Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit adalah organ terbesar dan organ yang paling kompleks dari tubuh.
Meskipun kulit pada dasarnya berfungsi sebagai pelindung untuk berinteraksi dengan
lingkungan. Kulit juga melindungi agen paling berbahaya seperti bahan kimia (yang
impermeabillitas terhadap epidermis, radiasi matahari (dengan membentuk
pigmentasi), agen infeksi (melalui immuno surveilance efficient)dan deformita fisik
(pertahanan dermis).
Kemampuan untuk secara efisien mempertahankan panas atau menyebarkan
panas membuat organ-organ utama yang bertanggung jawab untuk termoregulasi
kulit. Untuk menjalankan fungsinya, kulit memiliki struktur saraf yang sangat
khusus.telapak tangan dan telapak kaki sangat tebal untuk menompang berat badan.
Jari-jari memiliki densitat tertinggi terhadap persarafan sensori dan memungkinkan
melakukan kerja yang rumit.
Penyakit tumor kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlah,
terutama di Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, orang
kulit putih yang banyak menderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan
ke-3 negara tersebut , namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain
menyebabkan kecacatan juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal.
Benjolan pada atau didalam kulit sangat umum ditemukan dan masalah yang
berkaitan dengan hal ini meningkat akibat semakin meningkatnya usia. Sebagi besar
tumor kulit adalah jinak (beningna), sering hanya merupakan gangguan kosmetik.
Namun demikian, penting untuk menentukan dengan cepat dan efektif apakah suatu
tumor merupakan tumor ganas (malingna) atau mempunyai potensi menjadi ganas,
karena keputusan tentang apa yang harus dilakukan terhadap suatu lesi hanya dapat
dibuat sesudah diagnosis tingkat awal ditentukan. Kulit merupakan sistem organ yang
kompleks, dimana tumor jinak maupun ganas bisa timbul pada tiap bagian (Robin
Graham-Brown, 2005)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tumor kulit jinak dan ganas ?
2. Apa Etiologi dari tumor kulit jinak dan ganas ?
3. Bagaimana Patofisologi tumor kulit jinak dan ganas ?
4. Apa saja Manifestasi tumor kulit jinak dan ganas ?
5. Apa saja Komplikasi tumor kulit jinak dan ganas ?
6. Bagaimana Pemerksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang tumor kulit jinak dan
ganas ?
7. Bagaiman Penatalaksanaan tumor kulit jinak dan ganas?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan tumor kulit jinak dan ganas ?

C. Tujuan
1. Tujan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang Konsep Asuhan Keperawatan tumor
kulit jinak dan ganas.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengetahui dan memahami definisi dan etiologi tumor kulit jinak
dan ganas.
b. Mahasiswa mengetahui dan memahami patofisiologi dan manifestasi klinis
dari tumor jinak atau ganas
c. Mahasiswa mengetahu dan memahami komplikasi dan penatalaksaan tumor
kulit jinak dan ganas.
d. Mahasiswa mengetahui dan memahami pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pada tumor kulit jinak dan ganas.
e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada
klien dengan tumor jinak dan ganas.
BAB II
TUMOR KULIT JINAK
A. Definisi
Kata tumor secara literal mempunyai arti pembengkakan yang abnormal.
Dalam bahasa kedokteran modern, kata tersebu mempunyai arti yang lebih spesifik .
Tumor (Neoplasma) merupakan suatu lesi sebagai hasil pertumbuhan abnormal dari
sel yang autonom atau relatif autonom, yang menetap, walaupun rangsangan
penyebabnya telah dihilangkan.
Tumor merupakan hasil transformasi neoplastik dari semua sel berinti tunggal
dalam tubuh, walupun beberapa jenis sel lebih mudah tubuh membentuk
tumordibandingkan dengan yang lain. Sel yang telah mengalami transformasi disebut
sel neoplastik. Dengan transformasi yang meliputi satu seri perubahan genetik ( misal
mutasi), sel melepaskan diri secara permanen dari mekanisme pengatur pertumbuhan
normal, sel neoplastik dalam tumor disebut maligna yang memiliki kemampuan khas
yang memamatikan yang memungkinkan sel tersebut menembus dan menyebar, atau
metastasis ke jaringan yang lain. (Underwood, 1999)
Tumor jinak biasanya terlokalisir. Tumor jinak merupakan suatu kelainan
dengan pertumbuhan yang lambat, yang biasanya tidak menembus jaringan sekitarnya
atau menyebar kebagian lain dalam tubuh.
Tumor jinak timbul pada epitel atau permukaan mukosa, tumor akan tumbuh
menjauhi permukaan, karena tumor tidak dapat mengadakan invasi,sehingga sering
terbentuk polip yang bentuknya bertangkai atau tonjolan datar, pertumbuhan non-
invasi ke arah luar memberikan bentuk lesi yang eksofitik. Tumor jinak pada organ
yang solid, khas berbatas tegas dan sering dibatasi kapsul jaringan ikat.
Walaupun tumor jinak sesuai dengan definisi, letaknya terlokalisir dan
berbatas tegas dengan jaringan asal, tumor jinak dapat menyebabkan masalah klinis
akibat desakan pada jaringan sekitarnya (Underwood,1999)
Ada beberapa tumor jinak yang dikenal dibidang medis, yaitu :
1. Neurofibromotosis

Neurofibrimatosis adalah kelainan genetik dimana pertumbuhan sel terganggu


sehingga tumbuh tumor-tumor pada jaringan saraf. Tumor tersebut umumnya jinak
diberbagai bagian sistem saraf, seperti pada otak maupun saraf tulang belakang hingga saraf-
saraf tepi. Sebagian besar kondisi ini terdeteksi pada masa kanak-kanak atau kalangan
dewasa muda.
2. Kista

Kista adalah kondisi yang disebabkan oleh benjolan berbentuk kapsul atau kantung
dan terisi dengan cairan, semisolid, atau material gas yang dapat muncul pada jaringan
mana saja. Ukuran benjolan bervariasi, mulai dari sangat kecil (mikroskopik) hingga
sangat besar. Benjolan kista yang berukuran besar bisa menghimpit organ dalam berada
didekatnya. Tergantung pada lokasi benjolan kista.
3. Keratosis Seboroik

.
Keratosis seboroik adalah salah satu penyakit kulit, yaitu tumbuhnya benjolan seperti
kutil pada permukaan kulit. Benjolan-benjolan keratosis pada keratosis seboroik bisa
tumbuh dimana saja, kecuali pada telapak tangan, telapak kaki, atau membran mukosa (
lapisan seperti didalam mulut atau hidung). Bagian tubuh yang sering menjadi lokasi
kemunculan benjolan ini adalah wajah, dada, bahu, serta punggung. Terjadi pada orang
dewasa, terutama lansia.
4. Veruka

Suatu tumor jinak yang biasa disebut kutil atau mata ikan yang disebabkan oleh infeksi
HPV yang membuat lapisan kulit menjadi menebal. Gejala yang timbul, umumnya ada
peninggian permukaan kulit berbentuk bulat atau oval yang kasar, berwarna lebih terang
atau bahkan lebih gelap dibandingkan daerah sekitarnya. Pada umumnya penderita
merasakan nyeri, karena veruca ini tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri dalam
hitungan bulan atau tahun.
5. hemangioma

Hemandioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada byi baru lahir
dan pada anak berusia kurang dari 1 tahun. Biasanya hemangioma sudah tampak sejak
bayi dilahirkan atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran.

6. Nevus

Sel malanoblas yang bada keadaan normal berada pada lapisan basal epidermis. Sel dapat
dan tidak mengandung pigmen melanin. Pembentukamn pigmen melanin yang berlebihan
akan difagosit oleh sel makrofag yang dinamakan melanofor yang didermis bagian atas.

7. Keloid

Jaringan parut yang luas karena hiperaktif proses penyembuhan. Penimbunan kolagen
maupun lisis kolagen meningkat. Keloid ini sangat sering pada ras berkulit gelap dan
sering ada riwayat keloid. Hipertrofi jaringan parutdapat dikurangi dengan melepas
tegangan bila jaringan parut melewati lipatan fleksi.

B. Etiologi
Penyebab tumor kulit jinak dapat terjadi karena ( Wijayakusuma, Hembing 2005)
1. Faktor eksternal
a. Sering terpapar sinar matahari
Sinar matahari, khususnya UV Bmemiliki dampak buruk bagi kulit yaitu
menyebabkan kerusakan fotokimia pada DNA se sehingga memicunya
timbulkelainan kulit.
b. Terpapar sinar X-Ray dan radionuklir dalam waktu lama
Radiasi yang dikeluarkan oleh sinar X maupun zat-zat radio aktif lainnya
dapat memicu mutasi pada susunan kode genetik pada DNA manusia sehingga
memungkinkan terjadinya tumor pada kulit.
c. Pemakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, cadmium, merkuri,
plubmum , dan berbagai logam berat lainnya.
Bahan bahan tersebut termasuk bahan yang bersifat karsionogenik sehingga
jika terpapar dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan tumor.
2. Faktor internal
a. Imunitas Rendah
Jika imunitas rendah maka sel-sel kulit tidak mampu mengidentifikasi dan
memperbaiki kerusakan DNA sehingga meningkatkan karsinogen.
b. Genetik
Pada orang dengan tipe albino atau orang-orang keturunan kulit putih. Hal ini
disebabkan didalam kulit mereka tidak terdapat banyak pigmen sehingga tidak
tahan terhadap radiasi dan sinar UV.
C. Patofisiologi
Patofisiologi tumor jinak (verucca)
Penyebab dari veruka ini adalah invasi dari Human Papilloma Virus
(HPV)tipe 2, 27, dan 57 yang biasanya ditemukan pada binatang seperti ternak,
anjing, kuda, dan tikus besar. Tapi hal ini ditularkan dari manusia ke manusia yang
lain, tidak dari hewan yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Data dari masa inkubasi virus ini antara seminggu sampai dengan setahun.
Seistem imun ini berperan dalam angka awitan veruka ini. Infeksi HPV masuk ke
kulit melalui lesi dan menginfeksi keratinosis basal. Virus menginfeksi keratinosit
basal dari epidermis, melalui disrupsi permukaan kulit dan mukosa. Di tempat ini,
virus akan menetap didalam sel sebagai episom sirkuler dalam jumlah yang tidak
banyak. Ketika sel epidermal berdiferensiasi dan bermigrasi ke permukaan,., virus
akan memperbanyak diri. Peroses refrikasi virus akan mengubah karakter epidermis
menghasilkan keluaran yang dikenal sebagai wart (kutil). Human Papilloma Virus
dibagi kedalam tipe kutaneus dan mukosa, berdasarkan lokasi klinis dari lesi. Gejala
viral protein biasanya terjadi di stratum dan granulosum dari squamous ephithelium.
Setelah masa laten, HPV menyebabkan peningkatan pertumbuhan sel yang
ditunjukkan menjadi akanthopapilloma secara histologi. Bersama dengan peningkatan
ekspresi sel dari vartikel viral, keratinosis juga menyebabkan sumber infeksi baru
(Florian, 2009)
D. Pathway

Tumor Jinak
(Benigna)

Tumbuh secara ekspantif atau


mendesak, tetapi tidak merusak
struktur jaringan sekitar

Keratosis Kista Nervu Veruka Angio Keloid Neurofibro


(Kutil) ma matosis
(tanda
Penyebab invasi HPV tipe 2, Sering ditemukan ditangan,lahir
wajah,kaki,
)
27 dan 57 bahkan alat genital

