Anda di halaman 1dari 38

SPESIFIKASITEKNIS

BAGIAN 1.
SPESIFIKASI UMUM

1. 1. UMUM.

Pada prisipnya semua peraturan pelaksanaan/spesifikasi yang tercantum dalam bab-bab berikut ini
adalah bersifat umum, dimana untuk semua pekerjaan, cara pelaksanaannya sesuai dengan bentuk
yang ada.

1.2. PAGARKEAMANAN.

Kontraktor diwajibkan memelihara/melengkapi dinding keamanan disekitar lokasi agar tetap rapi
dan tidak merusak pemandangan.
Dinding keamanan terbuat dari triplaeks atau seng dicat dan diberi rangka kayu dengan tiang
penguat setinggi jarak 2,5 meter, tidak menganggu lingkungan. Demikian juga jika dinding
pengamanan tersebut harus merusak finishing kolom railing atau dinding lainnya maka pemindahan
atau perbaikan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Semua pekerjaan tersebut diatas harus sesuai dengan yang ada dalam gambar.

1.3. BANGUNAN SEMENTARA.

Kontraktor diwajibkan melengkapi bangunan sementara yang tercantum dalam bestek, seperti:
Kantor Kontraktor dan Gudang penyimpanan barang

1.4. SCOPE PEKERJAAN.

Scope pekerjaan untuk pelaksanaan ini merupakan pekerjaan Arsitektur dan Struktur yaitu
melaksanakan pekerjaan/memberikan finishing sesuai dengan gambar detail yang ada atau yang
akan ditentukan oleh Pengawas/Perencana.

1. 5. ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN.

A. Kontraktor atau Sub Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pelaksanaan
pekerjaan di dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan perlengkapan pekerjaannya
sesuai dengan bidangnya masing-masing.
B. Disamping itu harus menyediakan juga : Buku-buku Laporan (harian, mingguan, dan bulanan)
C. Rencana kerja dan menempatkan tenega-tenaga lapangan yang bertanggung jawab penuh untuk
memutuskan segala sesuatu dilapangan yang bertindak atas nama Kontraktor & Sub Kontraktor
yang bersangkutan, serta berpengalaman menangani pelaksanaan proyek pembangunan ini
secara full time di lapangan.
1. 6. BARANG CONTOH (SAMPEL).

A. Kontraktor dan Sub Kontraktor wajib menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari
material yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas.
B. Barang-barang contoh (sample) harus dilampiri dengan tanda bukti/sertifikat pengujian dan
spesifikasi teknis dari barang/material tersebut.
C. Untuk barang-barang material yang akan didatangkan ke site (melalui pemasaran), maka
Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
- Brochure.
- Katalog
- Gambar -Kerja/Shop
- Drawing.
- Mock Up dan Sampel
D. Dan lain-lain yang dianggap perlu oleh Pengawas/Direksi yang dianggap perlumendapat
persetujuan dari Pengawas/Direksi.

1. 7. PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN.

Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu bahan dan mutu
pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Semua Biaya-
Biaya untuk kebutuhan tersebut, ditanggung oleh Kontraktor dan Sub Kontraktor bersangkutan.

1. 8. GAMBAR-GAMBAR “AS BUILT DRAWING”.

A. Kontraktor atau Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar As Built Drawing yang sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataannya untuk kebutuhan
pemeriksaan dan pemeliharan dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
Pemilik, setelah disetujui oleh Direksi (dibuat rangkap 5), 1 asli dan empat blue print, diserahkan
sebelum serah terima.
B. Kontraktor Utama diwajibkan membuat petunjuk-petunjuk (manual) untuk peralatan- peralatan
yang digunakan dalam proyek ini sebanyak 5 (lima) set dan para spesialis Kontraktor
Maintenance harus bersedia mengadakan kontrak maintenance dengan pemilik (Bouwheer), bila
dikehendaki.
Petunjuk manual juga mencatumkan juga material finishing yang digunakan.

1. 9. SHOP DRAWING.

Dalam hal-hal tertentu maka kebutuhan pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
membutuhkan penjelasan, dimana hal tersebut tidak terdapat dalam gambar kerja, maka
Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan membuat gambar Shop Drawing untuk kebutuhan
tersebut mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas dibuat rangkap 5 (lima), gambar-gambar
tersebut diserahkan minimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.
1.10. PENYIMPANAN BARANG-BARANG DAN MATERIAL

1. Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menempatkan barang-barang dan material


kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun di gudang, sesuai dengan sifat
baran/material tersebut, dan atas persetujuan Pengawas, sehingga akan menjamin : Keamanan
Terhindarnya kerusakan akibat dari penyimpanan yang salah.
2. Barang/material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang
bersangkutan, tidak diperkenankan disimpan didalam site.

1.11. KEBERSIHAN DAN KELELUASAAN HALAMAN.

Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan menjaga keleluasaan tempat kerja dengan
menempatkan barang/material sedemikian rupa sehingga :
Memudahkan pekerjaan
Manjaga kebersihan dari sampah dan kotoran bangunan (puing), air yang menggenang. Tidak
menyumbat saluran air.

1.12. FASILITAS-FASILITAS LAPANGAN.

Kontraktor dan Sub Kontraktor diwajibkan memiliki :


- Listrik dan penerangan, untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.
- Air minum dan air bersih untuk pelaksanaan pekerjaan dan semua petugas yang ada di
proyek.
- Alat-alat pemadam kebakaran.
- Alat-alat PPPK.
- Air kerja.

1.13. PERATURAN & SYARAT YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN.

Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan:


1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 80 Tahun 2003
A. V. (algemene voor warden voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken in
Indonesia, tanggal 28 Mei 1941 No. 9 ditambah Lembaran Negara No. 14571)
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2/1971
3. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI - 3/1956
4. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia NI - 5
5. Peraturan Umum Listrik (AVE) NI - 6
6. Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8/1972
7. Peraturan Pengecatan NI - 12
8. Peraturan Muatan Indonesia NI - 18
9. Peraturan Umum Intalasi Listrik.
10. Peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia yang
belum tercantum diatas dan mendapat persetujuan Pengawas.

Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut Dokumen Kontrak, Instruksi tertulis
dari Direksi/Pengawas.
Direksi/Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pada setiap
waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Direksi dalam pengontrolan terhadap kekeliruan atas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor tetap menjadi tanggung jawab kontraktor, tidak
berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.

Pekerjaan yang tidak memenuhi Uraian dan Syarat Pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar dan
instruksi tertulis dari dari Direksi/Pengawas harus diperbaiki dan dibongkar. Semua Biaya untuk
ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.14. MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN PEMELIHARAAN.

Masa pemeliharaan untuk pekerjaan kontruksi dan finishing ditentkan didalam kontrak, dihitung
dari tanggal penyerahan pertama.

1.15 IDENTITAS TENAGA KERJA.

Semua Kontraktor dan Sub Kontraktor yang bertanggun jawab atas pekerjaan ini, harus
menyerahkan identitas tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan.

Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dilakukan setiap hari pada saat datang dan pulang kerja oleh
Petugas yang yang ditunjuk oleh Pengawas/Direksi.

1.16. FOTO-FOTO DOKUMENTASIPROYEK.

A. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek, meliputi:


Foto-foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan penempatan peralatan-peralatan lapangan,
penempatan material dll.
Dan lain-lain kegiatan yang dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas.
B. Kondisi proyek pada progress pekerjaan mencapai 0%, 20%, 40%, 60%, 80% sampai 100%
(setiap peningkatan progress 20%).
Dan kondisi pada waktu selesai pemeliharaan.
C. Foto-foto dicetak ukuran post card (dicetak warna) masing-masin 2 (dua) lembar satu untuk
Pemberi Tugas dan untuk Direksi/Pengawas, klise diserahkan pada Pemberi Tugas.

1.17. BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA.

A. 1(satu) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang, pelaksana Pekerjaan/Pemborong


harus telah siap dengan Progress Schedule sesuai dengan batas waktu maksimal yang telah
ditetapkan dalam Master Schedule yang dibuat oleh Pelaksana/Pemborong Utama.
Progres Schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun dan dilengkapi :
- Barchart (bagan secara konvensional)
- Volume masing-masing pekerjaan.
- Man Days (tenaga harian)
- S - curve.
B. Dalam Bagan Kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya (volume) masing-masin
pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, sedang dalam rencana keija
dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas kerja, peralatan,
tenaga kerj a, dan target per harinya.
C. Dalam Progres Schedule, harus dibuat S - curve, gambaran mengenai nilai harga- harga
pekerjaan sesuai yang dibuat Pelaksana Pekerjaan/Pemborong (S- curve tersebut ialah suatu
diagram yang mengambarkan progress pekerjaan terhadap skala waktu mulai dari awal sampai
dengan penyelesaian proyek yang dihitung berdasarkan Time Schedule)
D. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong harus secara terpisah menyusun “Bagan Penyediaan Bahan"
yang diperlukan.
E. Bagan tersebut diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan
F. Kelalaian menyerahkan bagan-bagan yang dimaksud dapat ditundanya permulaan pekerjaan.
Akibat penundaan ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Pemborong seluruhnya.
G. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan
patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam menyusun bagan kemajuan pekerjaan.
Demikian juga dengan pengerahan buruh harus sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan bahan
yang ada.
H. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-Curve sebagaimana tersebut diatas merupakan target
prestasi akan merupakan pedoman untuk penilaian Progres Pekerjaan atas suatu target prestasi
satu tahap atau keseluruhan pekerjaan, apakah mengalami keterlambatan, tepat waktu atau
lebih cepat dari yang direncanakan, dari hasil penilaian progress ini akan dikaitkan dengan
pembayaran kepada Pelaksana Pekerj aan/Pemborong.

1.18. LAPORAN-LAPORAN.

A. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong diwajibkan membuat catatan-catatan berupa Laporan Harian


yang memberikan gambaran dan catatan yang jelas mengenai Tahap berlangsungnya pekerjaan
antara lain seperti:
- Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub kontraktor (jika diijinkan)
- Catatan dan perintah yang disampaikan oleh Pengawas/Direksi baik secara lisan maupun
tertulis.
- Hal ihwal mengenai bahan-bahan (yang masuk yang dipakai maupun yang ditolak)
- Hal ihwal mengenai keadaan pesanan barang-barang baik dari dalam maupun luar negeri
(Pembukuan L&C, pengapalan, dsb)
- Hal ihwal mengenai buruh/pekerja, dsb
- Keadaan cuaca, dsb.
B. Setiap Laporan Harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui kebenarannya
oleh Direksi/Pengawas.
C. Berdasarkan Laporan Harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana
Pekerjaan/Pemborong di buat Laporan Mingguan yang disampaikan lansung kepada Direksi
Lapangan.
D. Salah satu tembusan Laporan Mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar dapat diteliti
kembali oleh Direksi/Pengawas setiap saat.
Penugasan-penugasan dan perintah Direkai/Pengawas dianggap berlaku dan mengikat apabila
dimuat dalam Laporan Harian dan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
E. Pelaksana Pekerjaan/Pemborong diwajibkan membuat foto-foto kegiatan proyek dalam bagian
atau tahapan yang penting sesuai petunjuk Konsultan Menejeman Kontruksi sebagai foto
dokumentasi.
Untuk keseluruhan foto dari awal hingga selesainya proyek perlu 36 exposure/bulan film
warna.
Masing-masing foto dicetak dalam ukuran postcard (warna) dan diserahkan masingmasing 3
(tiga) set kepada Direksi/Pengawas berikut album dan klisenya. Semua Biaya untuk
pembuatan film ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerj aan/Pemborong.
F. Berdasarkan Laporan Mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/Pemborong membuat Laporan
Bulanan di dalam Form yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
BAGIAN 2
SPESIFIKASITEKNIS

2.1 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

A. Umum
Lingkup pekerjaan
- Pekerjaan Galian
- Pekerjaan Cerucuk Ulin 10/10, h = 2 m
- Pondasi Pas. Batu Gunung
- Pekerjaan Sloof dan Stek Kolom
- Pekerjaan Urugan
B. Penentuan Tinggi Peil (Leveling)
Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00 bangunan existing. Penentuan
ini harus diperiksa kembali dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas sebelum dilaksanakan.
Pemakaian ukuran yang salah sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung
jawab pelaksana pekerjaan/kontraktor.
Pelaksana Pekeijaan/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang perlu
(dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan
dapat bertanggung jawabkan.

Bahan-bahan dan Syarat Bahan


Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen Portland (Tonasa) yang memenuhi syarat-syarat:
- Standard Industri Indonesia dalam SII-0013-81.
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan gedung 1991 (SK. SNI T- 15-1991-
03).
- Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI- 1.453.1989).
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
- Standard Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
- Mempunyai SertifikatUji (test certificate).
- Mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Semua semen yang akan dipakai produksi harus dari satu merk yang sama untuk satu
konstruksi/struktur yang sama, dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantungkantung
semen yang masih disegel dan tidak pecah.
Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari kerusakan-
kerusakan akibat salah penyimpanan dan cuaca.

Semen curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari baja atau beton dan harus
terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan lain.

Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas dapat ditolak penggunaanya.
Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2
x 24 jam.

Agregat (aggregates)
Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi syarat-syarat:
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1989.
- Specification for Concrete Aggregate (ASTM 33)
- Specification for Lightweight Aggregate for Structural Concrete (ASTM 33).
- Standard Industri Indonesia (SII) 0052-80.
- Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
- Bebas dari tanah/tanah liat.

Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk penggunaanya
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan air dalam proporsi
campuran yang akan dipakai.

Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk


mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat-tempat penimbunan yang
ditunjuk Konsultan Pengawas setiap saat dalam laboratorium yang diakui.

Semua pengetesan tersebut di atas menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerj aan/Kontraktor.

Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai, Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor wajib untuk memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.

Air Kerja
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna,
tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung bahan organic
atau bahan lain yang dapat memberikan efek merusak beton dan tulangan dan tidak
mengandung minyak atau lemak.
Selain itu air kerja tersebut haruslah memenui syarat-syarat:
- Tata Cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI- 1.4.53.1989).
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
- Diuji di laboratorium yang diakui sah oleh yang berwenang, di mana air yang digunakan
dalam pembuatan beton pratekan yang di dalamnya akan tertanam logam aluminium,
termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida
lebih besar dari 0,06 % dalam masa dari semen.
Sedangkan untuk beton lainnya maksimum ion klorida adakah 0,30 %.

Adukan dan Campuran


Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan daftar proporsi adukan
dan campuran di bawah ini:
- Beton Tumbuk = 1 pc : 3 ps : 5 kr
- Pondasi batu kali = 1 pc : 4 ps
Angka-angka tersebut dinyatakan dalam perbandingan jumlah isi ditakar dalam keadaan
kering.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab penuh atas terlaksananya proporsi adukan


dan campuran itu.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran-takaran yang sama ukurannya dan


harus mendapat persetujuan Kosultan Pengawas.

Adukan dan campuran untuk semen bertulang dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya, akan
ditentukan dalam pasal tersendiri.

Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)


Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk memperbaiki suatu
sifat campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan cara penggunaan bahan
campuran tambahan tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh konsultan Pengawas.

Manfaat dari bahan campuran tambahan harus dapat dibuktikan melalui hasil pengujian
dengan menggunakan jenis semen dan agregat yang dipakai.

Kalcium chloride atau bahan campuran tambahan yang mengandung khlorida tidak boleh
digunakan.

Pada dasarnya suatu bahan campuran tambahan harus mampu memperlihatkan komposisi dan
untuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan selama bahan tersebut digunakan dalam
racikan beton.

Bahan campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat pengikatan dan atau pengerasan beton, mengurangi jumlah air dan sekaligus
mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus memenuhi Standard Umum Bahan
Bangunan Indonesia 1986 atau Specification for Chemical Admixture for Concrete (ASTM
C.494).
C. Pekerjaan Galian
Galian tanah untuk pondasi dan galian - galian lainnya dilakukan menurut ukuran dalam, lebar
dan sesuai dengan peil - peil yang tercantung pada gambar. Semua bekas - bekas pondasi
bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat pada bagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus
disumbat.

Apabila pada lokasi tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuang, kabel - kabel
listrik, telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan
kepada konsultan Pengawas atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk -
petunjuk seperlunya.

Pelaksanaan pekerjaan/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan - kerusakan


sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman
yang ditentukan, maka kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan -
bahan yang sesuai dengan syarat - syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi.

Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut


bebas dari longsoran - longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat -
alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan
pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spefipikasi.

Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi lapis maximum 3 cm,
sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan tanahnya maupun jenis tanah galian tersebut.

D. Pekerjaan Cerucuk Ulin 10/10 Kedalaman 2 m


Umum
Scope pekerjaan yang harus dikerjakan oleh kontraktor adalah Menyediakan semua
perlengkapan kerja, tenaga kerja, peralatan, bahanbahan dan melaksanakan semua pekerjaan
sehubungan dengan pemancangan tiang pancang.

Pelaksanaan pekerjaan seperti pada point 1 merupakan ketepatan, ketelitian dan pengetahuan
pelaksanaan pelaksanaan yang cukup tinggi. Kontraktor harus mampu menyediakan peralatan
yang baik, lengkap dan
berpengalaman.
Sebelum pemancangan dimulai, kontraktor harus mengajukan proposal metode pelaksanaan
pekerjaan berikut urutan-urutan pelaksanaan untuk disetujui Konsultan Pengawas.
Tiang pancang yang digunakan adalah ulin 10/10 dengan kondisi yang baik, lurus dan tidak
cacat.
Pelaksanaan Dan Pemancangan
1. Pemancangan dapat dimulai setelah kontraktor selesai melakukan “Set Out” posisi
tiang-tiang yang akan dipancang.
2. Driving Cap.
Selama pekerjaan pemancangan, kepala tiang harus dilingdungi dengan suatu bantalan
/ driving cap.
3. Pemancangan harus memakai “mesin pancang yang sesuai” kecuali bila diizinkan
konsultan pengawas dapat digunakan/disesuaikan dengan kuat dan kapasitas tiang.
4. Tiang pancang kayu ulin harus benar-benar lurus, demikian pula dengan
pelaksanaannya. Pemancang dilaksanakan pada kedalaman
- 2,00 meter dibawa foot plat.

E. Pondasi Pasangan Batu Gunung


Umum
1. Standar umum Bahan Bangunan Indonesia 1986.
2. Peraturan Umum Bahan Bangunan di indonesia 1982.
3. Bahan batu gunung adalah sejenis batu yang keras, liat, berat, tidak berporous dan
berwarna kehitam-hitaman.
4. Dibawah pasangan batu gunung dipasang Aanstamping dengan ukuran yang telah
disesuaikan dengan gambar kerja dan dibawahnya diberi pasir urug dengan ketebalan
sesuai ketentuan/gambar.
5. Untuk pondasi setempat digunakan adukan 1 pc : 4 ps pemasangan sesuai dengan ukuran-
ukuran didalam gambar atau atas petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas. Adukan harus
dipasang dengan adukan selapis demi selapis sehingga tidak ada rongga diantara batu-batu
tersebut, dan mencapai massa yang kuat dan integral. Adukan-adukan untuk pemasangan
lainnya harus mendapat petunjuk-petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

F. Pekerjaan Sloof Dan Stek Kolom


Pekerjaan sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan kuat tekan beton fc"
= 225 kg/m2 dan besi beton U.24 untuk diameter tulangan <12 dan U.39 untuk diameter > 12.
besi - besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail. Setelah selesai pekerjaan sloof, tanah
yang harus ditimbun dan dipadatkan harus sampai pada peil diperlukan.

Pekerjaan Stek Kolom


Pekerjaan stek kolom, stek tangga dan stek kolom praktis:
- Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.
- Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu
sloof dicor sampai batas permukaan atas slooof.

G. Urugan
Bahan urugan
Bahan urugan harus dipadatkan sekurang-sekurangnya mencapai kepadatan minimum 85%
dari kepadatan maksimum yang dicapai di laboratorium.
Tanah Asli
Bagian teratas sedalam 150 mm dari tanah asli haruslah mempunyai kepadatan minimum 85%
AASHO pada laboratorium.

Urugan Tanah
Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan- lapisan yang rata
dalam ketebalan yang tidak melebihi 300 mm pada kedalaman gembur.
Gumpalan-gumpalan tanah yang harus digemburkan dan bahan urugan tersebut dicampur
dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan kepadatannya sama.
Setiap urugan haruslah sama dalam hal bahan. kepadatan dan kelembabannya, sebelum
pengerasan dilaksanakan.

Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan yang berikutnya.
Bilamana bahan urugan tidak menca pai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulang dikerjakan atau diganti dan cara-cara pelaksanaan akan dihentikan guna mendapatkan
kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan/ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas.

Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang berlebihan harus dipindahkan ke tempat yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil) disesuaikan dengan gambar.

2.2 PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

A. Umum
Pekerjaan ini meliputi:
- Pekerjaan kendali ketinggian (level) bangunan dan letak as bangunan.
- Pekerjaan struktur atas.
- Pekerjaan reservoir dan lain sebagainya sesuai dengan gambar.
B. Penentuan Tinggi Peil (Leveling)
Penentuan tinggi peil (Leveling) didasarkan pada yang telah termuat pada Sub Bab
sebelumnya.

C. Pekerjaan Struktur Atas Bahan-


bahan dan Syarat Bahan
Semen Agregat dan Syarat Atas
Bahan-bahan bangunan berupa semen, agregat dan air kerja harus sesuai dengan persyaratan
yang termuat pada sub bab sebelumnya.
Adukan dan Campuran
Perbandingan dari berbagai adukan (specie) diberikan sesuai dengan proporsi di bawah ini,
dimana angka-angka tersebut menyatakan jumlah isi takar dalam keadaan kering yaitu:
- Beton tumbuk 1 pc : 2 ps : 4 kr
- Lantai kerja 1 pc : 3 ps : 5 kr
- Pondasi batu kali 1 pc : 4 ps
- Pasangan dinding kedap air 1 pc : 2 ps
- Pasangan dinding biasa 1 pc : 4 ps
- Plesteran sudut 1 pc : 3 ps
- Plesteran beton 1 pc : 3 ps
- Kamprotan 1 pc : 6 ps
- Pasangan lantai 1 pc : 4 ps

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus membuat takaran yang sama


ukuranukurannya dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Selanjutnya takaran tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran untuk berbagai campuran,
untuk pasangan, plesteran dan lain-lain.

Adukan dan campuran untuk beton bertulang dan pekerjaan-pekerjaan khusus lainya akan
ditentukan dalam pasal tersendiri.

Bahan Campuran Tambahan (Admixtural)


Pemakaian bahan campuran tambahan (Admixtural) harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Perancang atau Konsultan Pengawas.

Pekerjaan Beton
Besi Beton Polos (BJTP) dan Ulir (BJTD)
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan berikut:

- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.


- Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia 1986.
- Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK. SNI-15-1991-03).
- Standard Industri Indonesia (SII) 0136-84.
- Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
- Jenis baja mild-steel dengan tegangan leleh (fy) minimum 2400 kg/cm2 untuk diameter
tulangan >12.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Disesuaikan dengan gambar-gambar.
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus
mendapat persetujuan dari Perancang/Konsultan Pengawas.

Pemilihan perusahaan ataupun merk dari besi tulangan harus dari perusahaan/merk yang sudah
sangat dikenal mutu/kualitas maupun reputasinya. Pemilihan ini harus mendapat persetujuan
Perancang. Tidak dibenarkan untuk mencapur adukan bermacam-macam produk besi beton
untuk seluruh pekerjaan kontruksi.

Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang


akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas dengan biaya sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pelaksan Pekerja/Kontraktor, dimana batang percobaan yang diambil
berjumlah minimal 5 (lima) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan yang diameternya sama
dengan panjang 1000 mm.

Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar yang ada dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lain
harus menggunakan kawat beton, diikat dengan erat, tidak menggeser selama pengecoran
beton dan bebas dari tanah ataupun papan bekisting.

Penggunaan besi beton yang ada sudah jadi seperti steel wiremesh dan semacamnya, harus
mendapat persetujuan Konsultan Perancang/Konsultan Pengawas.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena kualitas tidak sesuai dengan spesifikasi harus
segera dikeluarkan dari site, setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas,
dalam waktu 24 jam.

Penyetelan Besi Beton


Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, tepat pada ukuran posisi
pembengkokan sesuai dengan gambar dan tidak mnyimpang dari SK.BI-1.453.1989 - UDC :
693.s.

Pembengkokan tersebut dilakukanoleh tenaga yang ahli den gan


menggunakan alat-alat sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak
dan sebagainya.

Sebelum penyetelan dan pemasangan dimulai, Pelaksanaan


Pekerjaan/kontraktor harus membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja
tulangan (bending schedule), yang sebelumnya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.

Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan gambar dan sudah sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
Pemasangan dengan menggunakan pelindung beton (beton decking) harus sesuai dengan
gambar. Apabila hal tersebut tidak tercantum di dalam gambar, maka digunakan specifikasi
SK.SNI.T-15-1991-03 pasal 3.16.7

Adukan (adonan) Beton


Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat SKBI 1.4.53.1989-UDC:6953 Pelaksanaan
pekerjaan/Kontraktor harus membuat adukan beton menurut komposisi adukan dan proporsi
antara split, air dan semen dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang
disyaratkan.

Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang padat dengan
daya kerja yang baik sehingga dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.

Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixed) untuk


mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan air pada permukaan ataupun
menyebabkan terjadinya pengendapan (segretion) dari agregat.

Percobaan slum diadakan menurut syarat-syarat dalam Tata Cara Perancangan dan
Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989 (SK.BI-1.4.53.1989) dan Peraturan Umum Bahan
Bangunan di Indonesia (PUBI-1982). Pengaduan harus dilakukan di dalam suatu mesin
pengadukan dari tipe yang disetujui dan berputar pada kecepatan yang direkomendasi oleh
pabrik pembuat mesin tersebut.
Adukan beton dibuat setempat di dalam site (site mixing) dan harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat per kantong.
- Agregat diukur menurut beratnya.
- Pasir diukur menurut beratnya.
- Adukan beton harus dibuat menggunakan alat pengaduk mesin (batch mixer), type dan
kapasitasnya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
- Kecepatan adukan sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi dari kapasitanya mesin pengaduk.
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan sudah berada dalam
mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersikan dahulu, sebelum
adukan beton yang baru dimulai.

Tes kubus beton (Pengujian Mutu Beton)


Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah serta memenuhi
persyaratan seperti dalam SK.BI-1.4.53.1989. Ukuran kubus coba adalah 150 x 150 150 mm3.
Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah pengawasan
Konsultan
Pengawas. Kubus coba harus di tandai untuk identifikasi dengan suatu kode yang dapat
menunjukan tanggal pengecoran dan hal lain yang perlu di catat. Semua kubus coba di tes
dalam laboratorium yang berwenang dan di setujui Konsultan Pengawas.

Laporan hasil percobaan harus di serahkan kepada Konsultan Pengawas selambat -


lambatnya 3 (tiga) hari setelah percobaan selesai dengan mencantumkan harga
karakteristrik, nili deviasi, slump, tanggal pengecoran dan pengetesan yang di lakukan.

Standar Mutu (Standard Of Acceptanse)


Pelaksana Pekerjaan/ Kontrator diharuskan membuat percobaan pendahuluan (trial test ) atas
kubus coba sejumlah minimum 30 buah untuk masing - masing percoban pada umur 3,7 dan
28 hari.

Trial test ini harus sudah di selenggarakan segera setelah adanya Surat Perintah Kerja atau
penunjuk Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor. Biaya dan jaminan akan mutu dari hasil
percobaan ini tetap menjadi tanggung jawab Pleaksana Pekerjaan / Kontraktar.
Penentuan nilai kuat tekan beton (fc') boleh didasarkan pada nilai kuat tekan beton yang di
dapat dari hasil uji tekan benda uji tekan kubus berisi 150 mm (fc'k) .
Dalam hal ini fc'didapat dari perhitungan konvesi:

fck'
fc' = { 0.76 + 0.210 log ( ---------------- ) } fck'
15

Keterangan :
Fc' = kuat tekan beton yang disyaratkan .............................................. mPa
Fck' = kuat tekan beton yang fi syaratkan............................................. mPa
Di dapat dari uji kubus berisi 150 mm.

Apabila dalam pelaksanaan kedapatan bahwa mutu beton gagal memenuhi syarat spesifikasi,
maka Konsultan Pengawas berhak meminta Pelaksanaan Pekerjaan / Kontraktor supaya
mengadakan percobaan coring .
Percobaan - percobaan ini harus memenuhi syarat - syarat:
- Method for Making Test Cubus from Frest Concrete (BS 1881 part 108:1983 ).
- Method for Determination for Compressive Strength of Concrete Cubus (BS 1881 part 16
:1983).
Mutu/ nilai kuat tekan beton yang di syaratkan adalah fc'= 500 kg/cm untuk beton balok
prestressed, sedangkan untuk struktur proporsi campuran coba serta pelaksanaan produksinya
harus di dasarkan pda teknik penakaran berat (weight batching).

Kuat Tekan Rata - Rata yang Ditargetkan


Kuat tekanan rata - rata yang di targetkan (fcr') yang digunakan sebagai dasar dalam
menentukan proporsi campuran beton harus di ambil sebagai nilai yang terbesar dari 2 (dua)
persamaan, yaitu:

fcr' = fc' + 1.64.s fcr' = fc'


+2"64.s - 4

Keterangan : s
=deviasi standard.

Bila suatu fasilitas produksi beton tidak mempunyai rekaman uji lapangan untuk menghitung
deviasi standard maka target fcr' haruslah di ambil tidak kurang dari (fc' + 12 )mPa.

Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dinyatakan tercapai secara memuaskan bila kedua
persaratan berikut ini di penuhi,yaitu:
- Nilai fcr' dari semua pasangan hasil uji yang masing -maing terdiri dari 3 hari uji kuat tekan
tidak kurang dari (fc' +0,82.s) mPa.

- Tidak satupun dari hasil uji tekan fcr' dari 2 silinder) mempunyai nilai di bawah 0.85 fc'.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak di penuhi, maka harus di ambil langkah untuk
meningkatkan rata - rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya.

Pengecoran Beton
Adukan beton harus secepatnya di bawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara
yang sepraktis mungkin, sehingga tidak mungkin adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran - kotoran atau bahan lain dari luar.

Pengunaan alat - alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum di datangkan ke tempat pekerjaan . Semua alat- alat pengangkut, yang di gunakan
pada setiap waktu harus di bersihkan dari sisa - sisa adukan yang mengeras.

Pengecoran beton tidak di benarkan untuk di mulai sebelum pemasangan besi beton selesai di
periksa dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, sebelum pengecoran di mulai , maka
tempat - tempat yang akan
di cor terlebih dahulu harus di bersihkan dari segala kotoran - kotoran
(potongan kayu, batu, Tanah, dan lain - lain ) lalu di basahi dengan air semen .
Pengecoran di lakukan selapis demi selapis dan tidak di benarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang
menyebabkan pengendapan agregat.

Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan), maka
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan di kasarkan dengan air semen .
Tempat di mana pengecoran akan di hentikan harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.

Pemadatan Beton
Beton didapatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran berlangsung dan di
lakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan. Kontraktor
harus menyediakan vibrator - vibrator untuk mejamin efesiensi tanpa adanya penundaan.
Pemadatan beton secara berlebih - lebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat,
kebocoron- kebocoran melalui acuan dan lain - lain, harus dihindarkan. Beton harus dicorkan
lapis demilapis dengan tidak mwlebihi 460mm tebalnya . Lapis- lapis ini harus dijaga supaya
mempunyai pengikatan satu sama lain yang baik.
Adukan Beton Monolitik
Pada pertemuan dari balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan serentak
atau berseling, yaitu beton beton yang bermutu tinggi dicorkan dahulu, atau berselang tidak
lebih dari 20 menit antara
waktu pengecoar kedua mutu beton Beton tersebut digetarkan sampai kedua mutu beton
tersebut mengikat bersama.

Curing dan Perlindungan Atas Beton


Beton harus dilindugi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari, angin,
hujan atai aliran air dan pengerusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut. Terutama
pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan atas beton harus
diperhatikan. Pelaksana Pekerjaan/kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton
karena kelalaian ini.

Bekisting (Formwork)
Bekisting yang dibuat dari kayu dan besi harus memenuhi syarat - syarat kekuatan. Daya tahan
dan mempunyai permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing. Pelaksana
Pekerjaan/kontraktor harus memberikan sampel dan perhitungan kekuatan bahan yang akan
dipakai untuk bekisting, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bekisting harus dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam gambar dan
menjamin bahwa ukuran - ukuran tersebut tidak akan berubah sebelum dan selama
pengecoran.

Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

Bekisting harus dibersihkan dari potongan-potongan seperti kayu, paku, tahi gergaji, tanah dan
sebagainya yang akan/dapat merusak beton yang sudah jadi pada waktu pembongkaran
bekisting.

Bekisting untuk bagian konstruksi (pelat, balok dan kolom) diharuskan memakai multiplek
dengan ketebalan minimal 9 mm dan cukup kuat, disesuaikan dengan jarak rusuk-rusuk
pengaku bekisting.

Untuk mengejar kecepatan pengecoran strukturaal, maka disyaratkan agar Pelaksana


Pekerjaan/kontraktormembuat panel-panel bekisting yang standar untuk bagian konstruksi
yang typical.

Pembongkaran Bekisting
Pembongkarn bekisting dilakukan sesuai dengan standard dalam SKBI
- 1.4.53.1989.
Bagian - bagian konstrksi yang akan dibongkar bekistingnya harus sudah dapat memikul berat
sendiri dan baban - baban pelaksana.

Acuan - acuan bagian konstuksi di bawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut:

- Sisi - sisi balok, dinding dan kolom yang,


tidak di bebani ............................................................................................. 2hari
- Plat beton
(tidak penyangga tidak dilepas) ................................................................... 7hari
- Tiang - tiang penyangga plat ............................................................ 28 hari
- Tiang - tiang penyangga balok
Yang tidak dibebani .......................................................................... 16 hari
- Tiang -tiang penyangga overstek
(cantilever)................................................................................................. 28hari

Pekerjaan pembongkaran bekisting harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan
Pengawas.
Apabila setelah bekisting di bongkar ternyata terdapat bagian - bagian beton yang keropos
atau cacat konstuksi maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontrator harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas, untuk
meminta persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya

Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

Alat - alat di dalam Beton


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau
memotong konstruksi , beton yang sudah jadi tampa sepengetahuan dan seijin Konsutan
Pengawas . Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat - alat di dalam beton, pemsangan
sparing dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
Beton Kedap Air
Untuk pembuatan beton kedp air (sesuai dengan gambar - gambar), maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor terlebih dahulu harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas prihal
bahan waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan beton dan proporsi
adukannya.

Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor bertanggung jawab atas pekerjaan pembuat beton kedap air
tersebut . Apabila dikemudian hari ternyata kedapatan bocor atau terjadi rembesan maka
Kontraktor harus mengadakan perbaikan - perbaikan dengan biaya dari Kontraktor sendiri .

Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas
sedemikian rupa sehungga tidak merusak bagian - bagian lain yang sudah selesai .

Beton Rabat
Beton rabat dan kansteen dibuat dari adukan 1 pc : 3 ps : 5 kr, sehingga menghasilkan mutu
beton dengan kuat tekan kurang lebih f'c = 15 mPa.
Bahan-bahan semen, pasir dan koral harus sesuai dengan persyaratan umum bahan yang telah
di bahas sebelumnya dalam syrat-syarat ini (memenuhi syarat SK.SNI T- 15-1991-03).

Pemasangan/Pelaksanaan:
Pengerjaan harus sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk serta persetujuan Konsultan
supervisi.

Tanah harus dipadatkan dalam keadaan rata.


Antara tanah dan beton rabat harus diberi pasir urug dengan ketebalan sesuai ketentuan/sesuai
dengan gambar.
21

2.3 PEKERJAAN LANTAI


A. UMUM
Persyaratan:
- Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan
pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu
dapat ditentukan lain dengan persetujuan Konsultan Menejemen Konstruksi.
- Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap
peil lantai dan kemiringannya.
- Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
menentukan warna yang akan dipakai.
Pelaksanaan:
- Tanah dasar terlebih dahulu harus diurug dengan tanah dan dipadatkan kemudian diberi
lapisan pasir urug padat menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan
dengan penyiraman air.
- Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan
Menejemen Konstruksi, Konsultan Perancang dan Pemberi Tugas.
- Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang dipakai.
B. Lantai Keramik
Persyaratan Bahan :
Ukuran : 30 & 30 cm seperti tercantum pada gambar dan
20 x25 cm untuk Km/Wc.
Produksi : Roman/Royal, Setara
Warna : Ditentukan kemudian
Kualitas : Kualitas nomor satu
Type : Permukaan doff, extruded
Tangga dengan anti slip

Persyaratan lain:
- Warna sama rata.
- Tidak ada cacat/pecah/retak pada pinggirannya.
- Mempunyai lapisan keras cukup tebal.
- Sisi-sisinya saling tegak lurus.
- Ukuran rata-rata sama.

Pemasangan/Pelaksanaan:
- Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak turun/retak
sewaktu menerima beban diatasnya.
- Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan
kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih sempurna.
- Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat dengan
semen.
- Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as
pemasangan.
- Naad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air.
Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
- Pengisian/pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
- Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat pada
lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan
kotoran lain.
- Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air semen.
- Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu pengecoran
naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.

- Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih.
- Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak miring, tidak
bergelombang, terpasang dengan kuat.
- Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan
pembersih lunak yang ada di pasaran.
- Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau bahan
pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
- Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian
harus disediakan alur-alur expansion. Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan
yang elastis/sealant sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
- Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan
mesin gelombang.

2.4 PEKERJAAN FINISHING DINDING


A. U m u m
Persyaratan:
- Sebelum pekerjaan finishing dinding dilakukan, bagian-bagian yang dipersyaratkan harus
waterproof, harus diberi lapisan waterproofing terlebih dahulu.
Bagian-bagian tersebut diantaranya :
• Dinding bagian luar yang bertemu dengan lapisan tanah.
• Dinding disekeliling KM/WC termasuk dinding bak kamar mandi.
• Bahan dan jenis bahan waterproofing tersebut sesuai dengan RKS ini, dipasang
sesuai dengan gambar dan menurut instruksi pabrik, serta mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
• Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk
mementukan warna yang akan dipakai.

Pelaksanaan:
- Sebelum pekerjaan finishing tersebut dilakukan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus
menyerahkan sample dan keterangan teknis tentang cara pemasangannya, untuk mendapat
persetujuan Konsultan.
- Apapun yang akan terjadi sesudah pemasangan finishing dinding tersebut selesai menjadi
tanggung jawab sepenuhnya dari Pelaksana Pekerjaan/kontraktor Utama.

B. Dinding Pasangan Batu Bata


Persyaratan Bahan:
- Ukuran : + 10 x 10 x 18 cm
- Produksi : Lokal
- Kualitas : Baik
- Persyaratan lain :
• Matang, keras
• Ukuran sama rata, saling tegak lurus
• Tidak mengandung batu, tidak berlubang-lubang, tidak retak-retak • Memenuhi
persyaratan-persyaratan PUBI 1982

Pemasangan/Pelaksanaan:
- Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyerahkan sample
dari bata yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site.
- Pada waktu pemasangan, semua bata yang dipergunakan harus dibasahi/direndam dengan
air dan batu-batu tersebut harus bebas dari kotoran yang melekat.
- Batu bata harus dipasang dengan baik, rata, horisontal, sambungan- sambungannya harus
sama rata, sudut persegi, naad tegak tidak segaris (silang), permukaan baik dan rata.
- Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring. Pada hubungan-
hubungan dengan tiang-tiang beton atau pada ujung pasangan harus bergerigi. Semua
pasangan harus terikat kuat dengan kolom, dinding-dinding beton, balok atau pelat beton
dan bagian struktur lainnya.
- Adukan 1 pc : 2 pc dipergunakan untuk:
• Dinding dalam sampai tinggi 30 cm dari lantai dalam
• Dinding luar sampai tinggi 30 cm dari lantai dalam
• Dinding KM/WC luar dan dalam sampai tinggi 150 cm dari lantai dalam
Sementara untuk dinding-dinding yang lain mempergunakan adukan 1 ps : 4 ps.

- Pemasangan dilakukan secara bertahap, dimana tiap tahapan tidak boleh melebihi
ketinggian 1 m, kecuali bila ada persetujuan dari Konsultan.
- Penguatan untuk pasangan bata dilakukan menurut kebutuhan atau atas petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas. Kolom praktis untuk penguat pasangan bata harus dibuat sedemikian
rupa, sehingga maksimum setiap luas 12 m bidang pasangan bata harus dikelilingi oleh
penguat (kolom- kolom praktis) tersebut.
- Pada sisi tegak yang berhubungan dengan beton/kolom harus dipasang
angkur • 10 mm (3/8”) dan sepanjang sisi tegak tersebut harus dicor
dengan adukan 1 pc : 2 ps, setebal minimal5 cm.
- Penguatan beton juga diberikan pada daerah-daerah pembukaan, seperti bagian atas
pintu/jendela dan lubang-lubang lainnya, sesuai dengan petunjuk Konsultan.
- Bila pemasangan selesai, maka adukan-adukan semen yang menempel pada pasangan batu
bata harus segera dibuang.
- Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata, adukan bekas dan yang sudah
ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai/ dicampurkan dengan adukan yang baru.
- Untuk plester (finishing)disyaratkan memakai :
• Campur 1pc : 2 ps dinding bata trasram dan dinding bata.
• Campur 1pc : 4 ps untuk dinding biasa.

Ketebalan plester adalah 1 - 2 cm, kemudian dirapikan dan dihaluskan dengan Portland
cement murni.
Pelaksana pekerjaan/ kontraktor harus menjamin bahwa plester dinding tersebut benar-benar
rapi, rata dan tidak bergelombang.

C. Dinding keramik
Persyaratan Bahan :
- Ukuran keramik : 20 x 25 cm untuk KM, WC,
- Kualitas : Nomor satu.
- Type : Ditentukan kemudian.
- Persyaratan lain :
Bahan keramik tidak boleh ada cacat/retak-retak
Permukaan rata.
Ukuran presiss/akurat.

Pemasangan/Pel aksanaan
- Dinding-dinding bata, beton dan kolom-kolom beton dibersihkan dari
kotoran-kotoran dan sisa-sisa semen yang menempel, kemudian permukaan yang tertera
dalam gambar hingga rata dan tidak bergelombang.
- Kemudian permukaan plesteran tersebut dikasarkan (dengan menggaruk
menyilang) agar lapisan yang akan dipasang terikat kuat.
- Keramik tile dipasang dengan menggunakan semen setebal minimal 1
cm. Dengan lebar naad sesuai dengan rekomondasi dari pabrik (• 2 mm). Naad ini diisi
dengan semen putih hingga mencapai permukaan yang rata dan tegak lurus. Kemudian
dibersihkan dengan air keras.
- Pemotongan keramik harus dilakukan dengan mesin.
- Pada bagian-bagian sudut-sudut/pojok-pojok/tekukan-tekukan pendek,
harus dipasang bahan-bahan yang khusus dibuat untuk itu (tile accessories).

2.5 PEKERJAAN PLAFOND


Lingkup Pekerjaan Meliputi:
1. Penyediaan bahan-bahan untuk rangka plafond dan penutup plafond.
2. Pemasangan rangka plafond.
3. Pemasangan penutup plafond dan list plafond profil.

Bahan dan Peralatan:


1. Untuk rangka plafond digunakan kayu kwalitas baik, yaitu kayu klas II seperti kapur atau
setaraf. Sebagai batang induk dipakai kayu 5/7 cm dan sebagai rangka pembagi dipakai 5/5
cm.
2. Sebagai penutup plafond pada seluruh ruangan digunakan plywood produksi lokal dengan
ketebalan 3,6 mm.
3. Sebagai list dipakai list plafond 3/3 cm.
4. Bila diperlukan sebagai bahan penggantung rangka plafond digunakan kayu 5/7 cm
jenis kayu kapur.

Pelaksanaan:
1. Sebelum dipakai semua bahan-bahan terlebih dahulu harus diperiksa dan diterima oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Sebelum pemasangan rangka plafond, sisi sebelah bawah kayu harus diserut sampai rata.
3. Ukuran bidang plafond adalah 60 cm x 120 cm yang dibuat secara sistem papan catur.
4. Jarak antara bidang plafond (nat) dibuat dengan jarak minimal 0,5 cm dan di cat.
5. Jarak paku plafond maksimal 15 cm.
6. Pemasangan tutup plafond harus dikerjakan dengan baik, rapi, permukaan waterpass dan
tidak boleh ada bagian-bagian yang melengkung.
7. List profil 3/3 cm dipasang pada pertemuan plafond dengan dinding. Pemasangan list plrofil
harus kuat dan rapi
2.6 PEKERJAAN ATAP

A. Umum
Persyaratan Umum:
Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum
dilaksanakan harus dipersentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan
warna yang akan dipakai.

B. Atap
Genteng Metal
Standard pabrik
Persyaratan
Decrabon, setara
bahan:
Sesuai permintaan Pemberi tugas
- Ukuran
Terbaik.
- Produks
i
- Warna
- Kualitas

Pemasangan/Pelaksanaan:
- Pemasangan dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman, sesuai dengan petunjuk
pabrik dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
- Pemasangan genteng metal harus memenuhi persyaratan dari pabrik dalam hal :
• Cara pemotongan bahan atap.
• Penentuan jarak dan ukuran reng, kaso dan gording.
• Cara pemasangan pada nok, jurai dan sebagainya, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kekuatannya.
- Untuk pemasangan pada sudut atau patokan harus diberi bahan pelindung (isolation).

C. PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan dan Spesifikasi Teknis Rangka Atap baja ringan adalah
sebagai berikut:

a. Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan ini meliputi survey lokasi pekerjaan untuk menghitung struktur rangka
atap baja ringan menggunakan software yang telah diakui oleh badan / lembaga
teknik.
2. Hasil perhitungan merupakan syarat mutlak yang harus diberikan kepada PPTK
(Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) sebagai jaminan pekerjaannya sudah aman.
3. Hasil perhitungan juga harus diberitahukan ke konsultan dan dilengkapi dengan
berita acara penyerahan hasil perhitungan.
4. Pengiriman barang terlebih dahulu diperiksa bersama antara konsultan, BPP (Badan
Pemeriksa Pembangunan) serta penyedia barang.
5. Penyedia jasa mampu mengeluarkan garansi resmi dari pabrik yang meliputi garansi
Bahan/material, Struktur dan Pemasangan minimal 10 Tahun.
6. Setelah barang dinyatakan layak maka rekanan dapat melanjutkan pekerjaan.

b. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lokasi, pabrikasi dan
ereksi termasuk penggunaan penopang sementara dan seluruh
pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar
kerja, yang diantaranya adalah :
1. Pekerjaan rangka atap ( roof truss )
2. Pekerjaan reng ( roof butten )
3. Pekerjaan jurai dalam (vallay gutter )

c. Persyaratan Bahan
1. Material harus diproduksi oleh fabrikan yang sudah memilki sertifikasi ISO minimal
ISO 9001:2000, atau ISO 14001:2004 untuk memastikan konsistensi kwalitas mutu
yang baik.
2. Material menggunakan baja mutu tinggi G550 dengan modulus elastisitas baja 2,1 x
105 Mpa dan modulus geser 8 x 104 Mpa.
3. Lapisan pelindung korosi harus zinc-Aluminium (Zincalume), komposisi 55%
Aluminium, 43% Zinc, 1,5% Silicon Aloy. Bukan Galvalume atau galvanis biasa.
4. Material harus bersertifikat produk SNI 4096:2007, atau setara dan diprinting oleh
fabrikan disetiap material sehingga memudahkan untuk verifikasi dilapangan.
5. Profil Material :
a. Profil rangka atap menyesuaikan profil masing-masing fabrikan, tinggi profil
minimal 75mm dengan ketebalan 0,80 TCT (Total Coating Ticknes).
b. Profil reng menyesuaikan profil masing-masing fabrikan, tinggi profil minimal
38mm dengan ketebalan 0,50 TCT (Total Coating Ticknes).
c. Material harus memiliki merk dagang terdaftar (Brand Register) dan diprinting oleh
fabrikan disetiap material untuk memudahkan verifikasi dilapangan.
6. System Koneksi menggunakan SDS (Self Drilling Screw), dengan ketentuan teknis
sebagai berikut :
a. Bahan sesuai standart AISI 1022 (Heat Threated Carbon Steel)
b. Kuat geser : 8.8 kN ; Kuat tarik minimum : 15,3 kN ; Kuat torsi minimum : 13,2 kN.
c. Kelas ketahanan korosi minimum : Class 2 (Minimum Corossion Rating)

d. Persyaratan Desain
1. Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar yang telah direkomendasikan oleh
HAKI atau badan / lembaga teknik, untuk memastikan kelayakan analisa
strukturnya.
2. Pada saat sebelum melakukan pekerjaan wajib menyerahkan gambar kerja dan
engineering sheet (hasil perhitungan structural secara terperinci).
3. Data persyaratan teknis dan hasil perhitungan structural adalah sebagai bahan
pertimbangan yang harus dipenuhi untuk penentuan kelayakan design.
Dan dapat mengeluarkan perhitungan teknis/soft drawing dari hasil perhitungan
software
4. Konfigurasi pembebanan yang digunakan :
Dead Load Top Chord (Beban Mati Batang Utama Atas)
a. Beban Atap
1. Jenis genteng keramik / beton : 60-75 Kg/m2
2. Jenis Asbes : 20 Kg/m2
3. Jenis Metal : 10 Kg/m2
b. Variasi beban tambahan ex.Ornamen GRC, tangki air panas,
dll
Live Load Top Chord (Beban Hidup batang Utama Atas)
c. Beban Hujan : 25 Kg/m2
d. Beban Terpusat Orang dan alat : 110 Kg
e. Beban angin : 30 m/s
Dead Load Bottom Chard (Beban Mati Batang Utama Atas)
f. Beban plafon (ceiling) : 20-25 Kg/m2
g. Variasi beban tambahan ex.lampu gantung,
AC cassette, dll : 50 Kg/m2 (pertitik)
Live Load Bottom Chord (Beban Hidup Batang Utama Bawah)
h. Beban terpusat Orang+ alat : 110 Kg

e. Persyaratan Pra Konstruksi


1. Penyedia barang wajib meneliti kebenaran terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar
kerja adalah ukuran jadi / finish.
2. Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.
3. Pengiriman tenaga kerja selambat-lambatnya 1-2 hari setelah material sampai
lokasi proyek.

f. Persyaratan Konstruksi
1. Latar Belakang
a. Pelaksana pemasangan harus dilaksanakan oleh fabrikan yang sudah
minimum memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 atau ISO Fabrikasi structural
baja termasuk instalasinya, atau setara. Untuk memastikan konsistensi
kwalitas instalasi / pemasangan sehingga kwalitas terjamin sesuai Standart
Operasional Prosedur (SOP) fabrikan yang telah dipersyaratkan.
b. Team pemasangan harus mempunyai sertifikasi / surat ijin pemasangan oleh
fabrikan minimal 1 orang dalam satu team installer, untuk memastikan
kwalitas pemasangan.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai adalah mendapatkan data yang lengkap agar
perencanaan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain :
a) Selang air
b) Meteran
c) Alat tulis (pensil,kertas,karet penghapus)
d) Palu dan Paku
e) Waterpas
f) Siku
g) Benang

4. Pengukuran dan perataan permukaan ring balok/ balok tumpuan


a. Pengukuran dan perataan permukaan yang dilakukan meliputi

1) Seluruh ring balok yang akan menjadi tumpuan truss, kaso/jack rafter,
jural.
2) Seluruh balok anak / balok tengah apabila bentanganya lebih dari
11m.
3) Elevasi/ketinggian seluruh ring balok dan apabila terjadi perbedaan
ketinggian ring balok.
b. Pengukuran Ring balok
Terlebih dahulu lakukan pengukuran seluruh ring balok dengan ukuran sisi
luar dari ring balok yang diambil. Catat dan buat sketsanya diatas kertas dan
tampilkan ukurannya sedetail mungkin.
a. Pengukuran balok anak/balok tengah
Jika satu bangunan ukuran lebarnya lebih dari 11 m, maka diperlukan balok
anak / balok tengah di tengah bangunan. Ukurlah jarak balok anak dengan
balok tumpuan atau ring balok tepi luar dengan ditambahkan lebar balok
anak / tengah tersebut.
b. Ketinggian elevasi ring balok
Jika penggunaan rangka atap bangunan lebih dari satu lantai atau terdapat
perbedaan tinggi ringbalok, maka perlu dilakukan pengukuran perbedaan
tingginya. Setelah semua pengukuran dilakukan makatahap selanjutnya
adalah pelevan/pertain permukaan ring balok dan anak balok/balok tengah
dengan menggunakan adukan mortar.
g. Langkah-langkahnya:
1) Persiapkan benang, meteran, selang air, paku, palu, alat tulis.
2) Isi selang air dan keluarkan seluruh udara yang terdapat pada selang tersebut.
3) Tetapkan satu titik acuan atau permukaan ring balok tertinggi sebagai acuan dan
tempatkan ujung selang air tersebut disana, kemudian ujung selang yang lain
arahkan ke sekeliling ring balok bangunan, setiap titik yang dijadikan acuan
diberi tanda ketinggian bias dari kayu triplek lalu dipaku dan diberi tanda,
lanjutkan ke seluruh bangunan. Sehingga terdapat patok-patok tanda acuan
ketinggian.

4) Dilanjutkan dengan pemasangan benang pada tanda di patok- patok tersebut. Benang
ditarik kearah masing-masing patok tersebut sehingga mendapat acuan ketinggian /
elevasi yang sama pada ringbalok sebagai acuan penambahan adukan mortarnya.
Agar benang tidak terjadi lendutan maka batasi jarak antar patok atas tidak terlalu
jauh.
5) Balok anak/Balok tengah jangan lupa dilakukan perataan / pelevelan juga jika
memang diperlukan.
6) Pelevelan / perataan permukaan ring balok dilakukan jauh hari sebelum truss
diletakkan pada ringbalok.

h. Fabrikasi
1. Peralatan
a. Mesin Potong Baja
Untuk memotong baja batangan sepanjang 11m menjadi batang-batang kecil sesuai
dengan ukuran di gambar kerja.
b. Gunting Baja
Untuk memotong notch/coakan-coakan kecil.
c. Mesin Bor Tangan
Untuk mengscrew baut ke batangan baja, lebih baik yang memiliki control
kecepatan.
d. Peralatan Standar Tukang
Meteran, siku, palu, benang, waterpas, alat tulis/ spidol dan lain-lain.
2. Persiapan Gambar Kerja
Gambar kerja yang diberikan meliputi :
a. Gambar tampak atas bangunan.
b. Gambar denah penetapan kuda-kuda.
c. Gambar detail perakitan masing-masing kuda-kuda.
3. Persiapan Areal Kerja
Areal kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga perakitan kuda- kuda tidak tergganggu
(dapat menjadi acuan kuda-kuda yang terbesar/utama yang diambil dari gambar detail
perakitan kuda- kuda).
4. Pemotongan material
Material di potong-potong untuk membuat batang pembentuk kuda- kuda disesuaikan
dengan panjang batang yang tertera di gambar kerja. Hasil potongan tersebut
dikumpulkan dan di beri ukuran, nomor truss untuk masing-masing kuda-kuda. Sisi
potongan yang tidak bagus dirapihkan sehingga kemungkinan karat bias dihindari.
5. Perakitan kuda-kuda

Setelah batang-batang truss terpotong-potong sesuai ukuran yang tertera di gambar kerja
dilanjutkan dengan pekerjaan perakitan kuda-kuda. Batang atas (top chord) dan batang
batang bawah
(bottom chord) terlebih dahulu dipersiapkan, setelah dilakukan dan di bentuk (belum
discrew) lalu coakan dipotong (dalam mm) sesuai dengan gambar kerja.
Coakan untuk batang atas dilakukan sisi
bawah/sayap bawah material sedangkan untuk coakan di batang bawah di bagian atas
material. Tentukan terlebih dahulu titik tengah dari bentangan kuda-kuda, tandai
posisinya. Kemudian tarik meteran sesuaikan dengan ketinggian kuda-kuda yang terdapat
pada gambar kerja. Dilanjutkan dengan proses penyikuan kuda-kuda dan dilakukan
penyecrewan 1 pcs terlebih dahulu di batang atas dan batang bawah. Ukuran
screw untuk kuda-kuda 12x24-20 cm.
Untuk batang atas terdapat Apex Plate. Apex Plate material di potong ±15cm, dan di belah
sayapnya / coakan kemudian di pasang dibawah pertemuan antara batang atas sebelah
kanan dan batang atas sebelah kiri.
Dilanjutkan dengan pemasangan web/ batang pembagi dengan panjang material dan jarak
antar web/batang pembagi disesuaikan dengan gambar kerja untuk perlakuan dari
banyaknya screw setiap koneksi berdasarkan beban penutup atap :
a. Genteng keramik, beton, asbes : 3 Pcs setiap koneksi
b. Genteng metal, spandek : 2 Pcs setiap koneksi
6. Erection/ Pengaturan kuda-kuda pada Ring balok
Setelah semua kuda-kuda yang terdapat pada gambar kerja telah selesai dirakit dilanjutkan
dengan pekerjaan Erection kuda-kuda. Sebelumnya ring balok diukur terlebih dahulu
untuk penentuan jarak antar kuda-kuda disesuaikan dengan gambar kerja. Kemudian ring
balok di tandai dengan spidol untuk penempatan kuda-kuda. Kuda-kuda di lot/ditimbang
kelurusan terhadap bangunan. Untuk pertemuan/joint dengan ring balok menggunakan L
breket dengan perlakuan bagian bawah duduk di atas ring balok dan dipasang Dynabolt.
Untuk Bagian samping di screw kekuda-kuda.
7. Pemasangan Reng / Top span
Setelah semua kuda-kuda telah berdiri sesuai dengan urutan penempatan yang ada di
gambar kerja. Dilanjutkan dengan pemasangan reng dengan terlebih dahulu dilakukan
pemasangan Ceiling Batten /batang pengaku antara kuda-kuda. Materialnya menggunakan
reng/top span. Pemasangannya diatas batang bawah / bottom chord dengan jarak antara
ceiling batten / batang pengaku kuda-kuda 1,2 meter.
Kemudian pemasangan ikatan angin material menggunakan reng/top span dipasang miring
di web sebaris antar kuda-kuda. Dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk silang
(X).
Dilanjutkan dengan pemasangan reng, terlebih dahulu mengukur panjang dari penutup
atapnya, karena masing-masing genteng memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukur batang
atas/top chordnya kemudian di bagi dengan panjang genteng / penutup atapnya.
Reng di screw bagian atas bagian bawahnya ke kuda-kuda. Untuk ukuran screw reng
adalah 10x16-16 mm.
• Pekerjaan fabrikasi material hams sesuai dengan gambar kerja yang di keluarkan
oleh pihak Distributor dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
• Sambungan
Alat penyambung antara elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi
adalah baut mekanik sendiri (self drilling screw) dengan ketentuan :
- Pemasangan baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja.
- Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan
putaran alat minimal 2000 rpm.
- Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, bersih.
- Pemasangan Ceiling Batten dan Win Bracing harus benar sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan oleh pihak Pabrik TRUSS.
D. PEKERJAAN LISPLANK
Listplank papan menggunakan kayu ulin gergaji mesin ukuran 2 / 20
diserut hingga betul - betul halus, rata, disambung dengan sambungan ekor burung tertutup (pada
tampak luar terlihat satu garis tegak lurus). Kayu tidak boleh ada cacat - cacat. Semua kayu
listplank yang dipakai harus cukup tua, kering tanpa cacat dan dari kualitas baik.

2.7 PEKERJAAN PENGECATAN A.


Umum
- Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :
• Dinding/ bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
• Dinding/bagian yang akan dicat tidak basah lembab atau berdebu.
• Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada bidang yang cukup luas dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebut diproduksi atau
tenaga ahli pengecatan dengan pengawas/petunjuk dari pabrik cat tersebut.
- Sesuai dengan ketentuan-ketentuan NI-4.
- Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab bahwa bahan tidak palsu dan warna sesuai
dengan petunjuk Perancang dan Pemberi tugas.
- Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya namun sebelum dilaksakan
harus dipresentasikan kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
B. Cat Dinding Dalam
Persyaratan bahan:
- Produksi : ICI, (Catylac), Setara.
- Warna : Ditentukan kemudian.
- Kualitas : Vinyl Acrylic Emulsion.
- Persyaratan Lain : Highly acylic emulsion interior wall paint.
Pemasangan/Pel aksanaan
- Pengerjaan pengecatan harus dikerjakan di bawah pengawasan spesialis dari pabrik yang
ditunjuk, dan disertai dengan bukti garansi tidak kurang dari 1 tahun.
- Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah :
• Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu,bagian-bagian
yang retak dan pecah diperbaiki, sedang bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal
itu telah selesai diperiksa dan disetujui Konsultan Menejemen Konstruksi.
• Semua permukaan dinding diplamur.
• Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian
yang akan dicat.

- Bila persyaratan-persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-


persiapan :
• Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan dan pengapuran
(efflorescence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas (emerald
paper), kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.
• Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai lapisan Alkali
Resisting Primer.
• Pada bagian-bagian di mana terdapat rembesan air dipakai lapisan plamur Acrylic
Wall filter.
- Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus.
- Pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 2 - 3 kali) sampai mencapai warna yang
dikehendaki dengan memakai semprot/roller.

C. Cat Dinding Luar


Persyaratan bahan:
- Produksi ICI, (Catylac), Setara.
- Warna Ditentukan kemudian.
- Kualitas Weather Shield Emulsion.
- Persyaratan Lain Highly weather resistant exterior wall paint.

Pemasangan/Pel aksanaan
- Pengerjaan pengecatan harus dikerjakan di bawah pengawasan spesialis dari pabrik yang
ditunjuk, dan disertai dengan bukti garansi tidak kurang dari 1 tahun.
- Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah:
• Dinding plester yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu,bagian-bagian
yang retak dan pecah diperbaiki, sedang bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal
itu telah selesai diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.

• Semua permukaan dinding diplamur.


• Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian
yang akan dicat.
- Bila persyaratan-persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi, maka dilakukan persiapan-
persiapan :
• Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan dan pengapuran
(efflorescence) yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas (emerald
paper), kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.
• Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali, dipakai lapisan Alkali
Resisting Primer.
• Pada bagian-bagian di mana terdapat rembesan air dipakai lapisan plamur Acrylic
Wall filter.
- Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus.
- Pengecatan akhir dilakukan berulang kali (2 - 3 kali)sampai mencapai
warna yang dikehendaki dengan memakai semprot/roller.
D. Cat Logam
Persyaratan bahan:
- Produksi : ICI, (Catylac), Setara.
- Warna : Ditentukan kemudian. :
- Kualitas Khusus Logam.

Pemasangan/pelaksanaan
- Permukaan dibersihkan dari semua debu, kotoran minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara
memcuci dengan solvent yang cocok.
- Kemudian dilap dengan kain bersih.
- Hilangkan semua karat dan kerak dengan mengerok/menggosok permukaan dengan sikatbaja.
- Sebelum diberi cat, permukaan besi/baja baru yang telah dimenie harus dibersihkan dari debu,
kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya.
- Bagian-bagian logam dimana menienya sudah cacat harus disikat dengan sikat baja atau
dikerok untuk menghilangkan karat, kemudian berilah menie tersebut diatas.
- Setelah seluruh bidang logam tersebut rata, bersih dan halus, pengecatan akhir dimulai lapis
demi lapis secara merata, sesuai dengan petunjuk pabrik.

E. Cat Plafond
Persyaratan bahan:
- Produksi : ICI, (Catylac), Setara.
- Warna : Ditentukan kemudian.
- Kualitas : Acrylic dan Emulsion.
Pemasangan/Pelaksanaan
- Pengerjaan pengecatan harus dikerjakan di bawah pengawasan spesialis dari pabrik yang
ditunjuk, dan disertai dengan bukti garansi tidak kurang dari 1 tahun.
- Pekerjaan pengecatan baru boleh dikerjakan setelah :
• Plafond yang akan dicat betul-betul kering dan tidak berdebu,bagian-bagian yang
retak dan pecah diperbaiki, sedang bagian yang kotor dibersihkan, dimana hal itu
telah selesai diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.
• Didahului dengan percobaan-percobaan pengecatan pada plafond yang akan dicat.
- Bila persyaratan-persyaratan tersebut di atas telah dipenuhi, maka pengecatan akhir dilakukan
berulang kali ( 2 - 3 kali) sampai mencapai warna yang dikehendaki dengan memakai
semprot/roller.

2.8 PEKERJAAN KUSEN PINTU/JENDELA


A. Umum
Pekerjaan ini meliputi:
- Pekerjaan Daun Pintu/Jendela
- Pekerjaan Kaca
- Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung

B. Pekerjaan Daun Pintu/Jendela


Pintu kayu panel
Rangka pintu/jendela : Kayu Bengkirai, ukuran sesuai gambar detail.
List profil Tebal total : Kayu bengkirai, ramin atau sungkai.
Ukuran : 40 mm.
Persyaratan lain : Sesuai gambar detail.
: Seluruh pintu/kayu dihias dengan list profil sesuai dengan
gambar rencana. Engsel dari kuningan, 3 buah di setiap
pintu. Sistem pengunci dengan lidah siang (latch bolt),
lidah malam (dead bolt), pengunci satu langkah.

P e l a k s a n a a n:
1. Semua bahan harus diperiksa dan mendapat persetujuan Dirkesi/Pengawas Lapangan.
2. Rangka kayu harus diserut dahulu sampai rata, lalu dimeni.
3. Kaca dipasang dalam sponingnya dengan dempul dan les kaca. Pendempulan harus cukup
sehingga kaca cukup rapat dan tidak bergetar akibat tekanan angin. Kaca yang retak atau
gompel akibat pemasangan kurang baik atau kurang hati-hati harus segera diganti.
4. Daun pintu yang tidak memakai lapisan tekwood aluminium dan daun jendela harus diserut
rata, diamplas dan kemudian dicat.
5. Setiap daun pintu diberi 3 (tiga) buah engsel kupu-kupu dengan peredam/cincin plastik
kwalitas baik. Sedangkan untuk daun jendela diberi 2 (dua) buah engsel.
6. Pemasangan seluruh jalusi ventilasi harus baik dan rata serta dipaku secukupnya.

C. Pekerjaan Kaca
- Lingkup pekerjaan kaca meliputi, pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pemasangan
kaca-kaca jendela, pintu dan lain-lain.
- Bahan yang digunakan adalah Kaca Putih Polos standard dari pabrik yang disetujui dan yang
tebalnya seperti disebut dalam gambar atau syarat dan spesifikasi khusus.
- Kaca harus dipasang tegak lurus dan distel dengan hati -hati sampai kerenggangan yang
memadai.
- Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan sehinga tidak
mengganggu.
- Setelah selesai dipasang, kaca dibersihkan. Dan yang retak, pecah atau gores-gores harus
diganti.

D. Pekerjaan Kunci Dan Alat Penggantung


Lingkup Pekerjaan Meliputi:
Penyediaan bahan engsel, kunci, pegangan dan lain-lain serta pemasangan pada pintupintu dan j
endela-j endela.

Bahan dan Peralatan:


Alat-alat Penggantung
Kunci Pintu 2 Slaag
Merk : Nyale, setara
Penggunaan :Seluruh pintu sesuai gambar rencana :
Finish Kuningan

Engsel Pintu
Merk : Nyale, setara
Penggunaan :Seluruh pintu & jendela sesuai gambar :
Finish Kuningan
Handel Pintu
Merk : Nyale, setara
Penggunaan :Seluruh pintu sesuai gambar rencana :
Finish Kuningan

Pelaksanaan:
1. Semua pintu memakai engsel masing-masing 3 (tiga) buah, untuk jendela masing-masing 2
(dua) buah engsel. Jendela dilengkapi dengan grendel-grendel dan hak angin.
2. Untuk pintu utama diberi kunci tanam kwalitas baik, merk akan ditentukan kemudian oleh
Direksi, sedangkan untuk kunci pintu lainnya diberi merk yale atau yang setaraf.
3. Semua alat-alat penggantung dan pengunci untuk kunci pintu dan jendela harus dipasang
dengan baik serta lengkap, sesuai dengan sistem pembukaanya.
4. Pemasangan engsel pengunci dan alat penggantung harus menggunakan sekrup yang sesuai,
pemakaian paku tidak diperbolehkan.

2.9 PEKERJAAN DRAINASE


A. Umum
Pekerjaan drainase meliputi pembuatan dan pemasangan saluran terbuka pembuang air kotor,
saluran tertutup pembuang air kotor, dan bangunan drainase lainnya sesuai dengan arah,
kemiringan dan dimensi seperti tercantum pada gambar rencana.
Pada prinsipnya semua pekerjaan drainase harus sudah selesai sebelum pekerjaan halaman selesai.

B. Pekerjaan Saluran Terbuka


Saluran Terbuka Pasangan Batu Gunung
Dibawah dasar saluran dipasang aanstamping batu gunung, lapisan pasir urug yang dipadatkan
dan cor beton. Untuk pasangan batu kali dipakai pasir pasang dan portland cement. Sebelum
diadakan galian harus diadakan pengukuran kemiringan dasar saluran. Hasil galian harus rapi dan
kemiringan dasar saluran harus bisa mengalirkan air sebagai ketepan rencananya.

Pada tepi badan jalan yang merupakan batas dengan saluran harus dibuat kemiringan 1 : 1 untuk
mencegah longsoran dari badab jalan. Tanah galian saluran yang tidak terpakai harus dibuang ke
tempat lain.

C. Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian yang dimaksud disini adalah galian untuk pembuatan saluran-saluran dan
bangunan-bangunan untuk drainase. Pekerjaan ini termasuk pekerjaan untuk mengisi kembali
lubang-lubang galian selebihnya dengan material yang baik, membuang kelebihan material,
pengeringan yang perlu, pemompaan, perlindungan, membuat batas-batas tepi konstruksi dan
pembongkaran yang perlu sehubungan dengan itu. Disini tidak dibedakan antara galian pada
bahan tanah biasa maupun galian taman batu, Pada galian batu, alat yang digunakan harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas sebelum


mengerjakan galian, sehingga penampang, peil dan pengukuran dapat dilakukan pada keadaan
tanah yang belum terganggu. Tidak ada tambahan biaya/pembayaran untuk galian ini, akan tetapi
harus sudah termasuk harga satuan dari masing-masing bangunan konstruksi yang memerlukan
galian tersebut sebagaimana tercantum dalam penawaran.
2.10. PEKERJAANINSTALASI AIR / SANITAIR

1. Pada setiap KM/WC dipasang bak mandi dari pasangan dinding bata dilapis tegel keramik 20 x
20 cm dipasang closed jongkok porselin ex. KIA.
2. Untuk saluran dari closed digunakan pipa PVC diameter 4” type S-10 atau AW dihubungkan
sampai septicktank, sedangkan untuk saluran air bekas digunakan pipa PVC diameter 2” yang
langsung dibuang ke parit.
3. Pada lubang-lubang pembuangan air bekas lantai KM/WC harus dipasang Advour (floordrain)
dari plat kuningan.
4. Pipa-pipa diluar harus ditanam ditanah kira-kira sedalam 40 cm.
5. Sebagai pensuplai air bersih dipakai air yang ditampung didalam bak/tong fibre glass kapasitas
2 x 1200 liter dipasang diatas menara ulin (lihat gambar).
6. Pekerjaan pembuatan saluran air hujan dilaksanakan dari pasangan bata merah dilaksanakan
seperti gambar dengan kemiringan 1 : 500. Pemasangan saluran air hujan dilaksanakan dengan
spasi 1 Pc : 2 Psr dan diplester halus dan rapi dengan spesi 1 Pc : 2 Psr saluran air hujan
dilaksanakan sampai pada saluran pembuangan induk.
7. Pekerjaan pembuatan septictank dan sumur peresapan dibuat dari pasangan batu bata merah
atau lapisan ijuk yang sesuai gambar rencana.

2.11 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Untuk keperluan ini pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instlatur) dengan mempunyai
sertifikat dari PLN atau mempunyai surat
dari DMR setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari direksi secara tertulis.
Pemborong bertanggung jawab atas pekerjaan instalasi yang dimaksud.

Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut pemborong harus meembuat gambar/diagram


instalasi dengan skala 1 : 100 dan mendapatkan persetujuan dari Direksi.
A. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi
- Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan dalam uraian ini dengan menggunakan
tegangan/voltage : 220 VA.
- Menurut segala petunjuk dari Direksi.
- Menurut peraturan yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini.
- Pekerjaan harus diserahkan dari kepada Direksi tepat waktunya yang telah ditetapkan.
- Penjelasan dari bahan-bahan:
• Pemakaian bahan-bahan harus barang baru yang tidak ada cacat, berkualitas baik
dan menurut syarat keamanan cacat, berkealitas baik dan menurut syarat
keamanan kerja.
• Sebelum bahan tersebut dipasang, supaya diperlihatkan dulu
kepada Direksi untuk diperiksa kwalitasnya dan mendapat
persetujuan pemasangan.
• Barang yang sudah afkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah
dikeluarkan dari pekerjaan, jika pemborong tidak mengindahkan, Direksi berhak
menyelenggarakan atas biaya pemborong.
B. Peraturan Pekerjaan Instalasi
- Pekerjaan pemasangan pipa:
• Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian rupa,
sehingga bila ditutup (diplester) oleh pemborong tidak menonjol keluar.
• Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok hams diikat kuat-kuat dengan klem dan pipa
yang dipergunakan adalah naloos ex Union sambungan berdrat yang kemudian
dimem.
• Pasangan pipa-pipa yang diletakkan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang jarak
pasangannya satu sama lain 1 meter.
• Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 meter harus diberi tredoos.
• Dimana pasangan pipa ada kemungkinan air dapat berkumpul
supaya dipasang inspektube.
• Jumlah penarikan kawat dalam pipa harus sesuai dengan tabel (daftar) sebagai
pedoman yang masih berlaku di Indonesia.
- Pemasangan Kawat
• Kawat yang digunakan untuk pemasangan tersebut ialah kawatnya EX lokal
yang telah disejui oleh PLN antara lain ex LMK, Royal, Sinar, General dan
lain-lain berukuran 45 meter persegi untuk aliran induk, 3 mm untuk aliran
pokok dari lampu ke sakelar 2,5 mm untuk aliran pembawa dari sakelar ke
lampu dengan satu sama lain berlainan warna.
• Penarikan kawat diatas isolator dikerjakan diatas langit-langit dan
tidak terlihat dari bawah.
• Isolator yang digunakan adalah R. 25 berukuran 25 mm x 25 mm dengan jarak
kurang lebih 0,80 m.
• Sebagai pengikat digunakan tali rami yang dicelupkan kedalam ter.
• Pada tiap-tiap penyambungan kawat digunakan losdop.
• Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan diatas
tembok, maka kawat itu dimasukkan ke dalam pipa sebagai pengaman.
• Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa tidak boleh ada sambungan.
• Tarikan kawat diatas harus cukup tegang dan kencang tetapi tidak boleh rusak
karenanya.
- Jenis lampu yang digunakan
• Semua lampu TL dipasang menempel pada plafond dengan digunakan armateur
tanpa penutup dibawahnya, untuk itu supaya disediakan plafond hanger khusus,
armateur harus dari kwalitas baik terbuat dari plastik atau sejenis atau sesuai
dengan petunjuk Direksi, dilengkapi dengan starter, ballast dan trafo sesuai SII.
• Untuk pembagian group supaya diatur sedemikian rupa hingga apabila salah satu
group tersebut putus aliran, pada ruangan tersebut tidak padam seluruhnya.
• Seluruh penerangan dilengkapi dengan bola lampu TL atau XL
sesuai dengan yang dibutuhkan, dipasang sampai menyala, bila dalam lokasi
tersebut telah ada aliran listriknya, tidak menambah daya dan siap menyala
dengan syarat :
> Dicoba hingga menyala.
> Menyerahkan jaminan instalasi yang disahkan oleh pemborong utama atau Direksi.
- Ukuran Isolasi
Untuk ukuran isolasi ditentukan antara 0,5 Ohm samapai 0,3 Ohm.
- Papan-papan sekring panel.
• Papan sekring tersebut terbuat dari metal Clad, plat baja, dengan ukuran sesuai
dengan perencanaan serta dilengkapi dengan frame yang kuat.
• Pemasangan papan-papan sekring/ panel secara Wall mounted terpasang kuat dan
rapi dengan lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas secara mudah operasi dan
maintenance atau pemeliharaan.
• Panel-panel tersebut setelah dipasang dengan baik dilengkapi dengan kotak dari
papan yang dipelitur dengan dilengkapi pintu dan kunci.

- Sambungan-sabungan pengaman ketanah atau (arde) harus dilaksanakan sesuai dengan


peraturan-peraturan yang berlaku, batang-batang yang ditanam harus dari jenis kuningan
minimum diameter 2,5 mm dan

panjang tidak kurang dari 3 meter ditanam lurus kebawah. Elektrode yang ditanam harus
disambung dengan kawat kuningan garis tengah 5 mm pada bagian kebatang panel
distribusi yang ditanam, semua sambungan harus memakai alat penghubung.
- Pengujian Seluruh instalasi setelah selesai harus diuji untuk menentukan apakah bekerja
sempurna, dalam segala hal harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam
peraturan PLN setempat.

2.12 PENUTUP
1. Apabila dalam Spesifikasi teknis ini untuk uraian bahan-bahan pekerjaan
tidak disebutkan perkataan atau kalimat
“diselenggarakan oleh kontraktor” maka hal ini dianggap seperti disebutkan.
2. Guna mendapatkan hasil yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam
pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi kata dalam Spesifikasi
teknis, harus diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima sebagai “hal” yang disebutkan.

Hal - hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh pihak Pelaksana
Teknis Kegiatan, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan ini.

Anda mungkin juga menyukai