Disusun oleh:
Febrian Alam Vedaxena
1102014098
Pembimbing:
AKBP dr. Karjana, SpKJ
dr. Henny Riana, SpKJ (K)
dr. Esther Sinsuw, SpKJ
dr. Witri Narhadi, SpKJ
dr. Hening Madonna, SpKJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. ES
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 27 Maret 1959 (59 tahun)
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan Terakhir : SMP
Status Pernikahan : Cerai Hidup
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Bekasi
Masuk RS : 6 November 2018
Tanggal Pemeriksaan : 9 – 11 November 2018
Ruang Perawatan : Bangsal Dahlia RS Bhayangkara Tk I. RS Sukanto
B. Keluhan Utama
Pasien datang ke Rumah Sakit sendiri dengan keluhan nyeri kepala
1
C. Keluhan Tambahan
Pasien terlihat bicara sendiri, marah-marah sendiri, suka menangis sendiri.
2
Pada awal pemeriksaan di ruang perawatan (tanggal 9 November)
tampak pasien sangat gelisah, tidak bisa diam dan bicara agak melantur.
Pasien tampak sedih dan bercerita bahwa pasien tidak ada yang
memedulikannya, keluarga membuangnya dan hidup sebatang kara. Pasien
mengaku sangat depresi dengan hal tersebut, namun pasien tetap optimis
untuk menjalani hidupnya. Pasien juga selalu mengeluhkan nyeri kepalanya
sampai tidak bisa jalan dan merasa kakinya baal.
Pada pemeriksaan selanjutnya, pasien terlihat lebih tenang, tidak
tampak sedih dan dengan lancar berbicara panjang mengenai kondisinya.
Pasien berharap dapat bertemu anaknya kembali dan menyelesaikan
masalahnya.
E. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Gangguan Psikiatrik
Pasien mengaku sering menalami penyakit fisik dari dahulu, seperti
vertigo, kaki baal dan lemas. Pasien sudah beberapa kali keluar masuk
rumah sakit akibat penyakitnya. Pasien berkata bahwa dokter pasien
berkata bahwa semua pemeriksaannya normal, namun pasien tetap
mengeluhkan penyakit fisiknya.
Pasien pernah di rawat di RS POLRI karena marah-marah, namun
dari pihak keluarga tidak ada yang ingat kapan. Setelah pulang, pasien
tidak mengalami perbaikan, dan tidak meminum obat serta kontrol
secara rutin.
2. Gangguan Medik
Pasien memiliki riwayat epilepsi, dengan pengobatan rutin dengan
fenobaribatl dan fenitoin. Pasien sudah bebas kejang selama 8 bulan.
3
Grafik Perjalanan Penyakit
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Keterangan:
0: Baseline, tidak ada gejala yang dikeluhkan
1: Terdapat Gejala minimal
2: Muncul gejala yang cukup menganggu kehidupan pribadi pasien
3: Muncul gejala berat yang menganggu kehidupan pasien
4
d. Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan pendidikan karena penyakit yang
dieritanya, sehingga sulit untuk masuk sekolah. Pasien pindah ke
Jakarta bersama orang tua dan saudaranya, tinggal di Kramat Jati.
Pasien menjalani masa remaja secara normal, dengan pergaulan
yang baik.
2. Riwayat Pendidikan
a. SD : Pasien menyelesaikan pendidikan SD tanpa tinggal kelas
b. SMP : Pasien tidak menyelesaikan SMP sampai tamat
c. SMA :Pasien tidak melanjutkan SMA karena penyakit yang
dideritanya.
d. Kuliah : Pasien tidak melanjutkan SMA karena penyakit yang
dideritanya.
3. Riwayat Pekerjaan
Menurut pasien, orang tua pasien memiliki usaha mebel dan furnitur dan
pasien bertugas menjadi sekretaris. Pasien memiliki berbagai relasi
karena pekerjaanya. Kemudian setelah orang tua meninggal, pasien
bersama adik pasien melanjutkan pekerjaan mebelnya, namun pasien
merasa dirugikan dan ditipu oleh adiknya, sehingga sekarang pasien
tidak bekerja.
4. Kehidupan Beragama
Pasien menganut agama Islam dan sangat taat beribadah ke Masjid dan
sering mengikuti pengajian dan membaca Al-Quran.
5
Cianjur namun tidak diterima juga. Pasien pergi ke sanak-saudara yang
lain juga tidak diterima.
Pasien pernah menikah pada umur muda (pasien lupa tahunnya) dan
dikaruniai oleh seorang anak. Namun, suami pasien meminta pulang ke
kampung halamannya dan meminta cerai, saat usia anak pasien 2 tahun,
dan ditinggal menikah kembali. Pasien ± 2 tahun yang lalu mendengar
kabar bahwa mantan suami pasien meninggal akibat stroke.
