K E L U H A N U T A M A [ SPONTAN ]
( F2 ) PERTANYAAN [ aktif ]
1. ada distress (penderitaan pada diri sendiri, dan/atau lingkungan/keluarga
2. ada gangguan fungsi pekerjaan/akademik, sosial, dan sehari-hari
3. [khusus anak] ada gangguan perkembangan, masih mengompol, terlalu
( F1 ) nakal / aktif, gangguan makan, kesulitan belajar, tak mau sekolah, sering
melarikan diri dan menentang.
TIDAK 1 “ YA”
1
METODE 2 MENIT REVISI 2004
I 2
PENDAHULUAN
Cara anamnesis dan pemeriksaan ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan secara umum di Pelayanan Kesehatan Dasar. Penelitian menunjukkan,
bahwa 30-50% pasien yang datang ke Puskesmas menderita gangguan kesehatan jasmaniah
yang disebabkan oleh faktor mental emosional. Oleh karena itu pengetahuan dan ketrampilan
petugas di bidang kesehatan jiwa akan membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
umum tersebut di Puskesmas. Prosedur ini sebenarnya merupakan prosedur yang lazim (“lege
artis”) dalam pelayanan kesehatan.
PERSIAPAN
Prosedur ini akan lebih berhasil apabila dilakukan persiapan sebelumnya sbb.:
1. Aturlah waktu-waktu pemeriksaan, sehingga pasien dapat bergilir diperiksa secara tertib.
Dengan demikian Puskesmas mendidik masyarakat untuk membiasakan “budaya antri”.
Caranya disesuaikan dengan kondisi Puskesmas dan masyarakat.
2. Aturlah arus pasien yang akan diperiksa, sehingga pelayanan berjalan dengan lancar dan
pasien tidak bergerombol. Hal ini membantu meningkatkan kerahasiaan pasien.
3. Aturlah ruangan dan tata letak meja/kursi/ tempat tidur periksa, agar cara pemeriksaan
dapat dilakukan menurut urutan yang benar (Anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, terapi).
Hal ini untuk meningkatkan kenyamanan petugas dan pasien.
4. Hendaknya para petugas kesehatan di Puskesmas (petugas loket, perawat, dokter, petugas
apotik, dll) merupakan satu tim kerja yang baik.
5. Tingkatkan kenyamanan suasana dan lingkungan, agar pasien merasa betah.
6. Petugas yang ramah dan memperhatikan kebutuhan pasien secara menyeluruh, akan
mempermudah hubungan yang terbuka dan lancar antara pasien dengan petugas.
2
METODE 2 MENIT REVISI 2004
I 3
6. Dokter mencek kembali hasil pemeriksaan anamnesis dengan melihat keadaan pasien
secara menyeluruh, dan menanyakan kembali hal-hal yang meragukan, atau menanyakan
hal-hal lainnya;
7. Setelah pemeriksaan fisik dan menetapkan diagnosis, cantumkan kode diagnosisnya
dengan memberi tambahan kode F ( jika diagnosis penyakit jasmaniah ); dan M jika
terdapat gangguan kesehatan jiwa (PS atau ME)
8. Pada kolom terapi cantumkan resep obat yang diberikan, beri paraf
9. Setelah penyaringan kasar terhadap kasus-kasus mental emosional ini selesai, pasien
dapat difollow-up pada hari lainnya secara khusus;
10.Pada kunjungan berikutnya, ikuti prosedur yang sama seperti diatas.
11.Jika telah memahami prosedur diatas, petunjuk anamnesis dan pemeriksaan ini (skema)
dapat diletakkan diatas meja periksa.
ANAMNESIS
Anamnesis dapat dilakukan pada pasien (autoanamnesis) atau pada yang menemani pasien
(alloanamnesis).
Keluhan utama yang dikemukakan secara spontan oleh pasien atau pengantarnya merupakan
alasan berobat ke Puskesmas.
Keluhan utama dapat berupa:
a. keluhan fisik (F) yaitu keluhan yang bersifat fisik dan tidak jelas berlatar
belakang mental emosional, biasanya membutuhkan terapi farmakologik.
Contoh: panas, batuk, pilek, mencret, muntah, borok, luka, perdarahan dan
lain-lain
c. keluhan mental emosional (ME) yaitu keluhan yang berkaitan dengan masalah
kejiwaan (alam perasaan, pikiran dan perilaku). Contoh : mengamuk, bicara
melantur, mendengar bisikan, melihat bayangan iblis, telanjang di depan
umum (gejala psikotik); cemas / takut tanpa sebab yang jelas, gelisah, panik,
pikiran dan/atau perilaku yang berulang (gejala neurotik dengan afek cemas);
murung, tak bergairah, putus asa, ide kematian (gejala depresi);
penyalahgunaan atau ketergantungan terhadap narkoba (gangguan penggunaan
zat psikoaktif); ayan, bengong, kejang-kejang (epilepsi); gejala pada anak-
anak dan remaja seperti kesulitan belajar, tak bisa mengikuti pelajaran di
sekolah, (retardasi mental), atau gangguan perkembangan., atau gejala psikotik
pada anak seperti gejala autisme pada kanak, hiperaktivitas, gangguan
pemusatan perhatian dan sebagainya
3
METODE 2 MENIT REVISI 2004
I 4
Keluhan PS dan keluhan ME yang disertai dengan distres (penderitaan pada pasien dan / atau
keluarga/lingkungan), dan/atau gangguan pada fungsi pekerjaan / akademik, fungsi sosial,
fungsi sehari-hari (disabilitas) merupakan petunjuk bahwa yang bersangkutan memang
menderita gangguan mental.
