Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENERAPAN SISTEM E-AUDIT PADA BADAN PEMERIKSA

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI) PERWAKILAN JAWA TIMUR

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi

Oleh :

RIZKI RACHMADIA
NIM : 2012310008

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2015
ANALISIS PENERAPAN SISTEM E-AUDIT PADA BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI) PERWAKILAN JAWA TIMUR

Rizki Rachmadia
2012310008
STIE Perbanas Surabaya
Email : maychrismadia@gmail.com

ABSTRACT

Audit Board of the Indonesian Republic (BPK) utilizing the development of information
technology by creating e-audit system in order to facilitate the audit process. System which
created in 2011 is constantly being developed and implemented in 2015. This study aimed to
analyze the implementation of e-audit system on BPK RI Representative in East Java. This
study use interviews and documentation in order to obtain information related to the
implementation of e-audit system. Data analysis techniques in this study include data
reduction, data presentation, and conclusion. The results of this study explained that the e-
audit system becoming a container of various data used by the auditor in conducting the
audit process, both the data from related entities as well as data from other related parties.
Data from the entity transmitted using consolidator agent installed on a entity device, to the
agent consolidator master which installed in BPK devive , then the data is processed and
upoaded into the Data Center in Portal e-Audit, so that the data is ready for use.

Key words : e-audit, BPK, BPK RI Representative in East Java, audit, auditor, information
technology.

