Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI ASAM AMINO

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

Oleh:
Ahmad Muklis (160332605834)
Dinda Farrah Firdaus (160332605882)
Nur Layli Afiyati (160332605879)
Wardatus Sholikhah (160332605836)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
APRIL 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengkomsumsi berbagai macam


makanan yang membantu kita dalam proses peningkatan energi. Makanan-makanan itu
mengandung berbagai jenis zat yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti lemak, Vitamin,
Karbohidrat , Protein dll. Di dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting
pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim,
suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Kita dapat memperoleh protein dari
bahan makanan yang banyak mengandung protein, misalnya pada hewan terkandung
protein hewani, sedangkan pada tumbuhan terkandung protein nabati.

Protein adalah polipeptida berbobot molekul tinggi yang terdapat secara alami.
Polipeptida yang memiliki hanya asam amino saja digolongkan sebagai protein
sederhana. Protein terkonjugasi mengandung komponen bukan asam amino yang
dikenal sebagai gugus prostetik di samping kerangka utama asam amino. Protein
merupakan polimer dari asam amino dan merupakan sebagian besar dari tubuh manusia
dan hewan tingkat tinggi. Sebagian protein merupakan penyusun tubuh (daging, kulit,
rambut, dan lain-lain), sebagian mempunyai fungsi katalis (enzim), yang menyebabkan
reaksi-reaksi tertentu dapat berlangsung baik pada kondisi tubuh. Protein disusun oleh
α asam amino dengan melalui ikatan amida yang disebut ikatan peptida . Protein
memiliki makromolekul (BM > 40.000) dan termasuk juga kelompok makronutrien
dengan Polipeptida rantaipanjang dengan salah satu ujungnya berupa asam karboksilat
dan ujung lainnya gugusamina. Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi
biologinya, yaitu sebagai enzim, protein transport, protein nutrient dan penyimpan,
protein kontraktil atau motil, protein struktural, protein pertahanan, dan protein
pengatur. Protein dapat juga dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk
dan sifat-sifat fisiknya, yaitu protein globular dan protein serabut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana reaksi yang terjadi pada identifikasi tirosin ?
b. Bagaimana reaksi yang terjadi pada identifikasi triptofan ?
1.3 Tujuan
a. Mampu mengetahui pereaksi identifikasi untuk tirosin
b. Mampu mengetahui pereaksi identifikasi untuk triptofan
c. Mampu mengidentifikasi asam amino yang terkandung dalam albumin dan
gelatin
BAB II
ISI
2.1 Metodologi
a. Alat
Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, gelas beaker
b. Bahan
Pereaksi millon:10g Hg2+ dalam 20 mL HNO3 pekat dan diencerkan dengan 60
mL air, pereaksi hopkins-cole: larutan glioksilat atau campuran formaldehida
0,5% dengan HgCl2 0,2M, larutan protein: a)albumin telur (10 mL putih telur
dilarutkan dalam 50 mL air), b) gelatin 2% (dilarutkan 2g gelatin dalam 100 mL
air dan beberapa tetes NaOH 1M), larutan tirosin, larutan triptofan, H2SO4
pekat, NaNO2 0,1 M.
c. Cara Kerja
i. Uji Millon
Disiapkan 4 buah tabung reaksi, tabung 1 berisi 3 mL larutan tirosin
(kontrol positif), tabung 2 berisi 3 mL larutan albumin telur, tabung 3
berisi larutan gelatin 2%, dan tabung 4 berisi 3 mL akuades (kontrol
negatif). Ditambahkan 5 tetes reagen millon kedalam masing-masing
tabung. Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 10 menit.
didinginkan hingga suhu kamar dan ditambhakan 5 tetes NaNO2 0,1 M.
ii. Uji Hopkins-cole
Disiapkan 4 buah tabung reaksi, tabung 1 berisi 3 mL larutan triptofan
(kontrol positif), tabung 2 berisi 3 mL larutan albumin telur, tabung 3
berisi larutan gelatin 2%, dan tabung 4 berisi 3 mL akuades (kontrol
negatif). Ditambahkan 5 tetes reagen hopkins-cole kedalam masing-
masing tabung. Ditambahkan tetes demi tetes H2SO4 melalui dinding
tabung hingga terbentuk cincin berwarna.

2.2 Data Pengamatan


a. Uji Millon
NO Perlakuan Kontrol (+) Albumin telur gelatin Kontrol (-)
tirosin akuades
1 Penambahan Larutan tidak Larutan keruh Larutan Larutan tidak
reagen milon berwarna terdapat tidak berwarna
gumpalan putih berwarna
2 Pemanasan Larutan tidak Larutan keruh Larutan Larutan tidak
berwarna terdapat tidak berwarna
gumpalan putih berwarna
3 Didinginkan Larutan tidak Larutan tidak Larutan Larutan tidak
berwarna berwarna, tidak berwarna
terdapat berwarna
gumpalan putih
4 Penambahan 5 Larutan Larutan tidak Larutan Larutan tidak
tetes NaNO2 berwarna merah berwarna, merah muda berwarna
0,1 M terdapat
gumpalan
jingga

b. Uji Hopkins-cole
No perlakuan Kontrol (+) Albumin gelatin Kontrol (-)
triptofan telur akuades
1 Penambahan 2 Larutan tidak Larutan Larutan Larutan tidak
ml reaksi berwarna keruh, tidak berwarna
hopkins-cole terdapat berwarna
gumpalan
putih
2 Penambahan 2 Larutan tidak Larutan tidak Larutan Larutan tidak
ml H2SO4 pekat berwarna, terdapat berwarna, tidak berwarna
tetes demi tetes. cincin berwarna terdapat berwarna
kecoklatan gumpalan
putih dan
cincin kuning

2.3 Analisis Data dan Pembahasan


Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi asam amino yang terdapat pada
albumin telur dan gelatin melalui uji kualitatif. Uji kualitatif yang dilakukan yaitu uji
Millon dan uji Hopkins-Cole. Uji milon digunakan untuk mendeteksi adanya asam
amino tirosin, sedangkan uji hopkins-cole digunakan untuk mengidentifikasi adanya
asam amino triptofan dalam sampel protein. Uji milon berdasarkan teori larutan tirosin
digunakan sebagai kontrol positif yang ditandai dengan terbentuknya larutan merah
sedangkan akuades sebagai kontrol negatif ditandai dengan terbentuknya larutan yang
tidak berwarna. Pada uji hopkins-cole yang digunakan kontrol positif adalah larutan
triptofan yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu sedangkan kontrol
negatifnya adalah akuades dengan terbentuknya larutan tidak berwarna. Tujuan adanya
kontrol positif dan negatif adalah untuk membandingkan sampel albumin telur dan
gelatin terdapat kandungan tirosin dan triptofan atau negatif keduanya.
a. Uji Millon
Pada tabung 1 larutan tirosin ditambahkan dengan reagen milon menghasilkan
larutan tidak berwarna, setelah dipanaskan selama 10 menit larutan tidak
berwarna. Pemanasan ini bertujuan untuk mendenaturasi tirosin. Kemudian
didinginkan kembali untuk menyempurnakan reaksi yaitu sampai suhu kamar.
Ketika larutan ditambahkan 5 tetes NaNO2 larutan berwarna merah karena
ketika tirosin ditetesi larutan milon yang mengandung merkuro dan merkuri
nitrat dalam asam nitrat maka tirosin akan ternitrasi oleh asam nitrat sehingga
memperoleh penambahan gugus N=O, gugus tersebut dapat bereversible
menjadi N-OH . merkuri dalam pereaksi milon akan bereaksi dengan gugus
hidroksifenil dan tirosin membentuk garam merkuri ternitrasi. Sesuai dengan
persamaan reaksi sebagai berikut.

Tabung 2 dan 3 yang berisikan larutan albumin telur dan larutan gelatin 2%
memberikan hasil uji yang positif terhadap adanya tirosin yang dapat terlihat
dari terbentuknya warna merah muda yang lebih pudar dibandingkan kontrol
positif (larutan tirosin) setelah ditambahkan NaNO2. Hal ini membuktikan
bahwa asam amino tirosin juga menyusun protein pada albumin dan gelatin.
Tabung 4 yang berisi akuades dijadikan sebagai kontrol negatif dikarenakan
tidak mengandung jenis asam amino apapun.
b. Uji Hopkins-Cole
Pada tabung 1, 3 ml larutan triptofan ditambahkan ditambahkan reagen hopkins-
cole menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Penambahan hopkins-cole ini
bertujuan untuk mendeteksi asam amino yang mengandung gugus R aromatik
triptofan. Selanjutnya ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat tetes demi tetes larutan
tetap tidak berwarna akan tetapi ada cincin berwarna coklat. Cincin berwarna
kecoklatan terbentuk karena ketika larutan triptofan ditetesi reagen hopkins-
cole dalam suasana asam maka triptofan akan terkondensasi dengan gugus
aldehid dari asam glioksilat yang terdapat pada reagen hopkins-cole membentuk
kompleks 2,3,4,5-tetrahidro-B-karbolin-karboksilat sehingga dapat teramati
sebagai cincin berwarna. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

Berdasarkan teori warna dari cincin yang terlihat adalah ungu tetapi dalam
percobaan berwarna coklat dikarenakan kemungkinan reagen hopkins-cole yang
digunakan tidak baru atau H2SO4 yang digunakan kurang pekat. Tabung 2
larutan albumin telur memberikan hasil uji yang positif terhadap adanya
triptofan dan dapat terlihat dari terbentuknya cincin berwarna kuning. Hal ini
membuktikan bahwa asam amino tirosin juga menyusun protein pada albumin.
Pada tabung 3 terbentuk larutan tidak berwarna sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat triptofan pada protein penyusun gelatin. Tabung 4 yang
berisi akuades dijadikan sebagai kontrol negatif dikarenakan tidak mengandung
jenis asam amino apapun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Uji identifikasi untuk asam amino tirosin yaitu uji Millon.
b. Uji identifikasi untuk asam amino triptofan yaitu uji Hopkins-cole.
c. Protein pada albumin telur dan gelatin positif mengandung asam amino
tirosin yang ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna merah muda.
d. Protein pada albumin telur positif mengandung asam amino triptofan yang
ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna kuning.
e. Protein pada gelatin negatif mengandung asam amino triptofan.

Anda mungkin juga menyukai