Anda di halaman 1dari 9

RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM PLC DENGAN PEMROGRAMAN LADDER

MENGGUNAKAN ARDUINO

ABD.Rachman.BT1) ,Yusbar Suhartono2),Nanang Roni Wibowo 3) , Fauziah4)


JurusanProgramStudi TeknikMekatronika PoliteknikBosowa
E-mail :arrach0997@gmail.com

ABSTRAK
Programmable Logic Controller atau biasa disebut dengan PLC mempunyai peranan yang sangat penting dalam
bidang pengendalian di industri modern yang mana digunakan sebagai pengganti dari penggunaan sistem
pengontrol dengan elektromekanik yang menggunakan relay-relay. PLC memiliki kemudahan dalam perawatannya
tapi memiliki harga yang mahal. Karena dibutuhkan suatu modul seperti PLC dan memiliki harga terjangkau bagi
mahasiswa dan menjadi hambatan bagi mahasiswa yang ingin menguji program laddernya di luar jadwal
perkuliahan praktikum. Maka penulis mencoba bagaimana memprogram arduino dengan pemrograman ladder dan
membuat rangkaian antarmuka antara arduino dengan perangkat luar sesuai standar PLC. Yang mana arduino yang
digunakan adalah arduino mega 2560 yang memiliki 16 pin input Analog dan 54 pin I/O Digital dengan 14 pin
diantaranya dapat difungsikan sebagai output PWM. membuat sebuah modul praktikum PLC dengan menggunakan
board Arduino Mega 2560 yang dapat diprogram dengan menggunakan pemrograman ladder dan dapat
dihubungkan dengan perangkat luar. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental seperti merancang
rangkaian elektonik yang cocok digunakan sebagai interface PLC. Hasil dari modul praktikum PLC ini, rangkaian
interface input dan output berkerja dengan baik yang mana interface input ketika diberikan tegangan 24V mampu
menghasilkan output sebesar 4,96V yang tegangan tersebut termaksud dari tegangan TTL dan untuk interface
output relay apabila dipicu dengan tegangan 4,96V maka relaynya dapat aktif. Modul dapat menjalankan program
dengan menggunakan program ladder sederhana yang diberikan.