Menginsfeksi keratinosis
Bernodul dengan permukaan halus dan
basal
mengkilat ukuran seperti penol jarum

Perubahan citra tubuh


Virus menetap dalam
sel ebagai episom
Bertambah banyak dan membesar,
Sel epidermal permukaan kasar dengan pigmentasi
berdiferensiasi dan warna ke abu abuan
Harga Diri Rendah
bermigrasi ke permukaan

Virus bereflikasi

Mengubah
Karakter
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi dari tumor jinak yaitu (Imam Budi Putra, 2008) :
a. Tekanan atau desakan tumor menyebabkan sakit atau disfungsi
b. Gatal
c. Obstruksi saluran tubuh
d. Kompresi dari pembuluh darah atau organ vital.
Keadaan umum dan penampila penderita tumor jinak kulit pada umumnya
baik. Ciri- ciri tumor jinak pada kulit menunjukan gambaran sebagai berikut :
a. Bentuk teratur, meliputi : bulat, oval, polipoid.
b. Batas tegas
c. Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan sekitarnya
d. Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar.
e. Vaskularisasi normal.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Biopsy
Memastikan diagnosis tumor. Spesimen biopsy yang diperoleh denan cara
eksisi akan mengungkapkan informasi histology mengenai tipe, taraf invasi dan
ketebalan lesi, spesimen biopsy yang mencakup normal sebesar 1 cm dari bagian
tepinya dan bagian jaringan lemak subkutan yang ada dibawahnya sudah cukup
untuk menetapkan stadium tumor, yang bisa melanoma in situ atau noninvasive
yang dini.
Pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan jika dicurigai adanya keganasan
adalah:
1. Pemeriksaan sinar x-toraxs
Dilakukan jika adanya indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah menjadi
kanker (mengalami keganasan) dan dicurigai bermetastase ke organ-organ
yang ada di rongga thorax.
2. Tes Faal hepar
Dilakukan jika ada indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah menjadi kanker
(mengalami keganasan)dan dicurigai bermetastase ke hepar.
3. Pemeriksaan CT Scan Radionukleidea
G. Penatalaksanaan
Sangatlah penting untuk meninjau kembali secara singkat tindakan-tindakan
yang akan dilakukan untuk mengobati tumor kulit .
Prinsip penting yang pertama adalah bahwa sebagian jaringan harus diambil
untuk pemeriksaan histologi, kecuali bila diagnosis sudah pasti . kegagalan dalam
melakukan ini berarti kekeliruan dalam mendiagnosis keganasan, dan merupakan
salah satu penyebab penyebaran limfatik yang tidak diketahui atau deposit pada
tempat yang jauh dari tempat pertumbuhan tumor.
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk tumor kulit jinak (Garaham-
Brown,Robin dan Toni Burns,2005) yaitu :
1. Operasi pengangkatan Tumor atau Biopsy
Pengangkatan tumor kulit yang kecil bersifat cepat, sederhana,dan ekonomis.
Bila tumor terlalu besar untuk eksisi primer, maka lakukan biopsy yang kecil, dan
ingatlah untuk memotong melintang bagian tepi mulai dari jaringan yang
abnormal.tidak didapatkan adanya bukti bahwa biopsy berpengaruh buruk terhadap
perkembangan tumor, walaupun disarankan untuk sedapat mungkin menghindari
biopsy insisi pada melanoma invasive apabila mungkin.
2. Kuretase atau keuterisasi
Tindakan ini merupakan cara yang sangant memuaskan untuk mengangkat tumor-
tumor superficial C&C :
a. Gunakan Kuret (volkman spoon) untuk mengerok lesi.
b. Tutulkan kauter untuk mengatasi pendarahan.
c. Tutup luka atau beri antiseptic.
Alternative lain dari kauterisasi adalah dengan hifrekator, yang menyebabkan
terjadinya hemostasis secara elektris dan desikasi (membuat kulit kering). Tumor-
tumor yang bertangkai dapat diangkat dengan melakukan pemotongan sepanjang
bagian dasarnya denagn kauter.
3. Krioterapi
Tindakan yang ideal utuk tumor kulit superfisial, karena dapat dilakukan
dengan cepat dan relative hanya sedikit meninggalkan bekas. Akan tetapi,
interprestasi histologis pada kriobiopsis tidak mudah, dan hanya digunakan jika tumor
sudah jelas jinak, atau biopsy insisi telah dilakukan. Krioterapi tidak boleh dilakukan
pada melanoma. Bahan terbaik adalah nitrogen cair.
4. Terapi laser dan fotodinamik
Banyak tumor epitel jinak memberikan respon terhadap ablasi dengan laser
CO², walupun juga sangat mudah diobati dengan cara lain yang lebih sederhana dan
murah. Lesi-lesi berpigmen merespon terhadap pengobatan laser tetapi penggunaan
laser dalan hal ini masih memerlukan pemantapan. Terapi foto dinamik merupakan
tindakan dengan menggunakan forfirindan penyinaran., yang akan merusak lesi
superfisial .
5. Radioterapi
Metode pengobatan yang efektif untuk karsinoma sel basal dan sel skuamosa,
dan sering menjadi pilihan paling praktis untuk tumor yang sangat besar yang terdapat
pada orang-orang berusia lanjut. Akan tetapi tindakan ini tidak ideal untuk tumor
yang terdapat pada tempat tertentu, dan pilihan apakah akan dilakukan eksisi atau
radioterapi tergantung pada keadaan masing-masing pasien. Radioterapi juga dapat
mengendalikan deposit tumor sekunder.
H. Komplikasi
Pada nevus junctional dan nevus compound harus mendapat perhatian , karena ada
kemungkinan berubah menjadi ganas. Pada Kista epidermal jika tidak diobati kadang-kadang
dapat mengalami transformasi granulomaltosa dan mengalami resolusi dengan meninggalkan
parut dermal fokal yang kecil.
ASUHAN KEPERAWATAN
TUMOR KULIT JINAK
I. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas klien
Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan, Pekerjaan yang rinci, dan
alamat tempat tinggal
Tumor kulit jinak dapat terjadi di semua umur.
b. Keluhan utama
Luka yang tidak sembuh-sembuh/kutil yang cepat membesar/ karang yang
berdarah dsb, lokasinya dimana?
c. Riwayat penyakit sekarang
- Sejak kapan diketahui keluhan-keluhan tersebut dan hingga kini membesar
berapa kali, mengecil atau menetap.
- Bila kutil/karang mula-mulanya, ditanyakan. Apakah terjadi perubahan
warna, perdarahan spontan, gatal-gatal.
- Apakah ada benjolan ditempat lain?
d. Riwayat kesehatan dahulu
- Pernah menderita penyakit serupa? Tumor jinak atau ganas?
- Apakah dioperasi, diradiasi, di beri kemoterapi? Berapa lama? Kapan?
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga menderita penyakit serupa atau penyakit kanker lain? Masih
hidup? Diobati apa?
2. Pemeriksaan Fisik
a. Lokasi: regionya, kanan atau kiri
b. Inspeksi: warna, tonjolan, ulkus, dasar dan pinggir ulkus, ada infeksi sekunder,
ada rambut.
c. Palpasi: diukur dengan cm, diraba pengerasan diluar ulkus, infiltrasi sudah
sampai dimana, hubungan dengan jaringan sekitarnya bagaimana.
d. Konsistensi: Mudah berdarah atau tidak, keras dsb.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Persiapan tambahan untuk operasi dengan narcosis
b. Pemeriksaan dengan indikasi, misalnya: foto tulang (tumor mendekat ke
tulang)
Biopsy insisi/eksisi (tergantung besar kecilnya tumor, bila besar insisi dan bila kecil biopsy
eksisi).
J. Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan

- DS: Klien menyatakan Tumor Jinak Perubahan Citra Tubuh


malu dengan
kondisinya saat ini Tumbuh ekspansif ke jaringan
- Perasaan negatif
mengenai tubuhnya,
putus asa Tumbuh menjadi nodul nodul
DO:
- Perubahan keterlibatan
social (tidak mau Perubahan Citra Tubuh
bersosialisasi)
- Menyembunyikan
bagian tubuh yang sakit

Timbulnya Veruka yang


DS: semakin lama membentuk Harga diri Rendah
- Klien menyatakan malu nodul nodul dengan kuantitas
dengan kondisinya saat
semakin banyak
inI.

DO: semakin lama veruka yang


- Menolak melihat,
bernodul menjadi banyak
menyentuh bagian
tubuh yang berubah.
- Menolak penjelasan
Perubahan citra tubuh
perubahan tubuh.
- Persepsi negative
terhadap perubahan
Nodul bertambah banyak dan
tubuh.
- Mengungkapkan membesar, permukaan kasar
keputusasaan. dengan pigmentasi warna
- Mengungkapkan
ketakutan. keabu-abuan/coklat

Menarik diri
Harga Diri Rendah

K. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan bernodul dengan permukaan halus dan
mengkilat ukuran seperti pentol jarum.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan bertambah banyak dan membesar,
permukaan kasar dengan pigmentasi warna keabu abuan.

L. Intervensi
1. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan bernodul dengan permukaan
halus dan mengkilat ukuran seperti pentol jarum.
Tujuan:
Dalam waktu 1 x 24 jam citra diri pasien meningkat.
Kriteria hasil:
a. Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang
situasi dan perubahan yang sedang terjadi.
b. Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi.
Intervensi Rasional
Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan Menentukan bantuan individual dalam
hubungan dengan derajat ketidakmampuan. menyusun rencana perawatan atau
pemilihan intervensi.
Dukung perilaku atau usaha seperti Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan
peningkatan minat atau partisipasi dalam dan pengertian tentang peran individu
aktivitas. dimasa mendatang.
Monitor gangguan tidur peningkatan Dapat mengindikasi terjadinya depresi yang
kondentrasi, letargi. umumnya terjadi dimana keadaan ini
memerlukan intervensi dan evaluasi lebih
lanjut.

2. Harga diri rendah berhubungan dengan bertambah banyak dan membesar,


permukaan kasar dengan pigmentasi warna keabu abuan.
Tujuan:
Dalam 1x24 jam citra tubuh pasien meningkat.
Kriteria Hasil:
a. Pasien menerima perubahan citra tubuh.
b. Pasien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam pengambilan
keputusan tentang perawatan.
c. Pasien mengkomunikasikan perasaan terhadap perubahan citra tubuh.
Intervensi Rasional
Dorong pasien untuk mengungkapkan Mendengar aktif dan dapat
perasaan tentang perubahan fisik. mengkomunikasikan sikap peduli dan
menerima.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif Mendiskusikan tingkat kemampuan klien
yang dimiliki klien. seperti menilai realitas, control diri atau
integritas ego diperlukan sebagai dasar
asuhan keperawatannya.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT GANAS

