Anda di halaman 1dari 8

Kegunaan Wortel dan Mitosnya

Friday, 15 December 2006 05:15


MENURUT penelitian ilmiah, wortel memang mengandung banyak
vitamin A, tapi kesalahan sistem optik pada mata tidak bisa diperbaiki dengan
vitamin A. Ibarat kamera yang lensanya sudah tidak fokus. Film dari merek berkualitas
pun akan merekam gambar yang buram jika lensanya tidak sempurna. Dijelaskan dr.
Hadi Prakoso W., Sp.M., "Orang menganggap vitamin A berperan dalam fungsi
vitamin A lebih banyak berperan
penglihatan manusia, tapi sebenarnya
pada metabolisme sel-sel saraf yang ada di retina . Jadi, banyak makan
wortel pun tak dapat mencegah jumlah minus, plus, atau silinder lensa kacamata anak,"
ujar optalmologis dari Jakarta Eye Centre ini.

Ada juga anggapan yang mengatakan kacamata jangan terus-terusan dipakai karena
malah akan menambah minus. Menurut Hadi, pendapat itu juga tidak logis. Sama
dengan anggapan kalau kacamata harus selalu dipakai agar minusnya tak bertambah
parah.

Ia menjelaskan, perkembangan ukuran bola mata sama seperti perkembangan tubuh


manusia. Lihat saja ukuran bola mata bayi yang lebih kecil ketimbang ukuran bola mata
orang dewasa. Hal ini berarti dari masa bayi hingga masa dewasa sebetulnya terjadi
perkembangan pada ukuran atau dimensi bola mata. Pada 2 tahun pertama yang sangat
berkembang adalah sistem optik di bagian depan mata (segmen depan), yaitu sebesar
60%. Setelah usia 2 tahun seg- men depan masih berkembang tapi sudah tidak begitu
pesat.

Segmen belakang, lanjut Hadi, akan tumbuh pesat saat usia anak berkisar antara 4
sampai 15 tahun yang kemudian melambat dan berhenti di sekitar usia 18 tahun. Saat
itu, bagian belakang bola mata dimana retina berada makin lama makin panjang sesuai
dengan pertambahan usia. Jadi, kalau minus pada mata anak bertambah besar, itu
karena jarak retina ke lensa makin panjang sehingga minusnya pun akan bertambah
besar. Dengan begitu penambahan minus pada usia pertumbuhan terjadi secara alami.
Nah, kondisi miopia rabun jauh yang parah dapat terlihat melalui USG yang
memperlihatkan segmen belakang bola mata yang sangat memanjang. "Jelas, kan,
pertambahan minus sebenarnya tidak bisa dicegah. Banyak orang tua yang datang
meminta kiat mencegah bertambahnya minus pada anak. Ya... itu tidak mungkin kecuali
kalau anaknya dibonsai," kelakar Hadi.

MENGENAL ORGAN MATA


Organ mata bisa diibaratkan kamera. Bola mata yang terdiri atas kornea mata
dan lensa mata merupakan bagian sistem optik yang cara kerjanya sama dengan
sistem optik di kamera. Sementara retina yang berfungsi sebagai sensor pada mata
bisa dianalogikan sebagai film yang dipasang dalam kamera. Imej semua benda yang
dilihat mata, akan difokuskan di retina.

Nah, bila konstruksi bola matanya mengalami ketidaksempurnaan, seperti lensanya tidak
sempurna atau tidak sesuai dengan keseluruhan konstruksi bola mata maka fokus bisa
jatuh di depan retina atau di belakang retina. Akibatnya mata anak tidak bisa
memfokuskan imej benda-benda yang dilihatnya atau disebut refraksi. Kelainan refraksi
tak memandang usia, bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa.

Deteksi kelainan refraksi pada anak-anak biasanya berlangsung dengan melihat


perilakunya. "Biasanya orang tua mengeluh, 'Dok anak saya, kok, kalau nonton teve
maunya ke depan terus. Kalau disuruh menjauh malah protes. Bisa juga terlihat anak
selalu menyipitkan mata atau memiringkan kepalanya setiap nonton teve. Sedangkan
pada anak usia sekolah, gejala kelainan refraksi dapat terlihat dari seringnya anak
berjalan mendekati papan tulis atau sering kedapatan salah menyalin." Untuk
mengatasinya anak harus mengenakan lensa buatan berupa kacamata. Dengan alat
bantu ini barulah matanya bisa melihat dengan tajam dan bersih.

PENYEBAB REFRAKSI

Asal tahu saja, kuat-lemahnya sistem optik pada mata terjadi dengan sendirinya.
"Memang dari sononya sudah begitu. Jadi bisa dikatakan sudah merupakan bawaan
lahir." Penyebabnya antara lain, faktor genetik. Sering, kan, pasangan atau salah satu
orang tua yang berkacamata memiliki anak yang juga berkacamata. Memang fakta
tersebut belum didukung kuat dengan suatu data penelitian, tapi Hadi banyak
menemukan kasus seperti itu dalam praktek sehari-hari. "Gen pembawa bakat kelainan
refraksi ini bisa dikatakan kuat," ujarnya.

Namun, tentunya kita tidak dapat menghilangkan fakta, orang tua yang tak berkacamata
bisa saja memiliki anak berkacamata. Apa pemicunya jika bukan karena faktor
keturunan, menurut Hadi, hingga kini belum diketahui. Apakah frekuensi nonton TV atau
duduk di depan komputer yang terlalu sering? "Pernyataan tersebut belum dibuktikan
secara empiris. Lagi pula tidak semua orang yang banyak nonton teve akan mengenakan
kacamata bukan?" tukasnya.

Toh, asumsi tersebut tetap tak ditolaknya 100%. Bisa jadi pemicu makin banyaknya orang
berkacamata dipengaruhi pola hidup masyarakat yang sudah berubah. "Dulu anak-anak
memang sudah nonton teve tapi kalau sore masih bisa main layang-layang di luar rumah.
Namun, sekarang lingkungan di luar rumah menjadi semakin tak bersahabat sehingga
anak jadi lebih sering menghabiskan waktu di rumah, di depan monitor teve atau
komputer. "Tapi sekali lagi hal ini belum pernah dikemukakan secara ilmiah. Jadi kita
masih tidak tahu pasti," tekannya.

MACAM KELAINAN REFRAKSI

Beberapa kelainan refraksi yang kerap dijumpai:

Miopia

Kelainan sering diistilahkan rabun jauh. Terjadi karena sistem optik yang sangat kuat
pembiasannya, sehingga fokus bayangan benda yang dilihat akan jatuh di depan retina.
Kelainan ini bisa dikoreksi dengan lensa minus. Oleh sebab itu, mata miopia dikenal
sebagai mata minus.

Hipermetropia

Kalau yang ini dikenal dengan istilah rabun dekat. Apa yang terjadi pada rabun dekat
merupakan kebalikan dari miopia, yaitu sistem optik yang terlalu lemah sehingga fokus
dari bayangan benda yang dilihat akan jatuh di belakang retina. Kelainan ini harus
dikoreksi dengan lensa plus sehingga fokusnya maju ke posisi normal. "Pada bangsa-
bangsa di Asia Timur, mata minus atau rabun jauh lebih dominan ketimbang rabun
dekat. Namun, di kalangan bangsa Barat atau Arab penderita hipermetropia lebih
banyak dibandingkan dengan mata minus," ujar Hadi.

