Anda di halaman 1dari 4

Publikasi eCase FKIK UMY

Kategori

Ilmu Penyakit Dalam

Judul

Kor Pulmonal

Abstrak

Nama : Tn.K
Umur : 78 th
Tanggal Lahir : 6 Febuari 1940
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Boralan, Garung
Pekerjaan : Petani
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 19 Mei 2018
Tanggal Keluar RS : 21 Mei 2018

Isi
Anamnesis
-Keluhan utama : sesak nafas dan nyeri uluh hati
-Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Setjonegoro dengan sesak nafas sejak 2 bulan ini dan memberat sejak 3 hari
ini. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca. Sesak nafas memberat jika beraktivitas, namun jika istirahat keluhan
berkurang. Pasien juga mengatakan nyeri uluh hati sejak 1 minggu ini, nyeri terus menerus terasa perih,
muncul tiba-tiba. Pasien makan tidak teratur. Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 1 bulan SMRS,
dahak kadang bisa keluar dan terkadang dahak tidak bisa keluar, namun tidak ada batuk darah, demam (-),
keringat malam (-), penurunan BB (+). Mual (+), muntah (-), mudah lelah jika berbicara dan untuk beraktivitas,
BAK dan BAB tidak lancar. Selain itu, kaki sering bengkak, demam (-), perut kembung (-).
-Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit diabetes mellitus, stroke, hipertensi dan trauma disangkal.
Pasien tidak pernah mengeluhkan sakit sebelumnya.
-Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat penyakit yang serupa, DM, jantung, dan hipertensi tidak ada.
-Riwayat Personal Sosial : Pasien merupakan kepala rumah tangga, namun pasien sudah tidak bekerja sebagai
petani sejak puluhan tahun yang lalu. Pasien juga merupakan perokok aktif sebelum mulai muncul keluhan.
Pasien sudah merokok lebih dari 40 tahun, 1 bulan ini sudah berhenti merokok. Biasanya pasien bisa
menghabiskan 12 batang rokok lintingan(kretek) per hari. Pasien mengatakan tidak pernah mengeluhkan
sakit apapun.

Anamnesis Sistem
a.Sistem Cerebrospinal : ada nyeri kepala.
b.Sistem Cardiovaskuler : tidak ada nyeri dada.
c.Sistem Respirasi : sesak dan batuk, suara serak(-).
d.Sistem Gastrointestinal : nyeri perut terutama di uluh hati, perut kembung, mual namun tidak muntah, BAB
tidak lancar.
e.Sistem Urogenital : BAK menetes, tidak panas.
f.Sistem Integumentum : tidak ada keluhan.
Sistem Muskuloskeletal : pasien mengeluh kesemutan.

Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan Umum : Tampak sesak dan kesakitan
2.Kesadaran : Compos Mentis
3.Tanda Vital
a.Temperatur : 36.9°C
b.Nadi : 76 kali per menit, regular, isi dan tegangan cukup
c.Pernapasan : 26 kali per menit, reguler, eksperium diperpanjang.
d.Tekanan Darah : 150/112 mmHg

Status Generalisata :
a.Kepala : Mesocephal, Oedem wajah (-), Oedem Palpebra (-/-), Conjuntiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)
b.Leher : terdapat peningkatan JVP R+3cm, tidak ada pembesaran KGB, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c.Thorax :
Pulmo : Inspeksi: bentuk dada barrel chest, Palpasi: vokal fremitus simetris kanan dan kiri, Perkusi : suara
sonor pada seluruh lapang paru, Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), tidak terdapat suara tambahan hanya
ada eksperium diperpanjang.;
Cor : Dbn
d.Abdomen : Inspeksi : datar agak cekung, Auskultasi : Bising Usus (+) normal, Palpasi: supel (+),nyeri tekan
epigastrik, Perkusi : timpani
e.Ekstremitas atas : oedem (-/-)
f.Ekstremitas bawah : oedem (-/-)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah : Hb: 12,4 g/dL(Low), hematoktrit: 39 (Low), eritrosit : 4 x 106/ul(Low)
Foto Ro. Thorax : cardiomegali, Pulmo : Pneumonia dextra dd: pleuropneumonia dextra
Pemeriksaan EKG : complete RBBB, Right axis deviation

Diagnosis
KOR PULMONAL
PPOK
HIPERTENSI GRADE II
DYSPEPSIA

Terapi

a.Infus KA EN 3B 20 tpm
b.Inj. Furosemid 3x1 ampul
c.Spironolacton 25mg 1 x 1 tablet
d.Digoxin 1 x 1 tablet
f.Levofloxacin 500mg 1 x 1 tablet
g.Nortifen 2 x 1 tablet
h.Amlodipin 5 mg 1 x 1 tablet
i.Candesartan 8 mg 1 x 1 tablet
j.Ambroxol Syr 3 x 10cc
k.OBH Syr 3 x 15cc

Diskusi
Berdasarkan anamnesis, didapatkan seorang laki-laki berusia 78 tahun datang ke IGD KRT
Soetjonegoro Wonosobo mengeluh sesak nafas, batuk sejak 1 bulan SMRS, nyeri uluh hati, penurunan nafsu
makan disertai penurunan BB dan mudah lelah. Pasien juga mengatakan terkadang kaki bengkak.
Karakteristik sesak pada pasien ini tidak dipengaruhi oleh cuaca, memberat jika beraktivitas, dan jika
istirahat keluhan berkurang. Hal ini bisa terjadi oleh karena perubahan fungsional paru bisa diakibatkan
penyakit paru obstruksi kronis yang menyebabkan pada pasien mengalami hipoksia dan hiperkapnea. Salah
satu komplikasi dari PPOK adalah kor pulmonal kronik. Kor pulmonal kronik terjadi bisa dikarenakan penyakit
pembuluh darah paru, penekanan pada arteri pulmonal oleh tumor mediastinum, aneurisma, granuloma
atau fibrosis, penyakit neuro muskular dan dinding dada, penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli,
termasuk penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), penyakit paru interstisial dan gangguan pernafasaan saat
tidur. Penyakit yang menjadi penyebab utama dari kor pulmonal kronis adalah PPOK, diperkirakan 80-90%
kasus.
Penurunan nafsu makan disertai penurunan BB bisa dikarenakan hipoxia yang menyebabkan pasien
lemas dan nafsu makan menjadi menurun. Hal ini menjadikan pasien menderita anorexia, sehingga pasien
tidak teratur dalam makan dan akhirnya terjadi nyeri uluh hati karena tidak ada asupan yang masuk ke
lambung tetapi asam lambung terus diproduksi sehingga menyebabkan nyeri.
Keluhan mudah lelah pada pasien mengindikasikan adanya kondisi ketidakadekuatan sirkulasi O2 pada
jaringan dimana menimbulkan penimbunan asam laktat sehingga terjadi intoleransi aktivitas (mudah lelah).
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang telah dilakukan ditunjang riwayat pasien mengkonsumsi
rokok selama lebih dari 40 tahun, didapatkan pada pasien ini beberapa temuan yang menguatkan kecurigaan
ke arah PPOK dimana didapatkan pada pasien bentuk dada barrel chest dan ada eksperium diperpanjang.
Sedangkan, kecurigaan ke arah kor pulmonal disebabkan karena kemungkinan adanya progresifitas penyakit
PPOK ini mengarah ke kor pulmonal dengan adanya tanda klinis seperti sesak nafas memberat saat
beraktivitas, batuk, dan mudah lelah.
Pada kasus ini, pada pemeriksaan darah rutin ditemukan penurunan kadar hemoglobin yaitu menjadi
12,4 diikuti juga kadar eritrosit yang turun menjadi 4 dan hematokrit turun menjadi 39, hal ini bisa
disimpulkan pada pasien ini tidak menderita kor pulmonal oleh karena terjadi Chronic mountain sickness
meskipun pasien hidup di daerah dataran tinggi. Pada pasien ini bisa terjadi kor pulmonal oleh sebab lain.
Chronic mountain sickness yang merupakan salah satu faktor dimana seseorang menderita polisitemia dan
kadar oksigen dalam darahnya menurun yang mana bisa menyebabkan seseorang menderita kor pulmonal.
Pada gambaran foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dengan pulmo ada gambaran
pneumonia dextra. Pada teori sebelumnya menyebutkan pada pasien kor pulmonal kronik memiliki gambaran
pada foto toraks nya seperti hipertrofi pada ventrikel kanan terlihat pada rontgen thoraks PA
sebagai pembesaran batas kanan jantung, pergeseran kearah lateral batas jantung kiri dan
pembesaran bayangan jantung ke anterior, ke daerah retrosternal pada foto dada lateral.
Gambaran pneumonia pada pasien ini meskipun tidak sesuai dengan klinisnya, namun bisa dikaitkan
dengan adanya peningkatan resiko pada pasien PPOK untuk terkena infeksi atau peradangan pada saluran
nafasnya karena pada pasien PPOK biasanya terjadi penurunan kemampuan untuk bernafas yang bisa
meningkatkan resiko ke arah infeksi dapatan. Kondisi seperti emfisema dan bronkhitis kronis bisa
menyebabkan kelainan pada fungsi maupun struktural dari paru. Kelainan ini sering terjadi karena ada
pajanan dari asap rokok ataupun polusi udara.
Pada pemeriksaan EKG pasien ini didapatkan gambaran RBBB dan right axis deviation. Meskipun pada
teori sebelumnya untuk membuktikan pasien ini kor pulmonal kronik seharusnya terdapat beberapa
penemuan di EKG seperti tanda –tanda hipertrofi ventrikel kanan dan atrium kanan, aksis QRS ke kanan, atau
RBBB, voltase rendah karena hiperinflasi, RS-T ”shagging” II, III, aVF, tapi kadang–kadang EKG masih normal.
Saran pemeriksaan penunjang pada pasien ini yaitu pemeriksaan ekokardiografi untuk menemukan
apakah ada masalah atau tidak pada katup trikuspidnya yang biasanya menyebabkan regurgitasi.

Kesimpulan
Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap mulai dari anamnesis (RPS, RPD, RPK, dan personal sosial),
pemeriksaan fisik lokalis dan generalisata serta pemeriksaan penunjang seperti lab darah rutin, foto thoraks
dan ekg, dapat disimpulkan pasien ini mengalami Kor Pulmonal yang mana disertai dispepsia dan hipertensi
grade II.

Referensi
1.Amirudin R. Fisologi dan Biokimia Hati. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, K MS, Setiati S, (editor).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI;2014; 1651-53
2.Fauci AS, Dennis LK, dkk. Heart Failure and Cor Pulmonale. Dalam Harrison’s Principles of Internal Medicine
17th ed. United States of America. The McGraw-Hill Companies, Inc. 2008; 217-244
3.Weitzenblum E. Chronic Cor Pulmonale. Dalam : Education in Heart. 2003; 89:225-30
4.Nidal A Yunis, MD , Cardiovascular Medicine Fellow, St Elizabeth's Medical Center of Boston; Department of
Medicine, Brown University, 2004
5.8Kumar, Clark. Cardiovascular Disease. Dalam Clinical Medicine 6th ed. Philadelphia. Elsevier Saunders.
2005; 725-872
6.Price SA, LM Wilson. Gangguan Sistem Pernapasan. Dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006; 736-866
7.Dines DE, Parkin TW. Some Observation on the Value of the Electrocardiogram in Patient with Chronic Cor
Pulmonale. Mayo Clinic-Proc 2005; 40: 745-750
8.Silbernag S, Lang F. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Alih bahasa oleh : Setiawan I, et al. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006; 214-15.
9.Corwin EJ 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC, p. 437-8.
10.Springhouse. 2005. Professional Guide to Diseases. Lippincott Williams & Wilkins.
11.Cor Pulmonale: Evaluation of the Patient with Chronic Cor Pulmonale. Available from :
http://www.medscape.com/viewarticle/458659_6. Diakses tanggal 6 Juni 2018
12.Humbert M,., Sitbon , and Simonneau. Treatment of Pulmonary Arterial Hypertension. N Engl J Med.
2004.351:1425-36.
13.Garrison. 2017. Cor Pulmonale. Didapat dari : https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/ books/ NBK430739/.
Diakses pada tanggal 5 Juni 2018

Penulis
Alfina Soraya Ahsanallaela, 20174011048, Program Profesi Pendidikan Dokter , kepaniteraan klinik Bagian
Ilmu Penyakit Dalam, RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo, Jawa Tengah.
Aldila Istika Andamari, 20174011066, kepaniteraan klinik ilmu Radiologi Program Profesi Pendidikan Dokter
RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo

Anda mungkin juga menyukai