A. Definisi
Tumor ganas pada organ solid cenderung mempunyai batas yang tidak jelas,
kadang disertai tebaran lembar jaringan neoplastik ke dalam jaringan normal
sekitarnya. Keadaan ini akan memberikan bentuk potongan permukaan yang mirip
kepiting dimana penyakit ini kemudian diberi nama cancer. Tumor ganas sering
terlihat nekrosis sentral karena berkurangnya perfusi vaskuler.
Morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan tumor ganas dapat
disebabkan oleh tekanan dan penghancuran jaringan sekitarnya, pembentukan tumor
sekunder, hilangnya darah dari permukaan yang ulserasi, produksi hormon, efek
paraneoplastik yang menyebabkan berat badan berkurang dan kelemahan serta
kekhawatiran dan kesakitan (Underwood, 1999).
Beberapa tumor ganas, yaitu:
a. Basalioma
Suatu tumor ganas kulit yang berasal dari pertumbuhan neoplastik sel
basal epidermis dan apendiks kulit, juga merupakan kanker kulit yang
timbul dari lappisan sel basal epidermis atau folikel rambut yang paling
umum dan jarang bermetastasis. Penyebab tersering yaitu terpapar sinar
matahari atau UV dan sering muncul pada usia di atas 40 tahun.

b. Skuamosa
Suatu bentuk karsinoma sel skuamosa yang terbatas pada epidermis dan
belum menyusup ke jaringan bawah (dermis). Kulit yang terkena tampak
coklat-merah dan bersisik terkadang menyerupai bercak pada dermatitis
atau infeksi jamur.
c. Melanoma
Kanker yang berasal dari sel kulit yang memproduksi melanin (pigmen).
Kanker hitam kulit terjadi karena pertumbuhan ganas dari sel-sel ini
berimigrasi dari bingkai neural ke kulit untuk menjalankan tugasnya yaitu
melindungi kulit terhadap spektrum sinar.

B. Etiologi
Penyebab dari tumor ganas pada kulit belum diketahui pasti. Namun ada faktor yang
yang memepengaruhi terjadinya tumor kulit ganas.

Faktor predisposisi:
1. Kontak jangka panjang terhadap radiasi UVB
UV-B memiliki panjang gelombang 290-320 nm dan memiliki intensitas tertinggi
saat sinar matahari terang (antara jam 10:00-14:00). Sinar UV B memiliki dampak
buruk bagi kulit yaitu menyebabkan kerusakan fotokimia pada DNA sel sehingga
memicu tumbuhnya kanker kulit.
2. Kontak arsenic
Arsenik merupakan salah satu zat karsinogen yang dalam dosis tertentu dapat
menimbulkan kanker pada tubuh manusia.
3. Genetik
Pada orang dengan tipe kulit albino atau orang-orang keturunan kulit putih. Hal
ini disebabkan di dalam kulit mereka tidak terdapat banyak pigmen sehingga tidak
tahan terhadap radiasi sinar UV.
4. Pemakaian obat imunosupresan
Pemakaian obat imunosupresan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
penurunan sel-sel imun pada kulit. Hal ini mengakibatkan sel-sel kulit tidak
mampu mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan DNA sehingga
meningkatkan karsinogenesis (Corwin, Elizabeth J 2009)
C. Patofisiologi

Patofisiologi tumor kulit ganas basalioma


Basal cell carcinoma (BCC) ini adalah tipe tersering dari kanker kulit seperti
halnya karsinoma sel skuamosa (SCC). Penyebab pasti dari hal ini masih belum
diketahui. Kedua hal tersebut sama diduga disebabkan oleh paparan sinar Ultraviolet
(UV), namun mekanisme paparannya berbeda.
Basal Cell Carcinoma (BCC) muncul karena paparan UV yang menyebabkan
mutasi gen p53, munculnya dimulai dari interfollicular sel basal, folikel rambut atau
kelenjar sebasea yang letaknya lebih dalam dari karsinoma sel skuamosa (SCC) yang
menunjukkan bahwa ada perbedaan dosis paparan panjang gelombang sinar UV pada
keduanya. Gelombang 290-320 nm yang sering duga penyebab basalioma. Pada basal
cell carcinoma (BCC), gen p53 dan Patched gene (PTCH) adalah target utama
paparan sinar UV. Mutasi pada p53 ditunjukkan pada hasil penelitian BCC sebanyak
56% termasuk lesi yang masih dini yang disebabkan mutasi ini. Tanda-tanda paparan
UV diamati 65% dari mereka. Mutasi PTCH juga memiliki peran utama dalam
terjadinya BCC. Penyakit herediter yakni sindrom Gorlin dan xerodema pigmentosum
juga ikut berperan meskipun insiden terjadinya lebih rendah dari penyebab paparan
UV. Aktivasi mutasi dari smoothened dan mutasi PTCH2 juga terlibat dalam
pembentukan BCC. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian pada tikus percoban
yang menunjukkan lesi kulit yang menyerupai basal cell carcinoma (BCC) pada
manusia (Lacour, 2002).
Sel karsinoma BCC ini jarang terjadi metastasis karena adanya ketergantungan
antara sel tumor epithelial yang berasal dari sel primitif selubung akar rambut dan
elemen stroma yang menyerupai lapisan papilaris dermis yang terdiri dari kolagen,
fibroblast, dan substansia dasar. Bolus metastase yang besar sulit memasuki sistem
limfatik ataupun sistem vaskuler.
D. Pathway

Tumor Ganas
(Malignan)

Perubahan sel-sel yang tidak terkendali menyebar


kejaringan tubuh lain dan merusaknya (metastase)

Melanoma Basalioma skuasoma

Terkena didaerah yang


terpapar sinar matahari,
wajah ,dan leher

Paparan UV

Mutasi gen P53

Mulai muncul dari interfolliculer sel basal,


Perubahan citra folicel rambut/ kelenjar sebasea
tubuh

Bermetastase

Mulai muncul nodul eritwmatosa halus


Mengalami ulserasi
seperti mutiara dan terdapat lesi yang
membesar

Inflamasi Terputusnya jaringan kulit

Media masuknya
Terputusnya jaringan Perubahan terhadap
mikroorganisme
kulit fungsi

