Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pembuatan sebuah produk hukum, Indonesia sebagai negara hukum1

selalu berdasarkan kepada Undang-Undang Dasar 1945, dan dapat dibuat oleh

lembaga-lembaga negara. Dalam hal ini, menurut Ni’matul Huda lembaga-

lembaga Negara yang dapat membuat produk hukum dikategorikan menjadi 4

(empat), yaitu :

1. Lembaga yang dibentuk dan diatur berdasarkan UUD yang diatur dan

ditentukan lebih lanjut dalam atau dengan UU, Peraturan Pemerintah,

peraturan presiden, dan keputusan presiden;

2. Lembaga yang dibentuk berdasarkan undang-undang yang diatur atau

ditentukan lebih lajut dalam atau dengan peraturan pemerintah,

peraturan presiden, dan keputusan presiden;

3. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah atau

Peraturan Presiden yang ditentukan lebih lanjut dengan keputusan

presiden; dan

1
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
2

4. Lembaga yang dibentuk berdasarkan peraturan mentri yang ditentukan

lebih lanjut dengan keputusan mentri atau keputusan pejabat dibawah

mentri.2

Sementara itu dalam proses pembuatannya, produk hukum diatur oleh

Undang-Undang No. 12 tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan. Dan Hierarki perundang-undangan di Indonesia yang terdapat pada

Undang-Undang No. 12 tahun 2011 adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang;

d. Peraturan Pemerintah;

e. Peraturan Presiden;

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan

g. Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota.3

Negara Indonesia, sebagai pemerintah yang mengatur dalam pembuatan

Undang-Undang, haruslah memperhatikan segala hal yang ada di masyarakat

guna tercapainya sebuah Undang-Undang dan pemerintahan yang baik. Dalam hal

2
Ni’matul Huda, S.H., M.Hum., Lembaga Negara Dalam Masa Transisi Demokrasi, (Yogyakarta
: UII Press : 2007), hlm. 89-93

3
Undang-Undang nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
pasal 7 ayat (1).
3

ini asas-asas pemerintahan yang baik menjadi acuan Negara Indonesia dalam

pembuatan peraturan Produk Hukum.

B. RUMUSAN MASALAH

Setelah melihat latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan dua rumusan

masalah, yaitu :

1. Apa itu asas-asas pemerintahan yang baik?

2. Bagaimana penggunaan asas-asas pemerintahan yang baik dalam

pembentukan produk hukum?


4

BAB II

PEMBAHASAN

A. ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK

Dalam KBBI, Asas adalah hukum dasar, dasar (sesuatu yang menjadi

tumpuan berpikir ataupun berpendapat), dan dasar cita-cita (perkumpulan atau

berorganisasi4. Sementara itu menurut Hotma F. Sibuea, asas-asas umum

pemerintahan yang baik secara gramatikal adalah dasar dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang baik.5

Hotma F. Sibuea berpendapat Asas-asas umum pemerintahan yang baik

lahir dari praktik penyelenggaraan negara dan pemerintahan sehingga bukan

produk formal suatu lembaga negaraseperti Undang-Undang. Asas-asas umum

pemerintahan yang baik lahir sesuai perkembangan zaman untuk meningkatkan

perlindungan terhadap hak-hak dan individu. Dan fungsinya adalah sebagai

pedoman atau penuntun bagi pemerintahan atau pejabat administrasi negara dalam

rangka pemerintahan yang baik.6

Asas-asas Pemerintahan yang baik pertama kali diperkenalkan di Nederlan

pada tahun 1950 oleh panitia De Monchy guna meningkatkan perlindungan

4
Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional : 2008) Hal. 96

5
Dr. Hotma P. Sibuea, Asas Negara Hukum Perturan dan kebijakan & Asas-asas Umum
Pemerintahan yang Baik, (Jakarta : Penerbit Erlangga : 2010) Hal. 150.

6
Ibid, Hal. 151.
5

hukum secara lebih baik bagi warga masyarakat, maka dibuatlah laporan tentang

Asas-asas umum pemerintahan yang baik (algemene beginselen van behorlijk

bestaur atau the general principles of Good Administration)7. Hal ini terjadi

karena adanya kewenangan bagi administrasi negara untuk bertindak secara bebas

dalam melaksanakan tugas-tugasnya,dan adanya kemugkinan bahwa administrasi

negara melakukan perbuatan yang menyimpangdari peraturan yang berlaku

sehingga menimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.8

KEDUDUKAN DALAM HUKUM FORMAL

Dalam hal kedudukan Asas-asas umum pemerintahan yang baik ada dua

pendapat yang bertentangan, yang pertama oleh SF. Marbun, Moh. Mahfud MD.,

C.S.T. Kansil, dan Christine S.T. Kansil yang berpendapat bahwa asas-asas umum

pemerintahan yang baik belum pernah dituangkan secara resmi didalam peraturan

perundang-undangan sebagai asas-asas umum pemerintahan, sehingga kekuatan

hukum nya secara yuridis formal belum ada. Jika diatas disebutkan bahwa dalam

produk perundang-undangan yang baru istilah tersebut digunakan secara tegas

namun hanya secara istilah saja, yang materi-materinya berserakan di berbagai

7
Muchsan, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, (Yogyakarta : Liberty : 1982) Hal.
74.

8
SF. Marbun, S.H., dan Moh. Mahfud MD, S.H., Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara
(Yogyakarta : Liberty : Cet. IV : 2006) Hal. 57.
6

peraturan perundang-undangan atau yurisprudensi. Jadi tidak ada peraturan formal

khusus tentang asas-asas umum pemerintahan yang baik.9

Sementara Hotma F. Sibuea berpendapat pada masa sekarang, asas-asas

umum pemerintahan yang baik (layak) dipandang sebagai bagian dari hukum

positif, baik sebagai hukum positif tidak tertulis, maupun sebagai hukum positif

yang tertulis seperti di Jerman. Di Jerman asas-asas umum pemerintahan yang

baik dimuat dalam perundang-undangan umum (verwaltungsverfahrensgesetz).10

RINCIAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINAHAN YANG BAIK

Crince Le Roy mengemukakan sebelas asas umum pemerintahan yang baik dalam

lapangan hukum administrasi dan praktik penyelenggaraan pemerintahan di

Belanda11, yang meliputi :

1. Asas Kepastian Hukum (Principle of Legal Security);

2. Asas Keseimbangan (Principle of proportionality);

3. Asas Kesamaan dalam Mengambil Keputusan (Principle of Equality);

4. Asas Bertindak Cermat (Principle of Carefulness);

5. Asas Motivasi dalam setiap keputusan (Principle of Motivation);

6. Asas Laangan Mencampuradukan kewenangan (Principle of non-

misuse of Competence);

9
Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H., & Christine S.T. Kansil, S.H., M.H., Pengantar Ilmu Hukum
Indonesia (Jakarta : Penerbit Rineka Cipta : 2014), Hal. 364.

10
Op.Chit., Dr. Hotma F. Sibuea, S.H., M.H. hal. 154.

11
Ibid, Hal. 158.
7

7. Asas Permainan yang Layak (Principle of Fair Play);

8. Asas Keadilan atau Kewajaran (Principle of Reasonable of

Prohibition of Arbitrariness);

9. Asas Menanggapi Penghargaan yang Wajar (Principle of Meeting

Raised Expectation);

10. Asas Meniadakan Akibat Keputusan yang Batal (Principle of Undoing

the Consequence of Unnulled Decision); dan

11. Asas Perlindungan atas Pandangan (cara) Hidup Pribadi (Principle of

Protecting the Personal Way of Life).

Sementara itu Koentjoro Purbopranoto melengkapi asas-asas umum

pemerintahan yang baik yang dikemukakan diatas dengan menambah asas lain

dalam rangka mengadaptasi asas-asas umum pemerintahan yang baik dalam

konteks Indonesia12, yaitu :

1. Asas Kebijaksanaan (Principle of Sapiently); dan

2. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum (Principle of Public

Service).

B. PENGGUNAAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG

BAIK DALAM PEMBUATAN PERUNDANG-UNDANGAN

Dalam pembuatan produk hukum, Asas-asas umum pemerintahan yang baik

sangatlah penting demi terciptanya Produk Hukum yang baik dan berkualitas.

12
Koentjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan
Administrasi Negara, (Bandung : Alumni : 1978) Hal. 29-30.
8

Halini sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 2 “Kedaulatan

berada di tangan rakyat dan dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang

Dasar”13. Yang artinya pemerintah haruslah membuat produk hukum yang

memntingkan kepentingan rakyatnya.

Asas Kepastian Hukum menghendaki dihormatinya hak yang telah

diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan badan atau pejabat negara. Dan

keputusan tersebut tidak boleh dicabut kembali guna memberikan rasa aman bagi

pemilik hak tersebut14.

Asas Keseimbangan menghendaki proporsi yang wajar dalam penjatuhan

hukum terhadap pegawai yang melakukan kesalahan, agar hukuman tidak

berlebih-lebihan dan membebani masyarakat. Asas Kesamaan dalam mengambil

Keputusan menghendaki agar dalam menghadapi kasus atau fakta yang sama alat

administrasi negara dapat mengambil tindakan yang sama15.

Asas Bertindak Cermat menghendaki agar alat Administrasi Negara

senantiasa bertindak secara hati-hati agar tidak menimbulkan kerugian bagi

masyarakat. Asas Motivasi untuk setiap keputusan menghendaki agar dalam

13
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 1 Ayat 2

14
Op.Chit, SF. Marbun, S.H., & Moh. Mahfud MD, S.H., Hal. 60.

15
Ibid, Hal. 61.
9

mengambil keputusan pejabat pemerintah itu dapat bersandar pada alasan atau

motivasi yang cukup yang sifatnya benar, adil, dan jelas16.

Asas Jangan Mencampurkan Kewenangan menghendaki agar dalam

mengambil keputusan pejaat negara tidak menggunakan kewenangan atas

kekuasaan diluar maksud pemberian kekuasaan atau kewenangan. Asas

Permainan yang Layak menghendaki agar pejabat pemerintah dapat memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya kepada warga masyarakat untuk mendapatkan

informasi yang benar dan adil, sehinggadapat pula memberi kesempatan yang luas

untuk menuntut keadilan dan kebenaran17.

Asas Keadilan atau Kewajaran menghendaki agar dalam melakukan

tindakan pemerintah tidak berlaku sewenang-wenang atau berlaku tidak layak.

Asas Menanggapi Pengharapan yang Wajar menghendaki agar tindakan

pemerintaha dapat menimbulkan harapan-harapan yang wajar bagi yang

berkepentingan.18

Asas Meniadakan suatu Keputusan yang Batal menghendaki agar jika

terjadi pembatalan atas suatu keputusan maka akibat dari keputusan yang

dibatalkan itu harus dihilangkan sehingga yang bersangkutan harus diberi ganti

rugi atau rehabilitasi. Asas Perlindungan atas Pandangan menghendaki agar setiap

16
Ibid, Hal. 62

17
Ibid, Hal. 62-63.

18
Ibid, Hal. 63.
10

pegawai negri diberi kebebasan atau hak untuk mengatur kehidupan pribadinya

sesuai dengan pandangan yang dianutnya.19

Asas Kebijaksanaan enghendaki agar dalam melaksanakan

tugasnyapemerintah diberi kebebasan untuk emelakukan kebijaksanaan tanpa

harus selalu menunggu Instruksi. Asas Penyelenggaraan Kepentingan Umum

menghendaki agar dalam menyelenggarakan tugasnya pemerintah selalu

mengutamakan kepentingan umum.20

Penulis berpendapat penggunaan Asas-Asas Umum Pemerintah yang Baik

sangatlah penting guna terciptanya produk hukum yang baik. Asas-asas tersebut

juga sependapat dengan Pancasila dan dapat menunjukkan nilai-nilai yang ada

didalamnya21.

19
Ibid, Hal. 64.

20
Ibid, Hal. 65-66.

21
Pancasila
11

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari tulisan diatas penulis menyimpulkan beberapa hal, yaitu :

1. Asas-asas umum pemerintahan yang baik lahir dari praktik

penyelenggaraan negara dan pemerintahan sehingga bukan produk

formal suatu lembaga negara seperti Undang-Undang. Asas-asas

umum pemerintahan yang baik lahir sesuai perkembangan zaman

untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak dan individu. Dan

fungsinya adalah sebagai pedoman atau penuntun bagi pemerintahan

atau pejabat administrasi negara dalam rangka pemerintahan yang

baik.

2. Alat Administrasi Negara dalam pembuatan produk hukum, haruslah

senantiasa berpedoman pada Asas-Asas Umum Pemerintah yang Baik,

dan mengaplikasikannya dalam setiap Produk Hukum yang dibuat.


12

DAFTAR PUSTAKA

Huda, Ni’matul S.H., M.Hum., Lembaga Negara Dalam Masa Transisi


Demokrasi. 2007. Yogyakarta. UII Press.

Kansil, Prof. Drs. C.S.T. S.H., & Christine S.T. Kansil, S.H., M.H., Pengantar
Ilmu Hukum Indonesia. 2014, Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Marbun, SF. S.H., dan Moh. Mahfud MD, S.H., Pokok-pkok Hukum Administrasi
Negara. 2006. Yogyakarta. Liberty. Cet. IV.

Muchsan, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia. 1982. Yogyakarta.


Liberty.

Pancasila

Purbopranoto, Koentjoro. Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan


Peradilan Administrasi Negara, 1978. Bandung. Alumni.

Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta. Pusat Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional.

Sibuea, Dr. Hotma P. Asas Negara Hukum Perturan dan kebijakan & Asas-asas
Umum Pemerintahan yang Baik. 2010. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan

Anda mungkin juga menyukai