Astigmatisme

Kelainan ini tidak hanya meliputi masalah bagaimana fokus bayangan dibentuk, karena
fokus benda yang dilihat terpecah menjadi dua bayangan. Biasanya astimagtisme terjadi
karena lengkung datar kornea dan lengkung tegak kornea tidak simetris. Keadaaan ini
bisa dianalogikan dengan lengkungan pada sendok. Pada satu sisi ada yang landai
sedangkan sisi lainnya terjal. Kalau sistem optik atau suatu lensa terlalu
melengkung/terjal maka cahaya yang terbias melalu retina menjadi terlalu dekat.
Sedangkan lengkung yang landai membuat fokusnya menjadi terlalu jauh. Akhirnya, imej
atau citraan yang jatuh jadi terpecah dua. Nah, kelainan ini yang oleh orang awam
disebut sebagai mata silinder. Namun, terminologi mata silinder ternyata tak tepat
karena sebenarnya bukan matanya yang silinder tetapi lensa yang fungsinya mengoreksi
keadaan astigmatisme itulah yang bersifat silinder. Jadi, yang ada lensa silinder bukan
mata silinder. Kasus astigmatisme banyak dijumpai pada orang Asia.

Kombinasi Kelainan

Kelainan lensa silinder bisa dibarengi dengan kelainan mata minus atau plus. Kalau
kelainan astigmatisme berbarengan dengan kelainan rabun dekat, maka fokus benda
yang terlihat terpecah menjadi dua dan jatuhnya di depan retina. Gangguan ini bisa
diatasi dengan lensa silinder yang disatukan dengan lensa minus. Sedangkan bila
dibarengi rabun jauh, fokus benda yang terpecah akan jatuh di belakang retina.
Gangguan seperti ini dapat diatasi dengan lensa silinder yang disatukan dengan lensa
plus. Intinya menurut Hadi, hampir semua kelainan refraksi dapat diatasi dengan
kacamata.

KALAU KELAINAN TERUS BERTAMBAH

Jika setelah lewat usia 18 tahun, minus tetap bertambah, maka penyebabnya tak lain
adalah faktor penurunan fungsi sistem optik dan retina pada mata yang bersangkutan.
Bisa juga penyebabnya adalah miopia patologis atau keadaan dimana bola mata terus
memanjang. Seharusnya, menurut teori, di usia 18 tahun perkembangan bola mata
sudah berhenti.

Ada dugaan, miopia patologis ini bisa diperparah dengan kebiasaan banyak membaca. Di
saat membaca, otot-otot di sekitar bola mata dikondisikan untuk mengalami kontraksi
atau penegangan. Kalau kontraksi otot mata berlangsung terus, maka bola mata bisa
semakin memanjang. "Hanya saja penelitian ini dilakukan pada para penderita miopia,
bukan pada orang dengan mata normal. Jadi tak bisa dikatakan banyak membaca akan
membuat orang jadi berkacamata," ujar Hadi menegaskan.

Kesimpulannya, kacamata hanya berfungsi membantu agar mata dapat melihat lebih
jernih dan jelas, bukan untuk mencegah atau justru menambah kelainan yang ada. Juga,
apakah kacamata itu dipakai atau tidak, maka tidak akan memberi pengaruh. Hanya saja
tentu, kalau kacamata dipakai, anak akan melihat dengan jelas, sedangkan kalau tidak,
penglihatannya tetap buram.

(Sumber: Majalah Nakita)

Wortel
Sinonim : Daucus carota, Linn.
Familia : Apiaceae

Uraian :
Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun.
Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang
lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut.

Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim.
Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah (tangkai daun)
yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar), mirip daun seledri. Wortel
menyukai tanah yang gembur dan subur. Menurut para botanis, wortel (Daucus carota)
dapat dibedakan atas beberapa jenis, di antaranya: WORTEL (Daucus carota, Linn.) –
jenis imperator, yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran panjang dengan ujung
meruncing dan rasanya kurang manis. – jenis chantenang, yakni wortel yang memiliki
umbi akar berbentuk bulat panjang dan rasanya manis. – jenis mantes, yakni wortel hasil
kornbinasi dari jenis wortel imperator dan chantenang. Umbi akar wortel berwarna khas
oranye.

Nama Lokal :
Carrot (Inggris), Carotte (Perancis), Bortel (Belanda); Wortel (Indonesia), Bortol (Sunda),
Wortel, Ortel (Madura); Wortel, Wortol, Wertol, Wertel, Bortol (Jawa);
1. Kejang Jantung
Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren;
Cara membuat: wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air,
kemudian dioplos dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

2. Eksim
a. Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih;
Cara membuat: wortel diparut dan dicarnpur dengan kapur sirih
sampai merata;
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit dan
dibalut dengan verban.

b. Bahan: 3 umbi wortel;


Cara membuat: diparut dan disedu dengan 2 gelas air masak;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.

3. Cacing Kremi
Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya;
Cara membuat: wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan
lainnya;
Cara menggunakan: diperas dan disaring, kemudian diminum
menjelang tidur malam.

4. Mata Minus
Bahan: umbi wortel secukupnya;
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: diminurn setiap pagi hari secara teratur.

Penyakit Yang Dapat Diobati :


Kejang Jantung, Eksim, Cacing Kremi, Mata minus;

Pemanfaatan :
1. Kejang Jantung Bahan: umbi wortel, 2 sendok madu, dan 1 potong gula aren; Cara
membuat: wortel diparut dan diperas dengan 2 gelas air, kemudian dioplos dengan
bahan lainnya sampai merata; Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari. 2. Eksim a.
Bahan:1 umbi wortel dan 1 sendok teh kapur sirih; Cara membuat: wortel diparut dan
dicarnpur dengan kapur sirih sampai merata; Cara menggunakan: ditempelkan pada
bagian yang sakit dan dibalut dengan verban. b. Bahan: 3 umbi wortel; Cara membuat:
diparut dan disedu dengan 2 gelas air masak; Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
3. Cacing Kremi Bahan: 5-7 umbi wortel, garam dan santan kelapa secukupnya; Cara
membuat: wortel diparut, kemudian ditambah dengan bahan lainnya; Cara
menggunakan: diperas dan disaring, kemudian diminum menjelang tidur malam. 4.
Mata Minus Bahan: umbi wortel secukupnya; Cara membuat: diparut dan diperas untuk
diambil airnya; Cara menggunakan: diminurn setiap pagi hari secara teratur.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A
yang tinggi yaitu sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain
adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat arang 9,3 gram,
kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, vitamin B 1 0,06 miligram,
dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas diukur per 100 gram.

October 13th, 2008 at 2:46 pm


Manfaat Wortel di Usia Kepala Enam
Posted by Mohammad Adib in Elderly People

[ Minggu, 12 Oktober 2008 ]


Manfaat Wortel di Usia Kepala Enam

OLEH : Prof Bambang Wirjatmadi MD MS MCN PhD, Konsultan Gizi

Pak Dokter, kami ingin menanyakan kegunaan wortel bagi tubuh. Banyak teman yang
menganjurkan agar di usia kepala enam ini saya rajin mengonsumsi wortel secara
teratur. Katanya, itu bisa menghindarkan diri saya dari penyakit degeneratif. Benarkah
itu, Dok? Mohon penjelasan. Jenis wortel seperti apa yang baik untuk dikonsumsi?

Terima kasih ya, Dok.

Suwarni, Malang

Jawaban:

Ibu Suwarni, memang benar pendapat yang mengatakan bahwa makin bertambah umur,
terutama ketika masuk masa lanjut usia, risiko terkena penyakit akan lebih besar. Hal
tersebut disebabkan banyak sel tubuh yang terdapat dalam organ (seperti paru-paru,
jantung, hati, ginjal, otak, dan lain-lain) mulai aus. Jadi, apabila tidak diimbangi dengan
konsumsi makan yang baik (balance diet), akan banyak sel tubuh yang rusak sehingga
penyakit mudah terjangkit.
Banyak faktor yang menyebabkan warga evergreen makannya kurang sempurna. Itu bisa
disebabkan masalah gigi yang mulai banyak tanggal, selera makan berkurang, ataupun
lupa makan.

Wortel memang sejak dulu dikenal mempunyai khasiat yang banyak, terutama kalau
dikonsumsi secara periodik. Jika wortel diolah dalam bentuk jus, kandungan gula
alaminya cukup tinggi sehingga sangat berkhasiat meningkatkan energi tubuh.

Untuk mendapatkan khasiat wortel yang baik, perlu dipilih wortel mentah bermutu baik.
Wortel bermutu baik adalah wortel yang renyah, manis, dan berwarna kuning tua hingga
oranye. Selain itu, pilih umbi yang seratnya tidak banyak.

Mengonsumsi jus sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebanyak satu gelas per hari.
Wortel dapat disiapkan dengan cara diblender sebanyak satu atau dua wortel berukuran
sedang. Yang perlu diperhatikan, jus harus segera diminum. Sebab, zat aktif terdapat
pada wortel dalam waktu sekitar 20 menit setelah proses blending.

Jus wortel sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Misalnya, mencegah jerawat, kulit
yang sering bengkak dan bernanah, atau kulit kering. Untuk memaksimalkan khasiat, jus
wortel dapat dikombinasikan dengan beberapa jenis sayur atau buah-buahan. Kombinasi
itu sangat memengaruhi khasiatnya. Makin baik kombinasinya, makin baik pula
manfaatnya.

Selain kesehatan kulit, kandungan provitamin A (karoten) dalam wortel sangat


bermanfaat untuk mencegah rabun senja, meningkatkan kesuburan, dan mencegah
kanker. Wortel juga mengandung banyak serat yang biasa disebut dengan pektin (jenis
serat yang larut dalam lemak).

Serat jenis itu sangat berperan dalam menurunkan kadar kolesterol dan kadar gula
darah. Sehingga, itu sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit kencing manis dan
aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) yang merupakan kondisi awal terjadinya
stroke dan gagal jantung. Di dalam wortel juga didapatkan serat yang tidak larut dalam
air dan sangat berguna untuk mencegah sembelit (banyak diderita oleh para lansia).
Yang terpenting, karena adanya kandungan beta karoten, wortel berkhasiat sebagai
antioksidan, yang berperan aktif dalam menetralkan radikal bebas yang mengakibatkan
timbulnya penyakit.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan wortel ini adalah penumpukan
betakaroten dalam telapak tangan sehingga telapak tangan menjadi kekuning-kuningan.
Apabila terjadi hal seperti tersebut, konsumsi wortel perlu diatur dan dibatasi. Hubungi
dokter ahli gizi terdekat untuk berkonsultasi. (*)

Tuesday, June 30, 2009


Wortel Dan Manfaat Kegunaannya

Senyawa anti kanker yang terkandung


di dalam wortel meningkat 25 persen jika wortel tersebut dimasak secara utuh
ketimbang dipotong-potong terlebih dulu. Demikian hasil penelitian para ilmuwan dari
Universitas Newcastle, Inggris, yang dikemukakan baru-baru ini.

"Memotong-motong wortel akan membuka bagian permukaan sehingga banyak nutrisi


yang hilang di dalam air ketika wortel dimasak," kata ketua tim peneliti Kirsten Brandt.

Menurut Brandt, rasa wortel juga menjadi lebih lezat karena lebih banyak kandungan
gula yang tertahan. "Dengan memasaknya secara utuh dan baru memotongnya
kemudian, Anda mempertahankan rasa dan nutrisinya," ujar Brandt. Hasil tes terhadap
100 orang yang ditutup matanya adalah sebanyak 80 persen memilih rasa dari wortel
yang dimasak utuh lebih enak.

Sekitar empat tahun silam, Brandt bersama dengan rekan-rekannya dari Universitas
Denmark, menemukan khasiat unsur falcarinol yang terkandung di dalam wortel. Yakni
sebagai senyawa yang dapat melawan kanker.

http://www.youtube.com/watch?v=GOKbaO1qPB0 canon rock youtube

Anda mungkin juga menyukai