapasitas besar dan lain-lain.
Temperatur
Beberapa kelebihan dari motor induksi, al :
I. PENDAHULUAN - Perawatan/perbaikan hampir tidak diperlukan
- Memiliki ukuran fisik lebih kecil dibanding
Dalam pengoperasian motor induksi secara motor DC yang berkapasitas sama.
normal, maka panas yang dihasilkan tidak akan - Lebih murah dibandingkan motor DC.
menyebabkan kenaikan temperatur yang - Motor mampu bekerja pada kecepatan di atas
berbahaya,karena arus yang mengalir pada belitan kecepatan yang tertera pada name-plate.
stator dan rotor tidak menghasilkan panas yang - Sederhana, konstruksinya kuat dan lebih
besar, selain itu sebagian panas yang dibuang murah.
masih sebanding dengan panas yang dihasilkan
sehingga temperatur belitan tidak akan Dalam Penelitian ini digunakan motor induksi
terlalutinngi. tiga phasa rotor belitan dan sebagai bebannya
adalah Motor Arus Searah.
Bila motor induksi dalam keadaan rotor
terkunci maka arus yang mengalir pada motor Motor induksi, dapat bekerja pada sistem
dapat terjadi cukup besar, yaitu melebihi lima kali tegangan suplai satu phasa maupun sistem
arus saat beban penuh, sehingga panas yang tegangan suplai tiga phasa. Motor induksi satu
dibuang lebih kecil dibanding panas yang phasa biasanya berkapasitas kurang dari 3 HPdan
dihasilkan. umumnya digunakan pada peralatan rumah tangga.
Bila dengan daya yang sama ukuran fisik motor
Hal ini akan menyebabkan temperature pada induksi satu phasa lebih besar dari pada motor
stator maupun rotor akan meningkat dengan sangat induksi tiga phasa. Daya motor induksi tiga phasa
cepat sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada lebih besar dan bisa mencapai beberapa ribu
isolasi belitan motor. HP.Tetapi yang banyak digunakan adalah daya
yang kurang dari 50 HP.
A. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahuibesarnya kenaikan Berdasarkan jenis rotor maka motor induksi
temperature yang terjadi pada motor induksi tiga terbagi atas dua bagian yaitu motor rotor sankar
phasa, bila rotor terkunci. dan motor rotor belitan. Penelitian ini
Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 7
ISSN : 2502 – 3624 Syamsul Amien, Kenaikan Temperatur Pada...

menggunakan motor induksi tiga phasa rotor


belitansebagaimana yang tersedia di Laboraturium
konversi Energi Listrik USU, juga kenaikan
temperatur yang lebih berpengaruh adalah terhadap
isolasi belitan.

B. Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa


Motor induksi tiga fasa memiliki konstruksi
yang hampir sama dengan jenis motor listrik
lainnya. Pada dasarnya terdapat dua bagian, yaitu Gambar 2. Proses Induksi Medan Putar Stator
stator, adalah bagian yang tidak bergerak Pada Kumparan Rotor
(berputar) dan rotor, bagian yang bergerak. Rotor
letaknya terpisah dari stator dengan adanya celah Karena belitan rotormerupakan rangkaian
udara (gap) yang besarnya antara 0.4mm sampai tertutup, baik melalui cincin ujung (end ring)
4mm, tergantung dari besarnya daya motor ataupun tahanan luar, maka arus akan mengalir
tersebut. pada konduktor rotor. Karena pada konduktor rotor
arus yang mengalirkan arus berada dalam daerah
medan magnet yang dihasilkan stator,maka akan
terbentuklah gaya mekanik (gaya Lorentz) pada
konduktor-konduktor rotor. Hal ini sesuai dengan
hokum gaya Lorentz yaitu bila suatu konduktor
yang dialiri arus berada dalam suatu kawasan
medan magnet,maka konduktor tersebut akan
mendapat gaya F sebesar:

F = B.I.L (dalam Newton)

Dimana,
F= gaya yang bekerja pada konduktor (Newton)
B= rapat fluks magnetic (webber)
Gambar 1. Potongan motor induksi I = Besar arus pada konduktor (Ampere)
L = Panjang Konduktor (Meter)