DIAGNOSIS
Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis (riwayat perjalanan penyakit), pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan mental .
Keluhan fisik, pemeriksaan fisik, diagnosis fisik, dan terapi farmakologik.
Keluhan psikosomatik (PS), pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan atau tidak ditemukan
gangguan pada organ tubuh, disertai keluhan atau gejala mental emosional, dapat dibuat
diagnosis dalam kelompok gangguan neurotik.
Keluhan mental emosional yang pada pemeriksaan (autoanamnesis) ditemukan gejala-gejala
ME, dapat dibuat diagnosis sesuai dengan gejala yang ditunjukkan
PEDOMAN DIAGNOSTIK:
Gejala Psikotik dengan/tanpa gejala organik
Gejala-gejala Psikotik
waham: keyakinan menetap yang tak sesuai dengan kenyataan dan selalu dipertahankan
halusinasi: persepsi pancaindera tanpa sumber rangsangan sensorik eksternal; seperti
mendengar bisikan, melihat bayangan
inkoherensi: pembicaraan/tulisan yang tidak dapat dimengerti
katatonia: gangguan psikomotor seperti : stupor (tak bergerak), mutisme (tak bicara),
furor (gaduh gelisah), negativisme (menentang), positioning (bertahan dalam posisi
tertentu), rigiditas (kakakuan tubuh), fleksibilitas lilin, automatisme perintah
perilaku kacau : telanjang, gelisah, menga-muk, menarik diri, perilaku aneh
Tanda/gejala organik
Faktor organik spesifik yang diduga ada kaitannya dengan gangguan kejiwaan, seperti
trauma, toksik, penyakit fisik yang berkaitan dengan SSP (sistem saraf pusat)
4
METODE 2 MENIT REVISI 2004
I 5
Demensia (F0): - kesadaran sensorium baik, gangguan daya ingat, usia > 60 th, kadang-
kadang disertai disorientasi
Delirium (F0): kesadaran berkabut, gelisah, bisa disertai halusinasi visual, disorientasi
Skizofrenia dan gangguan Waham : gejala psikotik, berlangsung lebih dari 1 bulan, tanpa
gangguan kognitif
Gangguan Suasana Perasaan: terutama gejala afektif seperti episode depresi atau episode
manik, dengan / tanpa gejala psikotik
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Afek/mood: suasana perasaan internal yang berkepanjangan dan meresap, yang sering
mempengaruhi perilaku dan persepsi individu akan dunia luar seperti cemas dan
depresi
Cemas: rasa khawatir yang berlebihan, disertai dengan ketegangan motorik dan
hiperaktivitas autonom (keringat dingin, debar-debar)
dengan/tanpa didahului stresor yang bermakna
Depresi: rasa sedih yang berlebihan dan berkepanjangan, disertai dengan ganguan
fungsi pekerjaan, fungsi sosial, dan perawatan diri
5
METODE 2 MENIT REVISI 2004
I 6
Gejala-gejala depresi:
rasa sedih, murung, putus asa, rendah diri
kehilangan gairah kerja, belajar, gairah seks, lesu, aktivitas berkurang
gangguan makan dan gangguan tidur, keluhan fisik lainnya
menyendiri, tak suka bergaul, kurang komunikasi
ingin mati, rasa bersalah, tak ada semangat
0804 Gangguan Keswa pada Bayi, Anak dan Remaja, dan Perkembangan)
Gangguan Fungsi
- Fungsi Pekerjaan: Pekerjaan rutin
- Fungsi Sosial: pergaulan & komunikasi
- Fungsi Perawatan diri: kegiatan sehari-hari
- Fungsi Seksual: disfungsi seksual : disfungsi ereksi (impotensi), frigiditas F5
6
METODE 2 MENIT REVISI 2004
I 7
Gangguan Kepribadian: kepribadian kaku dan sulit menyesuaikan diri sepanjang masa
dewasa F6
Gangguan Penggunaan Zat: ada riwayat penggunaan zat psikoaktif secara patologik
(setiap hari menggunakan zat supaya dapat berfungsi secara adekuat/memadai (minimal 1
bulan) F1
0901 Epilepsi G
Tanda-tanda:
Kesadaran: menurun atau berubah
Aura: bisa ada atau tidak ada
Kejang: umum, fokal, atau tak ada kejang
Serangan: berulang dan episodik
Gejala: fisik dan/atau psikis
Termasuk:
Grandmal, Petit Mal, Psikomotor, fokal motor
Epilepsi Ekivalen, Kejang Demam pd bayi/anak
7
METODE 2 MENIT REVISI 2004