Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Dosen Pembimbing Hafied NoorBagja, S.H.,M.Kn.

Kelompok

KETUA : Lia Desyani (C11160070)

ANGGOTA :
 Evi Diana Prisela (C11169073)
 Isteri Hasna Septiyani (C11160081)
 Nenden Restianti P (C11160065)
 Novia Wahyuningsih (C11160059)
 Shinta Wulandari (C11160074)
 Vaurient Ignatya Nandari (C11160058)
 Vida Novita Wulandari (C11160077)

S1 Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
EKUITAS BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan
warganegar) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
ketiga kekuasaan politik negara yaitu eksekutif, yudikatif, dan legislatif.
Berawal dari kemenangan Negara-negara Sekutu terhadap Negara-
negara Jerman, Italia dan Jepang pada Perang Dunia II (1945), dam disusul
kemudian dengan keruntuhan Uni Soviet yang berlandasan paham
Komunisme di akhir Abad XX,maka paham Demokrasi paham yang
mendominasi tata kehidupan umat manusia di dinia ini.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi,
untuk di Asia Tenggara Indonesia adalah negara yang paling terbaik
menjalankan demokrasinya, mungkin kita biasa merasa banggga dengan
keadaan itu.
Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan
hingga saat ini, ternyata paham domokrasi perwakilan yang dijalankan di
Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling
berbeda satu dengan lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan demokrasi di Indonesia
2. Mengetahui macam-macam demokrasi
3. Mengetahui hubungan antara demokrasi dan HAM
4. Mengetahui latar belakang rule of law

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan serta untuk wawasan dan ilmu
kami tentang Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia.

i.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... i
A. LATAR BELAKANG .............................................................................. i

B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................ii

C. TUJUAN PEMBAHASAN .......................................................................ii


BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 1
A. DEMOKRASI DAN RULE OF LAW ........................................................ 1

1. Sejarah Demokrasi .................................................................................. 1

2. Macam-macam Demokrasi...................................................................... 1

3. Hubungan antara Demokrasi dan HAM .................................................. 1

4. Latar Belakang Rule of Law .....................................................................

B. HUBUNGAN ANTARA DEMOKRASI DAN HAM ................................ 2


BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 5
DAFTAR PUSTAKA

iii.
BAB II
DEMOKRASI DAN RULE of LAW
1. Sejarah Demokrasi
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada
tanggal 17 Agustus 1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding
Fathers) melalui UUD 1945 (yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945)
telah menetapkan bahwa Negara Kesatuam Republik Indonesia menganut
paham atau ajaran demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi)
berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI
tergolong sebagai negara menganut paham Demokrasi Perwakilan
(Representative Democracy).
Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan
antara rakyat disatu pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri
Negara Indonesia yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa
dilepaskan dari kenyataan bahwa sebagian terbesarnya pernah mengecap
pendidikan Barat, baik mengikutinya secara langsung di negara-negara
Eropa Barat (khususnya Belanda), maupun mengikutinya melalui
pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh
pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia sejak beberapa dasawarsa
sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi
berkembang di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat. Tambahan
lagi suasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara penganut ajaran
demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang Dunia II. Sejak awal
kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang
dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan
yang saling berbeda dengan lainnya.
Sejalan dengan berlakunya UUD Sementara 1950 Indonesia
mempraktekkan model Demokrasi Parlementer Murni (dinamakan juga
Demokrasi Liberal) yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang
instabilitas pemerintaham (eksekutif = Kabinet) dan nyaris berujung pada
konflik ideologi di Konstituante pada bulan Juni-Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI
tersebut, maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden yang memberlakukan kembali UUD 1945, dan sejak itu
pula diterapkan model Demokrasi Terpimpin yang diklaim sesuai dengan
ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik yang mengajarkan
tentang kesatuan antara rakyat dan negara.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 sampai dengan
8 tahun dilaksanakannya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan
kembali terancam akibat konflik politik dan ideologi yang berujung pada
peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, dan turunnya
Ir.Soekarno dari jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir.Soekarno sebagai Presiden ke
2 RI dan menerapkan model demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan
demokrasi Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model
demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara
Pancasila.
Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama
dibandingkan dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah
diterapkan sebelumnya, yaitu sekitar 30 tahun, tetapi akhirnya ditutup
dengan lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal 23
Mei 1998, dan meninggalkan kehidupan kenegaraan yang tidak stabil dan
krisis disegala aspeknya.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan
lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan
kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang
dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara
yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di
amandemennya UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena dianggap
sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde
Baru.
Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan
negara, khusunya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan
aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya
mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model demokrasi yang
dilaksanakan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di era Orde
Baru.
2. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan
Demokrasi yang pernah ada di Indonesia. Pelaksanakan demokrasi di
Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periodesasi antara lain :
a. Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi (1945-1950)
Tahun 1945-1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi
belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya
revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi
kekuasaan hal itu terlihat pada pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang
berbunyi sebelum MPR, DPR, dan DPA dibentuk menurut UUD ini
segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan dibantu oleh KNIP.
Untuk menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang
absolut pemerintah mengeluarkan :
 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP
berubah menjadi Lembaga Legislatif.
 Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 tentang
Pembentukan Partai Politik.
 Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945 tentang
perubahan sistem pemerintahan Presidensial menjadi Parlementer,
b. Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama
 Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai
lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan sebagai
Kepala Eksekutif. Masa demokrasi ini berperan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai
politik.
Namun demikian praktek demokrasi pada masa ini dinilai
gagal disebabkan :
 Dominannya partai politik
 Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
 Tidak mempunyai konstituante bersidang untuk menggantu
UUDS 1950
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
 Bubarkan konstituante
 Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUDS 1950
 Pembentukan MPRS dan DPAS

 Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966)


Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan
musyawarah untuk mufakat secara gotong royong diantara semua
kekuatan nasional yang progresif revolusioner denganberporoskan
nasakom dengan ciri :
 Dominasi Presiden
 Terbatasnya peran partai politik
 Berkembangnya pengaruh PKI

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

1. Menghamburkan sistem kepartaian, pemimpin partai


banyak yang dipenjarakan
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan
oleh Presiden dan Presiden membentuk DPRGR
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC
(blok Timur)

c. Pelaksanaan demokrasi Orde Baru (1966-1998)


Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan
demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11
Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Awal Orde Baru memberi
harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita
I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggrakan
Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru
ini dianggap gagal sebab :
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru
 Hancurnya ekonomi nasional (krisis ekonomi)
 Terjadinya krisis politik
 TNI juga tidak bersedia menjadi alay kekuasaan Orba
 Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden
Soeharto untuk turun dari jabatan sebagai Presiden
d. Pelaksanaan Demokrasi Reformasi (1998-sekarang)
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain :
1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-
pokok reformasi
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
yang bebas KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemilu umum
sudah 2 kali yaitu tahun 1999 dan 2004

3. Macam –macam Demokrasi


a. Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
 Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang
mengikut sertakan seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan
negara.
 Demokrasi tidak langsung
Demokrasi tidak langsung merupakan sistem demokrasi
yang digunakan untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui
perwakilan dari parlemen.
b. Demokrasi berdasarkan fokus perhatiannya
 Demokrasi formal
Demokrasi formal adalah demokrasi yang fokus
perhatiannya pada bidang politik tanpa mengurangi kesenjangan
ekonomi
 Demokrasi Material
Demokrasi material adalah demokrasi yang fokus
perhatiannya pada bidang ekonomi tanpa mengurangi
kesenjangan politik
 Demokrasi Gabungan
Demokrasi gabungan adalah demokrasi yang fokus
perhatiannya sama besar terhadap bidang politik dan ekonomi,
Indonesia menganut sistem demokrasi gabungan ini.
c. Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara
 Demokrasi perwakilan dengan sistem refrendum
Merupakan sistem demokrasi yang dimana rakyak memiliki
perwakilan untuk menjabat diparlemen namun tetap dikontrol
oleh rakyat dengan sistem refrendum
 Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer
Merupakan sistem demokrasi yang didalamnya terdapat
hubungan kuat antara badan eksekutif dan badan legistlatif
 Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan
Merupakan sistem demokrasi dimana kedudukan antara
eksekutif dan legislatif terpisah, sehingga keduanya tidak
berkaitan secara langsung seperti sistem parlementer
 Demokrasi perwakilan dengan sistem refrendum dan inisiatif
rakyat
Merupakan sistem demokrasi gabungan dari demokrasi
perwakilan/tidak langsung dan demokrasi secara langsung.
Dalam sistem tersebut masih tetap ada badan perwakilan namun
dikontrol oleh rakyat melalui refrendum dan sifatnya obligator
dan fakultatif
d. Berdasarkan prinsip Ideologi
 Demokrasi Liberal
Demokrasi liberal adalah demokrasi berdasarkan atas hak
individu suatu warga negara yang menekankan sebuah kebebasan
setiap individunya dan sering mengabaikan kepentingan umum.
 Demokrasi Rakyat
Demokrasi rakyat adalah demokrasi berdasarkan atas hak
pemerintah dalam suatu negara yang didasari dari paham
sosialisme dan komunisme yang mementingkan kepentingan
negara dan kepentingan umum
 Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang bersumber dari
tata nilai dan budaya bangsa Indonesia dengan berdasarkan
musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan
umum. Demokrasi pancasila merupakan ideologi negara
Indonesia dan berasal dari Indonesia.

4. Hubungan antara Demokrasi dan HAM


Antara Demokrasi dan HAM memiliki hubungan yang sangat erat.
HAM tidak mungkin eksis di suatu negara yang bersifat totaliter (tidak
demokratis), namun sebaliknya negara yang demokratis pastilah
menjamin eksistensi HAM. Suatu negara belum dapat dikatakan
demokratis apabila tidak menghormati dan melindungi HAM. Kondisi
yang dibutuhkan untuk memperkokoh tegaknya HAM adalah kerangka
negara hukum (rule of law state) didalam demokratis.
Adapun hubungan demokratis dan HAM di Indonesia dapat
ditinjau melalui UUD 1945 (yang sudah berkali-kali mengalami proses
amandemen hingga sekarang, diantaranya :
1. Setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan
kehidupannya dan memiliki hak dan kewajiban warga negara. Mulai
dari membentuk keluarga, meneruskan keturunan melalui pernikahan
yang sah secara hukum serta menerima perlindungan dalam
kelangsungan hidupnya termasuk perlindungan dalam kelangsungan
hidupnya termasuk perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif seperti perbudakan. Dalam artian semua warga negara
bebas menjalankan kehidupannya masing-masing dan menerima hak-
haknya sebagai warga sipil Negara Indonesia.
2. Setiap orang bebas untuk memeluk agama dan beribadah sesuai
dengan keyakinannya masing-masing, memilih pekerjaan, pendidikan
dan pembelajaran, dan juga tempat tinggal diwilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Ini juga merupakan hak asasi yang mencakup
hak-hak sipil dan ekonomi sebagai warga Negara Indonesia. Di
samping itu warga Negara juga bebas untuk pindah status
kewarganegaraannya ke negara lain dan berhak pula kembali untuk
menjadi warga Negara Indonesia lagi kemudian hari. Setiap orang
berhak untuk berkomunikasi dengan siapapun, memperoleh informasi
dari siapapun termasuk mengolah, ,memiliki, dan menyimpannya
untuk pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya. Oleh karena
itu semua orang bebas untuk berserikat, berkumpul serta
mengeluarkan pendapat. Hal ini juga merupakan hak-haknya dibidang
politik, sosial, dan budaya.
3. Setiap orang berhak untuk memperoleh jaminan sosial yang
memungkinkan untuk mengembangakan dirinya, kesehatan dirinya,
dan lainnya sebagai manusia yang memiliki martabat. Hal ini
dilakukan selain agar terjaminnya hak-hak sipil dan sosialnya, juga
memastikan bahwa setiap warga Negara memiliki kesejahteraan sosial
yang sama dan asil.
4. Setiap warga Negara yang menyandang masalah sosial seperti
mayarakat yang tinggal didaerah-daerah terpencil berhak memperoleh
kemudahan dan perlakuan khusus untuk mendapatkan kesempatan
yang sma termasuk dalam hal pembangunan, dimana biasanya pada
daerah terpencil sering tertinggal proses pembangunannya. Hak-hak
ini sesuai dengan hak-hak khusus dan hak atas pembangunan yang
menjadi landasan dalam HAM di Indonesia agar tidak penyebabkan
terjadinya penyalahgunaan kewenangan.
5. Semua kebebasan dan hak yang memang menjadi hak-hak dari setiap
warga Negara Indonesia tentunya juga diatur dalam suatu UU untuk
memenuhi tuntutan serta mencapai keadilan dengan
mempertimbangkan nilai-nilai norma, agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam sebuah masyarakat demokratis. Oleh karena
itu, semua warga Negara wajib menghormati dan tunduk pada hukum
UU yang berlaku dan selalu mendapat bimbingan cara menanamkan
kesadaran hukum pada masyarakat.
6. Negara harus menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral
kemanusiaan yang diajarkan dari segi agama serta menjamin
kemerdekaan semua penduduknya untuk bebas memeluk, menjalankan
(mengamalkan), dan menyebarkan agamanya.
7. Meskipun semua warga Negara diberi kebabasan dan hak-hak yang
berhak diterimanya, namunmereka juga harus menaruh rasa hormat
kepada kebebasan dan hak-hak orang lain dalam kehidupan bersama
sebagai masyarakat sekaligus warga Negara. Hal ini sesuai dengan hak
asasi sipil dan sosial warga Negara Indonesia.
8. Kebebasan dan hak warga Negara untuk terjun langsung dalam dunia
pemerintahan. Dalam artian ikut ambil bagian untuk menjadi badan
Negara yang memegang kendali sistem pemerintahan Negara
Indonesia.

Demikian beberapa hubungan antara Demokrasi dan HAM di Indonesia


yang dapay disebut dan dijelaskan, dimana hubungan keduanya sangatlah
erat dan tidak bisa dipisahkan begitu saja. Perjalanan keduanya, yaitu
demokrasi dan HAM, sudah ada bahkan sejak Negara Indonesia berdiri
hingga sekarang meskipun terjadi banyak sekali jenis-jenis pelanggaran
HAM.

5. Latar belakang Rule of Law


Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada
abad ke 19, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan
demokrasi. Doktrin tersebut lahir sejalan dengan tumbuh suburnya
demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan
negara, serta sebagai reaksi terhadap negara absolut yang berkembang
sebelumnya. Rule of law merupakan konsep tentang common law
tempat segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh
kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun
atas prinsip keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule the law dan
bukan rule by man. Konsep ini lahir untuk mengambil alih dominasi
yang dimiliki kaum gereja, ningrat, dan kerajaan, serta menggeser
negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi dimana doktrin rule
of law ini lahir. Ada tidaknya rule of law dalam suatu negara ditentukan
oleh “kenyataan”. Pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku
disuatu negara merupakan suatu premis bahwa kaidah-kaidah yang
dilaksanakan itu merupakan hukum yang adil, artinya kaidah hukum
yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat.
Untuk membangun kesadaran di masyarakat tentang pentingnya
rule by the law, not rule by the man maka dipandang perlu memasukkan
materi instruksional rule of law sebagai slah satu materi di dalam mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). PKN sendiri merupakan
desain baru kurikulum inti di PTU yang menunjang pencapaian Visi
Indonesia 2020 (Tap. MPR No. VII/MPR/2001) dan Visi Pendidikan
Tinggi 2010 (HELTS 2003-2010-DGHE), serta merupakan elemen
dalam kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK).
Materi merupakan salah satu bentuk penjabaran UU No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tidak lagi menyinggung
masalah Pendidikan Bela Negara (PPBN) atau diperguruan tinggi
disebut Pendidikan Kewiraan, serta ditiadakannya Pendidikan Pancasila
sebagai mata kuliah tersendiri dari kurikulum Perguruan Tinggi.
BAB III

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa kata demokrasi merujuk kepada konsep


kehidupan Negara atau masyarakat, dimana warga Negara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melalui
pemilu. Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara,beragama ,berpendapat , berserikat setiap warga negara ,
menegakan rule of law , adanya pemerintahan menghormati hak-hak kelompok
minoritas dan masyarakat warga negara memberi peluang yang untuk
mendapatkan kehidupan yang sama.

Demokrasi dapat memberi banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat


yang demokratis, yaitu kesetaraan sebagai warga Negara , memenuhi
kebutuhan-kebutuhan umum, pluralisme dan kompromi , menjamin hak-hak
dasar, dan pembaruan kehidupan sosial. Untuk menumbuhkan keyakinan akan
baiknya sistem demokrasi maka harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan
atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan
demokrasi membutuhkan kesadaran akan pluralisme ,sikap yang jujur dan
pikiran yang sehat . demokrasi membutuhkan kerjasama antar masyarakat dan
sikap itikad baik , demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan, dan
membutuhkan pertimbangan moral.

SARAN

Diindonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun


kini telah menjadi salah satu sistem politik. Karena demokrasi membantu
mempersatukan pemerintahan Negara Indonesia yang beraneka ragam
Agama,Budaya dan adat istiadat maka dari itu demokrasi memberikan peluang
kepada para masyarakat untuk menjalankan hak masyarakat untuk menentukan
sendiri jalannya organisasi negara yang berpedoman kekuasaan dari rakyat oleh
rakyat dan untuk rakyat. Penegakan hukum (Rule Of Law) membantu jalannya
demokrasi di Indonesia untuk pembatasan kekuasaan Negara maka dari itu
Demokrasi dan Rule Of Law perlu dipelajari di mata kuliah pendidikan
Kewarganegaraan.
DAFTAR PUSTAKA

https://hilalfarisy.wordpress.com/2012/03/21/sejarah-perkembangan-demokrasi-
di-indonesia/
http://www.kamusjenius.com/2015/06/mengenal-macam-macam-demokrasi-
di.html
https://krisnaptik.com/2013/06/16/hubungan-ham-dan-demokrasi/
https://hilalfarisy.wordpress.com/2012/03/21/sejarah-perkembangan-demokrasi-
di-indonesia/
http://www.kamusjenius.com/2015/06/mengenal-macam-macam-demokrasi-
di.html
https://krisnaptik.com/2013/06/16/hubungan-ham-dan-demokrasi/

Anda mungkin juga menyukai