C. Prinsip Kerja Motor Induksi Gaya F ini bekerja pada permukaan lingkaran
Pada saat terminal stator, motor induksi diberi rotor dan akan memutar rotor. Arah dari gaya
suplai tegangan tiga fasa seimbang maka akan elektromagnetik tersebut adalah sesuai dengan
mengalir arus pada setiap konduktor belitan fasa kaidah tangan kanan (right hand rule), yang
stator dan akan menghasilkan fluksi bolak-balik. menyatakan bahwa jika jari telunjuk menentukan
Amplitudo fluksi per fasa yang dihasilkan berubah arah arus I, jari tengah menunjukkan arah
secara sinusoidal dan menghasilkan fluks resultan kerapatan fluks B, dan ibu jari menyatakan arah
(medan putar) dan magnitud yang dihasilkan gaya F yang timbul/bekerja pada konduktor rotor.
nilainya konstan dengan kecepatan sinkronnya :
Gaya F pada konduktor-konduktor rotor
Ns = 120 f/p tersebuat akan menghasilkan torsi (T). Bila torsi
mula yang dihasilkan pada rotor lebih besar dari
Dimana, torsi beban (T0>Tb),maka rotor akan berputar
Ns = kecepatan sinkron/medan putar (rpm) searah dengan perputaran medan putar stator.
f = frekuensi suplai (Hz)
P = jumlah kutub motor induksi Seperti yang telah disebutkan diatas, motor
akan tetap berputar bila kecepatan medan putar
Medan putar yang terjadi akanmenghasilkan lebih besar dari pada kecepatan rotor (ns > nr).
ggl induksi (ggl lawan) pada belitan stator dan Apabila ns = nr, maka tidak ada perbedaan relatif
medan putar tersebut juga memotong konduktor- antara kecepatan medan putar (ns) dengan putaran
konduktor belitan rotor yang diam sehingga rotor, atau dengan kata lain slip (s) adalah nol. Hal
terjadilah perbedaan relatif antara kecepatan fluksi ini menyebabkan tidak adanya ggl terinduksi pada
yang berputar dengan konduktor rotor yang diam, kumparan rotor sehingga tidak ada arus yang
perbedaan ini disebut slip (s). mengalir,dengan demikian tidak akan dihasilkan
gaya yang dapat menghasilkan kopel untuk
Akibat adanya slip,maka ggl (gaya gerak litrik) memutar rotor.
akan terinduksi pada konduktor-konduktor rotor.

8 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016


Syamsul Amien, Kenaikan Temperatur Pada... ISSN : 2502 – 3624

D. KenaikanTemperatur / Rotor Terkunci Untuk selang waktu tertentu maka hubungan panas
Pada motor iduksi rotor belitan, panas yang pada saat block rotor dengan energi yang
timbul biasanya diakibatkan oleh rugi-rugi yang dibutuhkan untuk menaikkan panas dilihat pada
terjadi pada sistem dalam motor itu sendiri. persamaan:
Sumber panas yang paling utama adalah rugi-rugi
pada konduktor kumparan stator dan rotor yang Hbr . tbr = ø .C
dialiri arus. Sedangkan panas yang timbul pada Dimana :
inti, casing stator, celah udara dipermukaan rotor Tbr= lamanya block rotor (detik)
maupun bagian lainnya merupakan hasil C = Kapasitaspanasbelitanstator(Watt.s/m.oC)
dariperpindahan panas belitan rotor maupun = W.ɤ
belitan stator dengan cara konduksi,konveksi ɤ = Panas spesifik belitan (Watt.s/Kg.m.oC)
maupun radiasi. Pada motor induksi rotor sangkar, W = Berat belitan Stator (Kg)
bagian yang perlu diperhatikan dalam hal Ø = Kenaikan temperatur (oC)
hubungan panasnya adalah bagian stator, karena
pada bagian stator terdapat belitan yang memiliki Dari persamaan diatas dapat diketahui kenaikan
batas ketahanan terhadap temperature yang jauh temperatur motor induksi yaitu :
lebih rendah dibandingkan pada rotor. Sehingga
pada motor induksi rotor sangkar, panas yang perlu I 2 br .R.t br
Ø ==
diperhatikan biasanya pada bagian stator. w .ɤ

