KEKUATAN EKONOMI
OLEH:
SR KARTIKA SARI. ANTARIKSA
IKA RAHMA GINTING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan yang ingin melakukan investasi keluar negeri perlu
mempertimbangkan informasi mengenai ekonomi disuatu Negara yang akan ditempati. Untuk
mengikuti perkembangan terakhir dan juga untuk merencanakan masa depan, perusahaan
selama bertahun-tahun telah menilai dan memprediksi kondisi ekonomi ditingkat nasional dan
internasional.
Meskipun data yang diterbitkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga internasional,
tidak setepat waktu dan seakurat seperti yang diinginkan oleh para analis bisnis, tetapi data
analisis inilah yang mereka miliki dan mereka harus bekerja dengannya. Selain itu para ekonom
dan agen pemasaran menggunakan indikator ekonomi tertentu yang dianggap dapat
memprediksi tren dalam industri mereka.
Sedemikian penting analisis ekonomi baik dimensi ekonomi dan sosioekonomi yang ditambah
dengan kekuatan politik dari suatu Negara, sebelum suatu perusahaan melangkah inilah yang
menjadi kunci pokok bagi perkembangan perusahaan yang go internasional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Ekonomi Internasional
Tujuan dari analisis ekonomi adalah, pertama, untuk menilai prediksi keseluruhan dari
perekonomian dan kemudian menilai dampak dari perubahan ekonomi terhadap perusahaan.
Pemeriksaan atas gambar berukit akan mengilustrasikan bagaimana perubahan dalam satu
faktor ekonomi saja dapat mempengaruhi semua fungsi utama dari perusahaan.
Suatu prediksi mengenai adanya kenaikan dalam lapangan pekerjaan akan menyebabkan
sebagian besar manajer pemasaran merevisi prediksi penjualan mereka ke atas, yang pada
gilirannya, mengharuskan para manajer produksi untuk memperbanyak produksi. Hal itu
mungkin dicapai dengan menambah shift kerja, tetapi apabila pabrik tersebut telah beroperasi
selama 24 jam sehari, maka diperlukan mesin-mesin baru. Kedua situasi tersebut akan
memerlukan tambahan pekerja dan bahan baku, yang kemudian akan menghasilkan tambahan
beban kerja bagi para manajer personalia dan pembelian. Seandainya pasar bahan baku maupun
pasar tenaga kerja ketat, maka perusahaan mungkin harus membayar lebih tinggi dari harga dan
tingkat upah yang normal. Manajer keuangan kemudian harus melakukan negosiasi dengan
bank guna memperoleh pinjaman yang akan memungkinkan perusahaan untuk menangani
aliran kas keluar yang lebih besar sampai tambahan pendapatan diterima dari penjualan yang
meningkat.
Lihatlah bahwa semuanya ini terjadi karena perubahan dalam satu faktor saja.
Sebenarnya, tentu saja banyak faktor ekonomi yang terlibat, dan hubungan-hubungannya
adalah kompleks. Objek dari analisis ekonomi adalah untuk mengisolasikan dan menilai
dampak dari faktor-faktor yang diyakini mempengaruhi operasi perusahaan.
Ketika perusahaan memasuki pasar luar negeri, maka analisis ekonomi menjadi lebih
rumit karena sekarang para manajer harus beroperasi dalam dua lingkungan baru luar negeri
dan internasional. Dalam lingkungan luar negeri, tidak hanya terdapat banyak ahli ekonomi,
tetapi, ekonomi tersebut juga sangat berbeda-beda. Karena perbedaan-perbedaan ini, kebijakan
dirancang untuk kondisi ekonomi disuatu pasar mungkin tidak sesuai untuk kondisi ekonomi
di pasar yang lain. Disamping memantau lingkungan luar negeri, analisis juga harus mengikuti
tindakan-tindakan yang diambil oleh komponen-komponen dari lingkungan internasional,
seperti pengelompokan regional uni eropa, NAFTA, dan organisasi-organisasi internasional.
Analisis ekonomi internasional hendaknya juga memberikan data ekonomi mengenai
pasar actual maupun prospektif. Juga, sebagai bagian dari penilaian atas kekuatan-kekuatan
kompetitif, banyak perusahaan memantau kondisi ekonomi dari Negara-negara dimana para
pesaing utamanya berlokasi, karena perubahan kondisi bisa memperkuat atau memperlemah
kemampuan para pesaing untuk bersaing dipasar dunia.
Karena pentingnya informasi ekonomi bagi fungsi pengendalian dan perencanaan
dikantor pusat, maka pengumpulan data dan pembuatan laporan harus menjadi tanggungjawab
kantor induk(home office). Namun, karyawan yang ditempatkan diluar negeri(perwakilan
cabang dan lapangan) diharapkan untuk memberi sumbangan yang besar terhadap studi
atas mereka. Data dari kawasan-kawasan dimana perusahaan tersebut tidak memiliki
perwakilan lokal, biasanya kurang rinci dan pada umumnya tersedia dari badan-badan nasional
dan internasional. Laporan dari bank sentral atau internasional merupakan sumber yang sangat
bagus dari informasi ekonomi mengenai suatu Negara.
a.Populasi Total
Populasi total, indikator paling umum mengenai ukuran pasar potensial,
adalah karakteristik populasi yang pertama yang akan diperiksa oleh para analis.
Fakta bahwa negara maju memiliki penduduk kurang dari 10 juta memperjelas
bahwa ukuran populasi saja adalah indikator yang buruk dari kekuatan ekonomi
dan potensi pasar. Swiss misalnya, dengan hanya 7,0 juta penduduk, secara
ekonomi jauh lebih penting dibandingkan dengan Banglades yang memiliki 128
juta penduduk. Jelas, lebih banyak informasi yang diperlukan. Hanya untuk
beberapa produk murah dan dikonsumsi secara masal saja, seperti minuman
ringan, rokok, dan sabun, ukuran populasi saja memberikan dasar yang cukup
untuk mengestimasikan konsumsi.
Untuk produk-produk yang tidak termasuk dalam kategori ini, populasi
yang besar dan populasi yang meningkat pesat mungkin tidak menandakan suatu
perluasan pasar yang segera, tetapi, jika pendapatan bertumbuh terus, maka pada
akhirnya, paling tidak sebagian dari penduduk itu akan jadi pelanggan. Ketika
PNB meningkat lebih cepat daripada populasi, ada kemungkinan terdapat pasar
yang meningkat; sementara situasi sebaliknya tidak hanya menunjukkan
kemungkinan akan adanya penyusutan pasar, tetapi bahkan mungkin
menunjukkan suatu negara sebagai kawasan potensial terhadap keresahan
politik. Kemungkinan ini diperkuat apabila suatu analisis terhadap system
pendidikan mengungkapkan adanya peningkatan dalam lulusan teknik dan
universitas. Kelompok-kelompok tersebut berharap memperoleh pekerjaan dan
menerima gaji sebagai professional. Ketika tidak diciptakan pekerjaan baru yang
mencukupi untuk menyerap mereka, maka pemerintah dapat berada dalam
kesulitan yang serius. Berbagai negara berkembang telah menghadapi kesulitan
semacam ini: Mesir dan India adalah dua contoh yang menonjol.
b. Distribusi Umur
Karena hanya sedikit produk yang dibeli oleh setiap orang, maka para
agen pemasaran harus mengidentifikasikan segmen-segmen dari populasi yang
lebih mungkin akan membeli barang-barang mereka. Untuk beberapa
perusahaan, umur merupakan penentu yang penting dari ukuran pasar. Tetapi
sayangnya, distribusi kelompok umur dalam populasi sangat berbeda. Pada
umumnya, karena tingkat kelahiran dan kesuburan yang lebih tinggi, negara-
negara yang berkembang memiliki penduduk berusia muda dibandingkan
dengan negara-negara industri. Populasi dari negara-negara berkembang
berjumlah lebih dari tiga perempat jumlah peduduk dunia.
Apa artinya hal ini bagi para pelaku bisnis? Di negara-negara maju, akan
ada penurunan dalam permintaan terhadap produk-produk yang digunakan di
sekolah-sekolah dan produk-produk yang dibeli oleh dan untuk anak-anak, pasar
yang lebih kecil untuk furniture dan pakaian, tetapi peningkatan dalam
permintaan akan produk-produk perawatan medis dan produk-produk lain yang
terkait, pariwisata dan jasa keuangan. Perusahaan-perusahaan yang menghadapi
penurunan permintaan akan produk-produk mereka harus mencari kenaikan
penjualan diperekonomian-perekonomian berkembang, dimana distribusi umur
adalah sebaliknya. Tingkat pertumbuhan yang tinggi di negara-negar
berkembang akan menyediakan pasar untuk system transportasi, biji-bijian
untuk makanan yang memberikan hasil yang lebih tinggi, pupuk, alat-alat
pertanian, alat-alat rumah tangga,dsb.
Banyak kekuatan yang bertanggung jawab atas penurunan dalam tingkat
kelahiran. Pemerintah tentu saja mendukung berbagai program keluarga
berencana, tetapi banyak bukti yang menunjukkan bahwa tingkat kesahatan dan
pendidikan yang baik, bersama-sama dengan peningkatan status wanita,
distribusi pendapatan yang lebih merata, dan tingkat urbanisasi yang lebih besar,
semuanya juga berperan dalam mengurangi besarnya ukuran keluarga
tradisional. Faktanya, para ahli pernah menyatakan bahwa pengaruh gabungan
dari program keluarga berencana yang efektif dan pendidikan wanita di atas
tingkat dasar adalah sangat ampuh dalam mengurangi besarnya ukuran keluarga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketika perusahaan memasuki pasar luar negeri, maka analisis ekonomi menjadi lebih
rumit. Data sosioekonomi memberikan informasi mengenai jumlah penduduk, sedangkan
dimensi ekonomi menceritakan apakah penduduk tersebut memiliki daya beli. Dimensi
ekonomi yang seperti halnya pendapatan nasional bruto, distribusi pendapatan, pengeluaran
konsumsi individu, biaya tenaga kerja per unit. Sedangkan yang lengkap mengenai potensi
pasar juga harus mencukupi informasi rinci mengenai atribut-atribut fisik populasi sebagaimana
diukur dengan dimensi sosioekonomi. Sumber data ekonomi lain yang terbukti dapat
bermanfaat bagi perusahaan, terutama untuk agen pemasarannya adalah rencana-rencana
ekonomi nasional yang dipersiapkan oleh pemerintah yang menyatakan tujuan-tujuan ekonomi
dan cara untuk mencapainya yang didalamnya menyangkut dimensi industri.
DAFTAR PUSTAKA
Ball, Donald A; McCulloch Jr, Wendell H; Geringer, J. Michael; Minor, Michael S; McNett,
Jeanne M.; 8 th International Business; McGraw Hills.2007.
(Tugas 2) PERANAN PEMERINTAH INDONESIA MENGAHADAPI GLOBALISASI
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
ABSTRAK
A. Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan salah satu bagian dari kegiatan ekonomi atau
kegiatan bisnis yang akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perhatian
dunia usaha terhadap kegiatan bisnis internasional juga semakin meningkat, hal ini terlihat dari
semakin berkembangnya arus peredaran barang, jasa, modal dan tenaga kerja antarnegara.
Kegiatan bisnis dapat terjadi melalui hubungan ekspor impor, investasi, perdagangan jasa,
lisensi dan waralaba (license and franchise), hak atas kekayaan intelektual dan sebagainya.
Keikutsertaan Indonesia dalam perdagangan antar bangsa telah lama dilakukan oleh
Suku Bugis, hal ini dinyatakan oleh PH.O.L.Tobing dalam Huala Adolf bahwa bangsa
Indonesia telah mengenal perdagangan Internasional sejak abat ke 17. Salah satunya adalah
Amanna Gappa, kepala suku Bugis yang sadar akan pentingnya dagang (dan pelayaran) bagi
kesejahteraan sukunya. Keunggulan suku Bugis dalam berlayar yang hanya menggunakan
perahu-perahu Bugis yang kecil telah mengarungi lautan luas hingga ke Malaya (sekarang
menjadi wilayah Singapura dan Malaysia)
Selanjutnya Indonesia mulai mengenal dunia Barat melalui perdagangan, sejak
kedatangan Portugis dan kemudian zaman penjajahan Belanda. Motivasi kedatangan bangsa
Barat di negara-negara Asia termasuk Indonesia pada mulanya untuk berdagang, seperti
mencari rempah-rempah untuk di perdagangkan di Eropa. Namun kemudian, dengan motivasi
komersial yang semula menjadi tujuan utama keberadaan bangsa Eropa menjadi tergeser oleh
kepentingan yang lebih luas, yakni kepentingan penguasaan politik melalui kekuatan militer
untuk menguasai ekonomi yang lebih luas. Mereka berusaha untuk menguasai negara-negara
di Asia dengan menerapkan paham merkantilisme (mercantilism). Kenyataan tersebut telah
mempengaruhi sejarah bangsa-bangsa Asia termasuk Indonesia, terutama pada awal priode
kolonial hingga periode kemerdekaan.
Untuk mengantisipasi kemajuan di sektor perdagangan, baik di tingkat nasional maupun
internasional (global dan regional), Indonesia memerlukan instrumen hukum baru yang dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan hukum dalam bidang ekonomi dan perdagangan
yang berkembang dewasa ini. Hal ini diperlukan karena semakin banyaknya persoalan hukum
yang menyangkut masalah-masalah ekonomi/ bisnis yang belum diatur dalam kitab undang
undang hukum perdata (KUH Perdata) maupun kitab undang hukum dagang (KUHD) yang
berlaku di Indonsia.
Kaidah-kaidah hukum baru yang merupakan hukum ekonomi untuk sebahagian
besarnya tidak lagi berpegang pada asas-asas hukum perdata maupun hukum publik yang
konvensional. Akan tetapi dengan timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru timbul pula kaidah-
kaidah baru dan pranata-paranata baru yang sulit sekali dikategorikan ke dalam sistem hukum
perdata maupun sistem hukum publik konvensional.
Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan termasuk pembangunan di bidang
ekonomi, hukum bukan saja dipandang sebagai salah satu obyek atau sarana pembangunan,
akan tetapi juga berfungsi sebagai suatu penunjang bagi kelangsungan pembangunan, baik
dalam memberikan dasar kepastian, alat pengamanan maupun sebagai alat untuk mempercepat
proses pembangunan. Jelasnya bahwa hukum merupakan alat untuk menentukan berhasil
tidaknya pembangunan itu sendiri, terutama dalam mendukung pembangunan ekonomi
nasional.
Dengan diselenggarakannya pertemuan Double WTO, tidak terlepas dari rangkaian
kebijaksanaan di sektor perdagangan. Berbagai persetujuan hasil Putaran Uruguay yang
disepakati di Marrakesh (Maroco) yang berakhir tahun 1994, merupakan kesepakatan untuk
memperbaiki situasi hubungan perdagangan internasional melalui upaya mempertahankan
akses pasar barang dan jasa, menyempurnakan berbagai peraturan perdagangan, memperluas
cakupan dari ketentuan dan disiplin GATT, dan memperbaiki kelembagaan atau institusi
perdagangan multilateral antara berbagai bangsa.
Masuknya Indonesia sebagai anggota perdagangan dunia melalui ratifikasi terhadap
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement on Establishing The
World Trade Organization/WTO(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia)
membawa konsekuensi baik eksternal maupun internal. Konsekuensi eksternal, Indonesia harus
memetuhi seluruh hasil kepakatan dalam forum WTO. Konsekuensi internal Indonesia harus
melakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan nasional sesuai dengan ketentuan hasil
kesepakatan WTO, artinya dalam melakukan hormonisasi hukum, Indonesia harus tetap
memikirkan kepentingan nasional namun tidak melanggar rambu-rambu ketentuan WTO.
Dengan demikian Indonesia telah terikat untuk mematuhi segala kaidah-kaidah yang disepakati
dalam persetujuan perdagangan internasional, termasuk melakukan perubahan baik terhadap
instrumen hukum maupun kebijaksanaan pembangunan di bidang perdagangan
B. Perumusan Masalah
Bertitiktolak dari uraian di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimanan peranan pemerintah Indonesia dalam Perdagangan Internasional.
2. Komitmen dan Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam
mendukung Liberalisasi Perdagangan Internasional.
C. Landasan Teori
Timbulnya kebebasan dalam melaksanakan perdagangan antar negara, atau disebut
dengan perdagangan internasional termotivasi oleh paham atau teori yang dikemukakan oleh
Adam Smith dalam bukunya berjudul “The Wealth of Nations”, yang disebut dengan ”Teori
Pasar Bebas”, yang menyatakan bahwa kesejahteraan masyarakat suatu negara justru akan
semakin meningkat, jika perdagangan internasional dilakukan dalam pasar bebas dan intervensi
pemerintah dilakukan seminimal mungkin.
Menurut teori ini, suatu negara yang mempunyai keunggulan absolut relatif terhadap
negara mitra dagangnya dalam memproduksi barang atau komoditi tentu, akan mengekspor
komoditi tersebut ke negara mitra yang tidak memiliki keungulan absolut (absoluth
disadventage). Demikian pula sebaliknya, sehingga dalam sistem perdagangan bebas, di antara
negara-negara mitra dagang tersebut akan memiliki nilai ekspor yang sama dengan nilai
impornya. Dengan sistem perdagangan bebas, sumber daya yang akan digunakan secara lebih
efisien, sehingga kesejahteraan yang akan dicapai akan lebih optimal. Namun dalam
kenyataannya justru yang terjadi di Eropa adalah ketidak adilan dan kesenjangan sosial antara
para pengusaha yang kaya raya dengan kaum buru atau petani yang miskin.
BAB II
PEMBAHASAN
http://muhammadsood.blogspot.com/2013/01/peranan-pemerintah-menghadapi.html
https://www.google.com/#hl=id&sclient=psy-
ab&q=makalah+perdagangan+luar+negeri%2C+potensi+dan+globalisasi&oq=makalah+perd
agangan+luar+negeri%2C+potensi+dan+globalisasi&gs_l=hp.3...345412.378560.16.379189.
104.60.0.7.7.1.5456.16605.5-1j2j9-3.6.0...0.0...1c.1.9.psy-
ab.pouDgtq5frI&pbx=1&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bvm=bv.45175338,d.bmk&fp=291a91e2f3
a5ee25&biw=1366&bih=665
http://obrolanekonomi.blogspot.com/2013/03/peranan-perdagangan-internasional-dalam.html
http://www.slideshare.net/FerialI