Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MANAJEMEN

OPERASIONAL

Disusun oleh

Immanuel Setiapati Saka Soebagijo (BBA 117 197)


Kevin Kristian (BBA 117 056)

KEMENTERIAN RISET DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmatnya Makalah tentang pemahaman Manajemen operasional dapat diselesaikan, sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Manajemen Operasional”

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang Pengertian
Manajemen Operasional, bagaimana penerapan dan ruang lingkup manajemen operasional,
apa faktor-faktor dari manajemen opersional tersebut dan bagaimana struktur dari manajemen
operasional tersebut. Atas dukungan dan moral dan materi yang diberikan dalam menyusun
makalah ini, maka saya berterima kasih kepada:

1. Anggota kelompok yang berkerjasama dalam membuat makalah ini


2. Bapak Drs.Fiasco Darung, M.Si selaku dosen pembimbing kami

Demikianlah makalah yang kami buat, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat.

Palangkaraya, 05 Oktober 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................ 2
D. Manfaat .......................................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
1.Perkembangan penamaan manajemen operasional .......................................................................... 3
2.Pengertian Manajemen Operasional ................................................................................................ 6
3.Penerapan Operasi dan penentuan lokasi dalam kegiatan produksi ................................................. 7
3.1 Sistem Produksi/Operasi .......................................................................................................... 7
3.2 Penentuan Lokasi Perusahaan .................................................................................................. 7
3.3 Pengaturan Proses Produksi Atau Operasi ................................................................................ 9
3.4 Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi ................................................................................ 11
3.5 Perencanaan Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar .......................................................... 13
3.6 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi.................................................................................. 15
3.7 Pengawasan Kegiatan Produksi .............................................................................................. 17
4.Ruang Lingkup Manajemen Operasional ...................................................................................... 19
5.Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen operasional .......................................................... 20
6. Fungsi Manajemen Operasional Dalam Organisasi/Perusahaan ................................................. 21
7. Struktur manajemen operasional dalam organisasi/perusahaan .................................................. 21
8. Langkah-Langkah Manajemen Operasional ............................................................................... 23
9. Strategi Manajemen Operasional Dalam Organisasi atau Perusahaan........................................ 24
BAB III ................................................................................................................................................. 25
PENUTUP ............................................................................................................................................ 25
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 25
Saran ................................................................................................................................................. 25

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini, membuat persaingan semakin ketat antar
perusahaan yang ada di dunia. Segala upaya dilakukan untuk menjadi yang terbaik. Manajemen yang
baik menjadi kunci kesuksesan dunia industri saat ini baik itu manajemen produksi, pemasaran,
sumber daya manusia dan keuangan. Manajemen operasional merupakan satu fungsi manajemen yang
sangat penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan. Bidang ini berkembang sangat pesat terutama
dengan lahirnya inovasi dan teknologi baru yang diterapkan dalam praktik bisnis. Oleh karena itu
banyak perusahaan yang sudah melirik dan menjadikan aspek-aspek dalam manajemen operasi
sebagai salah satu senjata strategis untuk bersaing dan mengungguli kompetitornya. Dalam
kewirausahaan, manajemen operasi pun diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
perubahan atau inovasi produk untuk menjadi lebih baik lagi. Seiring perkembangan industri yang
semakin maju perusahaan juga dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik baik dalam produk
maupun jasa yang dihasilkan tetapi tidak melupakan dampak lingkungan yang terjadi dari segala
aktivitas perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan Penamaan Manajemen Operasional?
2. Apakah pengertian manajemen operasional itu?
3. Bagaimana penerapan operasi dan penentuan lokasi dalam kegiatan produksi?
4. Bagaimana ruang lingkup manajemen operasional?
5. Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasional Organisasi atau Perusahaan?
6. Fungsi Manajemen Operasional Dalam Organisasi/Perusahaan?
7. Bagaimana struktur manajemen operasional?
8. Bagaimana langkah – langkah manajemen operasional?
9. Bagaimana strategi manajemen operasional?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Perkembangan Penamaan Manajemen Operasional.
2. Mengetahui pengertian dari manajemen operasional.
3. Mengetahui penerapan operasi dan penentuan lokasi dalam kegiatan produksi.
4. Mengetahui bagaimana ruang lingkup manajemen operasional.
5. Mengetahui faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasional Organisasi atau
Perusahaan.
6. Mengetahui fungsi Manajemen Operasional Dalam Organisasi/Perusahaan.
7. Mengetahui struktur manajemen opeasional.
8. Mengetahui struktur manajemen operasional.
9. Mengetahui langkah – langkah manajemen operasional.
10. Mengetahui strategi manajemen operasional.

