Abstrak
Pembangunan berskala besar dalam menangani masalah lingkungan permukiman telah banyak diterapkan
dengan upaya pengelolaan air limbah off site skala kota. Aspek kunci dalam pendekatan penyelesaian
permasalahan ini, adalah diperlukan pengelolaan lingkungan pada taraf lokal yang merupakan keterlibatan
kelompok-kelompok masyarakat dengan disertai pengarahan dan informasi dalam tahap desain, konstruksi
serta pemeliharaan sehingga dalam penerapan teknologi dapat memanfaatkan sumber daya secara efisien
dan efektif. Penelitian dilakukan untuk menumbuhkan peranserta masyarakat dalam menciptakan
lingkungan permukiman yang layak, bersih dan sehat yang dapat dikelola sendiri antara lain dengan
menerapkan tangki septik tipe Puslitbang Permukiman dan kolam sanita. Metodologi penelitian meliputi
pengumpulan data dengan studi pustaka dan penerapan modul, pendekatan analisis yaitu analisis kualitatif
terhadap kualitas air dan analisis kelembagaan masyarakat. Kesimpulan air yang keluar (outlet) melalui
tangki septik tipe Puskim menghasilkan efisiensi pengolahan sampai 78%, sedangkan air yang keluar
menggunakan kolam sanita mempunyai efisiensi pengolahan sampai 64%, adanya Badan Keswadayaan
Masyarakat dan Bamus/ Bapel-AM menunjukkan bahwa penerapan pemberdayaan masyarakat sudah
berjalan dan masyarakat dapat mengelola sendiri.
Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, air limbah, rumah tangga, tangki septik, sanitasi taman, kualitas
air
Abstract
Large scale development in handling the housing environment has been widely done in an effort to manage
waste water off site in cities. The key to solving this problem is the environmental management at the local
level. This involves communities who receive guidance and information in the design, construction, and
maintenance stages in which the application of technology can utilize resources efficiently and effectively.
This research has been conducted to enhance the community’s participation in creating proper, clean, and
healthy settlements which can be carried out by the community itself by using septic tanks of the Research
Institute for Human Settlements and sanita pool. The research method comprised data collection of literature
review and applying the modul. Qualitative analysis is done towards the quality of water and analyzing
community institutions. The conclusion shows that the water outlet from the septic tank of the Research
Institute for Human Settlements is efficient by 78% in its treatment compared with the water outlet from the
sanita pool with an efficiency of about 64%. The presence of the Agency for Community Self-reliance and
Bamus/ Bapel-AM points out that there is community empowerment and that the community itself is capable
of managing waste water.
Keywords : Community empowerment, waste water, household, septic tank, sanitation garden, quality of
water
31
Pemberdayaan Masyarakat… (Ida Medawaty)
pendekatan penyelesaian permasalahan ini adalah kemampuan teknis dan manajemen kepada
diperlukan pengelolaan lingkungan pada taraf lokal komunitas melalui proses langsung belajar
yang merupakan keterlibatan kelompok-kelompok sehingga diharapkan komunitas sasaran mampu
masyarakat dengan disertai pengarahan dan membuat rencana yang sesuai kapasitas, membuat
informasi dalam setiap tahapan desain, konstruksi keputusan, melaksanakan rencana serta mengelola.
serta pemeliharaan sehingga dalam penerapan Jika memungkinkan dapat dikembangkan. Langkah
teknologi dapat dimanfaatkan sumber daya secara ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas
efisien dan efektif. manusia dan komunitasnya, kualitas lingkungan
permukiman dan kualitas usaha atau
Oleh karena itu dalam menggalakkan upaya
perekonomiannya (Pedoman Pemberdayaan
penyehatan lingkungan permukiman secara
Masyarakat dalam Bidang Ke PU-an, 2004).
komunal agar lebih memadai serta diharapkan
dapat membantu gerakan otonomi daerah sesuai Proses penyelenggaraan pemberdayaan
UU No. 24 tahun 2002, maka diperlukan model masyarakat terdiri dari tiga fase yaitu : fase
penanganan dengan strategi dan tindakan yang persiapan, fase pelaksanaan dan fase
pelaksanaannya memanfaatkan peran serta pengembangan. Masing-masing fase terdiri dari
masyarakat. tahapan yang dilakukan secara berurutan selama
proses pelaksanaan fase-fase tersebut dilakukan.
Beberapa permasalahan yang menyebabkan
Kelembagaan komunitas pada perkembangan
turunnya daya dukung lingkungan yang perlu
selanjutnya diharapkan dapat melebur dan
mendapat perhatian adalah :
berubah menjadi kelompok masyarakat yang
arus urbanisasi yang terus meningkat di
bertugas mengelola sarana/ prasarana yang telah
perkotaan menyebabkan kebutuhan akan
ada. Pada proses penyelenggaraan ini diterapkan
sarana dan prasarana penyehatan lingkungan
prinsip saling belajar yaitu proses saling belajar
permukiman meningkat
dan saling memahami dan mengembangkannya.
kurangnya kemampuan dan keterampilan Pada prinsip pelibatan antar pelaku akan
masyarakat dalam mengelola sarana dan melibatkan semua unsur secara aktif dan
prasarana Iingkungan yang ada. kesemuanya dilakukan dengan menerapkan
Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat dalam keterbukaan informasi tentang maksud, tujuan
pengelolaan air limbah rumah tangga secara kegiatan, target pencapaian serta kemungkinan
komunal ini mempunyai tujuan antara lain : pengembangannya. Semua aspek dalam
mengembangkan perencanaan penerapan pelaksanaan tersebut dapat dipertanggung-
teknologi prasarana dan sarana penunjang jawabkan oleh para pelaku pembangunan.
lingkungan permukiman yang bersih dan sehat Tahapan yang diperlukan pada masing – masing
serta sesuai dengan kondisi fisik lingkungan fase adalah sebagai berikut :
dan masyarakat setempat 1) Fase Persiapan terdiri dari empat tahap :
menumbuhkan peranserta masyarakat dalam tahap penjajakan awal
menciptakan lingkungan permukiman yang tahap sosialisasi
layak, bersih dan sehat yang dapat dikelola
tahap survei kampung sendiri
sendiri.
tahap perencanaan.
2) Fase Pelaksanaan terdiri dari empat tahap :
TINJAUAN PUSTAKA tahap rembuk antar pelaku
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu tahap implementasi rencana
upaya dalam menguatkan dan memampukan tahap pengelolaan
masyarakat dalam rangka memandirikan tahap perencanaan pengembangan.
masyarakat sebagai pelaku utama dalam 3) Fase Pengembangan hanya terdiri dari :
pembangunan, serta merupakan upaya tahap pengembangan
menempatkan masyarakat sesuai dengan konsep
Tribina pembangunan. Tribina pembangunan Kerangka pemikiran yang menjadi azas
adalah bina manusia, bina lingkungan dan bina pemberdayaan masyarakat adalah bahwa :
usaha. Pemberdayaan masyarakat sebagai inti setiap manusia/ masyarakat memiliki potensi/
gerak, pada pelaksanaannya menempatkan daya yang dapat dikembangkan sehingga perlu
masyarakat pemukim sebagai komunitas menjadi dilakukan upaya untuk mendorong,
pelaku utama pada setiap tahapan, langkah dan memotivasi, membangkitkan kesadaran akan
proses kegiatan sedangkan komunitas diluar potensi yang dimilikinya untuk kemudian
lingkungan mereka merupakan mitra kerja juga dikembangkan.
sebagai pendukung kegiatan mereka. Titik berat perlunya memperkuat potensi dan daya yang
program ini adalah pemindahan/ transformasi dimiliki melalui pemberian peluang untuk
32
Jurnal Permukiman, Vol. 6 No. 1 April 2011 : 31-39
33
Pemberdayaan Masyarakat… (Ida Medawaty)
Berdasarkan hasil Penelitian Tim Puskim, Wawancara pada instansi terkait dan
1999/2000, tangki septik tipe Puskim mempunyai masyarakat.
waktu detensi (td) 1 sampai 2 hari. Pengurasan
Data kualitas air akan dilakukan dengan
lumpur dilakukan bila telah mencapai batas
pengambilan sampel dan dianalisis di
maksimum 2/3 bagian tangki dan dilakukan 1
laboratorium.
tahun sekali laju akumulasi lumpur mempunyai
besaran yaitu (0,03 – 0,04) m3/orang/tahun. Metode Analisis Data
Metode analisa yang digunakan adalah metode
Kolam Sanita (Sanitasi Taman) Tipe Puskim
statistik deskriptif kuantitatif dan kualitatif untuk
Kolam Sanita (sanitasi taman) berupa kolam yang
mendapatkan konsep perencanaan, analisa
terdiri dari pasangan batu bata, kemudian diisi
kelembagaan masyarakat dan analisa laboratorium
dengan media kerikil dan ditanami tanaman air,
terhadap parameter-parameter air limbah rumah
selanjutnya dialirkan ke badan air penerima atau
tangga.
dapat dimanfaatkan untuk kolam ikan.
Dalam pelaksanaan uji coba dengan pendekatan
Desain sistem kolam sanita terdiri dari :
pemberdayaan masyarakat dilaksanakan 3 tahap
a. Koefisien tangki septik kegiatan yaitu :
V= 1.33 K.O.J ............................................(1) 1. Sosialisasi program secara institusional.
Sosialisasi program secara institusional yang
Dimana :
disampaikan kepada lembaga formal
V= Volume tangki (m3)
(kecamatan, kelurahan, RT/RW) yang
K= Koefisien untuk kedalaman < 4m = 0,06
bertujuan untuk memperoleh legalisasi
O= Jumlah pengguna
kegiatan dan dukungan kebijakan pada tingkat
J= Tahun penggunaan = 0,5
lokal;
b. Kapasitas kolam sanita 2. Penerapan program pada masyarakat.
Kapasitas sanita : Penerapan program pada masyarakat adalah
V=AL.Td.O .................................................(2) pelaksanaan pengelolaan secara langsung
kepada kelompok masyarakat yang berada di
Dimana :
fokus area;
V = Volume Kolam (m3)
3. Penerapan model tangki septik komunal tipe
AL = Air limbah yang berasal dari mandi, cuci,
Puskim dan kolam sanita;
cairan dari tangki pengendap asumsi
Penerapan tangki septik tipe Puskim sebagai
100 L/org/hr
sarana pengolahan air limbah rumah tangga
Td = 1,2 hari
komunal dimana pengelolaannya dilakukan
O = Jumlah pemakai ± 80 orang
oleh masyarakat setempat, demikian juga
pengolahan air limbah dengan kolam sanita
METODE PENELITIAN pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat
Metode Pelaksanaan setempat.
Pelaksanaan kajian dibagi dalam tiga kegiatan,
pengumpulan data sekunder (kajian pustaka), HASIL DAN PEMBAHASAN
penerapan modul dan analisis.
Lokasi penerapan sistem pengolahan air limbah
Metode Pengumpulan Data rumah tangga secara komunal (gambar 1) adalah
Pengumpulan data dilakukan dari studi RT 05 RW 05 Kelurahan Sukawarna Kecamatan
kepustakaan, observasi dan pengukuran di Sarijadi, tepatnya di jl. Sarimadu Bandung, dengan
lapangan, dengan uraian sbb : jumlah penduduk cukup padat, lokasi ini dipilih
Kebijakan dan peraturan untuk pengelolaan karena memenuhi persyaratan antara lain :
lingkungan sudah mempunyai jaringan air limbah
Kriteria-kriteria perencanaan dalam (sewerage)
pengelolaan penyehatan lingkungan sudah ada kelompok yang mengelola yaitu
Pengumpulan data primer mengenai air badan keswadayaan masyarakat
limbah rumah tangga yaitu air yang masuk dan tersedianya lahan yang tidak terpakai, dimana
air yang keluar dari tangki septik dan lahan ini merupakan lahan tangki septik yang
observasi lapangan dengan inventarisasi pada tidak beroperasi
model (sarana) yang telah ada di lapangan adanya permasalahan mengenai pengolahan air
Jumlah sampel ada 8 yang terdiri dari sampel limbah rumah tangga.
untuk inlet dan 4 sampel untuk outlet
Lokasi sampel di Desa Sekejengkol, Kecamatan
Cileunyi.
