Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nova Dwi Indriyani

NIM : 155070500111029
Kelompok : A2
SOAL TUTORIAL FITOTERAPI GANGGUAN LIVER
Seorang pasien Tn G (60 tahun) dibawa ke rumah sakit dan diketahui menderita encefalopati.
Hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa HbsAg (+) ; Anti-HBc IgM (-); HbeAg (-) .Nilai
pemeriksaan AST 153, ALT 90 IU/L, bilirubin 1,4 mg/dL, dan INR 1,3. Tn G juga diketahui
mengalami ascites sedang (mild to moderate). Nilai BUN adalah 34 dan serum kreatinin 1,5.
Pasien mendapatkan terapi lamivudin.
Pertanyaan:
1. Bagaimana mekanisme terjadinya encefalopati dan ascites pada pasien tersebut?
2. Apakah tujuan pengobatan dengan lamivudin ? Jelaskan mekanisme kerjanya!
3. Jelaskan interpretasi data laboratorium yang dilakukan pasien!
4. Sebagai apoteker anda diminta memberikan rekomendasi obat herbal dengan fungsi
sebagai berikut:
a. Antivirus
b. Hepatoprotektif
c. Antifibrosis
Sebutkan nama tanaman, kandungan senyawa aktif, mekanisme kerja, dan dosis/ cara
preparasi masing-masing!
5. Jelaskan potensi efek samping dan interaksi yang terjadi!
Jawaban :

1. Encefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi otak
menyeluruh yang dapat akut atau kronik, progresif atau statis. Jenis ensefalopati
berdasarkan penyebabnya salah satunya adalah ensefalopaty hepatic akibat kelainan
fungsi hati. Ensefalopati hepatic terjadi bila kerusakan hati menyebabkannya tak dapat
menyaring toksin dalam darah atau bila aliran darah ke hati terhambat. Mekanisme yang
mendasarinya adalah adanya penumpukan ammonia dalam darah. Ammonia adalah
produk pencernaan protein oleh bakteri dalam usus. Normalnya, ammonia dimetabolisme
hati menjadi urea dan dieksskresikan sebagai urin. Ammonia yang tinggi dalam darah
mengubah keseimbangan neurotransmitter dalam otak. Teori ini sesuai keadaan dimana
turunnya kadar ammonia memperbaiki gejala ensefalopati.
Nama : Nova Dwi Indriyani
NIM : 155070500111029
Kelompok : A2
Asites adalah penimbunan cairan yang abnormal di rongga peritoneum. Asites dapat
disebabkan pleh berbagai penyakit namun terutama adalah sirosis hati dan hipertensi
porta. Sirosis di hati akan menyebabkan vasokonstriksi dan fibrotisasi sinusoid.
Akibatnya terjadi peningkatan resistensi system porta yang berujung kepada hipertensi
porta. Hipertensi porta ini dibarengi dengan vasodilatasi splanchnic bed (pembuluh darah
splanknik) akibat adanya vasodilator endogen. Dengan adanya vasodilatasi splanchnic
bed tersebut, maka akan menyebabkan peningkatan aliran darah yang justru akan
membuat hipertensi porta menjadi semakin menetap. Hipertensi porta tersebut akan
meningkatkan tekanan transudasi terutama di daerah snusoid dan kapiler usus.
Transudate akan terkumpul di rongga peritoneum dan selanjutnya menyebabkan asites.
Selain menyebabkan vasodilatasi splanchnic bed, vasodilator endogen juga akan
mempengaruhi sirkulasi arterial sistemik sehingga terjadi vasodilatasi perifer dan
penurunan volume efektif darah arteri. Sebagai respon terhadap perubahan ini, tubuh
akan meningkatkan aktivitas system saraf simpatik dan sumbu system renin-angiotensin-
aldosteron serta arginine vasopressin. Semuanya akan meningkatkan
reabsorbsi/penarikan garam dari ginjal dan diikuti dengan reabsorpsi air sehingga
menyebabkan banyak cairan yang terkumpul di rongga tubuh.
2. Lamivudine digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh human
immunodeficiency virus (HIV) atau virus hepatitis B. HIV adalah virus penyebab
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Lamivudine adalah analog pirimidin
yang bekerja dengan menghalangi pertumbuhan HIV dan dapat meningkatkan fungsi
system kekebalan tubuh. Mekanisme kerja dari lamivudine menghambat enzim reverse
transcriptase balik untuk mencegah pertumbuhan HIV-1.
3. Interpretasi data lab :

HbsAg (+) Hepatitis B surface antigen (HBsAg)


merupakan kompleks antigen yang
ditemukan pada permukaan VHB. hasil
HBsAg positif, artinya pasien terinfeksi
virus hepatitis B
Anti-HBc IgM (-) Pemeriksaan Anti-HBc IgM mendeteksi
Nama : Nova Dwi Indriyani
NIM : 155070500111029
Kelompok : A2
munculnya antibodi IgM dan IgG terhadap
antigen inti (core antigen) virus Hepatitis B
(HBV). Anti-HBc adalah penanda penanda
infeksi HBV yang paling lama berada dalam
darah. Anti-HBc muncul ketika memasuki
periode "core window", yakni masa di mana
HBsAg sudah menghilang tetapi Anti-HBs
belum muncul. Anti-HBc IgM muncul
sekitar 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi
dan biasanya bertahan hingga 6 bulan.