Kenaikan panas pada motor induksi rotor Dan lamanya waktu aman terjadinya block rotor
sangkar umumnya dipengaruhi oleh beberapa adalah :
factor yaitu :Jenis pendinginan, Perpindahan ø.𝑊.ɤ
panas,Temperatur lingkungan dan besarnya tbr=
𝐼 2 𝑏𝑟 .𝑅
beban.
F. Analisa Kenaikan Temperatur Pada Motor
E. Kenaikan Temperatur Pada saat Rotor Induksi Tiga Phase Akibat Rotor
Terkunci Terkunci.
Pada saat motor induksi berada dalam keadaan Untuk menganalisa kenaikan temperatur motor
rotor terkunci maka arus yang di supply ke motor induksi pada keadaan block rotor maka perlu
induksi dapat mencapai lima kali arus nominal. dilakukan pengukuran parameter motor induksi.
Dalam keadaan block rotor maka keseluruhan daya Yaitu dengan melakukan percobaan-percobaan
yang di supply ke motor akan diubah menjadi sebagai berikut : percobaan tahanan DC,percobaan
panas, hal ini dapat menyebabkan kenaikan beban nol, dan rotor tertahan (block rotor),
temperatur yang sangat cepat dibandingkan pada kemudian besar nilai tahanannya dapat dihitung.
saat motor bekerja dengan beban penuh. Sehingga
komponen-komponen motor seperti isolasi, Percobaan tahanan DC adalah mengukur
konduktor belitan stator, inti, konduktor rotor akan besarnya tahanan DC pada kumparan motor, yaitu
mengalami kenaikan temperatur yang sangat cepat. percobaan tertahan (block rotor) digunakan untuk
Karena kenaikan temperatur berlangsung cepat, mendapatkan nilai tahanan rotor,reaktansi stator
maka dalam waktu tertentu dapat menyebabkan dan rotor. Pada percobaan beban nol digunakan
kerusakan seperti : untuk mendapatkan nilai tahanan inti dan reaktansi
magnetic Xm.
a. Memperpendek umur isolasi.
b. Merusak isolasi belitan. Setelah mendapatkan parameter parameter
c. Merusak sambungan antar belitan konduktor tersebut kemudian diperlukan data lain untuk dapat
d. Menyebabkan kumparan stator terbakar. menghitung kenaikan temperatur, yaitu nilai
tahanan dan kenaikan temperatur yang didapatkan
Besarnya daya masukan pada motor pada saat dari pengukuran besaran hambatan pada belitan
block rotor tergantung pada tegangan supply dan stator.
rancangan parameter dari motor tersebut.
Panas dalam stator pada saat terjadi block rotor Temperatur awal sesaat sebelum block rotor
dapat dirumuskan dengan persamaan : menggunakan dua acuan yaitu temperatur belitan
sama dengan temperatur ruangan yaitu 40oC atau
Hbr = I2br .R1 yang disebut dengan motor dalam keadaan dingin
dan temperatur belitan sama dengan temperatur
Dimana : dari kelas isolasi motor atau yang disebut motor
Hbr = Panas yang timbul saat block rotor (watt) dalam keadaan panas.
Ibr= Besarnya arus block rotor (Ampere) Dalam analisa ini, motor dianggap beroperasi pada
R1= Tahanan belitan stator per phasa (ohm) temperatur lingkungan sekitar 40oC.

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 9


ISSN : 2502 – 3624 Syamsul Amien, Kenaikan Temperatur Pada...

G. Peralatan Yang Digunakan = 203.488 – (6.36 < j2.673)


Dalam hal ini digunakan sebuah motor induksi = 197.128 + j2.673
tiga fasa rotor belitan dan percobaan yang = 197.128 <0.77o volt
dilakukan hanya mencari parameter motor dan
tahanan belitan motor tersebut. 197.13 2
Rc = 300
Adapun spesifikasi motor dan peralatan yang 3
digunakan adalah : = 388.61ohm
Motor induksi tiga phasa
Tipe : rotor belitan
Spesifikasi : AEG Type C Am 112MU4RI 2.2 Kw, B. Percobaan Block Rotor
Cos ø 0.67
Δ/Y 220/360 V;10.7/6.2 Amp
Type isolasi B – 1500 Rpm, 50 Hz

Data generator DC
Tipe : GF 110/140
Nomor seri : 7983731
Tegangan nominal : 220 V
Arus jangkar : 9.1 A
Arus medan : 0,64 A Gambar 4. Rangkaian Percobaan block rotor
Kecepatan nominal :1500 Rpm
Daya output : 2,0 KW
Tegangan hubung singkat : 98 Volt Tabel 2. Data hasil percobaan
Arus hubung singkat : 6,2 A Phasa Vdc Idc Rrotor
Frekuensi : 50 Hertz (Volt) (Ampere) (ohm)
k-m 2,38 3,4 0,42

III. ANALISA DAN PEMBAHASAN


Analisa Data
A. Percobaan Beban Nol 𝑉 𝑏𝑟
Zbr =
3𝐼𝐵𝑅
9.8
=
3(6.2)
=9.125 ohm

575
0o =cos −1
3(9.8 𝑥 6.2)
ØBr =57o
𝐹1
Xbr = [ Sin øbr x Zbr]
𝐹𝑏𝑟
50
Gambar 3. Rangkaian Percobaan beban nol = [ sin 57o x 9.125]
50
=7.625 ohm
Tabel 1. Data hasil percobaan 575
Vo (Volt) Io (ampere) Po (Watt) 3
Rbr =
6,2 2
350 3,33 300 191
=
38.44
Analisa data : = 4.98 0hm
𝑃𝑜
Ø0 = Cos-1
𝑉ɤ
.𝐼ɤ R2i = Rbr – R1= 3,14 ohm
𝟑𝟎𝟎
= Cos-1 𝟑𝟓𝟎𝟑 Karena motor merupakan desain Kelas B sehingga
𝟑
𝟑.𝟑𝟑 besarnya nilai Xs dan Xr’ adalah :
100
= cos −1 = 81.95o
672 .92 X1 = 0,4 (Xbr’)
= 0,4(7.652)
E1= VNL< 0o – (Io< Ø0) (R1+JX1) = 3.061 ohm
350
= <0o – (3.33<81.75o)(1.842+J3.061) Besarnya nilai X2’ adalah :
3
350
= <0o – (3.33<81.75o)(3.572< 58.96o)
3 X2’ = 0.6 (7.652)
= 203.488 – (6.9025 < 22.79) = 4.591 ohm
10 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016
Syamsul Amien, Kenaikan Temperatur Pada... ISSN : 2502 – 3624

C. Rangkaian Ekuivalen Motor Induksi Untuk t =1 ; Ibr = 23.55 ; V = 220 V

23.55 2 .1.842.1
Ø=
0.4.380

= 67.2oC

Tabel 3. Data hasil percobaan


Lama waktu Kenaikan Temperature
o
block rotor temperature C
o
(sekon) C
1 6.72 46.72

2 13.44 53.44

3 20.16 60.16
Gambar 5. Rangkaian ekuivalen motor induksi
4 26.88 66.88

Dari perhitungan didapat : 5 33.6 73.6


Zek = 9.3411 < 40.698o
7 47.04 87.04
Besarnya arus yang mengalir pada belitan stator
pada saat terjadi blok rotor dengan supply 8 53.76 93.76
tegangan nominal adalah :
9 60.48 100.48
220 <0 𝑜
Ibr =
9.3411 <40,698 10 67.2 107.2