D. Manfaat
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan mampu mengetahui apa itu manajemen
operasional, penerapan operasi dan penentuan lokasi dalam kegiatan produksi, ruang lingkup, struktur,
dan strategi manajemen operasional yang berperan dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1.Perkembangan penamaan manajemen operasional


Manajemen Operasional memiliki beberapa penamaan, yaitu Manajemen
Pabrik (Manufacturing Management), Manajemen Produksi (Production
Management), dan Manajemen Operasional (Operations Management). Menurut
Adam dan Ebert (1992) manajemen pabrik lahir bersamaan dengan lahirnya revolusi
industri di Inggris sekitar tahun 1785 dan dipicu oleh pemikiran Adam Smith,
terutama tentang spesialisasi (asas pembagian kerja) dan efisiensi ekonomi.
Manajemen Pabrik diperlukan karena revolusi industri telah menggeser teknik
pengolahan manual atau kerja tangan (hand-making production system) menjadi
kerja mesin (machine-made production system).

Manajemen Produksi (Production Management) adalah istilah popular


dibidang pengelolaan produksi sejak 1930-an sampai 1970-an. Manajemen Produksi
lahir sejak Taylor mengenalkan pemikirannya yang terkenal dengan sebutan
manajemen ilmiah (scientific management), hingga Jepang muncul sebagai salah
satu negara industri berteknologi tinggi dan menawarkan gaya manajemen khas
Jepang, yaitu Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) dan Just In
Time Production System pada awal tahun 1970-an. Gagasan Taylor mengenai
produksi terutama bertujuan untuk menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak
berguna, yaitu gerakan yang tidak memberikan nilai tambah pada produk yang
dihasilkan.

Manajemen Operasional (Operations Management) lahir sejak 1970-an


hingga sekarang. Sasaran yang hendak dicapai Manajemen Operasional ialah
mewujudkan efisiensi ekonomi (cost minimization) dalam proses produksi, baik
barang maupun jasa, kualitas yang tinggi (high quality), dapat diserahkan ke pasar
dalam waktu yang cepat (speed of delivery), dan peralatan produksi dapat dengan
segera dialihkan untuk mengerjakan produk lainnya (flexibility). Manajemen
Operasional mengkaji produksi barang dan jasa. Manajemen Pabrik dan Manajemen
Produksi hanya mengkaji produksi barang.

3
Orientasi Manajemen Operasional sudah semakin luas dan lazim disebut
memiliki orientasi pada biaya, mutu, kecepatan penyerahan, dan keluwesan proses.
Manajemen Operasional terbangun dari dua kata, yaitu Manajemen dan Operasional.
Manajemen memiliki dua makna, yaitu manajemen sebagai posisi dan manajemen
sebagai proses. Manajemen sebagai posisi, yaitu manajemen yang memilki makna
sebagai seseorang atau sekelompok orang yang bertanggungjawab untuk
melakukan pengkajian, penganalisaan, perumusan keputusan, dan menjadi
menginisiatif awal dari suatu tindakan yang akan menguntungkan
organisasi/perusahaan. Manajemen sebagai proses, yaitu manajemen yang
bermakna sebagai fungsi yang berhubungan dengan perencanaan,
pengkoordinasian, penggerakan, dan pengendalian aktivitas organisasi atau
perusahaan bisnis atau jasa.

Menurut Rosenberg (1993) bahwa operation yang kemudian diterjemahkan


operasi atau operasional merupakan suatu proses atau tindakan tertentu yang
menjadi unsur dari sejumlah kegiatan untuk membuat suatu produk. Operations
(jamak dari operation) menunjukkan jumlah semua kegiatan atau proses yang
diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa tertentu. Russel dan Taylor (2000)
menyamakan makna operations dengan proses pengubahan (transformation
process) dan diartikan sebagai fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan proses
pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai tambah yang lebih besar.
Secara singkat Manajemen Operasional dapat diartikan sebagai kegiatan yang
berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan, dan
pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang
berhubungan dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran dengan nilai
tambah yang lebih besar.

