Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
prostat dengan sel-sel prostat, tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali,
terbanyak diantara sistem urogenitalia pada pria. Kanker ini sering menyerang
pria yang berumur di atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria berusia 70-
80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini jarang menyerang pria
berusia di bawah 45 tahun (Purnomo, 2011). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Kelenjar Prostat merupakan salah satu kelenjar organ genetalian pria yang
berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul fibromuskuler, yang terletak
pars prostatika) dan berada disebelah anterior rektum (Drake et.al. 2007).
Bentuknya sebesar buah kemiri yang dan beratnya 20 gram, tebal ± 2cm ,
panjangnya ± 3cm dan lebar ± 4 cm pada bagian depan prostat disokong oleh
(Purnomo, 2011).
Menurut Sloane (2003), secara histologi prostat terdiri atas kumpulan 30-50
kelenjar tubulo alveolar mengeluarkan sekret kedalam 15-25 saluran keluar yang
terpisah. Saluran ini bermuara ke uretra pada kedua sisi kokikulus seminalis.
Kelenjar ini terbenam dalam stroma yang terutama terdiri dari otot polos yang
dipisahkan oleh jaringan ikat kolagen dan serat elastik. Otot membentuk masa
padat dan dibungkus oleh kapsula yang tipis dan kuat serta melekat erat pada
stroma. Alveoli dan tubuli kelenjar sangat tidak teratur dan sangat beragam bentuk
lumen yang lebar, lamina basal kurang jelas dan epitel sangat berlipat-lipat. Jenis
epitelnya berlapis atau bertingkat dan bervariasi dari silindris sampai kubus
mengandung sekret yang berbutir-butir halus, lisosom dan butir lipid. Kelenjar
Prostat menghasilakn cairan yang merupakan salah satu komponen yang disimpan
di bagian dalam untuk dikeluarkan selama ejakulasi. Cairan ini dialirkan melalui
cairan semen yang lain pada saat ejakulasi. Volume cairan prostat berkisar ±25%
mensekresi cairan encer, seperti susu yang mengandung ion sitrat, kalsium, ion
encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat (saat ejakulasi)
menambah lebih banyak lagi jumlah semen (Guyton dan Hall, 1997).
paling bawah yang terletak diatas diaphragm urogenitalis dan terletak satu
berhubungan dengan vesica urinaria pada suatu bidang horizontal yang melalui
bagian tengah symphysis pubica. Prostat mempunyai otot polos yang melanjutkan
ke vesica urinaria. Ostium urethrae terletak pada bagian tengah dari basis prostat.
Pada penelitian terhadap prostat pada fetus atau neonatus pembagian prostat
lobus medius ini membesar akibatnya dapat terjadi bendungan aliran urin
ejaculatorius.
merupakan suatu organ campuran terdiri atas berbagai unsur glandular dan non
glandular. Telah ditemukan lima daerah atau zona tertentu yang berbeda secara
histologi maupun biologi, yaitu : untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
2.2.
2. Zona Sentralis
Zona ini mempunyai epitel bertingkat dan mempunyai 25% dari volume
3. Zona Perifer
uretra distal dan meliputi hingga 70% kelenjar prostat normal pada lelaki
muda. Dari bagian kelenjar inilah lebih dari 70% penyakit kanker prostat
berasal.
4. Zona Transisional
Zona ini bertanggung jawab terhadap 5% volume prostat dan sangat jarang
5. Kelenjar-Kelenjar Periuretra
Bagian ini terdiri dari duktus-duktus kecil dan susunan sel-sel asinar
2.3 Patofisiologi
Menurut Mansjoer Arif dkk (2000), sebagian besar kanker prostat adalah
adenokarsinoma yang berasal dari sel asinar prostat dan bermula dari volume yang
ditemukan pada zona perifer sekitar 75%, pada zona sentral atau zona transisi
sekitar 15-20%, sedangkan menurut Presti (2004), dan Purnomo (2011), sekitar
60-70% terdapat pada zona perifer, 10-20% pada zona transisional, dan 5-10%
Munculnya kanker prostat secara laten pada usia tua banyak terjadi.
Sepuluh persen pria usia enam puluh tahun mempunyai kanker prostat’diam’dan
tidak bergejala. Persentasi ini bertambah usia. Pada tiga puluh persen kematian
pria yang sebelumnya mempunyai keluhan atau gejala kanker prostat ternyata
pada pemeriksaan ditemukan adanya tumor ganas ini. Pertumbuhan dari kanker
langsung bergantung pada derajat keganasan sel-sel dan kadar infiltrasi ke dalam
pembuluh darah limfe dan pembuluh balik (Jong dan Sjamsuhidayat, 2004)
anatomi dari prostat. Komponen kelenjar dari prostat sebagian besar terletak atau
membentuk zona perifer. Zona perifer ini ditambah dengan zona sentral yang
terkecil merupakan 95% dari komponen kelenjar. Komponen kelenjar yang lain
(5%) membentuk zona transisi. Zona transisi ini terletak tepat di luar uretra di
proses keganasan (60-70%) bermula di zona perifer, sebagian juga dapat tumbuh
di zona transisi dan zona sentra Karsinoma prostat berupa lesi multi sentrik.
vertebralis ke tulang panggul, femur proksimal, ruas tulang lumbal, dan tulang
iga. Metastasis tulang sering bersifat osteoklastik. Kanker ini jarang menyebar ke
sumsum tulang dan visera, khususnya hati dan paru (jong dan Sjamsuhidajat,
2010).
Keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract
symptom (LUTS) terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritasi (Mansjoer Arif
dkk, 2000).
a. Gejala obstruksi
prostatika karena didesak oleh sel kanker prostat yang membesar dan kegagalan
otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau cukup lama sehingga
kontraksi terputus-putus.
Gejalanya ialah :
b. Gejala iritatif
tidak sempurna saat miksi atau disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot
Gejalanya ialah :
2. Nokturia
Keluhan akibat kanker prostat pada nsaluran kemih bagian atas berupa
nyeri atau kekakuan pada punggung bawah, pinggul atau paha atas dan tidak
terletak di panggul.
faktor – faktor yang berhubungan dengan prognosis kanker prostat yang dibagi
kedalam dua kelompok yaitu faktor – faktor prognostik klinis dan patologis
kanker prostat. Faktor prognostik klinis adalah faktor – faktor yang dapat dinilai
melalui pemeriksaan fisik, tes darah, pemeriksaan radiologi dan biopsi prostat.
Faktor klinis ini sangat penting karena akan menjadi acuan untuk mengidentifikasi
1. Usia pasien
2. Volume tumor
4. Ekstrakapsular ekstensi
7. Faktor biologis seperti serum PSA, IGF, p53 gen penekan tumor dan lain – lain.
metastase. Selain itu juga perlu diperhatikan faktor – faktor prognostik diatas yang
sangat penting untuk melakukan terapi kanker prostat. Untuk penyakit yang masih
yang tepat untuk pria yang memiliki harapan hidup kurang dari 10 tahun atau
memiliki skor Gleason 3 + 3 dengan volume tumor yang kecil yang memiliki
kemungkinan metastase dalam kurun waktu 10 tahun apabila tidak diobati (Choen
dan Douglas, 2008). Sumber lain menuliskan bahwa watchfull waiting dilakukan
bila pasien memiliki skor Gleason 2 – 6 dengan tidak adanya nilai 4 dan 5 pada
nilai primer dan sekunder karena memiliki resiko yang rendah untuk berkembang
(Presti, 2008).
prostatektomi adalah prosedur bedah standar yang mengangkat prostat dan vesika
harapan hidup saat diagnosis > 10 tahun, umumnya usia maksimal 75 tahun,
Sudah tentu sebelum memilih pengobatan ini harus dicari dan dipertimbangkan
Sistem ini didasarkan atas pola perubahan arsitektur dari kelenjar prostat yang
pengamatan dibedakan dua jenis pola tumor, yaitu pola ekstensif (primary pattern)
dan pola tidak ekstensif (secondary pattern). Kedua tingkat itu dijumlahkan
T1b tumor ditemukan tidak sengaja pada TUR; > 5% merupakan keganasan
T1c tumor ditemukan pada biopsi jarum karena terdapat peningkatan PSA
T2 Tumor teraba
seminalis
rektum
N2 metastasis kelenjar limfe regional 2-5 cm, atau kelenjar regional multipel,
M1 mrtastasis jauh
1. Tumor : besar atau luas tumor asal ( Tis = tumor belum menyebar ke
3. Metastase : ada atau tidaknya penyebaran ke organ jauh (M0 = tidak ada /
Kemungkinan menyebar lebih besar bila di apeks atau di basal karna lemahnya
kapsul pada lokasi ini. Metastasis hematogenik yang sering terjadi adalah
tulang iga, tulang sternum, dan tulang kepala (Mansjoer Arif dkk, 2000).
3) Stadium III : Jaringan kanker telah menginvasi sebagian besar prostat, dan
a. Berdasarkan orang
Result (SEER) (2007), paling sering ditemukan pada usia rata-rata 67,2 tahun
orang dan di China 28 penderita per 100.000 orang mengalami penyakit ini
(Pienta, 2000). Kanker prostat dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi
kanker yang paling umum di kalangan pria di sebagian besar masyarakat Barat.
Pada tahun 2003, 7.900 orang di diagnosis dengan kanker prostat di Belanda,
sedangkan 2.350 orang meninggal dengan CFR adalah 29,7 (Mireille dkk, 2008).
Hasil penelitian Junaidi (2012), menemukan usia rata-rata pasien 65,3 tahun
2010-Juni 2012 dengan distribusi umur yaitu 56-60 tahun 24.2% dan usia 66-67
tahun 24.2%, diikuti usia 71-75 tahun 18.2%, usia 61-65 tahun 18.2%, usia 76-80
terbanyak di negara barat atau keganasan tersering ke 4 pada pria di seluruh dunia
setelah kanker kulit, paru dan usus besar. Insidensi terendah di Asia (Shanghai)
sebesar 1,9 per 100.000 penduduk dan tertinggi di Amerika Utara dan
penduduk. Angka mortalitas juga berbeda pada tiap negara, yang tertinggi di
Swedia (23 per 100.000 penduduk) dan terendah di Asia (<5 per 100.000
a. Faktor Genetik
Menurut Kim dan Steinberg (2000), dan Moyad (2002), riwayat keluarga
dengan kanker prostat dilaporkan memiliki satu hubungan darah relatif dengan
diagnosa yang sama. Laki-laki dewasa dengan ayah atau saudara laki-laki yang
menderita kanker prostat mempunyai resiko dua kali menderita kanker prostat
kanker prostat menjadi dua kali jika saudara laki-lakinya menderita, serta
memungkinkan naik menjadi lima kali jika ayah dan saudaranya juga menderita.
Penderita prostat tertinggi ditemukan pada pria dengan ras Afrika – Amerika.Pria
kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali lebih besar untuk menderita kanker prostat
dibandingkan dengan pria kulit putih. Sementara bangsa Hispanik dan Asia
memiliki insiden yang lebih rendah dari orang kulit putih (Surveillance,
1. Makanan
mana, baik lemak dari tumbuhan maupun lemak dari hewan. Akan tetapi, harus
kanker prostat. Ini adalah berdasarkan hasil studi yang dijalankan pada orang
Jepang yang tinggal di Jepang dan orang Jepang yang tinggal di Amerika, dari
hasil penelitian yang dijalankan, di lihat bahwa yang tinggal di Amerika lebih
tinggi prevalensi menderita kanker prostat dibanding orang Jepang yang memang
tinggal di Jepang. Hasil kultur sel menunjukkan bahwa asam lemak omega-6
seks atau faktor pertumbuhan dan kesan langsung terhadap 5-alpha reductase.
2. Kalsium
Para usia lanjut akan kehilangan kandungan kalsium tubuh sebanyak 30%
setelah usia 50 tahun dan 80% setelah 70 tahun yang dapat meningkatkan risiko
kalangan usia lanjut untuk mengkonsumsi kalsium dalam jumlah banyak, tetapi
dengan pola konsumsi kalsium berlebih khususnya pada pria usia lanjut dapat
dalam meningkatkan risiko kanker prostat dengan asupan kalsium berlebih (>
inhibisi pertumbuhan dan proliferasi sel kanker dan metastasis (Yuyun, 2007).
warna kebiruan. Titik didih yang relative rendah (767 0C) membuatnya mudah
makanan, udara dan air. Paparan dapat juga terjadi dengan merokok dan
insidens kanker prostat dan kanker paru ( Suyono dan Wijaya, 1995).
d. Faktor Hormonal
oleh sel Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi bentuk metabolit, berupa
kadar testosteron pada pria, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
penderita kanker prostat. Selain itu, juga ditemukan peningkatan kadar DHT pada
penderita prostat, tanpa diikuti dengan meningkatnya kadar testosteron. (Haas dan
bahwa ada hubungan diantara faktor hormonal dan kanker prostat, dan ini
dikaitkan dengan adanya riwayat penyakit seperti Diabetes Mellitus, sirosis dan
2.8 Pencegahan
kepada setiap pria yang akan sangat membantu mengurangi gejala-gejala Kanker
orang sehat yang memiliki faktor resiko untuk terkena Kanker Prostat. Menurut
makan Barat. Asupan daging dan susu yang meningkat dan pola makan tinggi
makanan olahan dan rendah serat telah dikaitkan dengan meningkatnya resiko
kanker prostat. Menurut Purnomo (2011), Beberapa hal yang harus dilakukan
karotenoit yang banyak terdapat pada tomat), selenium ( terdapat ikan laut,
rasa
asimtomatik pada saat diagnosa, dan lebih dari 80% pasien menderita stadium 3
dan 4 pada saat diagnosa (Isselbacher et.al. 2000). Menurut Purnomo (2011),
yaitu (1) PAP (Prostatic Acid Phosphatase ) dihasilkan oleh sel asini prostat, dan
disekresikan ke dalam duktuli prostat dan (2) PSA ( Prostate Specefic Antigen )
yaitu suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh sitoplasma sel prostat, dan berperan
dalam melakukan likuefaksi cairan semen. Menurut Kresno (2001), kadar PSA
dalam serum pria normal maupun penderita kanker prostat adalah 0,1-2,6ng/ml,
kadar PSA meningkat pada hipertrofi prostat hingga rata-rata 3,4ng/ml dan pada
kanker prostat stadium tiga dan empat kadar PSA yaitu masing-masing 10,1 ng/ml
dan 24,2 ng/ml. Dengan demikian maka perlu dilakukan pemeriksaan karsinoma
2. Pemeriksaan Fisik
perifer prostat dan dapat dideteksi dengan colok dubur jika volumenya sudah >
0.2 ml. Jika terdapat kecurigaan dari colok dubur berupa: nodul keras, asimetrik,
Delapan belas persen dari seluruh penderita Kanker prostat terdeteksi hanya dari
colok dubur saja, dibandingkan dengan kadar PSA. Penderita dengan kecurigaan
pada colok dubur dengan disertai kadar PSA > 2,6 ng/ml mempunyai nilai
(60%) yang merupakan adalah satu tanda adanya kanker prostat dan sekaligus
dengan tuntunan USG dapat di ambil contoh jaringan pada area yang dicurigai
2011).
4. Biopsi
pada perabaan sewaktu dilakukan colok dubur, peningkatan nilai PSA serum
>10ng/ml tetapi penderita KAP kadar PSA <4ng/ml dan kelainan bila gejala
saluran kemih bagian bawah timbul yang memiliki riwayat obstruksi. Biopsi
prostat dilakukan dengan panduan USG melalui dubur (Isselbacher et.al. 2000;
yaitu menunjukkan skor Gleason tinggi (>7) atau kadar PSA tinggi. Dibandingkan
dengan USG transrektal, MRI lebih akurat dalam menentukan luas ekstensi tumor
dibantu dengan Trans Rectal Ultrasound Scanning (TRUSS). Ada 50% lebih lesi
yang dicurigai pada saat colok dubur terbukti sebagai kanker prostat. Pada kanker
prostat stadium awal biasanya ditemukan pada saat pemeriksaan colok dubur
berupa nodul keras atau secara kebetulan ditemukan adanya tingkat kadar penanda
(Purnomo, 2011).
dalam darah pasien. Tes ini digunakan untuk mendiagnosa BPH dan carcinoma
risiko tinggi. Stamey, adalah pertama untuk mengaitkan kadar serum PSA dengan
volume jaringan prostate. Dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 1980-an
didapatkan kadar serum PSA daripada BPH adalah 0.30 ng/mL per gram jaringan
dan 3.5 ng/mL per cm3 dari jaringan kanker. Vesely, mendapatkan bahawa
volume prostat dan kadar serum serum PSA mempunyai korelasi signifikan dan
dalam 30 hingga 50% pasien BPH, tergantung besarnya prostat dan derajat
obstruksi, dan PSA juga meningkat bagi 25 hingga 92% pasien dengan carcinoma
anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat.
Pada perabaan melalui colok dubur harus diperhatikan konsistensi prostat (pada
pembesaran prostat jinak konsistensi kenyal), seperti asimetri, nodul pada prostat,
batas atas yang dapat diraba. Pada kanker prostat, prostat teraba lebih keras dari
sekitarnya atau ada prostat asismetri dengan bagian yang lebih keras. Dengan
urodinamik untuk menilai uropati obstruktif dengan mengukur pancaran urin pada
waktu miksi. Apabila Flow rate < 15 mL/sec, ini menandakan obstruksi, dan
apabila postvoid residual volume > 100 mL, ini menandakan retensi. Angka
normal laju pancaran urin ialah 12 ml/detik dengan puncak laju pancaran
Derajat berat obstruksi dapat diukur dengan mengukur pancaran urin pada
waktu buang air kecil yang disebut uroflowmetri. Angka normal pancaran kemih
rata-rata 10-12 ml per detik dan pancaran maksimal 20 ml per detik. Pada
obstruksi ringan, pancaran menurun antara 6-8 ml per detik sedangkan maksimal
tulang, fraktur pada tempat metastasis, atau kelainan neurologis jika metastasis
atau daya kontraksi otot detrusor yang melemah. Untuk membedakan kedua hal
Griffiths Nomogram. Dengan cara ini maka sekaligus tekanan intravesica dan laju
cukup sensitive, tetapi beberapa kelainan tulang hasil positif palsu antara lain
sembuh dari cedera patah tulang atau adanya penyakit tulang yang lain.
saat diagnosis. Dalam menentukkan usia harapan hidup, maka digunakan batasan
usia sebagai salah satu parameter untuk menentukan pilihan terapi (Kemenkes RI,
2015).
Keterangan :
Juga tidak direkomendasikan pada pasien dengan risiko sedang dan tinggi
berlanjut, dan memberikan penaganan yang tepat pada pasien Kanker Prostat.
Menurut Jong (2005), Hal-hal yang harus dilakukan pada pasien setelah pulang
dari rumah sakit baik pasien dalam keadaan sembuh atau dalam proses
penyembuhan adalah :
a. Penyinaran
yang konvensional atau teleradioterapi. Dosis total dibagi atas ≥ 30 fraksi dan
selaput lendir, jadi menimbulkan keluhan menyangkut kandung kemih dan usus.
b. Paliatif
lewat uretra dilakukan prostatektomi dari dalam melalui uretra dengan jerat
endoskop (TUR=Trans Uretra Reseksi) agar di peroleh jalan yang bebas dan
c. Terapi Hormonal
metastasisnya mencapai remisi untuk waktu lama. Menurut Purnomo (2011), ada
1. Konsep Hugins, “Sel epitel prostat akan mengalami atrofi jika sumber
testis belum cukup, karena masih ada sumber androgen dari kelenjar
suprarenal yaitu sebesar ± 10% dari seluruh testoteron yang ada di dalam
androgen total.