Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PRAKTIKUM

MORTALITAS KODING
“ ATURAN PENYEBAB KEMATIAN ”

Oleh

Ana Nafidatul Khoiroh


G41161952
Golongan C

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
SERTIFIKAT KEMATIAN

1. Prinsip umum

Jika pada bagian I diisi lebih dari satu kondisi dan kondisi tersebut dapat
mengakibatkan semua kondisi di atasnya, maka kondisi pada baris terbawah
dari bagian I dipilih sebagai penyebab kematian.

Contoh :

I. (a) Pulmonary embolism


(b) Pathological fracture
(c) Secondary carcinoma of femur
(d) Carcinoma of breast
Penyebab kematian yang dipilih yaitu carcinoma of breast, karena
kondisi yang paling bawah merupakan kondisi yang dapat menyebabkan
penyakit sebelum-sebelumnya atau (d) dapat menyebabkan (c), (c)
menyebablan (b), (b) menyebabkan (a).

2. Rule 1
a. Jika ada lebih dari satu kondisi yang dituliskan pada bagian I, tapi prinsip
umum tidak dapat diterapkan karena bagian paling bawah bukan penyebab
dari penyakit sebelumnya, maka pilih kondisi sebelumnya sebagai
penyebab kematian.
b. Jika terdapat lebih dari 1 urutan yg berakhir dengan kondisi yang pertama
disebutkan, maka pilih penyebab awal dari urutan yg disebutkan pertama
atau jika ada kata “dan” maka pilih kondisi yang awal disebutkan sebagai
penyebab kematian

Contoh 1 :

I. (a) Infark myocardio acute


(b) Penyakit jantung ateroskerotik
(c) Influenza

II. –

Penyebab kematian yang dipilih adalah penyakit jantung


aterosklerotik, karena influenza tidak menyebabkan penyakit sebelumnya
sehingga urutan berakhir pada atheroskelrotik dimana penyakit tersebut dapat
menyebabkan infark myocardio akut.
Contoh 2 :

I. (a) Perikarditis
(b) Uremia dan pneumonia

II. –

Penyebab kematian yang terpilih adalah uremia, karena terdapat lebih


dari satu urutan dari kondisi pertama yang disebutkan (uremia dan
pneumonia), maka pilih yang awal disebutkan yaitu uremia sebagai penyebab
kematian.

3. Rule 2
Jika pada bagian I tidak ada urutan yang dilaporkan yang berakhir pada
kondisi yang diisikan pertama, maka pilih kondisi yang disebutkan pertama.
Artinya jika tidak ada urutan yang berakhir pada kondisi paling bawah maka
pilih kondisi yang disebutkan awal (a) sebagai penyebab kematian.
Contoh 1 :
I. (a) Pernicious anaemia dan gangrene of foot
(b) Atherosclerosis

Penyebab kematian yang terpilih adalah pernicious anemia, karena


atherosclerosis tidak menyebabkan penyakit pernicious anaemia dan gangrene
of foot

Contoh 2 :

I. (a) Fibrocystic pancreas


(b) Bronchitis dan bronchiectasis

Penyebab kematian yang terpilih adalah Fibrocystic pancreas, karena


bronchitis dan bronchiectasis tidak menyebabkan penyakit Fibrocystic
pancreas (tidak ada hubungan antar penyakit), maka pilih yang pertama
disebutkan.
4. Rule 3
Bila kondisi yang dipilih pada prinsip umum atau aturan 1 atau aturan 2
adalah suatu akibat langsung dari kondisi/keluhan lain yang dilaporkan pada
Bagian I atau II, pada aturan 3 yang dipilih yaitu kondisi primer. Keterangan :
a. Jika kondisi yang terpilih masuk pada kode C46.- atau C81 - C96, maka
pilih pada bagian II yang tidak termasuk klasifikasi kode tersebut sebagai
penyebab kematian.
b. Jika kondisi yang terpilih diklasifikasikan pada A00-B19, B25-B49, B58-
B64, B99, atau J12-J18 maka pilih pada bagian II sebagai penyebab
kematian yang tidak termasuk klasifikasi kode tersebut.
c. Komplikasi pasca bedah tertentu dianggap sebagai akibat langsung suatu
operasi dapat dipilih sebagai kondisi penyebab kematian, kecuali operasi
dilakukan empat minggu atau lebih sebelum kematian.

Contoh 1 :

I. (a) Sarcoma kaposi


II. AIDS

Penyebab kematian yang terpilih yaitu AIDS, karena pada bagian I


sarcoma Kaposi (c46.1) masuk pada klasifikasi C46.- atau C81-C96, maka
pilih selain kode tersebut sebagai penyebab kematian.

5. Kode modifikasi
a. Aturan A (Senilitas dan kondisi yang sulit untuk dijelaskan)
Jika penyebab kematian yang terpilih masuk bab XVIII serta keluhan di
klasifikasikan pada kode (R00-R94) dan (R96-R99) kecuali R95, maka
pilih kondisi lain yang tidak masuk klasifikasi bab XVIII sebagai
penyebab kematian.
Contoh 1 :
I. (a) Anemia
(b) Splenomegali

Penyebab kematian yang terpilih yaitu anemia, karena


splenomegali masuk pada bab XVIII yaitu kode R maka pilih kondisi
selain kode R sebagai penyebab kematian.

Contoh 2 :

I. (a) Senilitas dan pneumonia hipostatik


II. Arthritis rematoid

Penyebab kematian yang terpilih adalah arthritis rematoid,


karena pneumonia hipostatik masuk pada bab XVIII yaitu kode R54,
maka pilih kondisi selain kode R sebagai penyebab kematian.

b. Aturan B. Kondisi Trivia (tidak berarti)


1) Jika penyebab yang terpilih adalah penyakit yang tidak berarti, maka
pilih kondisi atau penyakit yang lebih serius sebagai penyebab
kematian.
2) Jika penyebab yang terpilih adalah efek samping dari suatu penyakit
yang trivia atau tidak berarti, maka pilih efek samping sebagai
penyebab kematian.

Contoh 1 :

I. (a) burcitis dan ulcerative colitis

Penyebab kematian yang terpilih adalah ulcerative colitis, karena


burcitis merupakan kondisi yang tidak berarti maka pilih kondisi yang
lebih jelas sebagai penyebab kematian.
Contoh 2 :

I. (a) Paronichia
II. Tetanus

Penyebab kematian yang terpilih adalah tetanus, karena paronichia


merupakan kondisi yang tidak berarti maka pilih kondisi yang lebih jelas
sebagai penyebab kematian.

c. Aturan C. Linkage (Berhubungan)


1) Jika penyebab yang terpilih berkaitan dengan penyebab lain, maka
pilih kondisi kombinasi keluhan sebagai penyebab kematian
2) Jika hubungan dua kondisi yang disebabkan oleh satu akibat, maka
kombinasi kondisi tersebut sebagai penyebab kematian.

Contoh 1 :

I. (a) Infark myocardio acute


(b) Penyakit jantung ateroskerotik
(c) Influenza

Penyebab kematian yang dipilih infark myocardio acute, prinsip


rule 1 diabaikan karena aterosklerotik dan infark myocardio akut saling
berhubungan.

d. Aturan D. Spesifik (Kekhususan)


Jika penyebab yang terpilih menggambarkan keluhan atau kondisi yang
secara umum, maka pilih kondisi yang lebih khusus atau spesifik sebagai
penyebab kematian.
Contoh 1 :
I. (a) Penyakit jantung rematik, stenosis katup mitral
Penyebab kematian yang terpilih adalah stenosis katup mitral, karena
kondisi tersebut lebih spesifik daripada jantung rematik.

Contoh 2 :

I. (a) Hipertensi berat pada kehamilan


II. Konvulsi eklampsia

Penyebab kematian yang terpilih adalah konvulsi eklampsia, karena


kondisi tersebut lebih spesifik daripada hipertensi pada kehamilan.

e. Aturan E. Stadium awal dan stadium akhir


1) Jika ada dua kondisi yaitu stadium awal dan stadium akhir dan
penyebab yang terpilih adalah stadium awal maka pilih kondisi lanjut
(stadium akhir) sebagai penyebab kematian
2) Jika ada dua kondisi yang disebutkan dalam sertifikat kematian yaitu
kronis dan akut, maka pilih kondisi yang menerangkan akut sebagai
penyebab kematian.
3) Kecuali jika kode Akut tidak diklasfikasikan maka pilih kronis sebagai
penyebab kematian

Contoh 1 :

I. (a) Eklampsia saat kehamilan


(b) Pre-eklampsia

Penyebab kematian yang dipilih adalah eklampsia, karena


eklampsia merupakan kondisi lanjut dari pre-eklampsia sehingga pilih
kondisi lebih lanjut sebagai penyebab kematian.
f. Aturan F Sequale (Gejala Sisa)
Kode “Sequelae of ....” adalah B90-B94, E64.-, E68, G09, I69, O97, dan
Y85-Y89. Jika ada yang termasuk dalam kode klasifikasi gejala sisa, maka
pilih kondisi gejala sisa sebagai penyebab kematian.
Contoh :
I. (a) Hypostatic pneumonia
(b) Hemiplegia
(c) Cerebrovascular accident

Penyebab penyakit yang terpilih adalah Cerebrovascular,


dimana kondisi tersebut termasuk gejala sisa dari sebuah penyakit.

Anda mungkin juga menyukai