Anda di halaman 1dari 6

DETEKSI DINI KANKER MULUT RAHIM

(CA CERVIKS)
Diajukan untuk memenuhi tugas Obstetri Ginekologi

Disusun Oleh:
Kelompok I
Hellen Wira Anjulia
Mira Meliyanti
Aprilia Nurtika Sari
Erika Pebriyanti

PROGRAM DIV KEBIDANAN PENDIDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD
BANDUNG
2008

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kanker mulut rahim adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/ serviks yang
abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah
keganasan. Kanker ini hanya menyerang pada wanita yang pernah atau sekarang
dalam status sexually active. Biasanya kanker ini menyerang pada wanita yang telah
berumur, teutama paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun. Akan tetapi
tidak mustahil jika wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan
memilki faktor resikonya. (4)
B. Faktor Resiko
Adapun penyebab pasti terkadi perubahan sel-sel normal mulut rahim
menjadi sel-sel yang ganas tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor
yanag mempengaruhi perubahan tersebut, antara lain: (4)
1. Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur <16 tahun)
2. Sering berganti-ganti pasangan (multipartner sex)
3. Infeksi human Pavilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18
Kedua faktor diatas berhungan dengan infeksi HPV. Semakin banyak berganti-
ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV akan semakin tinggi. Begitu pula
dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempunyai ph tertentu dengan
sperme-sperma yang yang mempunyai pH berbeda – beda pada multipartner
dapat merangsang terjadinya perubahan ke arah displasia
4. Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2
5. Wanita yang melahirkan anak lebih dari tiga kali
6. Wanita merokok, karena hal tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh.
C. Gejala
Pada pra kanker atau pencakalan sebelum berkembang menjadi kanker tidak
ditemukan gejala-gejala yang berarti. Namun perubahan yang tidak terlihat ini dapat
dideteksi secara dini dengan pemeriksaan papsmear sehingga akan tampak sel-sel
yang mulai mengalami perubahan ke arah yang abnormal. (4)

Pada perkembangan selanjutnya, jika sel ini telah berkembang menjadi sel
kanker, maka akan timbul gejala-gejala seperti: (4)
1. Keputihan yang tidak gatal, berwarna coklat, merah dan berbau busuk

2
2. Perdarahan yang abnormal yaitu perdarahan diantara dua siklus menstruasi,
perdarahan pasca menopause, perdarahan spontan pervaginam, perdarahan
pervaginam saat buang air besar
3. Dalam stadium lebih lanjut lagi dapat ditemui penurunan nafsu makan, penurunan
berat badan, anemia, nyeri panggul, dll
D. Deteksi dini kanker mulut rahim
1. Pap Smear
Cara pencegahan yang paling baik adalah dengan cara melakukan pap
smear secara dini dan berkala, terutama bagi wanita yang berumur yang
mempunyai resiko tinggi terkena kanker. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi
adanya kelainan sel sehingga kasus kematian akibat kanker serviks bisa
diturunkan sampai 90%. Dengan adanya pemeriksaan dini ini maka dapat
dilakukan pengobatan yang dini pula, sehingga tingkat penyembuhannya dapat
lebih tinggi bahkan bisa sampai 100%. (4)
Pap smear adalah tes skrinning untuk mendeteksi dini perubanahan atau
abnormalitas dalam serviks sebelum sel-sel tersebut menjadI kanker.
Pemeriksaan ini dilakukan di atas kursi pemeriksaan khusus ginekologis. Sampel
sel-0sel diambil dari luar serviks dan dari liang serviks dengan melakukan usapan
dengan spatila yang terbuat dari bahan kayu atau plastik. Setelah usapan
dilakukan sebuah cytobras (sikat kecil berbulu halus untuk mengambil sel-sel
serviks) dimasukkan untuk melakukan usapan dalam kanal serviks setelah itu sel-
sel diletakkan dalam objek gelas (kaca objek) dan disemprot dengan zat untuk
memfiksasi, atau diletakkan dala botol yang mengandung zat pengawet kemudian
dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. (3)
Biopsi (pengambilan jaringan serviks) umumnya dilakukan saat pap smear
bila anda inidikasi kelainan signifikan, atau bila ditemukan kelainanan selama
pemeriksaan rutin untuk mengidentifikasi kelainan tersebut. (3)
Hasil pap smear dinyatakan positif bila menunjukkan perubahan-
perubahan sel serviks. Biopsi (pengambilan jaringan) mungkin tidak perllu
dilakukan sekarang kecuali dalam kategori resiko tinggi. Untuk perubahan sel
minor umumnya direkomendasikan untuk mengulang pap smear dalam 6 bulan
ke depan.(3)
Hasil pap smear normal menunjukkan hasil negatif yaitu tidak adanya sel-
sel servik yang abnormal sedangkan hasil pap smear yang abnormal dibagi
menjadi tiga hasil utama: (3)
a. Jinak (bukan kanker)
Dokter umumnya mentrapi sebagai infeksi dan meminta untuk
melakukan kontrol ulang dalam 4-6 bulan untuk mengulang pap smear atau
hanya melakukan kontrol ulang saja.
b. Pre Kanker (menunjukkan beberapa sel abnormal)
Biasanya dilaporkan sebagai “sel atipik” atau displasia serviks yang
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Kurang dari
5% hasil pap smear menemukan displasia serviks.
c. Ganas (kemungkinan kanker)

3
Anjuran untuk melakukan pemeriksaan ini yaitu: (4)
a. Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
b. Setiap 2-3 tahun pada wanita diatas 35 tahun yang setelah tiga kali hasil negatif
c. Setiap tahun untuk mereka yang mempunyai resiko besar menderita penyakit ini.
d. Sesering mungkin bagi yang sudah menderita pre kanker ataupun sudah ke
tahap lebih lanjut yaitu kanker.
Pemeriksaan pap smear tidak dianjurkan buat wanita hamil, wanita yang
menkonsumsi obat-obatan atau pil KB. Sebaiknya menghindari persetubuhan,
penggunaan tampon, pil vagina, ataupun mandi berendam dalam bathtub, selama 24
jam sebelum pemeriksaan, untuk menghindari kontaminasi ke dalam vagina yang
dapat mengacaukan hasil pemeriksaan. Pemeriksaan pap smear saat menstruasi
sebaiknya dihindari, karena darah dan sel dari dalam rahim dapat mengganggu
keakuratan hasil pap smear. Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaa.
Penggunaan obat-obatan tertentu harus dihindari karena dapat mempengaruhi hasil
pap smear, seperti kolkisin, estrogen, podofilin, progestin, perak nitrat, zat-zat
komposisi dalam rokok. (3)

2. Kolposkopi
Kolposkopi adalah pemeriksaan untuk melihat permukaan serviks dengan
memasukkan teropong bernama kolposkopi ke dalam liang vagina. Alat ini
menggunakan mikroskop berkekuatan rendah yang membesar permukaan
serviks ssampai dengan 10-40 kali dari ukuran normal. Pembesaran ini
membantu mengidentifikasi daerah permukaan serviks yang menunjukkan
abnormalitas. (3)
Pemeriksaan kolposkopi dilakukan di atas meja pemeriksaan ginekologis.
Pada kolposkopi, serviks dioles dengan larutan kimia (asam asetat) untuk
menyingkirkan lendir yang meliputi permukaan serviks. Setelah area abnormal
terlihat, kolposkop di posisikan pada mulut vagina dan seluruh permukaannya
diperiksa. Gambar permukaan serviks bisa disokumentasikan dengan kamera
kecil tersebut. Jika ditemukan area yang abnormal, sampel jaringan akan diambil
dengan menggunakan alat biopsi kecil. Beberapa sampel dapat diambil sesuai
besar ukuran area yang mengalami abnormalitas. (3)
Tidak ada persiapan khusus sebelum kolposkopi. Sebelum pemeriksaan,
kosongkan kandung kemih dan saluran cerna. Tidak dianjurkan untuk melakukan
pencucian vagina dengan cairan apapun atau melakukan hubungan seksual
dalam 24 jam dalam pemeriksaan. (3)
Hasil kolposkopi yang abnormal berupa permukaan serviks yang rata dan
berwarna merah muda. Hasil kolposkopi yang abnormal berupa kutil pada daerah
serviks (human papilloma virus) perubahan jaringan pre kanker, displasia serviks,
keganasan dalam serviks dan keganasan invasif. Kolposkopi dapat digunakan
untuk melakukan pemantauan terhadap kelainan pre kanker dan melihat
perkembangan terapi. Kolposkopi dapat melihat abnormal pembuluh darah,

