Anda di halaman 1dari 4

Teknik forensik untuk memeriksa keaslian file foto, merupakan salah satu bagian dalam teknik fotografi

forensik, yang digunakan untuk memeriksa suatu alat bukti, dalam bentuk file gambar yang menjadi
salah satu alat bukti yang bisa diajukan ke persidangan, apabila file foto tersebut sesuai dengan standar
yang ditetapkan hukum, selain itu juga bisa digunakan untuk fungsi dokumentasi, analisis intelijen.Dalam
pemeriksaan keaslian file foto digunakan beberapa teknik forensik untuk pembuktian dan pemeriksaan
terhadap foto tersebut baik dengan menggunakan software yang digunakan untuk memeriksa data
sensitif yang terdapat di dalam foto dengan bantuan alat-alat dan teknik fotografi.(Peres, 2007). Berikut
ini adalah tujuan secara umum dari teknik forensik untuk memeriksa keaslian foto, yaitu :

Bagaimana membuktikan bahwa sebuah foto adalah foto asli

Digunakan sebagai dokumen analisis intelijen

Sebagai alat bukti yang bisa diajukan dalam proses hukum dipengadilan

Pemeriksaan Metadata

Secara sederhana metadata didefinisikan sebagai informasi mengenai data.Metadata sendiri berisi
berbagai macam informasi mengenai data dari suatu file data yang secara otomatis tertulis didalam
sistem komputer, baik kita sadari maupun tanpa kita sadari.(Sulianta,2008) Selanjutnya menurut
Aryawan (2010), ditinjau dari sifatnya metadata dapat dibedakan menjadi 2 yakni metadata intrinsik
(tidak dapat diubah) dan metadata ekstrinsik (dapat diubah). Berikut ini penjelasannya :

Metadata Intrinsik. Jenis metadata ini menampilkan informasi data yang secara natural muncul dari
proses pengambilan itu sendiri. Metadata ini mencakup format file, resolusi, kedalaman bit, dan color
space. Sifatnya yang tidak dapat berubah membuat Metadata ini dipercaya dapat digunakan
menentukan asli tidaknya sebuah foto.

Metadata ekstrinsik. Metadata ini memiliki sifat metadata yang dapat diubah. Informasi yang terkandung
diantaranya: ukuran file, tanggal dan waktu pemotretan, dan nama fotografer.

Untuk memahami mengenai metadata atau informasi mengenai data yang terdapat dalam sebuah file
foto, berikut ini adalah beberapa informasi yang dapat dijadikan sebagai metadata dalam sebuah foto
digital. Yaitu :

Kamera: informasi mengenai kamera yang digunakan dalam mengambil foto baik pada kamera digital
maupun kamera ponsel

Exposure: informasi tentang pengaturan kecepatan cahaya pada kamera.


Aperture: informasi mengenai pengaturan lubang bidik kamera.

Focal length: informasi mengenai titik api lensa atau posisi zoom pada saat pengambilan gambar atau
foto.

ISO Speed: informasi mengenai tingkat kepekaan film negatif atau kamera digital terhadap cahaya
berdasarkan pengaturan ASA.

Exposure bias: informasi yang berkenaan dengan pengaturan kamera oleh fotografer yang under atau
over pencahayaannya.

Orientation: informasi yang menyangkut tentang posisi kamera pada saat pemotretan foto berlangsung
apakah portrait atau landscape.

Software: informasi yang berkaitan dengan aplikasi yang digunakan untuk mengolah dan memodifikasi
foto.

Dates and times: informasi ini mengenai tanggal dan waktu dilakukannya pemotretan.

Exposure mose: informasi tentang pengaturan cahaya pada saat dilakukan pemotretan, apakah manual
atau otomatis.

Artist name: informasi mengenai nama fotografer atau pembuat foto.

Copyright: informasi tentang pemilik hak cipta atas foto yang dihasilkan.

Keyword: informasi yang berkenaan dengan judul dan deskripsi serta tag atau label yang ditambahkan
pada foto.

Saat ini kebanyakan kamera digital merekam hasil dengan output format EXIF. Namun selain itu, dalam
file foto yang berformat TIFF (Tagged image File Format) juga terdapat metadata. Jika memadukan dua
foto yang berformat EXIF menjadi satu, maka akan terjadi perubahan data pada foto tersebut. Selain
format metadata TIFF (Tagged image File Format), adapula format metadata lain yaitu IPTC (International
press telecommunication council). Keberadaan metadata dalam file foto ini memungkinkan untuk
mengetahui dan memahami teknik pembuatan foto dengan kualitas bagus.