Dari sisi definisi tersebut, Manajemen Operasional memiliki beberapa unsur utama,
yaitu :

1. Manajemen Operasional adalah sebuah proses manajemen, sehingga


kegiatannya berawal dari aktivitas perencanaan dan berakhir pada aktivitas
pengendalian.
2. Manajemen Operasional mengkaji kegiatan pengolahan masukan menjadi
keluaran tertentu, baik barang maupun jasa.
3. Manajemen Operasional adalah betujuan untuk memberikan nilai tambah
atau manfaat yang lebih besar kepada organisasi atau perusahaan.
4. Manajemen Operasional adalah sebuah sistem yang terbangun dari sub-
sistem masukan, subsistem proses pengolahan, dan subsistem keluaran.

4
Ada tiga kategori keputusan atau kebijakan utama yang tercakup didalamnya, yaitu :

1. Keputusan atau kebijakan mengenai disain. Keputusan atau kebijakan


mengenai disain, yaitu tergolong tipe keputusan berjangka panjang yang
meliputi penentuan disain dari produk yang akan dihasilkan, disain atas lokasi
dan tata-letak pabrik, disain atas kegiatan pengadaan masukan yang
diperlukan, disain atas metode dan teknologi pengolahan, disain atas
organisasi/perusahaan, dan disain atas job description, dan job specification.
2. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations).
Keputusan operasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan taktis
dan operasi. Didalamnya terkait jadual produksi, gilir kerja (shift) dari personil
pabrik, anggaran produksi, jadual penyerahan masukan ke subsistem
pengolahan, dan jadual penyerahan keluaran ke pelanggan atau
penyelesaian produk.
3. Keputusan atau kebijakan perbaikan terus menerus dari sistem operasi.
Karena sifatnya berkesinambungan (terus menerus), maka kebijaksanaan ini
bersifat rutin. Kegiatan yang tercakup didalamnya pada pokoknya meliputi
perbaikan terus Menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan keefisienan
sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja, perawatan sarana kerja
atau mesin, serta perbaikan terus menerus atas metode penyelesaian atau
pengerjaan produk.

5
2.Pengertian Manajemen Operasional
Manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara menyeluruh dan optimal pada
masalah tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, peralatan, bahan-bahan mentah, atau produk apa
saja yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang dan jasa yang biasa dijualbelikan.

Sesuai dengan definisinya sendiri, manajeman yang berasal dari kata manage yang berarti
mengatur penggunaan. Jika disandingkan dengan kata operasional, artinya dalah pengaturan pada
masalah produksi atau operasional baik dalam bidang barang atau jasa.

Selanjutnya, secara definisi, manajemen operasional juga sebagai penanggung jawab dalam
sebuah organisasi bisnis yang mengurusi persoalan produksi. Baik dalam bidang barang atau jasa.
Dilihat dari definisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, fungsi manajemen
operasional, yakni dalam hal pengambilan keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan operasional.
Kedua, manajamen operasional mesti juga memperhatikan mengenai sistemnya. Terutama sistem
transformasi. Sistem ini termasuk juga dalam sistem pengurusan mengenai membuat rancangan serta
analisis dalam operasi nanti. Yang ketiga atau terakhir mengenai hak pengambilan keputusan dalam
sebuah manajemen operasional.

Sebagaimana dikehatui bahwa keputusan adalah hal yang terpenting bagi seseorang agar bisa
bersikap tegas dan tepat, demi lancarnya manajemen operasional yang tengah dijalankan. Oleh
karena itu, manjemen operasional sangat erat kaitannya dengan pengambilan keputusan seorang
pemimpin operasional.

6
3.Penerapan Operasi dan penentuan lokasi dalam kegiatan produksi
3.1 Sistem Produksi/Operasi
Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang
menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan untuk
definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga dasar yang kuat untuk
rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga kerja,
modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada kendali syari’at akan
memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah, disamping jaminan halal atas
segala masukan yang digunakan serta semua keluaran yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi. Sebagai
contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah yang menjadi input.
Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi. Produk yang dihasilkan oleh
organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi lingkungan eksternal juga mempengaruhi
output yang dihasilkan. Sebagai contoh, perubahan preferensi konsumen akan mengubah
produk yang dihasilkan organisasi menjadi produk yang lebih sesuai dengan preferensi
konsumen tersebut. Alat dan metode dapat mempengaruhi dan membantu proses
transformasi.

3.2 Penentuan Lokasi Perusahaan


Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi:
Kriteria subyektif, keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif
pemilik perusahaan dimana keputusan subyektif ini akan sangat membantu tercapainya
keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh berbagai faktor
yang memperkuat keputusan subjektif.
Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung
tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang dijalankan, budaya
masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat persaingan, akses transportasi dan
lain-lain.

7
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Lokasi Kerja:
1) Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung dari
letak tanah.
2) Ketersediaan dan biaya tenaga kerja
Perusahaa dapat memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus
yang diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif pajak diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi
di daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat
sumber permintaan dari konsumen.
5) Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para konsumen lebih
mudah mengakses perusahaan.

dalam menentukan lokasi bisnis manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain.
1.Lokasi bisnis Manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
 Dengan penghitungan biaya angkut dan jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi didaerah kudus yang dekat dengan pasar
kliwon, untuk memasarkan produknya, bahan bakunya pun didaerah kudus banyak tersedia.
 Metode perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi
dengan biaya operasi paling rendah.
 Dengan pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku.

8
2.Lokasi bisnis jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak ada biaya angkut.
Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot WC, tidak perlu strategis
yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada konsumen, cukup dengan menempel
nomor telepon.

3.3 Pengaturan Proses Produksi Atau Operasi

Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam


melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan keinginan dan
keadaan prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses produksi sebagai berikut:
a. Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :
Pertama,sistem Produksi Intermiten
Sistem prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus,
berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai kapan
memulai proses produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi jelas. Terdapaat dua
jenis pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :
1 Produksi massal ( mass production)
Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar produksi tertentu,
prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang secara rutin diproduksi
2 Pilihan masal (mass customization)
Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada konsumen
untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan memproduksi variasi
produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem proses produksi yang terus menerus (continous production system)
Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat terus menerus dan
untuk jangka waktu yang relatif panjang kemudian disimpan dalam gudang, disalurkan ke
penyalur dan dijual kepada konsumen. Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan
kimia, minyak bumi dan tambang, sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi
transportasi yang terus menerus memberatkan penumpang dari terminal.

9
b. Proses produksi Pelayanan
1. Produksi yang standar
Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut di desain dari
informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang distandardisasikan
tersebut.
2. Produksi menurut pesanan
Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan oleh konsemen.
Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat bervariasi.

c. Sifat dan Teknis Produksi


Teknik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
1. Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil dari alam dan
sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu bara, dan sebagainya.
2. Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan alam
menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.
3. Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan
kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan obat-
obatan.
4. Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi
produk akhir, misalnya elektronik.

10
3.4 Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi
Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata Letak
(Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau kantor. Yang
dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana kegiatan produksi
dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang menyangkut
bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas, pekerjaan, ruang
kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan garmen, perlu ditentukan
dimana meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja, mesin dan menyimpan hasil akhir.
Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan,
dapur, toilet, hingga lokasi parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem
produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi sebagai
berikut :
a. Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal hingga
akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses pembuatan kain dari
kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain tersebut mulai dari bahan baku
berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi
melalui pembersihan, kemudian kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian
dikeringkan, lalu kain melalui proses penggulungan kemudian digudangkan.
b. Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis proses yang
harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang ada. Contah, proses
pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai dari pasien datang, mendafter ke
resepsionis lalu menunggu diruang tunggu. Proses selanjutnya sangat bergantung jasa apa
yang diinginkan oleh pasien, apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau
pemeriksaan gigi
c. Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu tempat, dan
berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga kerjanya mengerjakan proses
produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan pesawat terbang, atau proses make up artis.

11
Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi secara
langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan perlengkapan.
Hal ini dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga karena mempengaruhi
jumlah pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
Prinsip dalam penetapan layout, agar diperoleh : jarak angkut minimum, aliran matarian
seimbang dengan kapasitas, penggunaan ruang efektif, fleksibel untuk perubahan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rancangan dan tata letak adalah karakteristik lokasi.
Jika lokasi terdapat didaerah yang harga lahannya mahal, dapat dirancang gedung tingkat
tinggi agar mengurangi biaya lahan yang dibutuhkan, Proses prosuksi. Rancangan dan tata
letak akan dipengaruhi ketiga rancangan sistem proses produksi diatas,jenis produksi.
Rancangan dan tata letak akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya jenis produksi yang
dihasilkan, kapasitas produksi yang diinginkan. Rancangan dan tata letak harus mampu
disesuaikan dengan penambahan atau pengurangan kapasitas jumlah produksi yang
diinginkan.

12
3.5 Perencanaan Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar
Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan
standar dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
a. Penghitungan Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast penjualan dapat
dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan.

b. Dasar Perhitungan BEP (Unit)


BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan itu
perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost) sama dengan total
pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih besar dari unit terjual pada
BEP.
Perhitungan BEP mempunyai asumsi, bahwa : Biaya dapat dipisah menjadi biaya
tetap dan variabel; Harag jual dan biaya varibel per unit dalam periode perhitungn selalu
tetap; Semua produksi terjual habis sehingga kuantitas penjualan sama dangan produksi.

13
c. Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :

 Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan standar
per atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu pengendalian mutu
terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses produksi, monitoring dan tindak
lanjut.

 Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode tertentu
untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.

 Standar Waktu Proses


Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar diperoleh
efisiensi yang maksimal.

 Standar Produktivitas
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang digunakan.
Ukuran productivity dapat diukur baik secara total maupun partial atau bagian-bagiannya.
Ukuran productivity antara lain sebagai berikut:
1. Total factor Productivity, dihitung denga membaagi Output perusahaan dengan Labor +
Capital + Material + Energy input + Businnes service.
2. Material Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan material.
3. Labour Productivity, dihitung dengan membagi Output dengan jumlah Labor.

14
3.6 Pengelolaan Dalam Kegiatan Operasi
a Pengaturan Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan
penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode EOQ
(Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk efesiensi biaya
penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan baku (Stoc Out Cost)
dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
Metode EOQ dan ROP memiliki asumsi yang sama yaitu : bahan baku selalau tersedia
pada leveransir; pola produksi yang stabil dalam perusahaan; tarif biaya pesan dan simpan
selalu tepat dalam satu periode; bahan baku yang dibeli tidak rusak akibat disimpan;
perusahaan memiliki gedang.
Juga bisa menggunakan metode JIT (just in time) yaitu metode pengelolaan bahan
baku tanpa harus memiliki gudang penyimpanan,karena bahan baku yang dibeli dari pemasok
langsung diproduksi.jika bahan baku akan habis,levelansir selalu menyediakan dan
menghantarkan sampai lokasi tempat produksi.dalam metode ini,levalinsir tidak boleh
terlambat,sebab akan mengganggu proses produksi.

15
b Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
 Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan dipakai untuk
memproduksi brang dan jasa.
 Keputusan berkaitan dengan kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk yang tepat,
ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
 Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa banyak, dan
kapan dipesan.
 Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen, proses seleksi
diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi dan PHK.
 Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi bersama dalam
setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan, pemilihan orang-orang terlatih dan
pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.

16
3.7 Pengawasan Kegiatan Produksi
Pengawasan dalam kegiatan produksi perlu dilakukan yaitu: pada kegiatan perencanaan
atau desainnya, proses produksinya, monitoringnya maupun tindak lanjut dari monitoring itu.
Pengawasan dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi,
meliputi: pada kegiatan proses produksi; pada kualitas produksi atau jasa yang dihasilkan;
pada biaya produksi/operasi yang dikeluarkan; pada tenaga keerja yang melakukan kegiatan
produksi.
a Pembelian Bahan Baku
Para menejer melakukan tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama
memilih pemasok bahan baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan,
kualitas, layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon
menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.

b Pengawasan Persediaan Bahan Baku


Pengawasan persediaan adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang
meminimkan biaya. Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin
bahawa bahan baku tersedia bila mana diperlukan.

c Routing
Routing ialah urutan (rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk.
Bahan baku biasanya dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai
sesuai spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan disetiap
pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan apakah bias
ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan murah.

d Penjadwalan
Penjadwalan adalah tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam
proses produksi. Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi.
Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk
menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program (program
evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara meminimkan
hambatan proses produksi.

17
e Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan persyaratan atau
harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk menentukan apakah
kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi
perbaikan yang perlu dilakukan pada proses produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai
beberapa karakteristik yang meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi: pada saat
menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses produksi; pada
aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.

Cara Pengawasan
 Pengawasan Terhadap Produk
a Dengan Sertifikasi
Sertifikasi terhadap produk dapat dilakukan dengan mengupayakan sertifikat berdasar
standart industri, asosiasi dan sebagainya.
b Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikasaan laboratorium dilakukan untuk mengendalikan kualitas produk terhadap unsur
kimiawinya yang dikandung.
c Penilaian Dari Pendapat Konsumen
Pendapat konsumen didapat dari survei kepada konsumen dengan mengedarkan daftar
pertanyaan untuk dijawab mengenai kualitas produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

18
 Pengawasan Terhadap Proses Produksi
a Dengan Penerapan Gugus Kembali Mutu (GKM)
Proses produksi dengan membentuk gugus yang terdiri dari tiga sampai delapan orang yang
pekerjanya sejenis.
b Perolehan Sertifikasi ISO
Sertifikat ISO diberikan kepada perusahaan yang memenuhi standart organisasi ISO pada
perencanaannya atau proses produksinya atau pengawasannya atau pada tindak lanjutnya.
 Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Dengan Standart Produktifitas
 Pengawasan ini dilakukan dengan membandingkan antara kinerja para tenaga kerja
dengan standart yang ditetapkan sebelumnya.
 Pengawasan Terhadap Standart Produksi

Dengan menegement control systems atau system pengendalian manejemen. Caranya


dengan selalu membandingkan antara anggaran atau standart yang lain dengan realita
pembelanjaan di bagian produksi.

4.Ruang Lingkup Manajemen Operasional


Dalam lingkup yang sangat generik, yaitu suatu proses, perlu kiranya disampaikan
seberapa luas ruang lingkup manajemen operasi. Beberapa hal yang membatasi ruang lingkup
tersebut adalah Manajemen operasi merupakan satu dari fungsi manajemen (functional
management) dalam perusahaan. Selain pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, maka
operasi adalah satu fungsi yang sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan.
Belakangan ini sudah umum kita jumpai jabatan dalam perusahaan yang terkait dengan
manajemen operasi,

seperti manajer dan direktur operasi. Konsep proses dalam pengertian manajemen
operasi pada dasarnya mencakup semua proses, mulai dari proses global/utama hingga
subproses terkecil yang dapat dijumpai dalam perusahaan. Walaupun hierarkinya boleh jadi
sangat panjang, level proses yang dianalisis hanya melibatkan beberapa level saja sesuai
kebutuhan. Yang perlu menjadi perhatian adalah level terbesar dari analisis proses adalah
level dimana unit dalam perusahaan berinteraksi dengan pihak lain seperti pemasok dan
pelanggan. Lebih dari itu, kajiannya sudah memasuki topik manajemen rantai pasok (supply
Chain Management). Dengan demikian, ruang lingkup analisis dalam manajemen operasi
adalah keseluruhan proses yang terdapat dalam suatu perusahaan.

19
5.Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen operasional
Menurut Higgins (1994) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen
Operasional adalah: Manajer/Pimpinan Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh
manajer atau pimpinan mempengaruhi dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-
kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan
dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan
untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan
kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan
dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.

Tingkah laku karyawan


Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian mereka, terutama
kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan
tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian penting, karena cara seseorang
berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar manusia.

Tingkah laku kelompok kerja


Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan,
suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-
kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya
pada kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.

Faktor eksternal organisasi


Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi tersebut. Keadaan
ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi organisasi. Keadaan ekonomi adalah
faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan
memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar,
sehingga hasilnya menjadi lebih positif.

20
6. Fungsi Manajemen Operasional Dalam Organisasi/Perusahaan
Manajemen Operasional Memiliki beberapa Fungsi yaitu:
Fungsi Pemasaran (Marketing Function), Berhubungan dengan pasar untuk dapat
menciptakan permintaan dan pada akhirnya menyampaikan produk yang dihasilkan ke pasar.
Funsi Keuangan (Finance Function), Mengelola berbagaai urusan keuangan didalam
perusahaan maupun perusahaan dengan fihak luar perusahaan.
Fungsi Produksi (Operastion Function), Berkaitan dengan penciptaan barang dan jasa yang
dihasilkan perusahaan.

7. Struktur manajemen operasional dalam organisasi/perusahaan


Dalam persoalan manajemen operasional, ada struktur kepengurusan yang mesti
dibentuk, tetapi bukan hanya dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan sebagaimana
fungsi dari masing-masing tugasnya. Pimpinan tertinggi dalam sistem manajemen
operasional adalah manajer operasional. Mereka-mereka ini yang menjadi tiang atau pilar-
pilar dalam berjalannya manajemen operasional. Tugas dari seorang manajer adalah
melakukan dan memetakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan tugasnya, misalnya
membuat konsep dalam hal perencanaan, pembentukan staf, pengorganisasian, serta memiliki
jiwa kepemimpinan dalam mengendalikan manajemen operasional secara keseluruhan.
Sepenuhnya, manajer itu mesti berorientasi pada pengarahan baik dalam hal
pengeluaran atau output dari jumlah, kualitas barang, harga yang terus dikontrol, serta waktu
yang tepat dalam memanjakan konsumen, sesuai dengan permintaan para konsumen, maka
rasanya pas, jika para manajer operasional memanjakan konsumen selayaknya adalah raja.
Dalam dunia manajemen operasional, para pemegang keputusan, manajer operasional
juga memiliki tanggung jawab yang tidak sedikit. Di antaranya sebagai manajer mestilah
mempunyai pikiran luas sehingga konsepnya mesti menghasilkan barang dan jasa. Mengenai
pengambilan keputusan sebagai bentuk operasi dan sistem transformasi yang akan dilakukan.
Namun sebelum mengambil sebuah keputusan itu, kita terlebih dulu tidak terlalu terburu-buru
dalam mengambil keputusan, tapi terlebih dulu kita mengkajinya dalam langkah pengambilan
keputusan lewat fungsi operasi.
Dari fungsi operasi juga ada bagian yang mesti dijabarkan dalam pengembangannya,
seperti harus disiapkan adanya proses produksi dan operasi, ada juga jasa penunjang
pelayanan produksi, yang melingkupi perencanaan serta pengendalaian dan kontrol yang
ekstra. Begitulah fitrah yang harus ada pada pola manajemen operasional.

21
Jika kita melihat dari segi ruang lingkup manajemen operasional, akan mengarah pada
kriteria yang memang wajib dilaksanakan. Ambil contoh, kita membuat perancangan desain
sistem produksi dan operasi itu sendiri. Kita tentu harus melakukan seleksi dari perencanaan
suatu desain produk tersebut, seleksi yang meliputi mengenai perancangan dalam peralatan,
memilih lokasi dan site perusahaan serta unit produksi. Selain itu, kita juga mesti menyiapkan
rancangan sebagai tata letak dan arus kerja nanti, juga membuat rancangan tugas pekerjaan.
langkah terakhir, menyusun strategi dalam memproduksi serta pemilihan kapasitas yang baik.
Sementara itu, adanya penyusunan rencana produk dan operasi dalam manajemen
operasional, pengendalian persediaan atau dalam hal penambahan bahan, upgrade mesin yang
ada, pengendalian mutu baik ditingkat barang dan jasa juga meliputi manajemen sumber daya
manusia. Itulah yang disebut sebagai pengorganisasian sistem produksi pada manajemen
operasional. Adapun tingkat pekerjaan manajemen operasional dalam sebuah organisasi/
perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Manajer Pabrik (Plant Manager)


Yang biasanya harus berpengalaman dalam manajemen pabrik termasuk keahlian
dibidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen persediaan, termasuk
pula pengelolaan karyawan dioperasional maupun pengelolaan sumberdaya lainnya yang
dipergunakan di pabrik.

2. Direktur Pembelian ( Director of Purcashing)


Harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai fungsi pem,belian,
kemampuan menelaah program penjualan, mengintegrasikan atau membuat keterkaitan
dengan supplier sampai distributor, mengkoordinasi aktifitas operasi.

3. Manejer Mutu ( Quality Manager)


Mempunyai pandangan yang luas, mengenai konsep statistic untuk dapat melakukan
pengawasan semua aspek operasional karena kualitas merupakan tanggung jawab secara
bersama diantara semua pihak yang terlibat dalam perusahaan terutama fungsi operasional.

22
Konsultan Perbaikan Proses ( Process improvement Consultants)
harus memiliki keahlian yang berkaitan dengan desain proses sehingga dapat
memberikan berbagai konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan.

Manajer dan Perencana Rantai Pasokan ( Suplay Chain manajer and Planner)
Bertanggung jawab mengenai negosiasi kontrak jangka panjang antara perusahaan
dengan supplier maupun distributor sehingga harus mempuanya keahlian tentang Material
requirement Planning, Suplay Chain Management, Teknologi komunikasi canggih dalam
dunia bisnis, konsep penjadwalan dan persediaan.