G. RIWAYAT KELUARGA
Pasien lahir dengan kedua orang tua lengkap dan memiliki 3 saudara
kandung. Pasien merupakan anak ke-2. Pasien memiliki suarang suami
namun cerai saat anak pasien umur 2 tahun. Suami pasien sudah meninggal
setelah cerai. Kedua orang tua pasien sudah meninggal dan pasien awalnya
tinggal bersama adik pertama pasien di rumah Kramat Jati. Kakak kandung
pasien dan adik bungsu pasien sudah memiliki rumah sendiri. Namun
akhirnya pasien diusir dari rumah di Kramat Jati dan pindah ke Bekasi
dengan anaknya. Dari alloamanesis yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa keluarga juga menghindari pasien dan tidak peduli dengan pasien.
Genogram
Keterangan:
Perempuan Meninggal
6
Pasien menganggap bahwa pasien tidak dipedulikan dan dibuang oleh
saudara dan anaknya, sehingga pasien merasa sedih dan hidup sebatang
kara, namun pasien tetap optimis tentang masa depanya.
4. Pembicaraan
Pasien dapat berbicara menceritakan kehidupan pasien secara spontan,
lancar dan artikulasi jelas.
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
7
4. Derealisasi : Tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Kontinuitas : Tangensial
Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi : Pasien merasa keluarga tidak ada yang
sayang kepada dirinya.
Waham:
- Waham Kejaran: Pasien merasa bahwa keluarganya tidak ada
yang suka dan tidak ada yang memperdulikan pasien, sehingga
pasien diusir dan menanggap hal ini karena dihasut atau diguna-
8
guna oleh istri adik ataupun orang lain yang tidak suka dengan
pasien.
- Waham Rujukan: Pasien merasa saat istri adik menelpon untuk
menghasut orang lain agar tidak menyukai pasien.
- Waham Bizzare: Pasien merasa memiliki penjaga dalam
tubuhnya berupa kakek-kakek berpeci, sehingga menghindarkan
pasien dari bahaya
Obsesi : Tidak ada
Kompulsi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Cukup baik, pasien dapat menceritakan dengan tenang dan panjang, pasien
tidak menunjukkan gejala yang agresif.
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik, pasien dapat membedakan perbuatan baik dan
buruk
2. Uji daya nilai : Baik, diberikan simulasi jika menemukan dompet
di jalan apa yang dilakukan
3. RTA : Tidak Terganggu
H. TILIKAN
Derajat 4, pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, namun tidak
memahami penyebab sakitnya.
9
f. Sistem Gastrointestinal : Bising usus normal, nyeri tekan (+)
epigastrium
g. Ekstremitas : Edema (-), sianosis (-), akral hangat
h. Sistem Urogenital : Tidak diperiksa
A. Status Neurologik
Tidak dilakukan pemeriksaan neurologis.
B. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
10
VI. FORMULA DIAGNOSTIK
1. Setelah wawancara, pasien ditemukan adanya sindroma atau perilaku dan
psikologi yang bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan
(distress) dan ketidakmampuan/ hendaya (disability/impairment) dalam
fungsi serta aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami gangguan jiwa yang sesuai dengan definisi yang
tercantum dalam PPDGJ III.
2. Pasien ini dapat termasuk gangguan mental organik karena walaupun pasien
pada saat di periksa dalam keadaan sadar, ada kemungkinan kelainan secara
medis atau fisik yang bermakna. (F0)
3. Pasien ini tidak termasuk dalam gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikotropika karena pasien tidak mengkonsumsi alkohol,
rokok, dan zat psikotropika. (F1)
4. Dari anamnesis pasien hanya memiliki waham yang menetap namun tidak
memiliki gejala yang lain dari kelompok skizofrenia. (F2)
5. Pasien menunjukan adanya perubahan afektif namun tidak memenuhi
kriteria gangguan afektif. (F3)
6. Pasien ini merasa memiliki gejala penyakit fisik yang terus muncul sehingga
pasien terus berupaya untuk berobat, sesuai dengan kriteria gangguan
somatoform. (F4)
11
Masalah primary support group (keluarga) diduga menjadi pencetus
gangguan yang terjadi pada pasien, karena pasien merasa bahwa keluarga
berbuat jahat kepada pasien, diusir dari rumah dan tidak ada yang peduli
kembali.
Evaluasi Multiaksial
Aksis I : F22.0 Gangguan Waham
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Epilepsi
Aksis IV : Primary support group (keluarga)
Aksis V : GAF 70-61, Gejala ringan, disabilitas ringan
VII. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja: F22.0 Gangguan Waham
Diagnosis banding:
o F06.2 Gangguan Waham Organik (Lir-Skizofrenia)
o F45.1 Gangguan Somatoform Tak Terinci
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Prognosis tersebut mengacu pada:
Faktor Pendukung:
1. Onset akhir usia
2. Tidak ada riwayat gangguan jiwa pada keluarga
3. Stressor jelas
4. Pasien mau minum obat rutin
Faktor Penghambat:
1. Keluarga merupakan stressor utama pasien
2. Lingkungan untuk tinggal tidak mendukung kesembuhan
pasien
12
IX. RENCANA TERAPI
a. Psikofarmaka
Haloperidol 1 x 2 mg pada tiga hari pertama, naikan dosis secara
perlahan sampai 6 minggu, jika tidak ada perubahan ganti dengan
golongan lain.
Trihexyphenidyl 2 x 2 mg
Fluoxetine 1 x 20 mg
Mengatasi penyakit fisiknya
13