34
Jurnal Permukiman, Vol. 6 No. 1 April 2011 : 31-39
35
Pemberdayaan Masyarakat… (Ida Medawaty)
Tabel 2 Hasil Pemeriksaan BOD dan COD Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air
Parameter
Waktu Pengambilan limbah rumah tangga komunal dan pengelolaan air
I II III limbah dengan kolam sanita dilakukan melalui
(mg/L)
In Out In Out In Out
BOD 103 58,5 139 45.2 32.0 19.0
mekanisme seperti ditampilkan pada gambar 8.
COD 2601 85,3 248,1 60,1 91,1 13. 7
Tahapan
Sumber : Laboratorium Lingkungan Permukiman, 2005-2007
Kegiatan Pelaksanaan
Tabel 3 Hasil Pemeriksaan BOD, COD (lanjutan) *Rembuk
Para- Waktu Pengambilan antar pelaku
meter IV V - Penyusunan
(mg/L) In Out In Out - Penerapan
BOD 97.4 29.7 241.7 81.9 Persiapan - Pengelolaan
COD 202.2 148.4 228.0 68.0 Penjajagan awal
Sumber : Laboratorium Lingkungan Permukiman, 2005-2007 Sosialisasi Pembentukan
program kelembagaan
Survei prioritas
Kebutuhan
Perencanaan
Pengembangan
inlet *Penjajagan
*Perencanaan
outlet *Pelaksanaan
*Evaluasi
1. Persiapan
Merupakan awal dari pelaksanaan kegiatan, lebih
diutamakan pada proses pemahaman kondisi,
potensi dan karakter masyarakat atau komunitas
sasaran, diketahui sumber daya alam, sumber daya
manusia serta rencana program yang akan
dilaksanakan.
Pelaksana : lembaga litbang
Tempat pelaksanaan : di lokasi atau tempat-
tempat yang telah disepakati antara pelaksana
Gambar 6 Grafik Analisa BOD dengan warga setempat
Pihak yang terlibat :
Aparat pemerintah setempat
Anggota organisasi masyarakat
Warga kawasan sasaran
Efisiensi… Sosialisasi Program
Efisiensi… Memperkenalkan program lembaga dan
kemungkinan untuk penerapan salah satu dari
program tersebut.
media yang digunakan : leaflet, maket
bentuk kegiatan : tatap muka, diskusi atau
rembuk warga
Gambar 7 Grafik Efisiensi BODI (Tangki Septik Tipe Puskim) lokasi kegiatan : balai pertemuan atau tempat
dan Efisiensi BOD II (Tangki Septik dengan Kolam Sanita)
yang telah disepakati
Adanya Badan Keswadayaan Masyarakat di lokasi
2. Pelaksanaan
uji coba menunjukkan bahwa bisa dilakukan
Pelaksana : lembaga litbang
penerapan pemberdayaan masyarakat dalam
Pihak yang terlibat : wakil warga
pengelolaan air limbah rumah tangga secara
Media yang dibutuhkan : material sesuai
komunal dan kolam sanita yang dapat dikelola
dengan bentuk sarana yang akan dibangun
sendiri melalui Bamus/ Bapel-AM dan masyarakat
Bentuk kegiatan : diskusi, pelaksanaan
tersebut.
pekerjaan
36
Jurnal Permukiman, Vol. 6 No. 1 April 2011 : 31-39
37
Pemberdayaan Masyarakat… (Ida Medawaty)
38
Jurnal Permukiman, Vol. 6 No. 1 April 2011 : 31-39
Badan Standar Nasional. 2002. Pt T-17-2G02-C Pusat Litbang Permukiman. 2002. Petunjuk Teknis
tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah Kemitraan.
Tangga secara Komunal pada Kawasan
Penghijauan.
39