8. Langkah-Langkah Manajemen Operasional


Manajemen operasional juga meliputi langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
sebagaimana telah disebut di awal. Jika melihatnya dari segi pengambilan keputusan,
sedikitnya ada empat langkah dalam pengambilan keputusan dalam manajemen operasional,
yaitu pengambilan keputusan dari peristiwa yang pasti, dari peristiwa yang mengandung
risiko, dari peristiwa yang belum pasti, dan peristiwa yang lahir dari pertentangan-
pertentangan dari keadaan lain. Selain itu, ada juga proses yang disebut lewat keputusan,
yakni mengenai proses fisik sebuah produk maupun dari fasilitas yang dipakai. Juga dari sisi
kapasitas yang melingkupi keputusan dalam menghasilkan jumlah, beserta pemilihan tempat
dan waktu yang tepat.
Ada juga manajemen operasional yang dilihat dari segi persediaan, baik itu mengenai
apa yang dipesan, kualitas bahan hingga kapan bahan tersebut akan dipesan. Tenaga kerja
yang meliputi pemilihan tenaga kerja lewat seleksi, rekrutmen, pemberian gaji, pemberian
kompensansi atau promosi, hingga PHK. Selain itu, mesti juga memastikan kualitas atau
mutu yang meliputi mutu barang dan jasa dari yang dihasilkan, desain peralatan, serta
pengawasan produk atau jasa. Dari beberapa kriteria yang dimaksud adalah langkah sebagai
salah satu jenis pengambilan keputusan dalam manajemen operasional.

23
9. Strategi Manajemen Operasional Dalam Organisasi atau Perusahaan

Sebelum kita melangkah dalam hal pengambilan keputusan-keputusan atau


mengeluarkan suatu produk, ada baiknya kita memetakan strategi yang akan digunakan
dalam teori manajemen operasional. Salah satu strategi dalam menetapkan arah dan tujuan
untuk mengambil keputusan bisnis lewat perencanaan formal sehingga mampu menghasilkan
pola pengambilan keputusan yang konsisten serta menjadi keunggulan saat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lain.
Sedikitnya, ada dua tipe dalam pengambilan strategi. Pertama, dengan menggunakan
biaya rendah yang ditekan dari biaya produksi, namun tetap menggunakan teknologi bagus,
tapi biaya tenaga kerja diusahakan rendah, dan tingkat persediaannya juga rendah, tapi tetap
menjaga mutu. Mutu yang harus tetap terjamin. Ini tentu bisa berjalan berbarengan jika
bagian keuangan serta pemasaran mendukung dan tidak mati. Yang kedua adalah dengan
menggunakan strategi invasi dalam menciptakan produk atau pengenalan produk baru. Pada
bagian ini, tidak usah terlalu memikirkan harga pemasaran karena tidak ada masalah. Serta
adanya fleksibilitas dalam pengenalan produk baru.
Dan yang berikutnya adalah perencanaan pabrik atau dalam bahasa asing disebut
factoy planning. Ini adalah langkah yang penting dalam kelangsungan hidup serta kemajuan
perusahaan sesuai tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam hal teori manajemen
operasional. Di antara perencanaan pabrik itu adalah penentuan lokasi pabrik, bangunan,
peralatan, hingga penerangan, dan sirkulasi udara dalam pabrik. Pemilihan lokasi pabrik
sangat penting karena bisa mempengaruhi dalam daya saing dengan perusahaan lain. Selain
itu, juga harus memperhatikan adanya kemungkinan terjadi ekspansi.
Agar perusahaan bisa berjalan lancar, efektif, dan efisien, kita bisa melihat banyak
faktor yang bisa mempengaruhi lokasi pabrik yang masih terkait dengan menejemen
operasional, di antaranya lingkungan masyarat, dekat dengan pasar, dan tenaga kerja,
kedekatan dari pengiriman bahan pemasok, biaya transportasi, dan juga sumber daya alam di
sekitar lokasi yang mempengaruhi. Ini peting dalam praktik manajemen operasional.

24
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat proses-
proses dalam organisasi dan agar kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi
sehingga dengan cermat dapat meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam
masyarakat serta mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif. Bahwa
sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas Manajemen Operasi berjalan agar
kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi sehingga dengan cermat dapat
meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam masyarakat serta mampu
mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif.

Saran
Sarannya ketika perusahaan menghadapi peluang global maka manajer perusahaan
harus dengan cermat menempatkan perusahaannya dalam misi dan strategi operasi dan
mampu mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, juga peluang dan
ancaman yang terdapat di lingkungan perusahaan, sehingga efektifitas perusahaan dapat terus
berjalan.

25

Anda mungkin juga menyukai