= 23.55 A

Untuk tegangan 220 V ; I = 23.55 ; R = 1.842 ohm


D. Analisa Lama Waktu Rotor Terkunci Makalamanya waktu block rotor dihitung sebagai
Terhadap Kenaikan Temperatur berikut :
ø.𝑊.ɤ
Besarnya arus pada saat block rotor tbr= = 29,996 = 30 detik
𝐼 2 𝑏𝑟 .𝑅
dipengaruhi oleh besarnya tegangan masukan ke
motor,dimana besar arus tersebut akan menentukan
lamanya waktu block rotor tersebut. Oleh
karenanya perlumenganalisa lamanya waktu block kenaikan temperatur vs waktu
rotor untuk suatu supply tegangan yang dapat
150
merubah dan menaik- kan temperaturdalam waktu
yang cukup singkat, sehingga perlakuan atau
100
kejadian block rotor dapat diantisipasi sejak awal.

Spesifikasi motor yang digunakan adalah : 50


Berat belitan keseluruhan : 1.2 Kg
Berat belitan perphasa : 0.4 Kg 0
Kelas isolasi :B 1 2 3 4 5 7 8 9 10
Temperatur maksimal : 2050c
Arus pada saat block rotor : 23.55 Ampere
Tahanan stator perphasa : 1.842 ohm Gambar 6. Grafik kenaikan temperatur vs waktu
ɤ= 380 Watt.s/Kg.m.-0c

Menghitung kenaikan temperatur digunakan rumus IV. KESIMPULAN


:
1. Untuk motor belitan dengan daya 2,2 KW
I 2 br .R.t br dan kelas Isolasi B apabila di supply dengan
Ø= tegangan nominal,maka arus blok rotornya
w .ɤ
adalah 23,55 A

Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016 11


ISSN : 2502 – 3624 Syamsul Amien, Kenaikan Temperatur Pada...

2. Dari hasil perhitungan didapat semakin [5] Lance Grainer dan Michael C.Mc
lama rotor diblok maka temperatur akan Donald, 1997, Increasing Refinery
semakin meningkat production by using motor thermal
3. Kurva karateristik kenaikan temperatur capacity for protection and control.
terhadap waktu block rotor merupakan IEEE Transactions on Industry
fungsi linear Application, Vol.33, No.3, May/June
4. Untuk motor rotor belitan dengan daya 2,2 Page 858.
Kw, Cos ø 0,82 dan kelas isolasi B apabila [6] Verardi, Marcelo, Samuel Santos, Jonny
di supply dengan tegangan nominal 220 Carlos, 2005, Transient Thermal Anlysis
volt,maka waktu maksimal terjadinya block of an Induction Motor. Dalam 18th
rotor agar tidak merusak isolasi motor International Congress of Mechanical
adalah 30 detik. Engineer, Ouro Petro.
[7] Wijaya Mochtar, 2001, Dasar-Dasar
DAFTAR PUSTAKA Mesin Listrik, Djambatan.
[8] Walker, J. D dan S. Williamson, 1992,
[1] Chapman Stephen J, 1999, Electric Temperature rise in induction motor
Machinery Fundamental, Third edition, under stall condition, Dalam IEE
New York : Mc Graw-HillCompaniel. Colloqium on thermal aspect of
[2] Chi J. N. C. 1982, Locked-rotor machines,959-962, Boston, USA.
temperature Test repeatability-small [9] Zocholl, Stanley. E. Comparing Motor
impedance protectted motor. Dalam Thermal Models. Schweizher Eng.
IEEE Transactions on Power Apparatus Laboratories, Inc. Pullman. USA
and Systems, USA. [10] Zuhal, 1995, Dasar Teknik Tenaga
[3] Fitzgerald, A. E, Charles, Kingsley Jr, Listrik dan Elokrinaka Daya, Edisi
Stephen D. Umans, 1984, Mesin-Mesin Kelima,Penerbit Gramedia, Jakarta.
Listrik, Edisi keempat, Erlangga, Jakarta.
[4] Hasugian, Fritz, D, P. 13 Mei 2011,
Analisa Lamanya Waktu Block Rotor
yang aman. Universitas Sumatera Utara,
Medan

12 Journal of Electrical Technology, Vol. 1, No. 2, Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai