Hasil Penelitian
Oleh :
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prevalensi obesitas di seluruh dunia hampir tiga kali lipat pada tahun 1975 hingga tahun
2016 (WHO, 2013). Sekitar1,9 miliar orang dewasa berusia ≥18 tahun mengalami berat
badan berlebih dan 600 juta orang diantaranya mengalami obesitas. Secara
keseluruhan, sekitar 13% populasi orang dewasa di dunia meliputi 11% penduduk laki-
berusia 15-24 tahun (IDAI, 2013). Menurut United Nations Childrens’s Fund (UNICEF),
remaja usia 15-19 tahun merupakan fase akhir dari usia remaja dimana terjadi
pertumbuhan fisik dominan yang masih diikuti dengan perkembangan yang spesifik
(UNICEF, 2011). Selain itu, aktivitas fisik remaja sebagian besar memiliki aktivitas fisik
yang rendah sehingga cenderung memiliki berat badan berlebihan dibanding anak-anak
Hasil studi yang dilaporkan oleh Chan dkk (2017) menunjukkan bahwa aktivitas fisik
berhubungan dengan kejadian obesitas pada usia remaja sampai diatas 18 tahun dengan
jumlah sampel 17.261 orang. Kesimpulan studi tersebut adalah orang yang memiliki
berat badan yang berlebihan atau obesitas memiliki aktivitas yang jauh lebih rendah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
i
A. Tinjauan Umum Variabel
1. Obesitas
a. Pengertian Obesitas
terakumulasi secara tidak normal atau berlebih di jaringan adiposa sampai kadar
untuk obesitas umumnya adalah kelebihan berat lebih dari 20% standar normal (
dicegah. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah orang yang kelebihan berat
Sultra, 2016).
sekolah dan berisiko lebih tinggi terkena obesitas pada usia dewasa. Dampak
obesitas menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2016)
mellitus tipe 2.
Menurut Wilkinson (2008) obesitas pada anak sama dengan obesitas pada
pengukuran yang digunakan pada anak dan dewasa untuk mengetahui status
perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam
i
meter). Untuk anak di Amerika status berat badan lebih (overweight)
berdasarkan umur dan jenis kelamin dari Center for Disease control and
Prevention (CDC). Untuk IMT lebih dari persentil 95 maka anak dikatakan
Obesitas pada anak menjadi masalah kesehatan yang kompleks. Hal ini
terjadi ketika seorang anak memiliki berat badan yang berlebih yang tidak sesuai
dengan usia dan tinggi badannya. Penyebab kelebihan berat badan pada anak-
anak sama dengan orang dewasa yaitu faktor perilaku dan genetika seseorang.
kurang, menonton televisi atau perangkat layar lainnya yang lama, penggunaan
obat, dan rutinitas tidur (CDC, 2016). Beberapa faktor yang mempengaruhi
1. Jenis kelamin
yang terjadi pada anak-anak dan remaja. Hal tersebut dibuktikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Maruf dkk, 2013) pada usia 11-18 tahun
i
remaja perempuan memiliki IMT lebih tinggi dibandingkan dengan remaja
laki-laki.
2. Genetik
Seorang anak yang memiliki ayah dan/atau ibu yang obesitas, maka ia pun
(2015) jika ayah atau ibu mengalami obesitas maka kemungkinan anaknya
yaitu 70-80%. Gen berperan dalam menyebabkan kelainan pada jaras yang
lemak. Gen-gen yang terlibat dalam obesitas tersebut antara lain : mutasi
MCR-4 (Guyton, 2007), defisiensi leptin kongenital dan mutasi reseptor leptin
penelitian yang dilakukan oleh (He dkk, 2014) terjadi peningkatan kejadian
obesitas pada anak-anak di China yang memiliki status ekonomi yang tinggi
i
Adapun penelitian yang dilakukan oleh (Wu dkk, 2015) yang tidak sejalan
dengan penelitian diatas dengan mengumpulkan data dari China Health and
status sosial ekonomi yang rendah memiliki risiko kelebihan berat badan atau
tinggi.
4. Aktivitas Fisik
Menurut U.S Health and Human Services (2017) hanya 1 dari 3 anak
yang aktif melakukan aktivitas fisik setiap hari. Aktivitas fisik dizaman modern
dibandingkan dengan anak yang memiliki aktivitas fisik yang kurang (Hills dkk,
2011).
5. Pola Makan
Salah satu penyebab dari obesitas adalah pola makan yang tidak teratur.
badan akan sulit untuk dihindari (Freitag, 2010 dalam Rossy Pratiwi, 2018 ).
i
Asupan lemak yang lebih ditemukan lebih banyak pada kelompok
tinggi lemak seperti gorengan yaitu tempe mendoan, tahu goreng, lumpia,
risoles, martabak, telur dadar dan biasanya makanan yang digoreng tersebut
yang besar dalam asupan lemak tiap harinya. Namun, masalah obesitas
faktor asupan makan, faktor aktivitas fisik, faktor psikologi (harga diri), faktor
resistensi insulin, dan diabetes mellitus tipe 2 (CDC, 2016). Selain itu obesitas
juga memiliki dampak terhadap pernafasan, seperti asma dan sleep apnea,
i
seperti kecemasan dan depresi, harga diri rendah dan rendahnya kualitas hidup,
dan masalah sosial seperti bullying dan stigma (Bass dan Eneli, 2014).
atau tehnik pemeriksaan. Cara yang obyektif untuk mengukur kelebihan berat
badan adalah dengan menghitung BMI (Body Mass Index) atau Indeks Massa