Hepatitis kronik tidak aktif (carrier) : Hbsag


+, Igm anti Hbc -, total anti Hbc +, Hbeag -
HbeAg (-) pemeriksaan ini berhubungan dengan
tingkat "keaktifan" dari virus sehingga jika
positif berarti kemampuan menginfeksi dari
virus hepatitis B cukup tinggi. Namun pada
pasien mengalami non reaktif
AST 153 Aspartat aminotransaminase (AST) Kadar
normal dalam darah 10- 40 IU/ liter.
Aktivitas enzim AST dan ALT serum
meningkat pada hampir semua penyakit.
Kadar yang tertinggi ditemukan dalam
hubungannya dengan keadaan yang
menyebabkan nekrosis hati yang luas,
seperti hepatitis virus berat, cedera hati
akibat toksin, atau kolaps sirkulasi yang
berkepanjangan. Peningkatan yang lebih
rendah ditemukan pada hepatitis akut ringan
demikian pula pada penyakit hati kronik
difus maupun lokal (Podolsky dan
Nama : Nova Dwi Indriyani
NIM : 155070500111029
Kelompok : A2
Isselbacher, 2002).
ALT 90 IU/L Kadar normal dalam darah 5- 35 IU/ liter
(Amirudin, 2006).
Enzim ALT adalah enzim yang dibuat
dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik
untuk penyakit hati dibandingkan dengan
enzim lain. Enzim ALT sering dijumpai
dalam hati, sedangkan dalam jantung dan
otot-otot skelet kurang jika dibandingkan
dengan AST. Aktivitasnya dalam serum
meningkat terutama pada kerusakan hati
dibandingkan dengan AST (Hadi, 1995).
Enzim ALT berfungsi untuk mengkatalisis
pemindahan amino dari alanin ke
αketoglutarat. Produk dari reaksi
transaminase adalah reversibel, yaitu piruvat
dan glutamat (Giboney, 2005). Peningkatan
aktivitas ALT dalam serum menjadi
petunjuk yang lebih sensitif ke arah
kerusakan hati karena sangat sedikit kondisi
selain hati yang berpengaruh pada aktivitas
ALT dalam serum (Widmann, 1995).
INR 1,3 International Normallized Ratio adalah rasio
normal berstandar international yang
direkomendasikan oleh WHO yang sering
digunakan untuk pengukuran masa
protombin dan sebagai pedoman terapi
antikoagulan.
INR waktu normal : 0,8-1,2
Semakin tinggi nilai INR, artinya semakin
encer darah. Begitu pula, semakin rendah
Nama : Nova Dwi Indriyani
NIM : 155070500111029
Kelompok : A2
nilai INR artinya darah pasien semakin
kental (lebih mudah menggumpal).
ascites sedang (mild to moderate)
BUN : 34 tinggi (Normal : 8-20 mg/dL) Tes Blood Urea Nitrogen (BUN) adalah
pemeriksaan laboratorium yang bertujuan
untuk menetapkan kadar nitrogen ureum
dalam darah. Nilai ureum tinggi biasanya
dikarenakan adanya gangguan fungsi ginjal
atau kerusakan ginjal. Kerusakan atau
gangguan fungsi ginjal tersebut bisa bersifat
akut atau kronis
serum kreatinin 1,5 tinggi(Normal : 0,6-1,2 Pada pasien Gagal ginjal. Ketika ada
miligram per deciliter (mg/dL) ) kerusakan ginjal atau penyakit ginjal dan
ginjal tidak dapat menyaring limbah secara
efisien, kemungkinan akan terjadi
peningkatan kadar kreatinin dalam darah.

4. Tanaman yang digunakan adalah temulawak


Klasifikasi dan kandungan
Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya memiliki efek
farmakologis sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor), meningkatkan nafsu
makan, antiradang, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum), dan mengatasi
gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, dan disentri. Komponen senyawa yang
bertindak sebagai antioksidan dari rimpang temulawak adalah flavonoid, fenol dan
kurkumin. Selain itu rimpang temulawak juga mengandung pati, kurkuminoid, serat
kasar, abu, protein, mineral, minyak atsiri yang terdiri dari d-kamfer, siklo isoren, mirsen,
tumerol, xanthorrhizol, zingiberen, zingeberol
Mekanisme hepatoprotektor
Mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek kurkumin sebagai antioksidan yang
mampu menangkap ion superoksida dan memutus rantai antar ion superoksida (O2- )
sehingga mencegah kerusakan sel hepar karena peroksidasi lipid dengan cara dimediasi
Nama : Nova Dwi Indriyani
NIM : 155070500111029
Kelompok : A2
oleh enzim antioksidan yaitu superoxide dismutase (SOD) dimana enzim SOD akan
mengonversi O2 - menjadi produk yang kurang toksik.
Mekanisme anti fibrosis
Curcumin juga mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST) dan mampu
menghambat beberapa faktor proinflamasi seperti nuclear factor-ĸB (NF-kB) dan
profibrotik sitokin. Aktifitas penghambatan pembentukan NF-kB merupakan faktor
transkripsi sejumlah gen penting dalam proses imunitas dan inflamasi, salah satunya
untuk membentuk TNF-α. Dengan menekan kerja NF-kB maka radikal bebas dari hasil
sampingan inflamasi berkurang.
Mekanisme antivirus
Virus hepatitis B menginfeksi hati dan menggunakan sel hospes untuk ekspresi gen dan
perkembangbiakan. Oleh karena itu, sasaran faktor hospes untuk ekspresi gen virus
hepatitis B merupakan strategi dari antiviral. Penelitian yang dilakukan oleh Rechtman
(2010), menjelaskan bahwa Curcumin mampu menghambat ekspresi gen dan replikasi
virus hepatitis B melalui downregulation dari PGC-1α. PGC-1α adalah protein
penginduksi lapar yang merangsang glukoneogenesis dan koaktifasi dari transkripsi virus
hepatitis B.
Dosis
Penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2014), menjelaskan bahwa terdapat pengaruh
pemberian dekok rimpang temulawak dalam mencegah kerusakan hepar tikus jantan
dewasa galur Sprague dawley yang diinduksi aspirin. Pemberian dekok rimpang
temulawak dengan dosis 2,6 g/kgBB dan 5,2 g/kgBB memiliki efek hepatoprotektif
terhadap hepar tikus yang diinduksi aspirin dibandingkan dengan kelompok yang hanya
diberi dekok rimpang temulawak dosis 1,3 g/kgBB.
5. Curcumin berperan juga sebagai pelengkap dalam aktivitas antiviral dari analog
nukleotida/nukleosida yang digunakan sebagai gold-standard untuk terapi anti-virus
hepatitis B. Kombinasi antara curcumin dan Lamivudine dapat menekan dari ekspresi
virus hepatitis B sebesar 75% dibandingkan yang tidak diberikan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa curcumin bekerja sinergis dengan analog nukleotida/nukleosida.
Kombinasi tersebut menghasilkan penekanan yang lebih besar terhadap virus hepatitis B
Nama : Nova Dwi Indriyani
NIM : 155070500111029
Kelompok : A2
Beberapa hasil klinis menunjukkan bahwa curcumin pada dosis tinggi (1000-2000
mg/hari) tidak memproduksi efek berbahaya terhadap tubuh. Oleh karena itu, curcumin
berpotensi terhadap perkembangan pengobatan modern terhadap beberapa penyakit.

REFERENSI
Jayaprakasha GK, Jaganmohan RL, Sakariah KK. Antioxidant activities of curcumin,
demethoxycurcumin and bisdemethoxycurcumin. Food Chemistry. 2006; 98: 720-24.
Rivera Y, Espinoza, Muriel P. Pharmacological actions of curcumin in liver diseases or damage.
Liver International. 2009. 29(10):1457-66.
Rechtman MM, Bar-Yishay I, Fishman S, Adamovich Y, Shaul Y, Halpern Z, Shlomai A.
Curcumin inhibits hepatitis B via down-regulation of the metabolic coactivator PGC-1α.
FEBS letters. 2010. hlm. 2485-90.
Samuhasaneeto S, Tong-Ngam D, Kulaputana O, Suyasunanont D, Klaikeaw N. Curcumin
decreased oxidative stress, inhibited NF-kB activation, and improved liver pathology in
ethanol-induced liver injury in rats. Jounal of biomedicine and Biotechnology. 2009. hlm.
1-8.
Sirait RRU, Windarti I, Fiana DN. Effect of Oral Route Rhizome Temulawak (Curcuma
Xanthorriza Roxb.) on Liver Damage of White Male Rats (Rattus Norvegicus) Sprague
Dawley Strain Induced by Aspirin. Majority. 2014. 3(4): 129-137
Wijayakusuma M. Penyembuhan dengan temulawak. Jakarta: Sarana Pustaka Prima; 2007.

Anda mungkin juga menyukai