TINJAUAN TEORI
Alat ukur tanah selalu disesuaikan dengan maksud dan pengunaan alat itu
Theodolit, sedangkan alat ukur yang digunakan untuk menentukan beda tinggi
antara dua titik disebut Waterpass. Walaupun mempunyai fungsi yang berbeda
Ilmu ukur tanah juga mencakup berbagai aspek bukan hanya di teknik
kesamaanyan seperti halya pengambilan data, dan pengolahan data yang hanya
Walaupun kita sudah mengunakan alat yang moderen akan tetapi sering
yaitu :
1. Kelengkungan bumi.
Pada umumnya bidang-bidang yang kita ukur biasanya tidak rata atau
dua titik, sehingga tidak didapatkan data yang akurat akibat dari permukaan
stabil.
3. Getaran udara
Masuknya kaki statis dapat disebabkan karena pada saat perletakan statis
kakinya tidak berdiri dengan kuat. Untuk mengatasi hal itu yaitu pada saat
meletakkan kaki statis atau sebelum dibidik, terlebih dahulu ketiga kakinya
dengan perhitungannya.
Alat ukur yang kita gunakan yaitu Theodolit dan Waterpass mempunyai
bagian-bagian yaitu :
1. Visir
2. Penjelas objek
3. Lensa objektif
4. Lensa okuler
5. Mikro meter
6. Pembaca sudut
7. Sentering optis
3. Lensa pengfokus
4. Kolimator pembidik
5. Prisma kompensator
6. Prisma tetap
7. Pelembab
8. Prisma pemilih
9. Pegangan
12. Pusat
1. Lensa
Lensa adalah benda yang dibuat dari kaca yang dibatasi oleh dua
titik pusat ke dua bidang bulatan itu disebut sumbu optis lensa.
(konveksi)
3. Nivo
Nivo adalah sebuah tabung gelas tertutup dan terisi cairan eter,
cairan ini hampir mengisi semua tabung gelas sehinga terisi sedikit
Nivo tabung
Nivo kotak
Menegakkan sumbu I.
antara dua titik baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan biasanya
biasanya menggunakan alat ukur seperti ukur pita. Sedangkan pengukuran tidak
dapat dilakukan dengan cara mengunakan garis bidik horizontal dengan ukuran
Maka dengan mengunakan alat ukur kita dapat menentukan jarak suatu
patok ke titik yang lain terhadap bidang horizontal. Dengan adanya jarak maka
diperlukan dalam pengambaran dipeta situasi, yang mana dengan beda tinggi itu
Elevasi atau beda tinggi didapat dari selisih tinggi patok yang didepan
dan yang berada dibelakang, dan apabila kita mengukur dari depan kemudian
hasil yang kita peroleh adalah plus maka untuk pengukuran dari belakang hasil
Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui profil dari suatu jalan
Pada jenis pengukuran sifat datar ini paling diperlukan adalah pengambaran
ketinggian titik – titik detail didaerah tersebut dan dinyatakan sebagai wakil
dari ketinggianya.
Sudut adalah selisih dari dua arah dan dua buah target di titik
pengamatan, pada pekerjaan ini diukur arah dua buah titik atau lebih yang
Pengukuran sudut hanya digunakan pada alat ukur Theodolit yang mana
dapat mengukur sudut atau arah kedua titik terhadap bidang horizontal terhadap
titik pembacaan.
a. Satuan sudut
Dasar untuk menyatakan besarnya suatu sudut adalah lingkaran yang dibagi
Pengukuran sudut arah merupakan suatu sistem penentuan arah garis dengan
sudut arah azimut sedangkan sudut vertikal adalah selisih arah antara dua
horizontal yang berskala dan garis tengah vertikal yang berskalah . Suatu
pengukuran sudut dapat dilakukan dengan tepat sistem sumbu pada suatu
diantara kedua sistem koordinat yang berlaku diatas yaitu diantara sistem
koordinat siku-siku dan sistem koordinat polar atau sebaliknya dan pemilihan
titik fundamental bagi suatu pekerjaan pemetaan dapat dilakukan sesuai dengan
a. Sistem koordinat lokal artinya titik fundamental bagi daerah pemetaan yang
b. Dihitung dengan mengunakan data jarak dan sudut langsung diperoleh dari
Luasan poligon
dengan cara koordinat yaitu : koordinat P (x,y), P1(x1 , y2 )..... dst dari
koordinat itu kita hitung dengan dikali silangkan antara X patok awal dengan Y
patok yang dituju, begitupula sebaliknya, setelah itu didapatkan jumlah XY dan
xn 1. yn xn . yn 1
L
2
Namun untuk lebih lanjut terlebih dahulu kita ketahui tentang poligon.
Yang dimaksud dengan poligon adalah suatu rangkaian yang terbentuk lebih dari
dua titik, sedangkan titik yang ditentukan letaknya dengan sistem kordinat
titik, yang pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang tentu serta sudut
poligon adalah jumlah sudut yang diukur sama dengan selisih sudut jurusan awal
Theodolit
1. Poligon terbuka
Dalam poligon terbuka ini pengambilan titik awal pada waktu pengukuran
ditentukan oleh salah satu ujung pengukuran poligon dengan syarat titik
P1 P3
P5 P6
P2
P4 P7
Contoh poligon terbuka
Pengambilan titik awal dan titik akhir pada poligon ini adalah tidak terikat
pada suatu titik, tetapi dalam hal ini penentuan patok awal bebas. Dalam
P2 P3 P4
P1
P5
P6
P8 P7
3. Poligon bercabang.
P1 P3 P6 P7
P5
P 5 .1
P2 P4
b. Syarat kedua
sin = 0
cos = 0
c. Jika kedua syarat tersebut tidak memenuhi, maka perlu diberi koreksi
sebagai berikut :
Selisih sudut luar diukur dengan syarat pertama dibagi rata kesemua
sudut.
panjang, dan trapesium, adapun caranya yaitu kita mulai di titik detail 1(satu)
alas x tinggi
Segitiga =
2
yang mempunyai ketingian yang sama. Garis kontur sangat penting dalam
Pada suatu lapangan atau medan biasanya garis kontur pada suatu jarak
tertentu atau disebut interval. Suatu peta dengan garis kontur memungkinkan
dari skala peta dan kemiringan lapangan. Ingatlah bahwa yang terpenting disini
adalah tinggi dan letak suatu titik.atas dasar penentuan dalam hal ini tinggi titik
dapat kita gambarkan dengan garis kontur dengan melakukan interpolasi antara
Syarat-syarat kontur :
a. Theodolit
fβ = ( n + 2 ) x 1800 – ∑ βP
n = jumlah patok
n = jumlah patok.
βK = β + Kβ
α = α diketahui + β u - 1800
dimana : α = azimuth
αd = α + βd - 1800
α = azimuth
α = azimuth
D'
Koreksi ordinat = K∆y = ( . ∑∆y )
D'
Dimana D’ = jarak proyeksi
yn = ordinat titik n
x = absis
y = ordinat
∆x = selisih absis
∆y = selisih ordinat
∆H = ½ . D’ sin 2 θu + ( Tp – BT m)
Tp = Tinggi pesawat
θ = sudut lereng
∆H = beda tinggi
Tp = Tinggi pesawat
∆H’ = ∆H + K∆H
H = H diketahui + ∆H
H = tinggi titik
L = yn.xn 1 xn. yn 1
2
dimana :
L = Luas Poligon
xn = Absis
yn = Ordinat
b. Waterpass
D = ( BA - BB ) x 100
BB = Benang Bawah
D = jarak optis
∆H = BT Belakang – BT Muka
∆H = BT Muka – BT Belakang
H = HP + ∆Hr
rumus yaitu :
AlasxTingg i
Segitiga =
2
a ' b'
Trapesium = xt
2
timbunan
AlasxTingg i
Segitiga =
2
a ' b'
Trapesium = xt
2
pelayanan yang optimal pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah
– rumah.
3. Bahu jalan
4. Trotoar
5. Median
1. Saluran samping
4. Kemiringan lereng
1. Pengaman tepi.
keamanan jalan itu sendiri seperti bencana alam, hujan dll. Untuk itu
badan jalan .
2.8.2. Drainase
jalan.yaitu
drainase
atau sungai yang dapat sewaktu-waktu dapat longsor dan air sungai