Resiko infeksi Nyeri akut Kerusakan integritas kulit


E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada tumor kulit ganas tergantung pada jenis tumor ganas (Corwin,
Elizabeth J 2009):
1. Sel basal
Nodus berwarna seperti daging atau pink, biasanya cekung di tengah-tengahnya
dan dapat terus membesar. Warnanya mengkilat/seperti lilin, paling sering terlihat
pada area yang terpajan sinar matahari di telinga, wajah, atau tangan.
2. Sel skuamosa
Lesi bersisik dan sedikit menonjol, disertai ulkus pada area tengah lesi. Batas lesi
tidak beraturan dan mengeras pada tahap lanjut. Paling sering mengenai area yang
terpajan sinar matahari, biasanya di wajah atau area jaringan parut.
3. Melanoma maligna
Lesi yang tumbuh dengan cepat dan membentuk de novo atau tumbuh dari mole
yang sebelumnya diderita. Biasanya menonjol, berwarna hitam atau cokelat, atau
terkadang muncul dalam bermacam-macam warna. Batas tidak beraturan, tidak
simetris, dan dapat mengeluarkan darah. Paling sering ditemukan pada area
terpajan sinar matahari, namun dapat tumbuh pada area kulit lain. Berhubungan
dengan lesi akibat terbakar sinar matahari.

F. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis kanker kulit dibuat dengan biopsi dari lesi-lesi yang dicurigai, jenis biopsi
meliputi penyayatan,dimana lapisan kulit diatas lesi diambil, yakin dengan cara
biopsi, insisi dan eksisi. Bila dicurigai adanya melanoma maka iopsi dan eksisi
merupakan metode pilihan sehingga kedalamn lesi dapat diukur.Setiap lesi harus
dicurigai bila menunjukan satu dari tanda kanker kulit, yaitu ABCD (Asymmetry,
Border, Color, Diameter). Untuk melanoma-melanoma tipis dan kebanyakan
karsinoma sel basal dan sel squamosa, pengangkatan melalui pembedahan adalah
semua yang diindikasikan dan tidak membutuhkan pemeriksaan diagnosa lenjutan.
Untuk melanoma yang dalam pemeriksaan mungkn diindikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit.ini meliputi pemeriksaan darah,pemeriksaan sinar-x, dan
atau skar CT. (Corwin, Elizabeth J 2009).

G. Penatalaksanaan
1. Pencegahan terhadap karsinoma sel basal dan skuamosa dapat dilakukan dengan
melindungi kulit dari pajanan sinar matahari, termasuk menghindari matahari
tengah hari, pemakaian topi, baju pelindung , dan tabir surya berspektrum luas.
2. Insidens melanoma maligna juga dapat dikurangi dengan menghindari pajanan
sinar matahari dan memakai baju pelindung. Penggunaan tanning (penyamakan
kulit) secara indoor (dalam ruangan) harus dihindari berdasarkan riset yang
menunjukkan adanya hubungan kuat antara penyamakan kulit indoor dan
melanoma. Tabir surya mungkin tidak dapat mencegah timbulnya maligna.
3. Karsinoma sel basal dieksisi secara bedah . karsinoma sel skuamosa dieksisi
secara bedah dan terapi radiasi.
4. Melanoma maligna dieksisi secara bedah, dengan batas insisi yang lebar.
Dilkukan biopsy kelenjar limfe untuk menentukan adanya metastasis. Biopsy
kelenjar limfe sentinel(biopsy nodus terdekat dengan kanker) merupakan
indicator yang efektif terhadap metastasis dan menjadi terapi pengarah.
5. Kemoterapi dan terapi imun dapat dilakukan selain pembedahan melanoma
maligna dan terkadang pada karsinoma sel skuamosa.
6. Vaksin tumor yang secara aktif melawan antigen spesifik pada melanoma maligna
digunakan pada pasien tertentu.

H. Komplikasi
1. Invasi local dan kerusakan jaringan dapat terjadi pada semua jenis kanker kulit
2. Dapat terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional dan ke seluruh tubuh terutama
melanoma maligna. Karsinoma sel basal sangat kecil untuk bermetastasis,
sedangkan karsinoma sek skuamosa berpotensi sedang.
I. Prognosis
Prognosis baik jika karsinoma sel basal dieksisi secara bedah. Karsinoma sel
skuamosa memiliki prognosis baik jika belum terjadi metastasis. Biopsy kelenjar
limfe sentinel(biopsy nodus terdekat dengan kanker) merupakan indicator yang
efektif terhadap metastasis dan menjadi terapi pengarah. Prognosis bergantung pada
ukuran lesi dan hasil biopsy kelenjar limfe. Pertumbuhan nodular memiliki prognosis
yang lebih buruk.
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR KULIT GANAS

J. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas pasien
Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan, Pekerjaan yang rinci, dan
alamat tempat tinggal. Tumor kulit ganas dapat terjadi pada semua usia.
b. Keluhan utama
Luka yang tidak sembuh-sembuh/kutil yang cepat membesar/ karang yang
berdarah dsb, lokasinya dimana?
c. Riwayat penyakit sekarang
- Sejak kapan diketahui keluhan-keluhan tersebut dan hingga kini membesar
berapa kali, mengecil atau menetap.
- Bila kutil/karang mula-mulanya, ditanyakan. Apakah terjadi perubahan
warna, perdarahan spontan, gatal-gatal.
- Apakah ada benjolan ditempat lain?
d. Riwayat penyakit dahulu
- Pernah menderita penyakit serupa? Tumor jinak atau ganas?
- Apakah dioperasi, diradiasi, di beri kemoterapi? Berapa lama? Kapan?
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga menderita penyakit serupa atau penyakit kanker lain? Masih
hidup? Diobati apa?
2. Pemeriksaan Fisik
a. Lokasi: regionya, kanan atau kiri.
b. Inspeksi: warna, tonjolan, ulkus, dasar dan pinggir ulkus, ada infeksi sekunder,
ada rambut.
c. Palpasi: diukur dengan cm, diraba pengerasan diluar ulkus, infiltrasi sudah
sampai dimana, hubungan dengan jaringan sekitarnya bagaimana.
d. Konsistensi: Mudah berdarah atau tidak, keras dsb.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Persiapan tambahan untuk operasi dengan narcosis.
b. Pemeriksaan dengan indikasi, misalnya: foto tulang (tumor mendekat ke
tulang).
c. Biopsy insisi/eksisi (tergantung besar kecilnya tumor, bila besar insisi dan bila
kecil biopsy eksisi).

K. Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: Tumor Ganas Nyeri Akut
Klien mengeluh nyeri
DO: Mengalami ulserasi
- Gelisah
- Mengerang/meringis Terputusnya jaringan kulit
- P: Penyebab
Q: Kulaitas nyeri Rangsangan terhadap reseptor
R: Regio nyeri di korteks serebri
S: Skala 1-10
T: Time (kapan nyeri Nyeri akut
dirasakan)
DS: Terpapar sinar UV, radiasi, Perubahan citra tubuh
- Klien menyatakan malu penggunaan bahan kimia,
dengan kondisinya saat genetik
ini
- Perasaan negatif Mutasi gen P53
mengenai tubuhnya,
putus asa mulai muncul dari
interpolliculer, sel basal,
DO: polikel rambut atau kelenjar
- Perubahan keterlibatan sebasea
social (tidak mau
bersosialisasi) Bermetastase
- Menyembunyikan
bagian tubuh yang sakit Muncul nodul eritematosa
halus seperti mutiara dan
terdapat lesi yang membesar
Perubahan citra tubuh
DS:- Mengalami ulserasi Kerusakan integritas kulit
Terputusnya jaringan kulit
DO: Perubahan terhadap fungsi
- Terdapat lesi di kulit Kerusakan integritas kulit
- Kanker kulit
DS: - Mengalami ulserasi Risiko infeksi
inflamasi
DO:
- Kanker kulit media masuknya
- Perubahan sistem mikroorganisme
integumen (ada ulkus)
- Perubahan kadar Resiko infeksi
leukosit

L. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan rangsangan terhadap reseptor nyeri di korteks
serebri.
2. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan muncul nodul eritematosa halus
seperti mutiara dan terdapat lesi yang membesar
3. Kerusakan integitas jaringan kulit berhubungan dengan perubahan terhadap lesi.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme.

M. Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan rangsangan terhadap reseptor nyeri di
korteks serebri
Tujuan:
Dalam waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang/hilang atau beradaptasi.
Kriteria hasil:
a. Secara subyektif melaporkan berkurang atau dapat diadaptasi.
b. Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.
c. Pasien tidak gelisah.
Intervensi Rasional
Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST. Menjadi parameter dasar untuk mengetahui
sejauh mana intervensi yang diperlukan dan
sebagai evaluasi keberhasilan dari
nintervensi manajemen nyeri keperawatan.
Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan Pendekatan dengan menggunakan relaksasi
pereda nyeri nonfarmakologi dan non- dan nonfarmakologi lainnya telah
invasif. menunjukkan keefektifan dalam mengurangi
nyeri.
Lakukan manajemen nyeri keperawatan 1. Posisi fisiologi akan meningkatkan
1. Atur posisi fisiologis. asupan O2 kajaringan yang
2. Istirahatkan pasien. mengalami iskemia.
3. Manajemen lingkungan: lingkungan 2. Istirahat akan menurunkan kebutuhan
tenang dan batasi pengunjung. O2 jaringan perifer dan akan
4. Ajarkan teknik distraksi dan meningkatkan suplai darah pada
relaksasi. jaringan yang mengalami peradangan.
5. Lakukan manajemen sentuhan. 3. Lingkungan tenang akan menurunkan
stimulus nyeri eksternal dan
pembatasan pengunjung akan
membantu meningkatkan kondisi O2
yang berkurang akibat banyaknya
pengunjung.
4. Meningkatkan asupan O2 sehingga
menurunkan nyeri sekunder dari
iskemia jaringan.
5. Distraksi dapat menurunkan stimulus
internal dengan mekanisme
peningkatan produksi endorphin dan
enfalin yang dapat memblok reseptor
nyeri untuk tidak dikirimkan ke
korteks serebri sehingga menurunkan
persepsi nyeri.
6. Manajemen sentuhan pada saat nyeri
berupa sentuhan dukungan psikologis
dapat membantumenurunkan nyeri.
Tingkatkan pengetahuan tentang: sebab nyeri Pengetahuan yang akan dirasakan membantu
dan menghubungkan berapa lama nyeri akan mengurangi nyeri dan dapat membantu
berlangsung. mengembangkan kepatuhan pasien terhadap
rencana terapeutik.
Kolaborasi pemberian analgesic Analgesic memblok lintasan nyeri sehingga
nyeri akan berkurang.

2. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan muncul nodul eritematosa


halus seperti mutiara dan terdapat lesi yang membesar
Tujuan:
Dalam waktu 1 x 24 jam citra diri pasien meningkat.
Kriteria Hasil:
a. Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang
situasi dan perubahan yang sedang terjadi.
b. Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi.
Intervensi Rasional
Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan Menentukan bantuan individual dalam
hubungan dengan derajat ketidakmampuan. menyusun rencana perawatan atau pemilihan
intervensi.
Dukung perilaku atau usaha seperti Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan
peningkatan minat atau partisipasi dalam dan pengertian tentang peran individu dimasa
aktivitas. mendatang.
Monitor gangguan tidur peningkatan Dapat mengindikasi terjadinya depresi yang
kondentrasi, letargi. umumnya terjadi dimana keadaan ini
memerlukan intervensi dan evaluasi lebih
lanjut.

3. Kerusakan integitas jaringan kulit berhubungan dengan perubahan


terhadap lesi.
Tujuan:
Dalam 5 x 24 jam integritas kulit membaik secara optimal.
Kriteria Hasil:
a. Pertumbuhan jaringan meningkat.
b. Keadaan luka membaik.
c. Pengeluaran pus pada luka tidak ada lagi.
d. Luka menutup.
Intervensi Rasional
Kaji kerusakan jaringan lunak yang Menjadi data dasar untuk memberikan
terjadi pada klien. informasi intervensi perawatan luka,
alat apa yang akan digunakan dan jenis
balutan apa yang akan digunakan.
Lakukan perawatan luka :
- Lakukan perawatan luka dengan - Perawatan luka denganperawatan
baik dan teknik steril. luka dengan teknik steril dapa
- Kaji keadaan luka dengan teknik mengurangi kontaminasi kuman
membuka balutan dengan langsung ke area luka.
mengurangi stimulus nyeri, bila - Manajemen membuka luka dengan
melekat kuat kasa diguyur dengan mengguyur larutan NaCl ke kasa
NaCl. dapat mengurangi stimulus nyeri.
- Lakuakan pembilasan luka dari arah - Teknik pembuangan jaringan dan
dalam keluar dengan cairan NaCl. kuman di area luka dan diharapkan
- Tutup luka dengan kasa antimikroba keluar dari area luka.
steril dan dikompres dengan NaCl.. - NaCl merupakan larutan fisiologis
- Lakukan nekrotomi yang lebih mudah diabsorpsi oleh
jaringan dibandingkan dengan
larutan antiseptic, serta dicampur
dengan antibiotic agar dapat
mempercepat penyembuhan luka.
- Jaringan nekrotik pada luka
furunkel akan memperlambat
proses epitelisasi jaringan luka.
sehingga memperlambat perbaikan
jaringan
Tingkatkan asupan nutrisi. Diet TKTP diperlukan untuk
meningkatakn asupan dari kebutuhan
pertumbuhan jaringan.
Evaluasi kerusakan jaringan dan Apabila masih belum mencapai dari
perkembangan pertumbuhan jaringan. criteria evaluasi 5x24 jam, maka perlu
dikaji ulang faktor-faktor menghambat
pertumbuhan luka.

4. Risiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam resiko infeksi pada klien dapat
diminamalkan dan dihilangkan.
Kriteria Hasil:
a. Klien terbebas dari tanda dan gejala infeksi.
b. Menunjukkan perilaku hidup sehat untuk mengurangi resiko infeksi.
c. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
Intervensi Rasional
Bersihkan lingkungan setelah dipakai Bertujuan untuk mengurangi pajanan
pasien lain. dari lingkungan luar yang
menyebabkan infeksi.
Instruksikan pengunjung untuk mencuci Bertujuan untuk mengurangi pajanan
tangan saat berkunjung dan setelah dari lingkungan luar yang
berkunjung meninggalkan pasien. menyebabkan infeksi.
Cuci tangan sebelum dan sesudah Bertujuan untuk mengurangi pajanan
tindakan keperawatan. dari lingkungan luar dan masuknya
bakteri yang menyebabkan infeksi.
Pertahankan lingkungan aseptic selama Mencegah masuknya bakteri yang
pemasangan alat. menyebabkan infeksi.
Tingkatkan intake nutrisi. Intake nutrisi dapat mengurangi gejala
dan tidak memperparah adanya infeksi.
Kolaborasikan pemberian antibiotic. Antibiotic untuk mengurangi gejala
infeksi.
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
Tumor merupakan hasil transformasi neoplastik dari semua sel berinti tunggal
dalam tubuh, walaupun beberapa jenis sel lebih mudah tumbuh membentuk tumor
dibandingkan dengan yang lain. Sel yang telah mengalami transformasi disebut sel
neoplastik. Dengan transformasi yang meliputi satu seri perubahan genetik (misal
mutasi), sel melepaskan diri secara permanen dari mekanisme pengatur pertumbuhan
normal. Sel neoplastik dalam tumor disebut maligna yang memiliki tambahan
kemampuan khas yang mematikan yang memungkinkan sel tersebut menembus dan
menyebar, atau metastasis ke jaringan yang lain. (Underwood, 1999).
Tumor jinak biasanya terlokalisir. Tumor jinak merupakan suatu kelainan
dengan pertumbuhan yang lambat, yang biasanya tidak menembus jaringan sekitarnya
atau menyebar ke bagian lain dalam tubuh.
Walaupun tumor jinak sesuai dengan definisi, letaknya terlokalisir dan
berbatas tegas dengan jaringan asal, tumor jinak dapat menyebabkan masalah klinis
akibat desakan pada jaringan sekitarnya (Underwood, 1999).
Tumor ganas pada organ solid cenderung mempunyai batas yang tidak jelas,
kadang disertai tebaran lembar jaringan neoplastik ke dalam jaringan normal
sekitarnya. Keadaan ini akan memberikan bentuk potongan permukaan yang mirip
kepiting dimana penyakit ini kemudian diberi nama cancer. Tumor ganas sering
terlihat nekrosis sentral karena berkurangnya perfusi vaskuler.

2. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
perawat, sehingga dalam memberikan perawatan kepada klien tumor kulit jinak dan
ganas dapat dilakukan secara maksimal dengan intervensi yang tepat dan sesuai
dengan hal yang dibutuhkan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. 2009. Jakarta. EGC.


Wijayakusuma, Hembing. Atasi Kanker Dengan Tanaman Obat. 2005. Jakarta: Puspa
Swara .
Sabiston, David .C. 1995. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Swartz, Mark H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC.
.

Anda mungkin juga menyukai