KataKunci : PLC Mikro, Program Ladder


I. Pendahuluan praktikum PLC, sebagaimana diketahui bersama
Programmable Logic Controller atau biasa produk buatan siemens dalam operasinya selalu
disebut dengan PLC mempunyai peranan yang menggunakan perangkat donggle untuk melindungi
sangat penting dalam bidang pengendalian di lisensi produknya sehingga menjadi hambatan bagi
industri modern, berbagai macam aplikasi PLC mahasiswa yang ingin menguji program laddernya
telah dikembangkan dalam industri baik di luar jadwal perkuliahan praktikum.
manufaktur maupun industri proses, seperti : Berdasarkan permasalahan diatas maka
sistem packaging makanan dan minuman, sistem peneliti dalam Proyek Awalnya berinisiatif
pengendalian level, flow, pressure dan suhu serta membuat suatu modul praktikum PLC
masih banyak lagi. menggunakan perangkat yang dapat
Dalam dunia industri PLC diciptakan untuk mengimplementasikan program ladder yang dibuat
mengganti perananan dari penggunaan sistem secara nyata dan dapat diwujudkan dengan biaya
pengontrolan dengan elektromekanik yang yang terjangkau oleh mahasiswa tanpa mengurangi
menggunakan relay-relay yang mempunyai banyak konsep pemrograman ladder sebagai bahasa
kelemahan, seperti : membutuhkan biaya yang standar industri. maka dari itu peneliti dalam
sangat mahal dalam instalasi karena banyaknya proyek awalnya mengangkat judul “Rancang
komponen pengontrol yang digunakan, sulitnya Bangun Modul Praktikum PLC Dengan
dalam memodifikasi suatu sistem yang lama ke Pemograman Ladder Menggunakan Arduino”.
yang baru dan perawatannya yang sangat mahal.
Sehingga saat ini PLC banyak dipakai karena PLC II. Landasan Teori
memadukan semua komponen pengontrolan yang
berdiri sendiri seperti counter, relay dan masih 1. PLC
banyak lagi. PLC juga memiliki banyak kelebihan Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan
lain dibandingkan menggunakan sistem kontrol yang dapat di program untuk mengontrol
pengontrolan dengan elektromekanik seperti : proses atau operasi mesin. PLC secara umum
harganya lebih murah dibandingkan menggunakan memiliki arsitektur seperti terlihat pada gambar 1.
sistem relay, pemogramannya sederhana, Dari gambar 1. dapat dilihat arsitektur PLC
perawatannya lebih murah dan mudahnya dalam mirip dengan arsitektur mikrokontroler yang mana
memodifikasi suatu sistem karena menggunakan terdiri dari CPU, Input, Output, Memory, maka
program dan tidak perlunya terlalu banyak dari itu penulis menggunakan board arduino
mengganti komponen kontrolnya. sebagai pengganti dari kontrol PLC. Komponen
Program Studi Teknik Mekatronika Politeknik pada PLC pada umumnya, terdapat 5 (lima)
Bosowa saat ini telah memiliki Modul PLC buatan komponen utama yang menyusun suatu PLC yaitu
Siemens type S7-300 yang dipergunakan untuk 1. CPU (central Procsssing Unit)
1
CPU atau unit pengolah pusat PLC adalah mengolah informasi serta menjalankan program
gabungan dari 3 bagian utama, yaitu kontrol yang disimpan dalam memori. Waktu
prosesor,memori,dan catu daya. Tugas CPU adalah siklus kerja CPU dari membaca input, menjalankan
menerima, menerjemahkan,menyimpan, dan instruksi program kontrol, dan memeperbaharui
status output disebut waktu scan (scan timer) diinginkan perubahan fungsi pengendalian, secara
atau waktu siklus (cycle time). Waktu scan mudah dapat dilakukan hanya dengan mengubah
umumnya konstan dan berkerja secara berurutan isi program control
dari membaca input, menjalankan instruksi,
kemudian memperbarui output,dan kembali .5. Input/Output
berulang. Semakin singkat waktu scan,semakin Input/output menyediakan antarmuka yang
cepat kontroler dapat bereaksi terhadap input. menghubungkan sistem dengan dunia luar,
Umumnya, waktu scan bervariasi antara 1 memungkinkan dibuatnya sambungan-
milidetik sampai 30 milidetik. sambungan /koneksi antara perangkat-perangkat
input seperti sensor, dengan perangkat output,
2. Memori sepeti motor dan selenoida, melalui kanal-kanal
Memori didalam PLC digunakan untuk input/output [5].
menyimpan data dan program. Secara fisik,
memori ini berupa chip dan untuk pengaman
dipasang baterai back-up pada PLC. Unit memori
ini sendiri dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
Volatile Memory, adalah suatu memori yang
apabila sumber tegangannya dilepas maka data
yang tersimpan akan hilang. Karena itu memori
jenis ini bukanlah media penyimpanan permanen.
Untuk penyimpanan data dan program dalam
jangka waktu yang lebih lama maka memori ini
harus mendapat daya terus-menerus.hal ini
biasanya dilakukan dengan menggunakan baterai. Gambar 1.Arsitektur PLC
Ada beberapa jenis memori volatil yaitu RAM 2. Arduino Mega 2560
(Random Access Memory), SRAM (Static RAM) Arduino Mega2560 adalah papan
dan DRAM (Dynamics RAM). mikrokontroler berbasiskan ATmega2560
Non-Volatile Memory, merupakan kebalikan (datasheet ATmega2560). Arduino Mega2560
Volatile Memory yaitu suatu memori yang meski memiliki 54 pin digital input/output,dimana 15 pin
sumber tegangan dilepas data yang tersimpan tidak dapat digunakan sebagai output PWM, 16 pin
akan hilang.Salah satu jenis memori ini adalah sebagai input analog,dan 4 pin sebagai UART (port
ROM (Read Only Memory). Memori jenis ini serial hardware), 16 MHz kristal osilator, koneksi
hanya dapat dibaca saja dan tidak dapat di tambah USB, jack power, header ICSP, dan tombol reset.
ataupun dirubah. Isi dari ROM berasal dari pabrik Ini semua yang diperlukan untuk mendukung
pembuatnya yang berupa sistem operasi dan terdiri mikrokontroler. Cukup dengan
dari program-program pokok yang diperlukan oleh menghubungkannya ke komputer melalui kabel
sistem PLC. Untuk mengubah isi dari Rom maka USB atau power dihubungkan dengan adaptor AC-
diperlukan memori jenis : EPROM (Erasable DC atau baterai untuk mulai mengaktifkannya.
Programmable ROM) yang dapat dihapus dengan Arduino Mega2560 kompatibel dengan sebagian
mengekspos chip pada cahaya ultra violet pekat. besar shield yang dirancang untuk Arduino
Duemilanove atau Arduino Diecimila. Arduino
3. Power Supply Mega2560 adalah versi terbaru yang menggantikan
PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada versi Arduino Mega [6].
supply daya listrik. Power supply merubah
tegangan input menjadi tegangan listrik yang Table 1. Spesifikasi Arduino Mega2560
dibutuhkan oleh PLC.
Microcontroller ATmega2560
4. Program Kontrol
Operating 5V
Program kontrol adalah sebuah Voltage
program komputer yang disimpan di dalam
memori PLC yang memberitahu apa yang harus Input Voltage 7-12V
dilakukan oleh PLC. Program kontrol terdiri atas (recommended)
barisan instruksi. Instruksi-instruksi ini adalah
kode komputer yang membuat input dan output
PLC melakukan apa yang diininkan, Bila
2
berupa photodiode ataupun phototransistor.
Input Voltage 6-20V
Phototransistor merupakan suatu transistor yang
(limits)
peka terhadap cahaya.
Optocoupler biasa digunakan untuk
Digital I/O Pins 54 (of which
mengisolasi rangkaian input dengan rangkaian
15 provide
output. Sehingga suplay tegangan untuk masing-
PWM output)
masing rangkaian tidak saling terbebani dan juga
Analog Input 16 untuk mencegah kerusakan pada rangkaian kontrol
Pins [1]. Optocoupler memiliki karakteristik yang
mampu menerima arus sebesar 50mA lalu output
DC Current per 40 mA tegangan VCEO yang bisa dihasilkan hingga 35 V.
I/O Pin Optocoupler dapat berkerja mulai di suhu -30ºC
sampai 100ºC.
DC Current for 50 mA
3.3V Pin

Flash Memory 256 KB of


which 8 KB
used by
bootloader

SRAM 8 KB

EEPROM 4 KB

Clock Speed 16MHZ

Gambar 3. Optocoupler PC817

4. Soapbox Snap Arduino Ladder Logic


Soapbox Snap adalah sebuah platform
Gambar 2. Arduino Mega 2560 otomatisasi gratis dan open source berbasisi PC.
Ini termasuk editor ladder logic dan sebuah "Soft"
3. Optocoupler PC817 runtime langsung. Ladder logic editor ini
Optocoupler adalah suatu piranti yang mencakup instruksi standar seperti kontak,
terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter dan receiver, coil,timers, counters, rising edge dan falling edge,
antara bagian cahaya dengan deteksi sumber dan set / reset instruksi. SoapBox Snap juga
cahaya terpisah dibagian dalamnya. Biasanya dilengkapi dengan Arduino Runtime, yang berarti
optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, dapat mengunduh program ladder logic ke
yang bekerja apabila diberi tegangan input. Arduino (UNO, Nano atau Mega board) dan
Optocoupler atau optoisilator merupakan bahkan melakukan debugging dan pemaksaan
komponen penggandeng (coupling) antara secara online.
rangkaian input dengan rangkaian output yang
menggunakan media cahaya (opto) sebagai
penghubung. Dengan kata lain, tidak ada bagian
yang konduktif antara kedua rangkaian tersebut.
Optocoupler sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu
transmitter (pengirim) dan receiver (penerima).
Transmitter merupakan bagian yang
terhubung dengan rangkaian input. Pada bagian ini
terdapat sebuah LED yang berfungsi untuk
mengirimkan sinyal kepada receiver.
Receiver merupakan bagian yang terhubung
dengan rangkaian output, dan berisi komponen
penerima cahaya yang dipancarkan oleh
transmitter. Komponen penerima cahaya ini dapat
3
Gambar 5.Relay

6. ULN 2804A
Sebuah IC driver yang didalamnya terdiri
dari transistor array darlington. ULN 2804A
mampu menghasilkan tegangan output, VCE hingga
50V lalu mampu diberikan tegangan hingga 30V .
Setiap kanal pada ULN 2804A mampu
menghasilkan arus output secara kontinu sebesar
Gambar 4.Tampilan dari Software Soapbox Snap 500mA dan arus input secara kontinu 25mA yang
5. Relay mampu bekerja di suhu -20ºC sampai 85ºC.
Relay adalah Saklar (Switch) yang
dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal)
yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat
Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan
Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan
Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang
kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi.

Gambar 6.ULN 2804A

III. METODE Langkah awal dilakukan dalam penelitian ini


yaitu menentukan masalah rangkaian yang akan di
dibuat. Dengan mencari jurnal–jurnal yang sesuai
dengan topik permasalahan yang diangkat.

Setelah informasi yang berkaitan dengan


masalah ditemukan Sebelum pembuatan alat maka
dilakukan perancangan rangkaian elekronikanya
dulu. Perancangan rangakaian elektronika tersebut
dilakukan di software simulasi Proteus 8 pro.

Gambar 7. Diagram alir penelitian

4
Gambar 8. Simulasi pada interface input &
Output

Setelah rangakaian yang dibuat pada software Port Input Output


simulasi Proteus 8 pro berjalan dengan baik, maka 1 24V 4,96V
hal selanjutnya yaitu membuat skematik dan layout 2 24V 4,96V
pcb di software diptrace 2013. 3 24V 4,96V
4 24V 4,96V
5 24V 4,96V
6 24V 4,96V

Gambar 9. Skematik interface input

Gambar 12.Rangkain interface input

Rangkaian interface input digunakan untuk


mengkonversi tegangan input 24V menjadi 5V
yang mana tegangan 24V tersebut masuk ke PC817
lalu tegangan yang dikeluarkan dari PC817 bernilai
0V, lalu masuk ke ic 7404 yang mana tegangan
yang dihasilkan nanti bernilai 5V. Tegangan
Gambar10.Skematik interface output tersebut digunakan sebagai sinyal masukan untuk
Setelah dilakukan pemilihan alat dan bahan pada port arduino mega.
sesuai dengan rancangan yang telah dibuat maka
dilakukan pembuatan alat sesuai yang telah 2. Interface Output
didesain dan dilakukan pengujian pada rangkaian Port Input Output
interface input dan output PLC mikro. Apabila alat 1 4,96V 11,57V
berkerja sesuai dengan fungsinya maka akan 2 4,96V 11,57V
dilakukan pengambilan data, apabila rangkaian 3 4,96V 11,57V
tidak bekerja seusai dengan fungsinya maka akan 4 4,96V 11,57V
dilakukan analisa kesalahan dan perbaikan alat. 5 4,96V 11,57V
JIka alat berkerja sesuai dengan fungsi ynag 6 4,96V 11,57V
semestinya maka data tersebut dimasukan dalam
jurnal.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Interface Input

Gambar 13. Rangkain interface output

Rangkaian interface output digunakan untuk


mengkonversi sinyal tegangan 4,96V untuk
mengaktifkan relay pada rangkaian tersebut yang
Gambar 11. Simulasi interface input keluaran dari relay tersebut sebesar 11,57V.

5
3. Langkah pembuatan program
Program ladder PLC dibuat dengan
menggunakan software soapbox snap melalui
komputer atau laptop, adapun langkah
penggunaannya sebagai berikut:
1. Sebelum menggunakan software soapbox snap
hal terlebih dahulu yaitu memasukkan program
Arduino firmware di arduino yang program
tersebut telah disediakan oleh pihak developer
soapbox snap.
Gambar 17
Pada tampilan ini address pada arduino dan
port pada arduino yang dipakai akan
dideklarasikan. Setelah address dan port pada
arduino yang diinginkan sebagai output telah
dideklarasikan klik apply dan ok.

5. Selanjutnya klik kanan pada device


configuration untuk membaca port pada
arduino yang digunakan sebagai input dan
output.

Gambar 14.Program Aduinofirmware

2. Setelah program Arduinofirmwarenya diupload


selanjutnya menjalankan software soapbox
snap Gambar 18
Setelah itu akan muncul input dan output yang
akan dipakai seperti pada gambar 19

Gambar 15.Tampilan awal soapbox snap


3. Selanjutnya klik new program setelah itu klik
kanan pada runtime lalu masuk ke properties
Gambar 19

6. Selanjutnya tinggal membuat program yang


diingkan.

Adapun beberapa program yang di ujicoba yaitu:


1. Latch Normally Set
2. Latch Normally Reset
3. Logic Fungsional (AND,OR,NOT)
4. Timer ON
Gambar 16 5. Timer OFF
4. Setelah itu akan muncul tampilan seperti 6. Counter UP
gambar 17 7. Counter DOWN

1. Lacth Normally Set

6
Gambar 22. Ladder AND

Dari program diatas apabila pin8 diberi arus dari


Gambar 20. Ladder Latch Normally Set
tegangan 24V maka laddernya akan berubah (NO-
NC) tetapi coil dengan address Q0 tidak akan aktif.
Dari program latch diatas apabila pin8 diberi arsu
Coil dengan addres Q0 akan aktif saat pin8 dan
dari tegangan 24V maka laddernya akan berubah
pin9 diberi arus dari tegangan 24V secara
(NO-NC) lalu ladder dengan address M0 akan
bersamaan. Ketika pin8 dan pin9 aktif (NO-NC)
aktif. Ketika ladder dengan address M0 aktif maka
maka coil dengan address Q0 aktif.
kontak bantu M0 pada line 2 aktif (NO-NC) yang
mana akan berfungsi sebagai latching. Lalu kontak
OR
bantu M0 pada line 3 akan aktif juga (NO-NC)
yang akan mengaktifkan coil dengan address Q0.
Saat coil dengan address Q0 aktif maka lampu
pada address tersebut nyala. Saat pin9 diberi arus
dari tegangan 24V maka laddernya akan berubah
(NC-NO) yang mengakibatkan program ladder
akan mati. Tapi walaupun ladder pin9 dalam Gambar 23. Ladder OR
keadaan (NC) saat pin8 diaktifkan maka Q0 tetap
aktif. Dari program diatas apabila pin8 atau pin9 diberi
arus dari tegangan 24V maka laddernya akan
2. Lacth Normally Reset berubah (NO-NC) lalu coil dengan address Q0
akan aktif.

NOT

Gambar 24. Ladder NOT


Dari program diatas apabila pin8 belum diberi
aktifkan maka coil dengan address Q0 langsung
Gambar 21. Ladder Latch Normally Reset aktif hal ini dikarenakan ladder pin8 adalah NC
yang mana dalam kondisi aktif, jadi ketika pin8
Dari program latch diatas apabila pin8 diberi arsu diaktifkan maka laddernya akan berubah (NC-NO)
dari tegangan 24V maka laddernya akan berubah yang membuat coil dengan address Q0 mati.
(NO-NC) lalu ladder output dengan address M0
akan aktif. Ketika ladder dengan address M0 aktif 4. Timer ON
maka kontak bantu M0 pada line 2 aktif (NO-NC)
yang mana akan berfungsi sebagai latching. Lalu
kontak bantu M0 pada line 3 akan aktif juga (NO-
NC) yang akan mengaktifkan coil dengan address
Q0. Saat coil dengan address Q0 aktif maka lampu
pada address tersebut nyala. Saat pin9 diberi arus
dari tegangan 24V maka laddernya akan berubah Gambar 25. Ladder Timer ON
(NC-NO) yang mengakibatkan program ladder
akan mati. Lalu ketika ladder pin9 masih dalam Dari program diatas apabila ladder dengan address
keadaan (NC) saat pin8 diaktifkan maka Q0 tidak pin25 diberi arus dari tegangan 24V maka ladder
akan aktif. aktif (NO-NC). Ketika ladder dengan address
pin25 aktif maka timer ON dengan address T1
3. Logic fungsional (AND,OR,NOT) mulai menghitung 5000ms =5second. Saat waktu
AND pada timer T1 habis maka ladder T1 pada line 2
akan aktif (NO-NC) sehingga membuat coil
dengan address Q0 menyala.

5. Timer OFF
7
address pin9 aktif (NO-NC) sehingga membuat
ladder dengan address led aktif, ketika ladder
dengan address led aktif maka akan mengaktifkan
fungsi reset pada counter.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Gambar 26.Ladder Timer OFF Berdasarkan hasil data dan pengujian yang
dilakukan dapat disimpulkan yaitu;
Dari program diatas apabila ladder dengan address 1. Rangkaian interface input yang dibuat dapat
pin25 diberi arus dari tegangan 24V maka ladder menghasilkan tegangan 4,96V yang mana
aktif (NO-NC) lalu coil dengan address Q0 aktif. tegangan tersebut termaksud tegangan TTL
Ketika arus pada ladder dengan address pin25 dan rangkaian interface output bekerja
diputuskan maka timer off dengan address T1 akan dengan baik.
aktif. Timer akan menghitung selama 2. Pada program latch normally set dan reset
5000ms=5second. Ketika waktu pada timer habis program latch dapat mengunci arus yang
barulah coil dengan address Q0 mati. masuk sesuai dengan fungsinya.
3. Pada program logic fungsional program
6. Counter UP dapat berkerja dengan baik sesuai dengan
fungsi gerbang logika.
4. Pada program timer on dan off program
dapat berkerja dengan baik yaitu dapat
menghitung waktu sesuai dengan setpoint
yang ditentukan.
5. Pada program counter up dan down
program dapat berkerja dengan baik yaitu
dapat menghitung sesuai dengan setpoint
Gambar 27.Ladder Timer ON yang ditentukan
Dari program diatas apabila ladder dengan address Saran
pin25 diberi arus dari tegangan 24V maka ladder Adapun beberapa saran dalam penelitian ini untuk
aktif (NO-NC) dan mengaktifkan Counter UP pengembangan selanjutnya:
dengan address C1. Ladder dengan address C1 1. Perlu adanya penempatan komponen
pada line 2 belum bisa aktif sampai nilai elektronika dengan baik untuk interface
penghitung pada counter sesuai dengan setpoint input maupun outputnya agar penggunaan
yang ditentukan.Ketika nilai pada counter telah papan PCB tidak terlalu banyak.
sesuai dengan setpoint barulah ladder C1 pada line 2. Perlu adanya design yang baik agar modul
2 aktif (NO-NC).Saat ladder dengan address C1 terlihat lebih bagus.
pada line aktif maka coil dengan address Q0 aktif.
Ucapan Terima Kasih
7. Counter DOWN Ucapan Terima kasih kepada bapak Nanang Roni
Wibowo selaku Pembimbing 1, ibu Fauziah S.Pd
selaku Pembimbing segenap dosen Teknik
Mekatronika,beserta teman-teman Teknik
Mekatronika

VI. DAFTAR PUSTAKA


1. Zuhair Rahmat. 2017. Trainer Kit Sistem
Gambar 28.Ladder Timer OFF Fire Alarm Berbasis PLC Mikro Sebagai
Modul Praktikum PLC. Program Studi
Dari program diatas apabila ladder dengan address Teknik Mekatronika, Politeknik Bosowa,
pin8 diberi arus dari tegangan 24V maka ladder Makassar.diakses 2 Oktober 2018
aktif (NO-NC) dan mengaktifkan Counter UP 2. http://ndoware.com/komponen-penyusun-
dengan address C1. Ladder dengan address C1 plc.html Komponen penyusun plc.
pada line 3 aktif (NO-NC) sehingga coil dengan diakses 2 Oktober 2018
address Q0 aktif.Ketika nila pada counter down 3. http://soapboxautomation.com Soapbox
sesuai dengan setpoint yang ditentukan maka snap diakses 19 Januari 2019
ladder dengan address C1 akan mati (NC-NO) 4. https://teknikelektronika.com Relay
sehingga coil dengan address Q0 mati. Saat pin9 diakses 19 Januari 2019
diberi arus dari tegangan 24V maka ladder dengan 5. http://www.alldatasheet.com Datasheet
PC817 diakses diakses 15 Febuari 2019
8
6. http://www.alldatasheet.com Datasheet
ULN2804 diakses 15 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai