Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemberian obat secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan


pemberian obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung dalam
pemberian obat, petugas harus mengetahui yang berhubungan dengan peraturan
dan prosedur dalam pemberian obat karena hampir semua kejadian error dalam
pemberian obat terkait dengan peraturan dan prosedur. Petugas harus mengetahui
informasi tentang setiap obat sebelum diberikan kepada pasien untuk mencegah
terjadinya kesalahan. Melaksanakan pemberian obat secara benar dan sesuai
instruksi dokter, mendokumentasikan dengan benar dan memonitor efek dari obat
merupakan tanggung jawab dari semua petugas yang terlibat dalam pemberian
obat. Jika obat tidak diberikan seperti yang seharusnya maka kejadian medication
errors dapat terjadi. Kejadian medication errors yang memberi efek serius
ataupun tidak harus dilaporkan (WHO, 2012).

Menurut The Joint Commission (2008) error yang berhubungan dengan


pemberian obat dipercaya sebagai penyebab paling umum dari kejadian medical
error dan umumnya disebabkan kejadian yang dapat dihindari. Para ahli setuju
bahwa anak-anak memiliki potensial lebih tinggi mengalami cedera akibat
medication errors dibandingkan dewasa. Sebagai contoh kesalahan dalam dosis
obat lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dewasa karena pada anak harus
dilakukan penghitungan dosis obat berdasarkan berat badan, fractional dosing
(mg dan Gm) dan sering sekali menggunakan nilai desimal. Ada dua tipe
medication errors yaitu pertama kesalahan terhadap penyiapan obat yang terdiri
dari salah dosis, salah obat/cairan, salah pasien, salah waktu, salah formulir obat,
salah larutan dan wadah obat yang tidak diberi label. Kedua adalah kesalahan
administrasi obat (Agyemang & While, 2010).
Seorang praktisi medik dalam praktiknya sehari-hari sering dihadapkan pada
berbagai masalah pengobatan yang kadang memerlukan pertimbangan khusus
misalnya pada pasien usia lanjut. Pertimbangan pemberian obat pada usia lanjut

1
tidak saja diambil berdas arkan ketentuan dewasa tapi perlu beberapa penyesuaian
seperti dosis dan perhatian lebih besar terhadap kemungkinan efek samping
karena adanya perbedaan fungsi organ-organ tubuh dan lebih rentannya usia lanjut
terhadap efek samping/efek toksik obat (Ismayadi, 2004).

1.2 Faktor-faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian dosis adalah sebagai berikut :
a. Faktor Obat
 Sifat fisika: daya larut obat dalam air/lemak, Kristal/amorf, dan
sebagainya
 Sifat kimiawi: asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH
 Toksisitas: dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya
b. Cara pemberian obat kepada penderita
 Oral: dimakan atau diminum
 Parenteral: subkutan, intramuskular, intravena, dan sebagainya
 Rectal, vaginal, uretral
 Local, topikal, transdermal
 Lain-lain: implantasi, sublingual, intrabukal, dan sebagainya
c. Faktor penderita/karakteristik penderita
 Umur: neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatric
 Berat badan: biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda
besar
 Jenis kelamin: terutama untuk obat golongan hormone
 Ras: “slow & fast acetylators”
 Tolerance
 Obesitas: untuk obat-obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan
 Sensitivitas individual
 Keadaan pato-fisiologi: kelainan pada saluran cerna mempengaruhi
absorpsi obat; penyakit hati mempengaruhi metabolism obat; kelainan
pada ginjal mempengaruhi eksreksi obat.
 Kehamilan
 Lingkungan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dosis obat dewasa


Dosis obat dapat ditentukan berdasarkan usia, berat badan, atau luar
permukaan tubuh (BSA / Body Surface Area). Perhitungan dosis obat berdasarkan
usia digunakan untuk dosis obat anak-anak dan lanjut usia. Untuk dosis dewasa
yang paling tepat adalah berdasarkan berat badan dan BSA atau luas permukaan
tubuh. Penentuan dosis dengan BSA dikatakan sangat akurat karena
mempertimbangkan berat badan dan tinggi badan pasien. BSA biasa digunakan
untuk menentukan dosis penderita kanker yang menerima kemoterapi dan untuk
pasien pediatrik pada semua usia anak-anak kecuali bayi premature dan bayi
normal yang fungsi ginjal dan hatinya belum sempurna. Namun, lazimnya
penentuan dosis orang dewasa berdasarkan berat badan.
Rumus Menentukan Dosis Obat Dewasa Berdasarkan BSA :

Rumus Menentukan Dosis Obat Dewasa Berdasarkan Berat Badan :

𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠⁄𝐻𝑎𝑟𝑖 = 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑂𝑏𝑎𝑡 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)

Ket :

Dosis Obat : Dosis yang telah ditetapkan untuk setiap kilogram berat badan

2.2 Dosis obat lanjut usia

Farmakokinetika dan farmakodinamika pada pasien geriatri akan berbeda


dari pasien muda karena beberapa hal, yakni terutama akibat perubahan komposisi
tubuh, perubahan faal hati terkait metabolisme obat, perubahan faal ginjal terkait
ekskresi obat serta kondisi multipatologi. Selain itu, perubahan status mental dan
faal kognitif juga turut berperan dalam pencapaian hasil pengobatan. Tidak dapat

3
dipungkiri bahwa aspek psikososial juga akan mempengaruhi penerimaan pasien
dalam terapi medikamentosa.
Penyakit pada usia lanjut sering terjadi pada banyak organ sehingga
pemberian obat sering terjadi polifarmasi. Polifarmasi berarti pemakaian banyak
obat sekaligus pada seorang pasien, lebih dari yang dibutuhkan secara logis-
rasional dihubungkan dengan diagnosis yang diperkirakan. Diantara demikian
banyak obat yang ditelan pasti terjadi interaksi obat yang sebagian dapat bersifat
serius dan sering menyebabkan hospitalisasi atau kematian. Kejadian ini lebih
sering terjadi pada pasien yang sudah berusia lanjut yang biasanya menderita
lebih dari satu penyakit. Penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi,
gagal jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus,
gangguan fungsi ginjal dan hati. Selain itu, juga terjadi keadaan yang sering
mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif, keseimbangan badan,
penglihatan dan pendengaran. Semua keadaan ini menyebabkan lansia
memperoleh pengobatan yang banyak jenisnya.
Pada usia lanjut akan terjadi peningkatan komposisi lemak tubuh.
Persentase lemak pada usia dewasa muda sekitar 8-20% (laki-laki) dan 33% pada
perempuan; di usia lanjut meningkat menjadi 33% pada laki-laki dan 40-50%
pada perempuan. Keadaan tersebut akan sangat mempengaruhi distribusi obat di
dalam plasma. Distribusi obat larut lemak (lipofilik) akan meningkat dan
distribusi obat larut air (hidrofilik) akan menurun. Konsentrasi obat hidrofilik di
plasma akan meningkat karena jumlah cairan tubuh menurun. Dosis obat
hidrofilik mungkin harus diturunkan sedangkan interval waktu pemberian obat
lipofilik mungkin harus dijarangkan.
Kadar albumin dan a1-acid glycoprotein juga dapat mempengaruhi
distribusi obat dalam tubuh. Tinggi rendahnya kadar albumin terutama
berpengaruh pada obat-obat yang afinitasnya terhadap albumin memang cukup
kuat seperti naproxen. Kadar naproxen bebas dalam plasma sangat dipengaruhi
oleh afinitasnya pada albumin. Pada kadar albumin normal maka kadar obat bebas
juga normal; pada kadar albumin yang rendah maka kadar obat bebas akan sangat
meningkat sehingga bahaya efek samping lebih besar.

4
2.2.1 Metabolic Clearance
a. Faal hepar
Massa hepar berkurang setelah seseorang berumur 50 tahun; aliran
darah ke hepar juga berkurang. Secara umum metabolisme obat di hepar
(biotransformasi) terjadi di retikulum endoplasmik hepatosit, yaitu dengan
bantuan enzim mikrosom. Reaksi kimia yang terjadi dibagi dua yaitu
reaksi oksidatif (fase 1) dan reaksi konyugasi (fase 2). Reaksi fase satu
dapat berupa oksidasi, reduksi maupun hidrolisis; obat menjadi kurang
aktif atau menjadi tidak aktif sama sekali. Reaksi fase 1 (melalui sistem
sitokhrom P- 450, tidak memerlukan energi) biasanya terganggu dengan
bertambahnya umur seseorang. Reaksi fase dua berupa konyugasi molekul
obat dengan gugus glukuronid, asetil atau sulfat; memerlukan energi dari
ATP; metabolit menjadi inaktif. Reaksi fase 2 ini tidak mengalami
perubahan dengan bertambahnya usia. Reaksi oksidatif dipengaruhi pula
oleh beberapa hal seperti: merokok, indeks ADL's (= Activities of Daily
Living) Barthel serta berat ringannya penyakit yang diderita pasien
geriatri. Keadaan-keadaan tersebut dapat mengakibatkan kecepatan
biotransformasi obat berkurang dengan kemungkinan terjadinya
peningkatan efek toksik obat. (Depkes, 2006).
b. Faal ginjal
Fungsi ginjal akan mengalami penurunan sejalan dengan
pertambahan umur. Kalkulasi fungsi ginjal dengan menggunakan kadar
kreatinin plasma tidak tepat sehingga sebaiknya menggunakan rumus
Cockroft-Gault,
CCT = (140-umur) x BB (kg)
(dalam ml/menit)

72 x [kreatinin] plasma
dikali 0,85 untuk pasien perempuan.
GFR dapat diperhitungkan dengan mengukur kreatinin urin 24 jam;
dibandingkan dengan kreatinin plasma. Dengan menurunnya GFR pada
usia lanjut maka diperlukan penyesuaian dosis obat; sama dengan pada
usia dewasa muda yang dengan gangguan faal ginjal. (Depkes, 2006)

5
Penyesuaian dosis tersebut memang tak ada patokannya yang sesuai
dengan usia tertentu; namun pada beberapa penelitian dipengaruhi antara
lain oleh skor ADL’s Barthel. Pemberian obat pada pasien geriatri tanpa
memperhitungkan faal ginjal sebagai organ yang akan mengekskresikan
sisa obat akan berdampak pada kemungkinan terjadinya akumulasi obat
yang pada gilirannya bisa menimbulkan efek toksik. Patokan penyesuaian
dosis juga dapat diperoleh dari informasi tentang waktu paruh obat.
(Depkes, 2006)
T 1/2 = 0,693 x volume distribusi
clearance
contoh: antipyrine, distribusi plasma menurun, clearance juga menurun
sehingga hasil akhir T 1/2 tidak berubah. Sebaliknya pada obat
flurazepam, terdapat sedikit peningkatan volume distribusi dan sedikit
penurunan clearance maka hasil akhirnya adalah meningkatnya waktu
paruh yang cukup besar (Depkes, 2006).
2.2.2 Perubahan Farmakodinamika
Sensitivitas jaringan terhadap obat juga mengalami perubahan
sesuai pertambahan umur seseorang. Mempelajari perubahan
farmakodinamik usia lanjut lebih kompleks dibanding farmakokinetiknya
karena efek obat pada seseorang pasien sulit di kuantifikasi; di samping itu
bukti bahwa perubahan farmakodinamik itu memang harus ada dalam
keadaan bebas pengaruh efek perubahan farmakokinetik. Perubahan
farmakodinamik dipengaruhi oleh degenerasi reseptor obat di jaringan
yang mengakibatkan kualitas reseptor berubah atau jumlah reseptornya
berkurang.
Sensitivitas obat yang berkurang pada usia lanjut juga terlihat pada
pemakaian obat propranolol. Penurunan frekuensi denyut nadi setelah
pemberian propranolol pada usia 50-65 tahun ternyata lebih rendah
dibandingkan mereka yang berusia 25-30 tahun. Efek tersebut adalah pada
reseptor b1; efek pada reseptor b2 yakni penglepasan insulin dan
vasodilatasi akibat pemberian isoprenalin tidak terlihat. Perubahan

6
sensitivitas menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada pasca-reseptor
intraselular (Depkes, 2006).

7
BAB III
HASIL DISKUSI

3.1 Identifikasi Obat


3.1.1 Amoxicillin 250mg

Amoksisilin (amoxicillin) adalah antibiotik yang digunakan untuk


pengobatan infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bawah, infeksi
saluran kemih, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak. Obat ini adalah
antibiotik beta laktam yang termasuk keluarga penicillin yang aktif
terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif dan merupakan
senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas antibakteri spektrum luas
yang bersifat bakterisid serta stabil dalam suasana asam lambung.
Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan
makanan, tidak tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama
diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam urin. Ekskresi
dihambat saat pemberian bersamaan dengan Probenesid, sehingga
memperpanjang efek terapi. Bakteri patogen yang sensitif terhadap
amoksisilin adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S.
pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli, dan P.mirabilis.
Amoksisilin kurang efektif terhadap Shigella sp.

Indentifikasi Obat

BSO : Kapsul

Indikasi :

 Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis


(tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, laringitis.
 Infeksi saluran cerna: disentri basiler.
 Infeksi saluran kemih : gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis,
pielonefritis.
 Infeksi lain : septikemia, endokarditis.

8
Kontraindikasi : Penderita dengan fungsi hati dan ginjal yang rusak
terutama pada pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Hipersensitif
terhadap amoxicillin dan golongan penisilin lainnya.

Dosis : Dewasa dan anak BB>20 : 250-500mg, BB < 20 : 20-40mg/kg/hari


tiap 8 jam.

Efek samping : Mual, muntah, ruam, dan diare. Pada kasus yang jarang
terjadi seperti perubahan mental, sakit kepala ringan, insomnia,
kebingungan, kecemasan, kepekaan terhadap cahaya dan suara, dan
berpikir tidak jelas.

Interaksi obat :
Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang level darah
Amoksisilin.
Penggunaan bersamaan Alopurinol dapat menyebabkan peningkatan
terjadinya reaksi pada kulit.

Waktu pemberian : Sebelum Makan

Cara pemberian : Oral

3.1.2 Cefadroxil 500mg

Cefadroxil obat golongan antibiotik sefalosporin. Cefadroxil obat


yang bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Antibiotik
cefadroxil hanya mengobati infeksi bakteri dan tidak dapat digunakan
untuk infeksi virus seperti demam biasa atau flu. Penggunaan antibiotik
cefadroxil yang berlebihan atau tidak diperlukan akan mengurangi
efektivitas dan membangun kekebalan pada antibiotik tersebut. Cefadroxil
obat yang bekerja dengan menghambat pembentukan protein yang
membentuk dinding sel bakteri. Obat ini akan merusak ikatan yang
menahan dinding sel bakteri untuk membunuh bakteri-bakteri penyebab
penyakit. Mekanisme kerja tersebut menjadikan cefadroxil obat yang
memiliki spektrum luas untuk membunuh berbagai macam bakteri, baik
bakteri gram positif maupun gram negatif. Cefadroxil aktif terhadap

9
Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil
enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus
mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis.

Indentifikasi Obat

BSO : Kapsul

Indikasi : Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang


disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti: infeksi saluran
pernapasan (tonsillitis, faringitis, pneumonia), otitis media, infeksi kulit
dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih dan kelamin, infeksi lain
(osteomielitis dan septisemia).

Kontraindikasi: Hipersensitif atau alergi terhadap cefadroxil dan


sefalosporin lainnya.

Dosis :

- Dewasa :
 Infeksi saluran kemih: Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti
sinusitis : sefadroksil 1 – 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis
terbagi, infeksi saluran kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis terbagi.
 Infeksi kulit dan jaringan lunak: sefadroksil 1 g sehari dalam dosis
tunggal atau dua dosis terbagi.
 Infeksi saluran pernapasan: infeksi ringan, 1 gram sehari dalam dua
dosis terbagi; infeksi sedang sampai berat, 1 – 2 gram sehari dalam dua
dosis terbagi. Untuk faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh
Streptococcus beta-hemolitik: 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua
dosis terbagi, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.
- Anak-anak :
 Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : sefadroksil
25 – 50 mg/kg BB sehari dalam dua dosis terbagi.
 Faringitis, tonsilitis, impetigo : sefadroksil 25 – 50 mg/kg BB
dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi. Untuk infeksi yang

10
disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan diberikan
minimal selama 10 hari.
 Cara melarutkan sirup/suspensi: Tambahkan 45 ml air minum,
kocok sampai suspensi homogen. Setelah 7 hari suspensi yang sudah
dilarutkan tidak boleh digunakan lagi.

Efek samping : Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare,


dan gejala kolitis pseudimembran. Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit,
gatal-gataldan reaksi anafilaksis. Efek samping lain seperti vaginitis,
neutropenia, dan peningkatan transaminase.

Interaksi obat : Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan


toksisitas sefalosporin terhadap ginjal. Probenesid menghambat sekresi
sefalosporin sehingga memperpanjang dan meningkatkan konsentrasi obat
dalam tubuh. Alkohol dapat mengakibatkan Disulfiram-like reactions, jika
diberikan 48 – 72 jam setelah pemberian sefalosporin.
Waktu pemberian : Setelah Makan

Cara pemberian : Oral

3.1.3 Dexamethasone 250 mg

Deksametason merupakan salah satu kortikosteroid sintetis


terampuh. Kemampuannya dalam menaggulangi peradangan dan alergi
kurang lebih sepuluh kali lebih hebat dari pada yang dimiliki prednisone.
Penggunaan deksametason di masyarakat sering kali kita jumpai, antara
lain: pada terapi arthritis rheumatoid, systemik lupus erithematosus,
rhinitis alergika, asma, leukemia, lymphoma, anemia hemolitik atau auto
immune, selain itu deksametason dapat digunakan untuk menegakkan
diagnosis sindroma cushing. Deksametason adalah kortikosteroid kuat
dengan khasiat immunosupresan dan antiinflamasi yang digunakan untuk
mengobati berbagai kondisi peradangan.
Identifikasi Obat
BSO : Kaplet

11
Indikasi :
 Imunosupresan/antialergi
 Anti inflamasi
 Gangguan kolagen
 Alergi dan inflamasi pada mata
 Remati
 Asma brankial
 Radang/alergi pada kulit
 Gangguan pernafasan dan saluran pencernaan

Kontraindikasi : Tukak lambung dan duodenum, anastomosis simpleks pada


mata, herpes simpleks pada mata, osteoporosis, sindroma crushing, psikosis
akut, infeksi fungi sistemik, penderita yang sensitive pada komponen obat

Dosis :
 Dewasa : 0,5 – 9 mg / hari
 Anak anak : <1 tahun : 0,1 – 0,25 mg / hari
1 – 5 thn : 0,25 – 1 mg / hari
6 – 12 thn : 0,25 – 2 mg / hari

Efek samping : Muskuloskeletal, saluran pencernaan, dermatologi, system


saraf, gangguan cairan dan elektrolit, endokrin, metabolic, dan reaksi
hipersensitifitas.

Interaksi obat :
 Insulin, hipoglikemik oral dapat menurunkan efek hipoglikemik.
 Fenitoin, fenobarbital, dan efedrin akan meningkatkan clearance metabolik
dari deksametason, menurunkan kadar steroid dalam darah dan aktifitas
 fisiologis.

 Antikoagulan oral dapat meningkatkan atau menurunkan waktu


protrombin.
 Diuretik yang mendepresi kalium akan meningkatkan risiko hipokalemia.

12
 Glikosida kardiak dapat meningkatkan risiko aritmia atau toksisitas
digitalis sekunder terhadap hipokalemia.
 Antigen untuk tes kulit akan menurunkan reaksivitas.
 Imunisasi dapat menurunkan respon antibodi.

Waktu pemberian : Setelah Makan

Cara pemberian : Oral

3.1.4 Paracetamol 500 mg


Parasetamol merupakan obat penurun panas dan pereda nyeri yang
telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Metabolit Fenasetin ini
diklaim sebagai zat antinyeri yang paling aman sebagai swamedikasi (Tjay
dan Rahardja, 2007). Parasetamol cenderung aman ketika digunakan sesuai
dengan takarannya dan dapat menimbulkan hepatotoksik pada pemakaian
lebih dari 4 gram atau seseorang yang beresiko terkena hepatotoksik

Identifikasi Obat
BSO : Tablet

Indikasi : Meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi, dan
menurunkan demam

Kontraindikasi :Penderita hipersensitif dan gangguan fungsi hati yang berat

Dosis : Dewasa : 500 g / 6 jam

Efek samping : Penggunaan jangka lama dan dosis besar yang menyebabkan
kerusakan hati dan reaksi sensitivitas

Interaksi obat :
 Metoclopramide dapat meningkatkan efek analgetic paracetamol.

13
 Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin akan meningkatkan potensi
kerusakan hati.
 Kolestiramin dan lixisenatide dapat mengurangi efek farmakologis
paracetamol.
 Antikoagulan warfarin akan paracetamol meningkatkan efek koagulansi
obat ini sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.