PENDAHULUAN Badan Pemeriksa Keuangan


Republik Indonesia (BPK RI) merupakan
Perkembangan teknologi yang terjadi lembaga tinggi negara dalam sistem
secara terus-menerus tentu akan ketatanegaraan Indonesia yang memiliki
memberikan pengaruh yang cukup wewenang memeriksa pengelolaan dan
signifikan terhadap berbagai aspek. Di tanggung jawab keuangan negara. Secara
Indonesia sendiri pemanfaatan umum teknis pelaksaan pemeriksaan di
perkembangan teknologi tersebut BPK dibagi ke dalam dua kegiatan, yaitu
dilaksanakan dalam banyak bidang pelaksanaan pemeriksaan dan pengakhiran
termasuk bidang perekonomian, pemeriksaan. Kegiatan pelaksanaan
pemerintahan, pendidikan dan bidang pemeriksaan adalah kegiatan yang
lainnya. Adanya pemanfaatan teknologi ini dilaksanakan ketika tim pemeriksa berada
diharapkan mampu membantu pihak-pihak di lapangan. Banyaknya Entitas yang harus
terkait untuk menyelesaikan pekerjaan diperiksa mulai dari pusat hingga daerah
dengan lebih ekonomis, efisien, dan sedangkan jumlah sumber daya auditor
efektif. Pemanfaatan teknologi turut yang terbatas serta adanya keterbatasan
diimplementasikan pada proses waktu dalam pemeriksaan merupakan
pemeriksaan laporan keuangan persoalan yang dihadapi BPK. Oleh karena
pemerintahan oleh Badan Pemeriksa itu, BPK RI mencoba mengembangkan
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). sistem dengan berbasis teknologi
1
informasi yang disebut e-audit (elektronik mengenai penerapan sistem e-audit oleh
audit) sebagai upaya dalam mengatasi BPK RI terutama perwakilan Jawa Timur,
hambatan-hambatan pemeriksaan. mengingat BPK RI perwakilan Jwa Timur
Sistem e-audit sendiri telah merupakan kantor perwakilan dengan
diperkenalkan sejak tahun 2010 dan telah Entitas terbanyak yaitu 39 Entitas
mendapat dukungan yang besar dari pihak terperiksa. Peneliti juga ingin mengetahui
pemerintahan pada pertemuan antara bagaimana perkembangan dari penerapan
Presiden dan Kepala Lembaga Negara di sistem e-audit yang direncanakan telah
Bogor pada tanggal 21 Januari 2010. terlaksana secara penuh ditahun 2015 ini.
Sedangkan BPK RI perwakilan Jawa Oleh karena itu, peneliti menggunakan
Timur sendiri telah menandatangani nota pendekatan kualitatif dalam melakukan
kesepahaman pada tanggal 19 Mei 2011. penelitian ini agar dapat menggambarkan
Dalam penerapan sistem baru yang keadaan yang sesungguhnya sesuai dengan
berbasis teknologi informasi ini tentu BPK keadaaan di lapangan. Sehingga peneliti
RI perlu beberapa waktu untuk melakukan memutuskan untuk melakukan penelitian
uji coba dan penerapan secara bertahap dengan judul “Analisis Penerapan Sistem
hingga saat pelaksanaan secara penuh, E-audit Pada Badan Pemeriksa Keuangan
yang direncanakan pada tahun 2015. Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan
Proses penerapan dimulai dengan Jawa Timur”.
dilakukannya piloting yaitu uji coba
penerapan sistem e-audit pada beberapa RERANGKA TEORITIS
Entitas secara bertahap. Hal ini dilakukan
mulai dari sekala kecil dan akhirnya Audit
meluas. Dengan adanya sistem piloting ini, Definisi audit menurut Mulyadi (2002:9),
penerapan sistem e-audit oleh BPK dapat suatu proses sistematik untuk memperoleh
dikembangkan sekaligus dievaluasi saat dan mengevaluasi bukti secara obyektif
menghadapi kendala sehingga sistem e- mengenai pernyataan-pernyataan tentang
audit akan siap untuk diterapkan secara kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
penuh. tujuan untuk menetapkan tingkat
Uji coba dengan cara piloting ini kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
secara terus menerus dikembangkan mulai tersebut dengan kriteria yang telah
tahun 2011 hingga tahun 2014, piloting ini ditetapkan, serta penyampaian hasil-
tentu diharapkan dapat mendukung hasilnya kepada pemakai yang
pemeriksaan yang riil pada ketiga jenis berkepentingan. Sedangkan menurut Arens
pemeriksaan yaitu Pemeriksaan Laporan et al (2000:9), proses audit merupakan
Keuangan, Pemeriksaan dengan Tujuan proses yang ditempuh seseorang yang
Tertentu, dan Pemeriksaan Kinerja, serta kompeten dan independen agar dapat
dapat meningkatkan efisiensi dan mengumpulkan serta mengevaluasi bukti-
efektivitas pemeriksaan keuangan karena bukti mengenai informasi dari suatu
ruang lingkup pemeriksaan dapat diperluas Entitas untuk mempertimbangkan dan
dan pemeriksaan dapat berfokus pada melaporkan tingkat kesesuaian dari
beberapa daerah yang berisiko. Namun, informasi tersebut dengan kriteria yang
hingga saat ini perkembangan mengenai telah ditetapkan.
sistem e-audit sendiri belum terlalu menurut Sukrisno Agoes
dipublikasikan. Terlebih lagi, terdapat (2004:10) jika ditinjau dari luas
beberapa kendala-kendala menuju proses pemeriksaan, maka jenis audit dibagi
penerapan secara penuh pada tahun ini. menjadi dua ,yaitu Pemeriksaan Umum
Berdasarkan uraian diatas, peneliti (General Audit), Pemeriksaan Khusus
tertarik untuk melakukan penelitian (Special Audit). Pemeriksaan Umum
2
(General Audit) merupakan suatu Natalie Tangkie, yaitu Persepsi Pengguna
pemeriksaan umum atas laporan keuangan terhadap Kemudahan dalam Menggunakan
yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Sistem (Perceived Ease of Use), Persepsi
Publik (KAP) yang independen dengan Pengguna terhadap Kegunaan Sistem
maksud untuk memberikan opini (Perceived Usefulness), Sikap Pengguna
mengenai kewajaran laporan keuangan terhadap Penggunaan Sistem (Attitude
secara keseluruhan. Sedangkan Toward Using), dan Penerimaan Pengguna
Pemeriksaan Khusus (Special Audit) terhadap Sistem (Acceptance of System).
adalah suatu bentuk pemeriksaan yang Konstruk TAM yang digunakan peneliti
hanya terbatas pada permintaan auditee esuai dengan yang digunakan oleh Natalie
yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Tangkie pada penelitian terdahulu, dimana
Publik (KAP) dengan memberikan opini Penerimaan Pengguna (Acceptance of
terhadap bagian dari laporan keuangan System) terbentuk dari Kecenderungan
yang diaudit, misalnya pemeriksaan Tingkah Laku (Behavioral Intention) dan
terhadap penerimaan kas perusahaan. Pemakaian Aktual (Actual Usage).
Jika ditinjau berdasarkan jenis
pemeriksaannya, maka jenis-jenis audit a. Perceived Ease of Use
dapat dibedakan menjadi empat, yakni
Audit Operasional (Management Audit), Menurut Davis (1989), perceived ease of
Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), use sebuah teknologi didefinisikan sebagai
Pemeriksaan Intern (Internal Audit), Audit suatu ukuran dimana seseorang percaya
Komputer (Computer Audit). Sedangkan bahwa komputer dapat dengan mudah
untuk sektor publik, proses audit dilakukan dipahami dan digunakan. Davis (1989)
oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik dalam penelitiannya mengukur perceived
Indonesia dengan lingkup Pemeriksaan ease of use menggunakan indikator
keuangan, Pemeriksaan kinerja, pertanyaan mengenai Easy of Learn,
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Controllable, Clear & Understandable,
Flexible, Easy to Become Skillful, dan
Technology Acceptance Model (TAM) Ease to Use. Peneliti dalam penelitian ini
Terdapat beberapa model yang menggunakan indikator kemudahan sistem
dibangun untuk menganalisis faktor-faktor untuk dipelajari, fleksibel, kemampuan
diterimanya suatu penggunaan teknologi sistem dalam mengontrol pekerjaan, serta
komputer atau sistem informasi, kemudahan sistem untuk digunakan.
diantaranya tercatat pada berbagai literatur b. Perceived Usefulness
dan referensi seperti Theory of Reasoned
Action (TRA), Theory of Planned Gahtani dalam Davis (2001) menyakatan
Behavior (TPB), dan Technology Perceived Usefulness atau kegunaan yang
Acceptance Model (TAM). Penelitian ini dirasakan didefinisikan sebagai suatu
didasarkan pada TAM yang dikembangkan tingkat atau keadaan dimana seseorang
oleh Davis (1989) dan mengacu pada yakin bahwa dengan menggunakan sistem
penelitian Natalie Tangkie mengenai tertentu akan meningkatkan kinerjanya.
“Analisa Penerimaan Penerapan Teknik Davis (1989) mengukur perceived
Audit Berbantuan Komputer (TABK) usefulness melalui indikator seperti Work
Dengan Menggunakan Technology More Quickly, Job Performance, Increase
Acceptance Model (TAM) Pada Badan Productivity, Effectiveness, Makes Job
Pemeriksa Keuangan (BPK) RI”. Peneliti Easier, dan Useful. Peneliti mengukur
melakukan analisis penerapan sistem e- Perceived Usefulness menngunakan
audit menggunakan empat konstruk utama pertanyaan seputar kemampuan sistem
dari TAM yang digunakan pada penelitian untuk meningkatkan kinerja pekerjaan,
3
kemampuan sistem untuk menjadikan Dalam portal e-audit ini tidak ada
mempermudah pekerjaan serta proses komunikasi antar Entitas,
keseluruhan teknologi yang digunakan karena Entitas hanya dapat mengenal
dirasakan lebih bermanfaat. dan berkomunikasi dengan e-BPK
dan dengan data Entitas yang
c. Attitude Toward Using bersangkutan. Hal ini dikarenakan
portal e-audit bagi Entitas bersifat
Davis (1989), mendefinisikan attitude
Mutual Exclusion Data Exchange
toward the system, yang dipakai dalam
dengan BPK. Sedangkan mekanisme
TAM sebagai suatu tingkat penilaian
keamanan atas informasi pada portal
terhadap dampak yang dialami oleh
e-audit adalah melalui peretujuan,
seseorang bila menggunakan suatu sistem
otorisasi, otentifikasi, dan pemisahan
tertentu dalam pekerjaannya. Natalie
informasi.
Tangkie dalam penelitiannya menyatakan
bahwa Attitude toward the system dapat b. Command server, digunankan
diukur dengan bagaimana sikap pengguna sebagai jembatan bagi pemeriksa
terhadap sistem, apakah pengguna merasa untuk menggunakan pusat data BPK
senang dalam penggunaan sistem tersebut melalui Portal e-audit. Command
maupun mengakui perlunya sistem server merupakan sebuah ruangan
tersebut untuk meningkatkan khusus yang dilengkapi dengan
pekerjaannya. beberapa workstation atau komputer
yang berhubungan engan sistem e-
d. Acceptance of System
audit. Di dalam command center
Natalie Tangkie menyederhanakan terdapat fungsi end user computing
konstruk Behavioral Intention dan Actual yaitu suatu sistem untuk
Usage menjadi Acceptance of System. mengembangkan sarana otomatis dan
Natalie Tangkie melakukan modifikasi ini membuat peloporan sendiri berbasis
sesuai dengan TAM yang digunakan oleh Tekik Audit Berbantu Komputer
Said Al-Gahfani dalam penelitiannya “The (TABK). Beberapa software berbasis
Applicability of TAM outside North TABK yang telah disiapkan sebagai
America : An Empirical Test in the United alat bantu pemeriksa dalam
Kingdom” (Said Al-Gahtani 2001). menganalisis data adalah ACL,
Acceptance of System diukur dengan Arbutus, dan MS. Excel.
menggunakan pertanyaan seputar
penerimaan pengguna terhadap sistem 2. Pusat Data
yang diaplikasikan. Merupakan pusat pengumpulan dan
pengolahan data mentah atau data
E-audit olahan dari Entitas yang terstruktur
Sistem e-audit yang dilaksanakan maupun tidak terstruktur. Pusat Data
oleh BPK RI memiliki empat komponen terdiri dari tiga sub komponen, antara
utama, antara lain : lain :
1. Komponen Penyajian Informasi dan
Korespondensi e. BPK Data Service, digunakan untuk
pengolahan data elektronik pada
a. Portal e-audit, yang merupakan pusat data sesuai dengan alur proses
aplikasi berbasis website yang yang telah didefinisikan oleh sistem.
berfungsi sebagai media utama pihak Komponen ini berfungsi sebagai
internal BPK dan pihak Entitas jembatan antara aplikasi dengan
terperiksa dalam mengakses berbagai database sehingga antara aplikasi dan
informasi terkait pemeriksaan.
4
database tidak berhubungan secara aplikasi yang berfungsi sebagai ETL
langsung. Komponen ini juga (extract, transform, load) dari sumber
berfungsi untuk menjalankan fitur data yang ada di database Entitas ke
otomatisasi proses permeriksaan di pusat data BPK. Komponeni ini
BPK. dikembangkan untuk
mengkonsolidasikan data elektronik
f. Data Wharehouse, terdiri dari dari Entitas ke Pusat Data BPK melalui
database dan fungsi-fungsi saluran komunikasi yang disepakati
perancangan struktur data pelaporan bersama. Fitur ini dapat memberikan
dan penyajian data analisis sebagai early waarning system dalam bentuk
data pendukung dalam pengambilan notifikasi secara otomatis ketika proses
keputusan. dalam pembentukannya, ETL setelah pengiriman data dan
data Wharehouse dalam sistem e- identifikasi tidak sesuai terhadap hasil
audit dibangun dengan konsolidasi data Entitas dalam sistem e-
mengelompokan data menurut audit.
Entitas (Kementrian/Lembaga dan
Bank
Indonesia/BUMN/BUMD/BLU/BLU 4. Document Management
D, dan Pemerintah Daerah). Document Management merupaka
g. Data Quality Management, terdiri sistem yang memproses dokumen non
dari beberapa fitur yang dapat elektronik pemeriksaan seperti
melakukan standarisasi data dari dokumen hardcopy Laporan Keuangan
beberapa sumber. Fitur tersebut menjadi dokumen elektronik serta
bertujuan untuk mengidentifikasi mengelola dokumen elektronik kegiatan
duplikasi dengan berbagai tingkat pelaksanaan pemeriksaan, termasuk
kemiripan, memberikan saran atau Kertas Kerja Pemeriksaan Elektronik.
pemilihan data yang dianggap paling Document Management meliputi
akurat, serta menyediakan tempat kegiatan penyimpanan, penomoran,
penyimpanan sementara bagi data indexisasi, publikasi, tracing, pencarian,
yang tidak konsisten sebelum dan pengarsipan dokumen elektronik.
dilakukan standarisasi. Fitur ini (Laporan Tahunan BPK RI, 2014).
membantu BPK untuk mendapat data
yang bersih dan siap digunakan. Kerangka pemikiran yang
mendasari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
3. Master Agen Konsolidator dan Agen
Konsolidator METODE PENELITIAN
Komponen ini merupakan sepasang

Informasi
mengenai penerapan
sistem e-audit pada BPK

Wawancara
dan dokumentasi

Intepretasi 5
penerapan sistem e-
audit pada BPK RI
perwakilan Jawa Timur
Gambar 1
Kerangka
Data Penelitian Metode teknik analisis data yang
Penelitian ini merupakan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian terhadap sistem e-audit yang di metode analisis data kualitatif deskriptif
terapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dengan tujuan untuk memberikan
Perwakilan Jawa Timur, sehingga gambaran yang sesuai dengan kenyataan di
diperlukan data yang mendalam mengenai lapangan saat peneliti meakukan
sistem e-audit agar peneliti dapat penelitian. Menurut Miles dan Huberman
menggambarkan penerapan sistem e-audit (1992:16) di dalam metode analisis data
pada Perwakilan Jawa Timur sesuai kualitatif deskriptif, terdapat tiga jalur
dengan keadaan yang sebenarnya. Peneliti analisis data, yaitu reduksi data, penyajian
menggunakan data pimer dan data data, dan pembahasan (penarikan
sekunder pada penelitian ini. Data primer kesimpulan). Reduksi data merupakan
diperoleh melalui wawancara langsung proses pemilihan, pemusatan,
terhadap informan. Wawancara yang penyederhanaan informasi yang diperoleh
dilakukan merupakan wawancara dengan selama melakukan penelitian, peneliti akan
metode semi-structured interview mendapat berbagai data atau informasi,
(wawancara semi terstruktur) dimana baik dari literatur maupun hasil wawancara
penanya telah menyiapkan serangkaian dan pendokumentasian mengenai
pertanyaan dan urutanya. Sedangkan data penerapan sistem e-audit di BPK RI
sekunder merupakan data yang diperoleh perwakilan Jawa Timur, selanjutnya
dalam bentuk telah diolah. Pada penelitian peneliti akan memfokuskan informasi-
ini, data sekunder diperoleh peneliti dari informasi tersebut sesuai dengan topik
studi kepustakaan seperti dokumen- serta tujuan penelitian, sedangkan
dokumen terkait dengan sistem e-audit penyajian data pada penelitian ini
BPK RI. merupakan pembahasan data-data serta
Untuk memastikan validitas dta, informasi yang telah diperoleh peneliti
maka peneliti melakukan uji validitas selama melakukan peneitian, selanjutnya
terhadap data dengan mmelakukan Informasi yang telah diperoleh peneliti
triangulasi teknik. Triangulasi teknik disajikan dalam bentuk naratif maupun
merupakan pengujian data dengan cara bagan, dan yang terakhir adalah penarikan
mengecek data pada sumber yang sama kesimpulan, dimana penarikan kesimpulan
akan tetapi dengan teknik atau cara yang dilakukan peneliti disesuaikan dengan
berbeda. Peneliti melakukan triangulasi informasi atau data yang diperoleh selama
teknik dengan cara membandingkan data pengumpulan data,dan selanjutnya data
hasil wawancara dari informan dan dideskripsikan serta disimpulkan.
mencocokkan dengan data dokumentasi
mengenai peerapan sistem e-audit pada ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BPK RI. Dengan membandingkan data
dari teknik yang berbeda peneliti dapat Analisis Data Sistem E-audit
melihat adanya persamaan atau perbedaan Ditinjau dari definisinya, proses e-
pada data-data tersebut. Bila data yang audit memiliki pengertian yang tidak jauh
dihasilkan dari semua teknik tersebut berbeda dengan audit pada umumnya,
menghasilkan data yang berbeda-beda, hanya saja pengumpulan bukti dan data-
maka peneliti akan melakukan diskusi data terkait pemeriksaan pada e-audit
lebih lanjut kepada sumber data untuk dilakukan dengan pemanfaatan teknologi
dapat menentukan data mana yang dan lebih terintegrasi. Sistem e-audit
dianggap paling benar. menjadi wadah dari berbagai data terkait
Entitas terperiksa. Untuk data yang berasal
Teknik analisis data dari Entitas, BPK menyediakan suatu
6
sistem konsolidasi data dimana sistem informasi dari kedua pengguna e-audit
tersebut mengkonsolidasikan data dari tersebut, terlihat bahwa sistem e-audit ini
Entitas ke Pusat Data BPK RI. Sistem merupakan sistem yang diterima dengan
tersebut terdiri dari Master Agen baik dan tidak memiliki kesulitan dalam
Konsolidator dan Agen Konsolidator. penggunaannya.
Master Agen Konsolidator dipasang pada Hasil yang cukup signifikan dari
perangkat BPK RI Perwakilan Jawa pemanfaatan sistem e-audit ini terlihat dari
Timur, sedangkan Agen Konsolidator ditemukannya temuan-temuan terkait
diletakkan pada perangkat Entitas atau perjalanan dinas di berbagai SKPD. BPK
Pemerintah Daerah Jawa Timur. Agen RI Perwakilan Jawa Timur salah satunya,
Konsolidator yang diletakkan pada Entitas pada tahun 2014 telah menemukan kurang
berfungsi untuk melakukan kompresi dan lebih 4.000 perjalanan dinas bermasalah
enkripsi data Entitas. Master Agen (Koran Jawa Pos, 24 Desember 2014).
Konsolidator yang terletak di BPK Pemerolehan hasil atas penyimpangan
berfungsi untuk menerima file data yang perjalanan dinas dengan menggunakan
dikirimkan oleh Entitas dan meneruskan sistem e-audit ini jauh lebih baik
ke Pusat Data BPK. Pengaksesan data dibanding dengan cara manual. Kinerja
pada Portal E-audit hanya dapat dilakukan sistem e-audit seperti ini sejalan dengan
oleh Pemeriksa yang telah memiliki Surat misi BPK RI Perwakilan Jawa Timur
Tugas Pemeriksaan dan dilakukan pada untuk berperan aktif dalam mencegah
batasan waktu tertetu. segala bentuk penyalahgunaan dan
Penggunaan sistem e-audit penyelewengan keuangan daerah. Hal ini
menciptakan sinergi data elektronik dari sesuai dengan tujuan jangka panjang dari
Entitas, BPK, maupun Pihak terkait sistem e-audit, yaitu untuk mendegah serta
lainnya. Penggunaan data elektronik ini mengurangi tindak korupsi dan kolusi
tentu mengharuskan Pemeriksa yang dapat merugikan bagi negara.
menggunakan TABK dalam proses
pemeriksaan. Software yang disediakan Analisis data Technology Acceptance
sistem e-audit adalah ACL, SQL, dan Model (TAM)
Arbutus. Staf Pemeriksa mengungkapkan Konstruk pertama adalah
bahwa Pemeriksa BPK RI Perwakilan Perceived Ease of Use, dimana Perceived
telah mendapatkan peatihan dan evaluasi Ease of Use melihat persepsi pengguna
mengenai penggunaan software TABK terhadap kemudahan dalam menggunakan
dan penggunaan sistem e-audit. Biro sistem. Informan dalam penelitian inni
Teknologi Informasi Pusat telah mengungkapkan upaya-upaya yang
menyediakan petunjuk-petunjuk dilakukan oleh Biro IT Pusat untuk
penggunaan aplikasi dan sistem yang dapat menyediakan juknis penggunaan serta
dijadikan panduan bagi pemeriksa. Hal pelatihan-pelatihan terhadap pengguna
yang sama juga berlaku pada Staf sistem e-audit telah sangat membantu.
Subbagian Umum dan Teknologi Baik Staf Pemeriksa dan Staf Subbagian
Informasi. Beliau mengungkapkan bahwa Umum yang mengolah data-data
dalam rangka persiapan penerapan sistem elektronik tidak menemukan kesulitan
e-audit, Staf Subbagian Umum dan TI dalam pengoperasian sistem e-audit.
telah menerima pelatihan melalui pusdiklat Berdasarkan pernyataan dari kedua
yang diadakan oleh Biro TI BPK Pusat. informan, maka dapat diketahui bahwa
Sehingga dalam penerapannya, Staf pengguna memahami sistem e-audit dan
Subbagian Umum dan TI dapat mengolah tidak kesulitan dalam penggunaannya dan
data dan melakukan konversi data-data dapat diterima oleh pengguna dengan baik.
tanpa mengalami kesulitan. Berdasarkan Selanjutnya adalah Perceived Usefulnes
7
yang melihat bagaimana persepsi Perbedaan format atau sistem yang
pengguna terhadap kegunaan dari sistem e- digunakan dalam pengolahan data
audit. Salah satu harapan dari elektronik juga menjadikan pekerjaan
diterapkannya suatu sistem adalah dapat pengolahan data semakin rumit. Melalui
meningkatkan kinerja dari organisasi pernyataan diatas, dapat diketahui kedua
tersebut. Hal ini juga berlaku pada informan dengan tugas atau pekerjaan
penerapan sistem e-audit oleh BPK RI. yang berbeda memiliki persepsi yang
Ketua BPK RI periode 2011-2015, Bapak berbeda pula. Akan tetapi, ketika ditanyai
Hadi Purnomo mencetuskan sistem e-audit mengenai perihal perlunya penerapan
dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja sistem e-audit pada BPK RI Perwakilan
BPK RI dalam melakukan pemeriksaan Jawa Timur, keduanya sepakat menjawab
terhadap penggunaan keuangan negara. bahwa sistem e-audit diperlukan guna
Informan mengungkapkan sistem e-audit meningkatkan kinerja pemeriksaan BPK
ini meningkatkan kinerja dalam proses RI Perwakilan Jawa Timur.
pemeriksaan karena konsep dari sistem ini Konstruk yang terakhir adalah
sudah jelas, seihingga memudahkan Acceptance of System. Acceptance of
pekerjaan. Terlebih lagi, pada tahun 2014 System merupakan konstruk yang melihat
BPK RI Perwakilan telah menemukan bagaiamana pengguna menerima sistem
banyak penyalahgunaan dana perjalan informasi yang diterapkan. Sistem e-audit
dinas denga menggunakan sistem e-audit. yang diterapkan pada BPK RI Perwakilan
Staf Pemeriksa juga menjelaskan bahwa Jawa Timur telah diterima baik oleh
dengan adanya e-audit, pemeriksa tidak pengguna dari pihak BPK maupun
terlalu banyak berkomunikasi dengan pengguna dari pihak Entitas. Hal ini
pihak luar dan fokus terhadap proses terlihat dari pendapat kedua informan yang
pemeriksaan. Sedangkan dalam proses sepakat bahwa sistem e-audit diperlukan
pemeriksaan, Pemeriksa menggunakan dalam membantu proses pemeriksaan.
software TABK seperti ACL, SQL, dan Sedangkan Entitas yang ada di Jawa Timur
Arbutus. telah menerima sistem e-audit dan telah
Kontruk selanjutnya adalah memanfaatkan adanya sistem e-audit,
Attitude Toward Using. Attitude Toward karena seluruh Entitas telah
Using menilai bagaimana sikap pengguna menandatangani nota kesepahaman dan
terhadap sistem informasi yang diterapkan. juknis e-audit. Akan tetapi kembali lagi
Peneliti mencari informasi bagaimana pada kemampuan Entitas yang berbeda-
perasaan pengguna, yakni Pemeriksa dan beda, respon yang diberikan tentu tidak
Staf Subbagian Umum dan TI terhadap sama. Terdapat Entitas yang sangat
sistem e-audit. Baik Pemeriksa dan Staf antusias dan ada pula Entitas yang masih
Subbagian Umum dan TI memiliki perlu bimbingan.
persepsi yang berbeda mengenai sistem e-
audit. Sistem e-audit dinilai cukup Pembahasan
membantu dalam proses pemeriksaan oleh Sistem e-audit yang diterapkan
Pemeriksa, sehingga pihak Pemeriksa oleh BPK RI Perwakilan Jawa Timur
merasa tidak terbebani terhadap penerapan bukanlah sebuah metode baru yang
sistem e-audit. Akan tetapi, Berbeda merubah metode serta prosedur
dengan Pemeriksa, Staf Subbagian Umum pemeriksaan yang dilaksanakan BPK.
dan TI yang bekerja sebagai pengolah data Sistem ini adalah sebuah tool yang
merasa sedikit terbebani dengan adanya ditambahkan pada prosedur pemeriksaan
sistem e-audit. Hal ini dikarenakan oleh BPK. Prosedur pemeriksaan yang
banyaknya data-data yang masuk sehingga dilakukan oleh BPK tetap tidak berubah,
data yang diolahpun tentu semakin banyak. yakni Perencanaan, Pelaksanaan,
8
Pelaporan, dan Tindak Lanjut. Sistem e- Pemeriksa maupun Staf Subbagian Umum
audit diimplementasika secara intens pada dan TI dapat menerima sistem e-audit
tahap Pelaksanaan, meliputi meminta dengan mudah dan tanpa menghadapi
dokumen, mengakses data, meminta kesulitan yang berarti. Dari aspek
keterangan kepada pihak terkait, dan Preceived ease of use, kedua pengguna
mengambil sampel. Akan tetapi, portal e- mengungkapkan bahwa sistem e-audit
audit memfasilitasi tahap pelaporan dan mudah dipahami dan mudah digunakan.
tindak lanjut. sistem e-audit ini Terlebih lagi BPK Pusat dan Biro TI telah
menampung berbagai data terkait berupaya semaksimal mungkin untuk
pemeriksaan dalam satu tempat yakni memberikan pelatihan mengenai sistem e-
Pusat Data BPK. Hal ini memungkinkan audit, serta menyediakan panduan-
pemeriksa dan entitas untuk melakukan panduan guna membantu pengguna.
akses data melalui satu pintu, yakni Portal Kedua pengguna mengakui bahwa
E-audit. Pemeriksa dapat mengakses data mereka merasakan kegunaan sistem e-
terkait entitas dan pihak pendukung audit dalam meningkatkan kinerja BPK RI
lainnya, sedangkan entitas dapat melihat Perwakilan Jawa Timur. Kedua informan
informasi mengenai status pemeriksaan, menyatakan bahwa sistem e-audit yang
hasil pemeriksaan, progres temuan suatu diterapkan tersebut memudahkan dan
pemeriksaan, hingga rekomendasi yang mempercepat proses pemeriksaan, karena
diberikan atas pemeriksaan. Bagi BPK, Pemeriksa dan Pengolah data cukup
adanya portal e-audit akan mengurangi mengakses data melalui portal e-audit
pekerjaan administratif di BPK terkait untuk memperoleh data terkait entitas
perekaman tindak lanjut, karena entitas terperiksa. Selain itu, sistem e-audit juga
dapat mengakses secara online melalui berkontribusi untuk meningkatkan
portal e-audit. keefektifan kinerja BPK RI Perwakilan
Pemanfaatan sistem e-audit Jawa Timur, terlihat dari sejumlah temuan-
dilakukan pemeriksa dalam pemerolehan temuan dengan nominal yang besar pada
data dan bukti-bukti audit serta tahun 2014 terkait perjalanan dinas. Oleh
pemeriksaan data-data tersebut, sehingga karena itu dari aspek Preceived
pada saat pemeriksaan lapangan, Usefulness, sistem e-audit telah terbukti
Pemeriksa telah memiliki fokus menigkatkan kinerja pemeriksaan BPK RI
pemeriksaan berdasarkan hasil Perwakilan Jawa Timur.
pemeriksaan dengan sistem e-audit. Sesuai Baik Pemeriksa dan Staf
dengan salah satu keunggulan sistem e- Subbagian Umum dan TI memiliki
audit, yakni diharapkan menjadi early persepsi Attitude toward using yang
warning system terhadap penyimpangan berbeda. Pemeriksa merasakan manfaat
pengelolaan keuangan negara. Akan tetapi, dari e-audit dalam proses pemeriksaan,
waktu yang diberikan kepada pemeriksa akan tetapi Staf Subagian Umum dan TI
untuk mengakses data terbatas pada waktu selaku pengolah data merasa sistem e-
penugasan. Waktu yang diberikan audit ini cinderung menambah
cinderung singkat dan terlalu dekat dengan perkerjaannya. Hal ini dikarenakan
pemeriksaan lapangan. Oleh karena itu, banyaknya data elektronik yang harus
pemanfaatan sistem e-audit sebagai early diolah dan divalidasi, terlebih lagi
warning system dirasa kurang optimal. Hal pengolah data harus menghadapi
ini dikarenalan Pemeriksa kurang memiliki permasalahan perbedaan format dari
data yang lebih awal untuk dianalisis. Entitas-entitas yang ada di Jawa Timur.
Penerimaan sistem e-audit oleh pengguna Adanya perbedaan tersebut menyebabkan
dilihat dari aspek Technology Acceptance pengolah data harus berupaya lebih untuk
Model, terlihat pengguna baik dari mengkonversi data ke format yang sesuai
9
dan dapat di konsolidasi oleh sistem.
Pekerjaan pengolah data akan menjadi Berdasarkan pada uraian-uraian
lebih kompleks lagi ketika entitas pada bab sebelumnya serta didukung
terlambat dalam mengirimkan data- dengan adanya hasil analisis, maka dapat
datanya. disimpulkan bahwa Sampai dengan tahun
Meskipun telah diterapkan secara 2015 seluruh entitas di Jawa Timur telah
penuh, sistem e-audit yang diterapkan oleh menandatangani keputusan bersama
BPK RI Perwakilan Jawa Timur masih mengenai juknis e-audit, sampai dengan
menghadapi beberapa kendala. Kedala- tahun 201 BPK RI Perwakilan Jawa Timur
kendala yang dihadapi pada penerapaan telah memasang agen konsolidator pada
sistem e-audit ini cinderung mengenai data seluruh entitas yang berada di Jawa Timur,
dari entitas. Kendala yang paling umum masih terdapat entitas yang kurang tertib
adalah masih belum seragamnya aplikasi dalam mengirimkan data sehingga pihak
yang digunakan oleh Entitas. Masing- BPK RI Perwakilan Jawa Timur harus
masing Entitas memiliki aplikasi yang mengirimkan surat pemberitahuan,
berbeda dalam mengolah administrasi keterlambatan pengiriman data yang
pemerintahannya, sehingga menimbulkan terjadi mempengaruhi proses pengolahan
perbedaan format pada data antara satu data sehingga dapat menimbulkan adanya
Entitas dengan Entitas lainnya. Apabila keterlambatan penyediaan data pada Pusat
format data dari Entitas ini berbeda dengan Data BPK, masing-masing entitas yang
format data yang digunakan oleh BPK RI ada di Jawa Timur memiliki karakteristik
Perwakilan Jawa Timur, tentu akan yang tidak seragam dalam pengguanaan
diperlukan tenaga dan waktu lebih untuk aplikasi pengolah administrasi daerahnya
mengkonversi data-data tersebut. Selain sehingga menyebabkan Staf Subbagian
kendala mengenai perbedaan aplikasi Umum dan TI perlu berupaya lebih dalam
pengolahan data, kendala lain yang pengolahan data untuk mengkonversi data
menjadi perhatian adalah pengiriman data tersebut agar dapat digunakan oleh
dari Entitas terperiksa. pemeriksa, dan persepsi pengguna
Pengiriman data yang terlambat terhadap sistem e-audit dilihat dari aspek
atau tidak sesuai dengan waktu yang telah Technology Acceptance Model yang
disepakati dapat berpengaruh pada menunjukkan bahwa pengguna dapat
peyelesaian pengolahan data yag tepat menerima sistem dengan baik dan tidak
waktu. Karena, data-data entitas yang menemui kesulitan dalam penggunaannya.
dikirimkan ke master agen konsolidator Penelitian ini mmemiliki
masih perlu di olah bahkan dikonversi keterbatasan, yakni (1) peneliti tidak dapat
sesuai dengan format yang digunakan BPK melakukan observasi terhadap penggunaan
RI Perwakilan Jawa Timur sebelum sistem e-audit pada proses pengolahan
dimasukkan ke Pusat Data BPK pada data karena mengandung data-data penting
Portal E-audit. Apabila pengirim data dari dari entitas, (2) peneliti tidak dapat
Entitas tidak sesuai dengan waktu yangg melakukan observasi terhadap penggunaan
disepakati tentu proses pengolahan sistem e-audit oleh pemeriksa, karena
menjadi tidak maksimal atau tidak tepat informan sedang tidak melaksanakan tugas
waktu sehingga data. Ketika data tersebut pemeriksaan sehingga tidak memiliki surat
belum ter-upload pada Pusat Data BPK tugas untuk mengakses Pusat Data BPK,
secara otomatis, Pemeriksa masih belum (3) Akses Warta BPK tahun terbaru yang
dapat melakukan pemeriksaan. cukup sulit karena belum dipublikasikan
pada website resmi BPK, (4) Pada
KESIMPULAN, KETERBATASAN penelitian ini peneliti melakukan
DAN SARAN wawancara hanya kepada dua informan,
10
sehingga hasil wawancara mengandung 10/Hal-6-231.pdf (diakses 22
unsur pribadi dari informan dan kurang September 2015)
kuat untuk dapat digeneralisasikan. _________,2011b. Rencana Strategis BPK
Berdasarkan pada hasil, 2011-2015. Online:
kesimpulan dan keterbatasan penelitian, http://www.bpk.go.id/web/?pag
maka saran yang dapat diberikan kepada e_id=8 (diakses 22 September
peneliti selanjutnya, bahwa ada 2015)
keterbatasan dalam pencarian informan _________,2011. Selayang Pandang E-
dan literatur, maka diharapkan bagi audit. Online:
peneliti selanjutnya untuk mengumpulkan http://www.bpk.go.id/page/sela
informasi sebanyak-banyaknya dan lebih yang-pandang (diakses 22
bervariasi. Selain itu, Instrumen penelitian Agustus 2015).
yang digunakan selanjutnya diharapkan _________,2014. Warta BPK Edisi 02 -
lebih bervariasi, tidak hanya dengan Vol. IV - Februari 2014.
wawancara sehingga informasi yang _________,2014. Warta BPK Edisi 03 -
diperoleh lebih detail. Dan yang terakhir Vol. IV - Maret 2014.
adalah peneliti selanjutnya sebaiknya Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw,
memasukkan pertanyaan yang bersifat P. R. (1989). User acceptance
negatif, agar jawaban yang diberikan lebih of computer technology: a
detail. comparison of two theoretical
models. Management science,
DAFTAR RUJUKAN 35(8), 982-1003. Online :
http://pubsonline.informs.org/d
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing oi/abs/10.1287/mnsc.35.8.982
(Pemeriksaan Akuntan) oleh (diakses 15 November 2015)
Kantor Akuntan Publik. Edisi Hartoyo, A. D. (2011). Upaya
Ketiga. Penerbit Fakultas Peningkatan Kinerja
Ekonomi Universitas Trisakti. Pemeriksaan BPK RI
Computer Assisted Audit menggunakan Computer
Techniques. Konferensi Assisted Audit Techniques.
Teknologi Informasi dan Konferensi Teknologi
Komunikasi Untuk Indonesia. Informasi dan Komunikasi
Bandung. Untuk Indonesia. Bandung.
Arens, A., and Loebbecke K. 2000. Laudon, K.C., Jane P. Laudon. 2004.
Auditing An Integrated Management Information
Approach. Eigth Edition. New Systems. 8th edition. New Jersey
Jersey: Prentice Hall Inc. : Prentice- Hall, Inc.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Masood, A., & Lodhi, R. N. (2015).
Indonesia (BPK RI). 2011. Factors Affecting the Success
Laporan Tahunan Badan of Government Audits: A Case
Pemeriksa Keuangan Republik Study of Pakistan. Universal
Indonesia. Online: Journal of Management, 3(2),
http://www.bpk.go.id/assets/file 52-62.
s/magazine/edisi-07-voli-juli- Miles, Matthew dan Huberman, A.
2011_hal_6_23.pdf (diakses Michael. 1992. Analisis Data
25 September 2015). Kualitatif: Buku Sumber
_________,2011a. Menuju E-audit yang Tantang Metode-Metode Baru.
Paripurna. Online: Jakarta:UI Press.
www.bpk.go.id/web/files/2011/

11
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Technology Acceptance Model
Salemba Empat. Jakarta. (TAM) Pada Badan Pemeriksa
Nindyastuti, D., & Kiswara, E. (2014). Keuangan (BPK) RI. Jurnal
Faktor-faktor Efektivitas Akuntansi dan Keuangan, 6.
Sistem E-audit (Studi Empirik
Pada E-audit Perjalanan Dinas
BPK RI Perwakilan Provinsi
Jawa Tengah). Diponegoro
Journal of Accounting, 275-
285.
Okab, R. (2013). Electronic Audit Role in
Achieving Competitive
Advantages and Support the
Strategy of the External Audit
in Auditing Offices in the
Hashemite Kingdom of Jordan.
International Business
Research, 6(6), p181.
Pradita, A., & Nuswantara, D. A. (2014).
Implementasi E-audit dalam
Meningkatkan Fungsi
Pemeriksaan Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan
Negara Pada BPK-RI. Jurnal
Akuntansi UNESA, 2.
Robert K. Yin. 2012. Studi Kasus Desain
& Metode. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada
Stoel, D., Havelka, D., & Merhout, J. W.
(2012). An analysis of
attributes that impact
information technology audit
quality: A study of IT and
financial audit practitioners.
International Journal of
Accounting Information
Systems, 13(1), 60-79.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Manajemen. Bandung :
Penerbit Alfabeta
Sutarto, D. (2015). Analisis Pelaksanaan
E-audit Pada BPK RI
Perwakilan Provinsi Jawa
Timur. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 3.
Tangke, N. (2005). Analisa Penerimaan
Penerapan Teknik Audit
Berbantuan Komputer (TABK)
Dengan Menggunakan
12

Anda mungkin juga menyukai