4
bercak-bercak putih pada serviks, peradangan, erosi atau pengerutan jaringan
serviks. Semua ini menunjukkan perubahan kanker. Jika pemeriksaan kolposkopi
atau biopsi tidak menunjukkan penyebab abnormalitas dari pap smear di anjurkan
untuk melakukan pengambilan jaaringan yang lebih luas. (3)
Sedikit bercak perdarahan dapat terjadi selama 1 minggu setelah
pemeriksaan. Hindari hubungan seksual, pencucian vagina dan penggunaan
tampon selama 2 minggu untuk memberikan luka biopsi agar menyembuh. Jika
pada perdarahan terjadi cukup banyak atau terjadi selama lebih dari 2 minggu
atau jika mengalami tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau dan
berwarna keruh), segera berkonsultasi kembali ke dokter.(3)

e. Klasifikasi
Stadium klinis kanker serviks (FIGO, 1987) (1)
Stadium 0 : kanker in – situ, kanker intraepitel
Stadium I : Kanker terbatas pada serviks
Stadium IA : Kanker praklinis yang hanya didiagnosis secara
Mikroskopis.
Stadium IA 1 : Lesi tampak secara mikroskopis dengan invasi
stroma minimal
Stadium IA 2 : Lesi tampak secara mikroskopis dapat diukur,
kedalaman invasi tidak lebih dari 5mm dari dasar
epitel baik permukaan maupun kelenjar , dengan
penyebaran horizontal tidak lebih dari 7 mm.
Stadium IB : Lesi yang lebih besar dari stadium IA2 baik yang
tampak secara klinis maupun tidak.
Stadium II : Kanker meluas keluar serviks tetapi belum mencapai
dinding penggul. Kanker sudah mencapai vagina
tetapi tidak sampai 1/3 distal.
Stadium II A : Paremetrium masih bebas
Stadium II B : Parametrium sudah terkena.,
Stadium III : kanker sudan mengenai dinding panggul, tumor
mengenai 1/3 distal vagina. Semua kasus dengan
hidronefrosis atau afungsi gunjal yang bukan oleh
sebab lain.
Stadium III A : Penyebaran belum sampai dinding panggul
Stadium III B : Penyebaran sudah ke dinding panggul dan ada
hidronefrosis atau afungsi ginjal.
Stadium IV : Kanker sudah meluas ke luar panggul atau sudah
mengenai mukosa kandung kencing atau rektum
Stadium IV A : Menyebar ke mukosa kandung kecil dan atau rektum
Stadium IV B : Menyebar ke organ yang lebih jauh.

f. Pengobatan
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi
seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika
perubahan awal tekah diketahui pengobatan yang umum dapat diberikan dengan: (2)

5
1. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
2. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel rahim, termasuk
sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang
lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan ileh ahli kandungan.
Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker
rajim telah dapat teridentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal dapat
dilakukan.
1. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus
beserta leher rahimnya.
2. Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal

Anda mungkin juga menyukai