Waktu pemberian : Setelah Makan

Cara pemberian : Oral

3.2 Perhitungan dosis dan resep obat


3.2.1 Putu Devie Sri Astari (1718011071)
Paracetamol 500mg

Pasien Laki-laki 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan!

Jawaban:
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam.
Dalam perhitungan dosis:
90
69 Tahun = 500mg - 100 = 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum


3 Hari = 12 kali minum
Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan =


5400𝑚𝑔
= 10.8 tablet
500𝑚𝑔

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12.

14
Penulisan resep:

Amoxicillin 250mg

Pasien A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari . Hitung Jumlah obat yang dibutuhkan!
Jawaban:
Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian
obat dalam bentuk kapsul 250mg. Pasien A diberikan obat dengan dosis
250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien diberikan 1 kapsul amoxicillin.
Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien membutuhkan 750mg dan
diberikan 3 kapsul.

Dalam perhitungan dosis:


750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari


Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul.

15
Penulisan resep:

Dexamethasone 0,5 mg
Pasien laki-laki 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan pemberian
obat symptomatis selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang dibutuhkan!
Jawaban:
Diberikan obat dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari dalam
sediaan obat berbentuk tablet.
Dalam perhitungan dosis:
Tablet/hari: 1 mg – (1 mg x 10% ) = 0,9 mg/ hari
Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg. Sediaan obat berupa tablet seberat 0,5 mg, maka
tablet dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul masing-
masing kapsul seberat 0,3 mg.
Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 3 hari:
0,9 𝑚𝑔 𝑥 3
jumlah obat : : 9 kapsul.
0,3 𝑚𝑔

16
Penulisan resep:

Cefadroxil 500 mg

Pasien A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari. Hitung jumlah obat yang dibutuhkan!
Jawaban:
Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.
Dalam perhitungan dosis:
Dengan dosis maksimal 1 g maka dalam satu hari
Sehari = 2 kapsul x 500mg
Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari:
2 kapsul x 5 hari = 10 kapsul

17
Penulisan resep:

3.2.2 Prasnya Jatu Nareswari (1718011050)


Paracetamol 500mg
Pasien Laki-laki A 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan.
Jawaban :
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam, sehigga
untuk lansia usia 69 tahun:
90
65 Tahun = 500mg - 100

= 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum

3 Hari = 12 kali minum

Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

18
5400𝑚𝑔
Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan = =
500𝑚𝑔

10.8 tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12

Amoxicillin 250mg

Nona A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif selama


5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian


obat dalam bentuk kapsul 250mg.

Pasien A dberikan obat dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien
diberikan 1 kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul. Dalam perhitungan:

750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari

Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul

Dexamethasone 0.5mg

Pasien laki-laki B 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan !

Jawaban :

Diberikan dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari ,sehingga untuk


lansia usia 65 tahun

Dosis/hari = 1 mg – (1 mg x 10% )

19
= 0,9 mg/ hari

Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg.

Dosis yang dibutuhkan dalam selama 3 hari: 0.9mg x 3 = 2,7mg

2,7𝑚𝑔
Karena sediaan obat 0,3 mg maka tablet yang dibutuhkan = 0,5𝑚𝑔 = 5,4

tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul dengan ketentuan
setiap kapsul dimasukkan 0,3mg

0,9𝑚𝑔𝑥3
Jumlah obat : = 9 kapsul
0,3𝑚𝑔

Cefadroxil 500mg

Pasien B perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.

Dosis/hari = 1000mg

1 hari = 2 kali minum

1000𝑚𝑔
Dosis/minum = = 500mg
2

Maka dari itu dibutuhkan 1 kapsul setiap kali minum dan untuk 5 hari
dibutuhkan = 1 x 2 x 5 = 10 kapsul

20
Penulisan resep :

21
3.2.3 Maya Rizky Amelia (1718011061)
Paracetamol 500mg
Pasien Laki-laki A 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan.
Jawaban :
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam, sehigga
untuk lansia usia 69 tahun:
90
65 Tahun = 500mg - 100

= 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum

3 Hari = 12 kali minum

Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

5400𝑚𝑔
Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan = =
500𝑚𝑔

10.8 tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12

Amoxicillin 250mg

Nona A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif selama


5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian


obat dalam bentuk kapsul 250mg.

22
Pasien A dberikan obat dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien
diberikan 1 kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul. Dalam perhitungan:

750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari

Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul

Dexamethasone 0.5mg

Pasien laki-laki B 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan !

Jawaban :

Diberikan dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari ,sehingga untuk


lansia usia 65 tahun

Dosis/hari = 1 mg – (1 mg x 10% )

= 0,9 mg/ hari

Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg.

Dosis yang dibutuhkan dalam selama 3 hari: 0.9mg x 3 = 2,7mg

2,7𝑚𝑔
Karena sediaan obat 0,3 mg maka tablet yang dibutuhkan = 0,5𝑚𝑔 = 5,4

tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul dengan ketentuan
setiap kapsul dimasukkan 0,3mg

0,9𝑚𝑔𝑥3
Jumlah obat : = 9 kapsul
0,3𝑚𝑔

23
Cefadroxil 500mg

Pasien B perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.

Dosis/hari = 1000mg

1 hari = 2 kali minum

1000𝑚𝑔
Dosis/minum = 2
= 500mg

Maka dari itu dibutuhkan 1 kapsul setiap kali minum dan untuk 5 hari
dibutuhkan = 1 x 2 x 5 = 10 kapsul

Penulisan resep :

24
3.2.4 M. Dwiky Tantona (1718011084)
Paracetamol 500mg
Pasien Laki-laki A 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan.
Jawaban :
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam, sehigga
untuk lansia usia 69 tahun:
90
65 Tahun = 500mg - 100

= 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum

3 Hari = 12 kali minum

Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

25
5400𝑚𝑔
Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan = =
500𝑚𝑔

10.8 tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12

Amoxicillin 250mg

Nona A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif selama


5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian


obat dalam bentuk kapsul 250mg.

Pasien A dberikan obat dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien
diberikan 1 kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul. Dalam perhitungan:

750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari

Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul

Dexamethasone 0.5mg

Pasien laki-laki B 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan !

Jawaban :

Diberikan dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari ,sehingga untuk


lansia usia 65 tahun

Dosis/hari = 1 mg – (1 mg x 10% )

26
= 0,9 mg/ hari

Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg.

Dosis yang dibutuhkan dalam selama 3 hari: 0.9mg x 3 = 2,7mg

2,7𝑚𝑔
Karena sediaan obat 0,3 mg maka tablet yang dibutuhkan = 0,5𝑚𝑔 = 5,4

tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul dengan ketentuan
setiap kapsul dimasukkan 0,3mg

0,9𝑚𝑔𝑥3
Jumlah obat : = 9 kapsul
0,3𝑚𝑔

Cefadroxil 500mg

Pasien B perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.

Dosis/hari = 1000mg

1 hari = 2 kali minum

1000𝑚𝑔
Dosis/minum = = 500mg
2

Maka dari itu dibutuhkan 1 kapsul setiap kali minum dan untuk 5 hari
dibutuhkan = 1 x 2 x 5 = 10 kapsul

27
Penulisan resep :

3.2.5 M. Dzaki Hidayatullah (1718011063)


Paracetamol 500mg
Pasien Laki-laki A 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan.
Jawaban :
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam, sehigga
untuk lansia usia 69 tahun:
90
65 Tahun = 500mg - 100

28
= 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum

3 Hari = 12 kali minum

Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

5400𝑚𝑔
Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan = =
500𝑚𝑔

10.8 tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12

Amoxicillin 250mg

Nona A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif selama


5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian


obat dalam bentuk kapsul 250mg.

Pasien A dberikan obat dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien
diberikan 1 kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul. Dalam perhitungan:

750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari

Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul

29
Dexamethasone 0.5mg

Pasien laki-laki B 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan !

Jawaban :

Diberikan dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari ,sehingga untuk


lansia usia 65 tahun

Dosis/hari = 1 mg – (1 mg x 10% )

= 0,9 mg/ hari

Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg.

Dosis yang dibutuhkan dalam selama 3 hari: 0.9mg x 3 = 2,7mg

2,7𝑚𝑔
Karena sediaan obat 0,3 mg maka tablet yang dibutuhkan = 0,5𝑚𝑔 = 5,4

tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul dengan ketentuan
setiap kapsul dimasukkan 0,3mg

0,9𝑚𝑔𝑥3
Jumlah obat : = 9 kapsul
0,3𝑚𝑔

Cefadroxil 500mg

Pasien B perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.

30
Dosis/hari = 1000mg

1 hari = 2 kali minum

1000𝑚𝑔
Dosis/minum = = 500mg
2

Maka dari itu dibutuhkan 1 kapsul setiap kali minum dan untuk 5 hari
dibutuhkan = 1 x 2 x 5 = 10 kapsul

Penulisan resep :

31
3.2.6 Siti Noor Fadilah Bulfiah (1758011047)
PERHITUNGAN DOSIS
Symptomatis
a. Pasien laki-laki 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatis selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan!

1. Diberikan Dexamethason dengan dosis dewasa 1 mg/ hari,


sehingga untuk lansia usia 69 tahun : 1mg – (1mg x 10 %)
: 0.9 mg/ hari
Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan
dosis sekali pemberian sebesar 0.3 mg.
Sediaan obat berupa tablet seberat 0.5 mg, maka tablet dibuat
menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul, masing-masing
kapsul seberat 0.3 mg.
Sehingga jumlah obat yang dibutuhkan selama 3 hari adalah
0.9 𝑚𝑔 𝑋 3
Jumlah obat : : 9 kapsul
0.3 𝑚𝑔

32
2. Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 1500 mg/hari
Sehingga untuk lansia usia 69 tahun : 1500-(1500mg x10%)
: 1350 mg/hari
Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari, dengan
dosis sekali minum 450 mg.
Sediaan obat berupa tablet seberat 500 mg, maka tablet dibuat
menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul, masing-
masing kapsul seberat 450 mg. Sehingga jumlah obat yang
dibutuhkan selama 3 hari adalah
1350𝑚𝑔 𝑋 3
Jumlah obat : : 9 kapsul
450 𝑚𝑔

RESEP :

Kausatif

PERHITUNGAN DOSIS :

b. Pasien A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan

1. Diberikan obat Amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam


sedian obat dalam bentuk kapsul 250 mg.Pasien A diberikan obat
dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien diberikan 1
kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien

33
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul.
750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari
Jumlah obat: 3 kapsul x 5 hari = 15 kapsul dalam 5 hari

2. Diberikan obat Cefradoxil dengan dosis dewasa 1-2 gram/hari


sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg atau 0,5 gr. Dosis yang
diambil sebesar 1 gr/hari, maka dalam 1 hari 2 kapsul konsumsi
obat.
1
Kapsul/hari : 0,5 = 2 kapsul
Jumlah yang dibutuhkan untuk 5 hari
Jumlah obat : 2 kapsul x 5 hari = 10 kapsul dalam 5 hari

RESEP :

34
3.2.7 Shalsabila Jasmira Aisyah (1718011156)
Paracetamol 500mg
Pasien Laki-laki A 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan.
Jawaban :
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam, sehigga
untuk lansia usia 69 tahun:
90
65 Tahun = 500mg - 100

= 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum

3 Hari = 12 kali minum

Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

5400𝑚𝑔
Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan = =
500𝑚𝑔

10.8 tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12

Amoxicillin 250mg

Nona A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif selama


5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian


obat dalam bentuk kapsul 250mg.

35
Pasien A dberikan obat dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien
diberikan 1 kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul. Dalam perhitungan:

750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari

Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul

Dexamethasone 0.5mg

Pasien laki-laki B 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan !

Jawaban :

Diberikan dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari ,sehingga untuk


lansia usia 65 tahun

Dosis/hari = 1 mg – (1 mg x 10% )

= 0,9 mg/ hari

Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg.

Dosis yang dibutuhkan dalam selama 3 hari: 0.9mg x 3 = 2,7mg

2,7𝑚𝑔
Karena sediaan obat 0,3 mg maka tablet yang dibutuhkan = 0,5𝑚𝑔 = 5,4

tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul dengan ketentuan
setiap kapsul dimasukkan 0,3mg

0,9𝑚𝑔𝑥3
Jumlah obat : = 9 kapsul
0,3𝑚𝑔

36
Cefadroxil 500mg

Pasien B perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.

Dosis/hari = 1000mg

1 hari = 2 kali minum

1000𝑚𝑔
Dosis/minum = 2
= 500mg

Maka dari itu dibutuhkan 1 kapsul setiap kali minum dan untuk 5 hari
dibutuhkan = 1 x 2 x 5 = 10 kapsul

Penulisan resep :

37
3.2.8 Trixie Almira (1718011157)
Paracetamol 500mg
Pasien Laki-laki A 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan.
Jawaban :
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam, sehigga
untuk lansia usia 69 tahun:
90
65 Tahun = 500mg - 100

= 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum

3 Hari = 12 kali minum

38
Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

5400𝑚𝑔
Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan = =
500𝑚𝑔

10.8 tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12

Amoxicillin 250mg

Nona A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif selama


5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian


obat dalam bentuk kapsul 250mg.

Pasien A dberikan obat dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien
diberikan 1 kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul. Dalam perhitungan:

750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari

Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul

Dexamethasone 0.5mg

Pasien laki-laki B 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan !

Jawaban :

Diberikan dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari ,sehingga untuk


lansia usia 65 tahun

39
Dosis/hari = 1 mg – (1 mg x 10% )

= 0,9 mg/ hari

Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg.

Dosis yang dibutuhkan dalam selama 3 hari: 0.9mg x 3 = 2,7mg

2,7𝑚𝑔
Karena sediaan obat 0,3 mg maka tablet yang dibutuhkan = 0,5𝑚𝑔 = 5,4

tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul dengan ketentuan
setiap kapsul dimasukkan 0,3mg

0,9𝑚𝑔𝑥3
Jumlah obat : = 9 kapsul
0,3𝑚𝑔

Cefadroxil 500mg

Pasien B perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.

Dosis/hari = 1000mg

1 hari = 2 kali minum

1000𝑚𝑔
Dosis/minum = = 500mg
2

Maka dari itu dibutuhkan 1 kapsul setiap kali minum dan untuk 5 hari
dibutuhkan = 1 x 2 x 5 = 10 kapsul

40
Penulisan resep :

41
3.2.9 Yulia Puspita Sari (1758011043)
Paracetamol 500mg
Pasien Laki-laki A 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan.
Jawaban :
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam, sehigga
untuk lansia usia 69 tahun:
90
65 Tahun = 500mg - 100

= 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum

3 Hari = 12 kali minum

Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

5400𝑚𝑔
Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan = =
500𝑚𝑔

10.8 tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12

Amoxicillin 250mg

Nona A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif selama


5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian


obat dalam bentuk kapsul 250mg.

42
Pasien A dberikan obat dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien
diberikan 1 kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul. Dalam perhitungan:

750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari

Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul

Dexamethasone 0.5mg

Pasien laki-laki B 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan !

Jawaban :

Diberikan dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari ,sehingga untuk


lansia usia 65 tahun

Dosis/hari = 1 mg – (1 mg x 10% )

= 0,9 mg/ hari

Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg.

Dosis yang dibutuhkan dalam selama 3 hari: 0.9mg x 3 = 2,7mg

2,7𝑚𝑔
Karena sediaan obat 0,3 mg maka tablet yang dibutuhkan = 0,5𝑚𝑔 = 5,4

tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul dengan ketentuan
setiap kapsul dimasukkan 0,3mg

0,9𝑚𝑔𝑥3
Jumlah obat : = 9 kapsul
0,3𝑚𝑔

43
Cefadroxil 500mg

Pasien B perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.

Dosis/hari = 1000mg

1 hari = 2 kali minum

1000𝑚𝑔
Dosis/minum = 2
= 500mg

Maka dari itu dibutuhkan 1 kapsul setiap kali minum dan untuk 5 hari
dibutuhkan = 1 x 2 x 5 = 10 kapsul

44
Penulisan resep :

45
3.2.10 Yovani Rehuel Sitepu (1718011114)
Paracetamol 500mg
Pasien Laki-laki A 69 tahun dengan berat badan 65 kg, dibutuhkan
pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung jumlah obat yang
dibutuhkan.
Jawaban :
Diberikan Paracetamol dengan dosis dewasa 0.5gr-1gr 4-6 jam, sehigga
untuk lansia usia 69 tahun:
90
65 Tahun = 500mg - 100

= 450mg (1 kali minum)

Sehari = 4 kali minum

3 Hari = 12 kali minum

Dosis yang dibutuhkan untuk 12 kali minum = 12 x 450mg = 5400mg

5400𝑚𝑔
Karena sediaan 500mg, maka jumlah tablet yang dibutuhkan = =
500𝑚𝑔

10.8 tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul yang berjumlah
12

Amoxicillin 250mg

Nona A perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif selama


5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat amoxicillin dengan dosis dewasa 250-500mg/8jam sedian


obat dalam bentuk kapsul 250mg.

46
Pasien A dberikan obat dengan dosis 250mg/8jam, maka setiap 8 jam pasien
diberikan 1 kapsul amoxicillin. Sehingga dalam 24 jam atau 1 hari pasien
membutuhkan 750mg dan diberikan 3 kapsul. Dalam perhitungan:

750𝑚𝑔
Kapsul/hari: 250𝑚𝑔 = 3 kapsul/hari

Jumlah yang dibutuhkan pasien untuk 5 hari

Jumlah obat: 3 kapsul x 5=15 kapsul

Dexamethasone 0.5mg

Pasien laki-laki B 69 tahun dengan berat badan 65 kg,dibutuhkan


pemberian obat symptomatic selama 3 hari. Hitung Jumlah obat yang
dibutuhkan !

Jawaban :

Diberikan dexamethasone dengan dosis dewasa 1 mg/hari ,sehingga untuk


lansia usia 65 tahun

Dosis/hari = 1 mg – (1 mg x 10% )

= 0,9 mg/ hari

Pemberian obat akan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan dosis sekali
pemberian sebesar 0,3 mg.

Dosis yang dibutuhkan dalam selama 3 hari: 0.9mg x 3 = 2,7mg

2,7𝑚𝑔
Karena sediaan obat 0,3 mg maka tablet yang dibutuhkan = 0,5𝑚𝑔 = 5,4

tablet

Karena pembagian tersebut akan menyusahkan pasien, maka tablet ini


dibuat menjadi pulveres dan dimasukkan ke dalam kapsul dengan ketentuan
setiap kapsul dimasukkan 0,3mg

0,9𝑚𝑔𝑥3
Jumlah obat : = 9 kapsul
0,3𝑚𝑔

47
Cefadroxil 500mg

Pasien B perempuan 17 tahun, membutuhkan pemberian obat kausatif


selama 5 hari dan hitung jumlah obat yang dibutuhkan.

Jawaban :

Diberikan obat cefadroxil dengan dosis dewasa sehari 1-2 g dalam sekali
dosis atau 2 dosis yang terbagi sediaan obat dalam bentuk kapsul 500 mg.

Dosis/hari = 1000mg

1 hari = 2 kali minum

1000𝑚𝑔
Dosis/minum = = 500mg
2

Maka dari itu dibutuhkan 1 kapsul setiap kali minum dan untuk 5 hari
dibutuhkan = 1 x 2 x 5 = 10 kapsul

48
Penulisan resep :

49
BAB IV
KESIMPULAN

Dosis obat yaitu sejumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, melli gram, mikro gram) atau satuan isi ( melli liter (ml) liter,
(L) atau unit - unit lainnya (IU). Sejumlah obat yang memberikan Efek terapi pada
penderita dewasa disebut juga sebagai dosis lazim atau dosis terapeutik.
Perhitungan Dosis obat didasarkan pada rumus sediaan obat, berupa sediaan obat
(padat, cair, semi padat). Faktor-faktor yang mempengaruhi Dosis Obat adalah
Umur, bobot badan, luas permukaan badan, berat ringannya penyakit yang
diderita oleh pasien. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis anjuran atau
melebihi dosis terapeutik dinyatakan dosis toksik, yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan dan bahkan kematian. Obat dapat diberikan melalui : Oral,
Parenteral, Topikal dan cara yang lainya tergantung bentuk sediaan obat yang
diberikan.

50
DAFTAR PUSTAKA

Arsirianti, Arvalendini, dkk. 2015. Portofolio Penggunaan Obat Pada Usia


Lanjut. Palembang: Poltekkes Kemenkes Palembang

Ansel HC, Prince S.2006. Kalkulasi Farmaseuti. Jakarta : EGC

Bagian Laboratorium PSKB Bina Husada. 2017. Buku Panduan Praktikum


Farmakologi. Palembang : Program Studi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIK) Bina Husada

Depkes. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi Obat) Untuk
Pasien Geriatri. Jakarta : Depkes RI

Gunawan. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Departemen Farmakologi dan


Terapeutik Fakultas Kedokteran UI

Mansjoer A. 2004. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media


Aesculapius

51

Anda mungkin juga menyukai