Penggunaan metadata sebagai acuan untuk menganalisis keaslian file foto menuai kontroversi. Beberapa
ahli menyatakan metadata dapat digunakan untuk menganalisis asli tidaknya sebuah foto, sebagian ahli
lainnya menyatakan tidak. Kontroversi ini terjadi karena sifat dari metadata itu sendiri yang dapat
dirubah. Artinya beberapa data dalam metadata seperti tanggal dan waktu pemotretan, nama fotografer
atau pemilik foto, dan jenis kamera yang digunakan dapat diubah atau diedit, sehingga metadata tidak
lagi bersifat asli.
Dalam proses pembuktian keaslian suatu file foto, metadata hanya bisa digunakan sebagai bukti
pendukung, bukan sebagai bukti utama. Hal ini dikarenakan sifat metadata yang dapat diubah, sehingga
tidak lagi memberikan informasi yang akurat dari sebuah foto.Oleh sebab itu diperlukan alat bukti lain
yang lebih kuat untuk membuktikan keaslian sebuah foto seperti tingkat resolusi, perbedaan tonal
warna, pengamatan pada area perpotongan atau sambungan yang tampak kasar dan perbedaan piksel
file foto tersebut.

Pemeriksaan Pencahayaan

Pembuktian terhadap keaslian sebuah foto juga bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap
pencahayaan objek yang terdapat didalam file foto namun cara seperti ini tentunya membutuhkan
latihan dan ketelitian dalam melihat sebuah objek.(Efendi,2007)

Unsur cahaya juga bisa dijadikan bahan analisis untuk membuktikan keaslian file foto. Dengan melakukan
pengamatan dan pemeriksaan pada pencahayaan yang berbeda disetiap objek dan bagian foto bisa jadi
bukti bahwa foto tersebut merupakan sebuah foto rekayasa atau penggabungan dari beberapa foto yang
berbeda.

Kesesuaian Warna

Warna merupakan salah satu komponen penting pada file foto sehingga salah satu hal yang perlu
diperhatikan untuk menganalisa keaslian suatu file foto adalah memperhatikan kesesuaian warna pada
foto tersebut, apakah objek dengan lingkungannya kontras, apabila warna terlihat tampak janggal dapat
dipastikan bahwa foto tersebut bukanlah foto asli.(Prasetyo,2006)

Teknik Perbesaran Foto

Jika dilihat dari tampilan visual foto, terkadang agak sulit mengetahui asli tidaknya foto, apalagi oleh
orang awam yang kurang memahami dunia fotografi dan olah gambar. Salah satu cara yang digunakan
untuk memeriksa yaitu dengan memperhatikan kualitas dan kesesuaian piksel antara objek yang
terdapat dalam foto serta memeriksa apakah terdapat sambungan yang mungkin terjadi apabila
beberapa foto digabung. Analisis dilakukan dengan menggunakan fungsi perbesaran foto yang terdapat
dalam program Adobe Photoshop.
Teknik Foto Hitam Putih

Keaslian sebuah foto terkadang dapat lebih mudah jika berada dalam mode grayscale atau berwarna
hitam putih daripada berwarna. Oleh karena itu, pada bagian ini, analisis sebuah foto akan diawali
dengan proses mengkonversi foto berwarna menjadi hitam putih. Dalam perangkat Photoshop sendiri
terdapat berbagai fungsi yang bisa dimanfaatkan, maka foto akan dianalisis menggunakan pendekatan
dengan bantuan software pengolahan gambar Adobe Photoshop, antara lain dengan memperhatikan
piksel pada bagian perpotongan dan beberapa perbedaan warna. Ada berbagai opsi dalam fungsi yang
terdapat didalam Software Adobe Photoshop untuk mengkonversi sebuah foto berwarna menjadi hitam
putih, diantaranya menggunakan fasilitas Desaturate, Image Adjustment Black and White. (Efendi,2007).

Pustaka

Arryawan,Eko. 2010. Metadata Undercover. Elex Media Komputindo : Jakarta.

Efendi, Asep. 2007. 4 Hari Jago Manipulasi Photoshop. Laksamana Media : Yogyakarta.

Peres,Michael. 2007. The Focal Encyclopedia of Photography (Fourth Edition) .Digital Imaging :
Rochester

Prasetyo,Harmi. 2006. Cara Menganalisa keaslian sebuah Foto Digital. http://


harmiprasetyo.wordpress.com /2006/09/22/cara-mudah-menganalisa-keaslian-sebuah-foto-digital/
(Diakses pada tanggal 10 Februari 2012)

Sulianta, Feri. 2008. Komputer Forensik. Elex Media Komputindo : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai