Slametiningsih
1006801071
Slametiningsih
1006801071
ii
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karuniaNya, sehingga Karya Ilmiah Akhir dengan judul ”Peningkatan
Perkembangan Anak Usia Bayi untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Melalui Pemberian Terapi Kelompok Terapeutik di RW 02, 03 dan 11
Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada yang terhormat :
1. Ibu Dewi Irawaty,M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia beserta seluruh jajarannya, yang telah memberikan
kesempatan kembali untuk mengikuti studi di Program Pendidikan Perawat
Spesialis Jiwa di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
2. Prof. Achiryani S.Hamid, MN., DNSc. Selaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana serta
memotivasi selama mengikuti Program Pendidikan Perawat Spesialis Jiwa di
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
3. Prof. Dr. Budi Anna Keliat, M.App.Sc., selaku pembimbing I Karya Tulis
Ilmiah yang telah membimbing penulis dengan meluangkan waktu, sabar,
bijaksana dan penuh ketelitian dalam memberikan masukan serta motivasi
dalam penyelesaian Karya Ilmiah Akhir ini.
4. Ns. Ice Yulia Wardhani, M.Kep, Sp. Kep. Jiwa sebagai pembimbing II yang
membimbing penulis dengan sabar, bijaksana dan juga sangat cermat
memberikan masukan serta motivasi dalam penyelesaian Karya Ilmiah Akhir
ini.
5. Seluruh dosen di Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan
kepada penulis selama mengikuti Program Pendidikan Perawat Spesialis Jiwa
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Semoga amal dan budi baik bapak dan ibu mendapat pahala yang berlimpah dari
Tuhan Yang Maha Esa. Mudah-mudahan Karya Ilmiah Akhir ini bermanfaat bagi
upaya peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan jiwa.
Akhirnya dengan terbuka penulis menerima masukan dan saran yang membangun
untuk perbaikan Karya Ilmiah Akhir ini.
Nama : Slametiningsih
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul : Peningkatan perkembangan anak usia bayi untuk
Meningkatkan rasa percaya diri melalui
pemberian terapi kelompok terapeutik di RW 02,
03 dan RW11 Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara
Perkembangan anak usia bayi perlu dilakukan stimulasi yang optimal, terapi kelompok
terapeutik adalah terapi spesialis keperawatan jiwa yang membantu stimulasi
perkembangan rasa percaya bayi. Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah adalah
mengidentifikasi efek terapi kelompok terapeutik terhadap perkembangan rasa percaya
bayi. Metode yang digunakan adalah studi serial kasus dengan jumlah responded
sebanyak 20 bayi dan ibunya yang di dapatkan secara purpose . Terapi kelompok
terapeutik dilakukan tujuh sesi yang diberikan secara bertahap dan berkesinambungan
kepada bayi bayi dan melatih ibu. Hasil studi mengatakan adanya peningkatan
perkemampuan ibu dalam menstimulasi perkembangan aspek motorik, kognitif, bahasa,
emosi, moral, kepribadian, spiritual dan psikososial dan psikomotor yang berdampak
peningkatan pada perkembangan bayi. Terapi kelompok terapeutik bayi disarankan
digunakan untuk menstimulasi rasa percaya diri .
Kata Kunci : Anak Usia bayi, aspek perkembangan, perkembangan rasa percaya, terapi
kelompok terapeutik
ix
Name : Slametiningsih
Field of study : Nursing Science
Topic : Increase of Infant Development to Improve Self
Confidence By Therapeutic GroupTherapy at RW 02,03
and 11 Kelurahan Tanah Baru North Bogor.
Refernce 70 (1991-2012)
xi
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
2.4 Konsep CMHN (Community Mental Health Nursing ) 43
2.4.1 Pilar I : Manajemen Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat............................. 45
2.4.2 Pilar II : Manajemen Pemberdayaan Masyarakat........................................... 47
2.4.3 Pilar III : Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program................................... 49
2.4.4 Pilar IV : Manajemen Kasus Kesehatan Jiwa 50
3. HASIL PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN DAN ASUHAN 52
KEPERAWATAN BAYI DI RW 03 DAN RW 11 KELURAHAN TANAH
BARU, BOGOR UTARA
3.1 Hasil Pelaksanaan Manajemen Pelayanan di Komunitas RW 02, 03 dan 11 Kelurahan 52
Tanah Baru Bogor Utara .......................................................................................
3.2. Hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di Komunitas RW 03 dan RW 11 Kelurahan 55
Tanah Baru Bogor Utara .............................................................................................
3.2.1 Pengkajian............................................................................................... 55
3.2.2. Diagnosa Keperawatan....................................................................................... 63
3.2.3 Rencana Tindak lanjut.................................................................................. 63
3.2.4 Tindakan Keperawatan........................................................................................... 65
3.2.5 Evaluasi................................................................................................................................ 75
4. PEMBAHASAN.....................................................................................................
4.1 Karakteristik Anak Usia Bayi dan Ibu di RW 03 dan 11 Kelurahan Tanah Baru Bogor 80
Utara.........................................................................................................................
4.1.1. Karekteristik Bayi............................................................................................... 80
4.1.2. Karakteristik Ibu................................................................................................................ 86
4.1.3 Faktor Predisposisi............................................................................................................ 89
4.1.4 Faktor Presipitasi............................................................................................................... 93
4.2 Perubahan Tanda dan Gejal sebelum dan Sesudah di lakukan terapi kelompok terapeutikpada 96
anak usia bayi................................................................................................................................
4.3 Perubahan Kemampuan dalam Pelaksanaan Terapi Kelompok Terapeutik pada Anak Usia Bayi 106
di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara..........................................................
5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 111
5.1 Simpulan ............................................................................................................ 111
5.2 Saran ................................................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA
xii
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel Daftar Kelompok Terapi Kelompok Terapeutik pada Anak Usia Bayi
3.1. dan Psikoedukasi Keluarga di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru 54
Bogor Utara . Periode September 2012 – 2013……………………………….
Tabel Delapan Aspek Perkembangan yang dimiliki oleh Anak Usia sekolah di RW 03
3.9 & 11 Kelurahan Tanah Baru , Periode September 2012- April 2013…………. 76
xiii
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
DAFTAR SKEMA
xiv
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesa
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
2
cenderung untuk memiliki rasa aman dan dapat mengekplorasi lingkungan yang
baru, sebaliknya jika anak tidak memiliki rasa percaya cenderung tidak memiliki
harapan, sehingga bisa terjadi penyimpangan dalam perkembangan. Faktor yang
mempengaruhi rasa percaya bayi disebabkan karena faktor genetik, lingkungan
prenatal dan post natal (Soetjiningsih, 2012). Pre natal dimana merasakan
adanya keterikatan dengan janin, sedangkan post natal ini merupakan hubungan
langsung ibu dengan bayi sentuhan dan pandangan kasih sayang orang tua
kepada bayinya akan memberikan jalinan kasih sayang yang kuat diantara
keduanya, sentuhan orang tua merupakan komunikasi memupuk cinta kasih
antara orang tua dan anaknya, dengan demikian anak akan memiliki budi
pekerti yang baik dan penuh dengan percaya diri.
Otak bayi semakin distimulasi maka akan semakin banyak mielinisasi atau
pembentukkan selubung syaraf otak akan cepat terbentuk, semakin banyak pula
cabang neuron yang dibentuk, sehingga terbentuk komunikasi sel antar otak yang
baik (Soetjiningsih, 2012). Hasil riset menunjukkan bahwa otak anak sebelum
usia 3-4 tahun itu ibarat sponge, yang akan menyerap apa saja yang dilihat,
didengar, dicium, dirasakan dan disentuh dari lingkungan mereka ( Mustofa
2009). Penelitian mengenai otak manusia telah menunjukkan bahwa
perkembangan intelektual otak berkembang pesat menjadi 50% potensi otak
dewasa pada empat tahun pertama sejak anak dilahirkan. Usia empat hingga
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
3
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
4
terhadap delapan aspek kemampuan pada usia bayi (motorik, kognitif, bahasa,
emosi, kepribadian, moral, spiritual dan psikososial).Faktor pendukung (Enabling
factor), supaya bisa dilakukan stimulasi perkembangan masa bayi dengan baik
sehingga diperlukan petugas kesehatan yang kompeten. Faktor penguat
(Reinforcing factor) supaya tetap bisa dilakukan stimulasi dirumah maka perlu
ada adanya keluarga /ibu/caregiver dan kader kesehatan.
Terapi kelompok terapeutik salah satu jenis terapi, terapi kelompok yang
memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk saling berbagi pengalaman,
saling membantu satu dengan lainnya, untuk menemukan cara menyelesaikan
masalah dan mengantisipasi masalah yang akan dihadapi dengan mengerjakan
cara yang efektif untuk mengendalikan stress (Townsend, 2009 ). Terapi
kelompok terapeutik bertujuan untuk meningkatkan hubungan yang positif
antara orang tua dan bayi, menurunkan depresi post natal pada ibu serta
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
5
Karya tulis ilmiah ini dibuat berdasarkan pelaksanaan kegiatan praktek klinik
keperawatan jiwa di kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara khususnya di RW 02, 03
dan 11 selama 24 minggu dari bulan September s/d 19 April 2013, dimulai
dengan residen 1, 2 dan pelaksanaan residen 3 selama 9 minggu mulai dari
tanggal 18 Febuari s/d 19 April 2013 dengan tujuan mengembangkan program
CMHN (Community Mental Health Nursing) baik yang masalah gangguan jiwa
berat, masalah mental emosional dan sehat, Jumlah populasi di Kelurahan Tanah
Baru secara keseluruhan 18.529 jiwa dengan jumlah KK 16.859 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk di RW 02, 03 dan 11 secara keseluruhan 4248 jiwa dengan
jumlah KK 1034. Jumlah yang sehat 3778, hasil laporan dari kader kesehatan jiwa
ditemukan jumlah bayi yang sehat di RW 02,03 dan 11 ada 38 bayi, 18 bayi di
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
6
Kegiatan terapi kelompok terapeutik supaya berjalan dengan baik dan dapat
dihadiri oleh semua bayi dan ibunya sehingga kader kader kesehatan jiwa
menggerakan keluarga dan bayi untuk hadir dan mengikuti kegiatan terapi
kelompok terapeutik. Kegiatan terapi kelompok terapeutik dilaksanakan sampai 1-
7 sesi dengan jumlah pertemuan 5 kali . Keberhasilan pelaksanaan tindakan
keperawatan terapi generalis dan spesialis tidak terlepas dari peran kader
kesehatan jiwa, selalu mengerakkan ibu-ibu (keluarga) dan bayi , melakukan
kunjungan rumah dalam upaya meningkatkan perkembangan masa bayi. Hal ini
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
7
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
8
1.2.2.2 Diketahui hasil pelaksanaan delapan aspek perkembangan anak usia bayi
setelah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada anak usia bayi di RW 02, 03
dan 11 Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara
1.2.2.3 Diketahui hasil pelaksanaan kemampuan bayi, ibu dan kader setelah
dilakukan tindakan terapi terapeutik pada anak usia bayi di RW 02, 03 dan 11
Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara.
1.2.2.4 Diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa
bayi di RW 03 dan 11 Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
9
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan dipaparkan tinjauan teoritis yang berkaitan dengan teori
keperawatan yang mendasari karya ilmiah akhir dengan menggunakan
pendekatan teori model stress adaptasi Stuart (2009) dan teori model
Precede/Proceed Green (1991) , dalam melakukan tindakan terapi spesialis
yaitu terapi kelompok terapeutik pada usia bayi rasa percaya.
10 Universitas Indonesia
Faktor predisposisi
Stresor presipitasi
Sumber koping
Mekanisme koping
Konstruktif Destruktif
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
12
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
13
bila basah, haus, lapar, sakit dan gerah, senang ketika ibu datang menghampiri,
menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya, memandang wajah ibu.
3. Faktor sosialkultura
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
14
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
15
Usia 12 sampai 18 bulan yaitu menunjukkan perbedaan kasar atau tidak sama,
mengerti bagian tubuh dasar, mendapatkan pengertian beberapa kata tiap
minggunya, dapat mengidentifikasi benda sederhana, mengerti sampai 150 kata
dan menggunakan 20 kata pada usia 18 bulan. Konsonan awal dan akhir sering
dilupakan ( Depkes 2006). Bayi yang sehat cenderung lebih cepat belajar bicara
ketimbang bayi yang tidak sehat motivasi berkomunikasi lebih kuat. Bayi yang
dapat menyesuaikan diri dengan baik cenderung kemampuan bicaranya lebih
baik, baik secara kuantitaitf mampu secara kualitatif ketimbang bayi yang
penyesuaian dirinya jelek. Sebagaimana dengan perkembangan kognitif,
perkembangan bahwa seseorang anak menstimulasi khsusus dari orang tua dan
pengasuh. Tanpa adanya stimulasi serta rangsangan perkembangan bahasa anak
akan mengalami hambatan. Hambatan yang dialami dalam perkembangan akan
memberikan dampak terhadap aspek perkembangan lainnya, terutama
perkembangan sosial dan emosi anak.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
16
Perkembangan emosi pada usia 0-1 bulan adalah adanya senyuman sosial, pada
usia 3 bulan ada senyum kesenangan, usia 3-4 bulan kehati-hatian, usia 4 bulan
keheranan, usia 4-7 bulan kegembiraan dan kemarahan, usia 5-9 bulan ketakutan
dan usia 18 bulan ada rasa malu. Piaget ( Sadock, 2010) Kebutuhan emosi/
kasih sayang, kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat
( bonding) dan kepercayaan dasar ( basic trust). Ikatan batin yang erat, mesra
dan selaras yang diciptakan lebih awal dan lebih permanen sangat penting,
karena turut menentukan perilaku bayi kemudian hari, menstimulasi
perkembagan otak bayi, merangsang perhatian bayi terhadap dunia luar,
menciptakan kelekatan ( attachment) antara ibu dan bayi, serta meningkatkan
rasa kepercayaan dari bayi. Pemberi ASI dapat meningkatkan ikatan batin bayi
dan ibu sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada
bayi.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
17
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
18
spiritual sangat berkaitan dengan bagian moral dan etis dalam konsep diri bayi.
Tahap perkembang spiritual pada masa bayi adalah tahap undifferentiated yaitu
periode masa bayi tidak memiliki konsep benar atau salah, tidak memiliki
keyakinan yang membimbing perilaku mereka. Mesti demikian, awal keimanan
terbentuk dari pengembangan rasa percaya dasar melalui hubungannya dengan
pemberi asuhan primer.
Sumber koping suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang
( Stuart, 2009) sumber koping yang perlu dikaji pada anak usia bayi meliputi
dapat dibagi menjadi dua yaitu kemampuan internal dan kemampuan personal
( personal ability ) dan keyakinan positif ( Positivebelief), sedangkan
kemampuan eksternal bersumber dari luar individu meliputi social support ,
material asset ( Stuart, 2009). Keempat komponen tersebut akan membantu
dalam proses perkembangan pada anak usia bayi.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
19
2. Personal ibu
Ibu(caregiver ) belum mengatahui cara menstimulasi perkembangan anak usia
bayi. belum tahu cara menstimulasi perkembangan anak usia bayi. atau sudah
mengetahui cara mensitumasi perkembangan anak usia bayi atau belum tahu
cara menstimulasi perkembangan anak usia bayi.
3. Personal ability kader
Mampu mendeteksi keluarga sehat (usia bayi, menggerakan keluarga sehat
untuk dilakukan penyuluhan dan terapi kelompok terapeutik, melakukan
kunjungan rumah pada pasien sehat, mendokumentasikan semua kegiatan.
b. Positivebelief ( Keyakinan Positif)
Keyakinan yang sudah ditanamkan sejak kecil dari lingkungan keluarga dan
lingkungan sekitarnya melalui proses pembelajaran ( Stuart, 2009). memiliki
keyakinan dan nilai positif.
Dukungan sosial adalah salah satu fungsi dan ikatan sosial yang
menggambarkan kualitas hubungan interpersonal dianggap sebagai aspek
kepuasaan secara emosional dalam kehidupan individu ( Smet 1994). Dukungan
sosial yang diterima dapat membuat individu merasa percaya diri, tenang,
diperhatikan, dicintai dan kompeten. Dukungan sosial terdiri dari informasi
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
20
verbal, non verbal, dan tindakan yang diberikan oleh orang lain sehingga
mempunyai manfaat emosioanal bagi individu. Dukungan sosial dalm
perkembangan anak usia bayi meliputi : keluarga, kader kesehatan jiwa,
kelompok dan masyarakat
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
21
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
22
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
23
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
24
Pada tahap ini dilakukan analisa kebijakkan, sumber daya dan peraturan yang
berlaku yang dapat memfasilitasi atau mengambat program promosi kesehatan,
untuk stimulasi perkembangan anak usia bayi sudah ada programnya di Dinas
Kesahatan Kota Bogor untuk dapat dilaksanakan di Puskesmas Bogor Utara
Pada tahap ini kita melangkah dari perencanaan dengan menggunakan Precede
ke implementasi dan evaluasi dengan menggunakan Proceed. Procede
digunakan untuk meyakinkan bahwa program tersedia, dapat dijangkau, dapat
diterima dan dapat dipertanggungjawabkan. Green (1991, dalam Notoatmodjo,
2012). Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan adalah terapi kelompok
terapeuitk pada usia bayi sehingga bisa mengasilkan rasa peercaya.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
25
Evaluasi proses dilakukan untuk menilai proses yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan yaitu terapi kelompok terapeutik pada anak usia bayi dan
psikoedukasi keluarga.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
26
belum sampai waktunya baru 2 bulan, masih perlu memotivasi dan memonitor
perkembangan yang sudah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada anak usia
bayi yang berada di wilayah RW 03 dan RW 11 di Kelurahan Tanah Baru,
Bogor Utara.
Evaluasi hasil dilakukan pada tahapan sembilan, tindakan yang dilakukan pada
tahapan ini mengukur perubahan jangka panjang berupa perubahan dalam
kesehatan dan manfaat sosial atau kualitas hidup ( Green (1991) dalan
Notoadmojo, 2012). Ini memakan waktu yang sangat lama untuk mendapatkan
hasil dapat bertahun-tahun sebelum perubahan nyata dalam kualitas hidup
terlihat.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
27
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
28
Enabling
factor
Perawat
CMHN
Mahasiswa
FIK-UI
Tokoh
masyrakat
Tokoh
Agama
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
29
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
30
Usia bayi disebut juga dengan sebagai rasa percaya merupakan tahap awal
mengembangkan rasa percaya atau trust terhadap pengasuhnya atau orang tua
Erikson (1959, dalam Sadock, 2010). Perhatian yang penuh dari orang tua
terhadap kebutuhan bayi dapat menimbulkan rasa kepercayaan, yang akhirnya
bayi mempunyai harapan positif dimasa mendatang. Perkembangan anak usia
bayi meliputi 8 aspek kemampuan (motorik, kognitif, bahasa, kepribadian, moral
emosi, spiritual dan psikososial) yang sudah dijelaskan pada tanda & gejala.
Kepercayaan mengandung tiga aspek yaitu pertama bayi belajar percaya pada
keamanan dan kesinambungan dari pengasuh diluarnya. Kedua bayi belajar
percaya diri dan dapat percaya kemampuan organ-organya sendiri untuk
menanggulangi dorongan-dorongan. Ketiga bayi menganggap dirinya cukup
dapat dipercaya sehingga pengasuh tak perlu waspada dan curiga (Nurdin,
2012). Rasa percaya dan tidak percaya bukan hanya muncul dan sesudah itu
selesai selama tahun-tahun pertama saja, melainkan akan muncul kembali pada
tahap-tahap perkembangan berikutnya, sehingga rasa percaya sangat penting
sekali dan untuk meningkatkan rasa percaya pada bayi maka perlu lingkungan
yang nyaman bagi bayi tersebut.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
31
Erikson ( 1991, dalam Wong, D.L, et al. 2011) membagi tahun pertama
kehidupan menjadi dua tahap yaitu tahap oral dan sosial. Usia tiga sampai empat
bulan asuhapan makanan adalah aktivitas social terpenting yang melibatkan
bayi. Bayi baru lahir dapat mentoleransi sedikit rasa frustasi atau keterlambatan
pemuasan. Narisme primer yaitu perhatian total hanya pada diri sendiri, tetapi
untuk menjadi lebih terkontrol bayi menggunakan perilaku lebih maju untuk
berinteraksi dengan orang lain. Modalitas social melibatkan cara meraih orang
lain dengan menggengam. Pada waktu menggengam bersifat reflex tetapi
memiliki makna sosial yang kuat bagi orang tua. Respon timbal balik dari
menggengam bayi adalah pelukan dan sentuhan orang tua. Terdapat stimulasi
taktil yang menyenangkan bagi orang tua dan bayi. Modalitas yang kedua
menggigit yang lebih aktif dan agresif. Bayi belajar bahwa mereka dapat
memeluk apapun yang menjadi milik mereka lebih dapat mengontrol lingkungan
mereka sepenuhnya. Tapi menggigit juga memberi pemuasan internal akibat rasa
tidak nyaman dari gigi dan rasa kekuatan atau control.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
32
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
33
Post natal , dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peraan ibu dalam ekologi
anak, yaitu peran ibu sebagai pra genetic faktor yaitu pengaruh biologisnya
terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap
pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadiaan. Pemberian ASI sedini
mungkin segera setelah bayi lahir, merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh
kembang anak keuntungan untuk bayi nilai gizi ASI yang tinggi adanya zat anti
pada ASI yang melindungi terhadap macam infeksi.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
34
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
35
mengenal lingkungan disekitarnya sehingga bayi tidak akan asing jika bertemu
dengan orang lain dan lingkungan baru.
Kemampuan personal adalah kemampuan yang dimiliki bayi itu sendiri untuk
mencapai pembentukkan rasa percaya diri positif, untuk melihat kemampuan
yang dimiliki pada bayi tidak bisa dilakukan secara verbal tetapi bisa melihat
non verbal dan perilaku sebagai berikut tidak langsung menangis saat bertemu
dengan orang lain, menolak saat digendong orang yang tidak dikenal, menangis
jika basah, lapar, haus sakit dan gerah, senang ketika ibu datang menghampiri,
menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya dan dapat memandang wajah ibu.
Berbagai dukungan bisa didapatkan bayi dari lingkungannya seperti keluarga
( orang tua dan saudara).
Dukungan lainnya yang dapat diberikan pada bayi dalam membentuk identitas
diri adalah material asset yang dapat mendukung perkembangan bayi. Keluarga
dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan bayi dengan cara bekerja, mencari
penghasilan, mencoba memenuhi kebutuhan sehari-hari. Aset pribadi seperti
rumah, tabungan, pegangan keluarga yang sewaktu-waktu kiranya dapat
digunakan untuk kepentingan bayi . Dukungan kepada bayi bisa juga berasal
dari pelayanan kesehatan yang didapatkan bayi dalam bentuk asuransi
kesehatam, pelayanan kesehatan terdekat di lingkungannya seperti puskesmas,
klinik pengobatan, bidan / dokter.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
36
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
37
Tindakan keperawatan spesialis pada anak usia bayi bisa dilakukan secara
kelompok yaitu dengan terapi kelompok terapeutik.
Terapi Kelompok Terapeutik
a. Definisi
Kelompok adalah kumpulan orang yang mempunyai hubungan dengan orang
lain, independen, dan mempunyai norma, terapi kelompok terapeutik merupakan
salah satu jenis terapi dari terapi kelompok yang memberi kesempatan kepada
anggotanya untuk saling berbagi pengalaman, saling berbagi pengalaman, saling
membantu satu dengan lainnya, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah
dan mengantisipasi masalah yang akan dihadapi dengan menganjarkan cara yang
efektif untuk mengendalikan stress. Kelompok terapeutik lebih berfokus pada
hubungan didalam kelompok, interaksi antara anggota kelompok dan
mempertimbangkan isu yang selektif (Townsend, 2009).
2. Tujuan
Kelompok terapeutik mempunyai tujuan bersama seperti tujuan kelompok yang
mempunyai kekuatan untuk menolong anggota dengan konsisten dalam
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
38
Terapi ini dilakukan pada kelompok keluarga yang menpunyai anggota keluarga
pada masa bayi, dimana setiap keluarga memiliki tugas untuk memberikan
kebutuhan perkembang bayinya sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya yang
terdiri dari aspek motorik, kognitif, bahasa, emosional, kepribadian, moral,
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
39
5. Orentasi
Dimulai dari persiapan buku kerja sebagai panduan, bekerjasama dengan kader
untuk mengidentifakasi peserta ( bayi dan orang tuanya) . Pada tahap ini
pemimpin kelompok mengorentasikan anggota pada tugas utama dan melakukan
kontrak yang terdiri dari tujuan, kerahasian, waktu pertemuan selama 75 menit,
struktur, kejujuran dan aturan komunikasi, norma perilaku, rasa memilki atau
kohesif antara anggota kelompok.
6 Fase Kerja
Fase ini meliputi 7 sesi yaitu :
a) Sesi Pertama
Konsep stimulasi turst bayi : pada sesi ini kegiatan yang dilakukan adalah
mendiskusikan pengalaman yang dihadapi oleh keluarga dalam mengasuh bayi
pada masa ini, kebutuhan tahap tumbuh kembang masa bayi, penyimpangan
perilaku masa bayi, dan bagaimana selama ini memberikan kebutuhan
perkembangannya. Hasil dari sesi pertama ini keluarga mengetahui kebutuhan
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
40
perkembangan masa bayi, penyimpangan perilaku masa bayi serta masalah yang
muncul dan kebutuhan sesuai tahap perkembangan masa bayi.
b) Sesi Dua
Penerapan stimulasi pada aspek motorik : pada sesi ini kegiatan yang dilakukan
adalah melakukan stimulasi perkembangan pada aspek motorik yaitu melatih
untuk mengangkat kepala, menahan kepala tetap tegak, melonjak, duduk,
merangkak, menarik keposisi berdiri, berjalan, membungkuk, belajar naik
tangga sedangkan kemampuan motorik halusnya memegang benda dengan kuat,
memasukkan benda dalam wadah, membuat bunyi-bunyian, menyembunyikan
dan mencari mainan, menyusun balok, menggambar. Hasil yang diharapkan dari
sesi dua ini keluarga mampu memberikan stimulasi perkembangan pada aspek
motorik dan mencoba mempraktekkan pada bayi. Disamping ini keluarga
mengetahui sejauh mana kemampuan yang sudah bisa dicapai oleh bayi sesuai
dengan apa yang sudah diajarkan.
c) Sesi Tiga
Penerapan stimulasi pada spek kognitif dan bahasa : pada sesi ini kegiatan yang
dilakukan adalah melakukan stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
yaitu melatih bayi menunjukkan bagian-bagian tubuhnya yaitu dengan cara
menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuhnya secara berulang-ulang,
memilik gambar-gambar yang menarik dan berwarna-warni serta menyebutkan
nama gamber yang ditunjuk tersebut, menempelkan berbagai macam gantungan
gambar yang menarik dan warna-warni dan mengajak bayi melihat gambar
tersebut. Sedangkan tehnik stimulasi perkembangan pada aspek bahasa adalah
mengajarkan bayi mencari sumber suara yaitu dengan melatih bayi memalingkan
mukanya kearah suara tersebut, melatih menirikuan kata-kata yaitu berbicara
dengan bayi berulang –ulang beberapa kata berkali-kali dan usahakan agar bayi
menirukannya. Setiap hari berbicara dengan bayi sesering mungkin. Pada sesi ini
keluarga mampu memberikan stimulasi perkembangan pada aspek kognitif dan
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
41
bahasa serta mnegetahui tahapan apa yang sudah dicapai dan apa yang belum
tercapai.
d) Sesi Empat
Penerapan stimulasi aspek emosional dan kepribadian pada sesi ini kegiatan
yang dilakukan adalah melakukan stimulasi perkembangan aspek emosinal dan
kepribadian yang meliputi memeluk dan mencium bayi, menina bobokan bayi,
memberikan makan jika lapar, memberikan minum jika haus serta mengganti
popok jika basah, mengajak bayi keluar untuk mengamati benda-benda dan
keadaan sekitarnya, meniru ocehan dan mimik muka bayi, mengayun bayi serta
membawa bayi melihat dirinya sendiri dicermin yang tidak mudah pecah. Pada
akhir sesi ini harapan keluarga mampu untuk memberikan stimulasi
perkembangan pada aspek emosional dari kepribadian dengan memenuhi
kebutuhan rasa aman dan nyaman bayi.
e) Sesi Lima
Penerapan stimulasi pada aspek moral dan spiritual : pada sesi ini kegiatan yang
dilakukan adalah melakukan stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
meliputi : menggunakan disiplin untuk memandu, mengendalikan dan
melindungi bayi, membuat komitmen dan patuh sesuai dengan keadaan misalnya
melatih menggunakan tangan kanan jika makan maupun jika memberikan dan
menerima sesuatu, melatih mengucapkan terima kasih jika ada yang memberi,
membaca dongeng, mendengarkan suara adzan, membaca kitab suci, membaca
doa ketika makan, sesudah makan maupun mau tidur. Pada akhir sesi ini
diharapakan keluarga mampu untuk memberikan stimulasi perkembangan aspek
moral dan spiritual dengan menggunakan disiplin untuk memandu dan
melindungi bayi.
f) Sesi Enam
Penerapan stimulasi pada aspek psikososial : pada sesi ini kegiatan yang
dilakukan adalah melakukan stimulasi bermain ciluk ba, melihat dirinya dikaca,
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
42
g) Sesi Tujuh
Sesi terakhir berbagi pengalaman setelah dilatih untuk memberikan stimulasi
perkembangan pada bayi terkait perkembangan pada aspek motorik, kognitif,
emosional, kepribadian, moral, spiritual dan psikososial. Pada sesi ini kegiatan
yang dilakukan adalah menanyakan cara stimulasi yang telah diajarkan dan apa
manfaatnya bagi bayi serta berbagai pengalaman antar anggota mengenai
stimulasi perkembangan yang telah dilakukan selama ini. Keluarga mempunyai
komitmen untuk selalu memberikan stimulasi perkembangan pada bayinya.
7 Fase Terminasi
Terminasi dapat dilakukan pada akhir tiap sesi atau beberapa sesi yang
merupakan suatu paket dengan memperhatikan pencapaian tujuan. Terminasi
yang sukses ditandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan
digunakan secara individual pada kehidupan sehar-hari.
2.3 Keluarga
2.3.1 Definisi
Menurut Friedman (1998, dalam Restiana, Keliat, Gayatri & Helena, 2010)
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Menurut Sayekti ( 1994, dalam Restiana,
Keliat, Gayatri & Helena, 2010) Dengan demikian keluarga adalah suatu
ikatan/persekutauan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
43
yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi
dan tinggal dalam.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
44
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
45
Manajemen pelayanan CMHN yang dikembangkan saat ini (Keliat, Panjaitan &
Riasmini, 2010) terdapat 4 pilar, yaitu manajemen pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat, manajemen pemberdayaan masyarakat, kemitraan lintas sektor dan
lintas program dan manajemen kasus kesehatan yang akan dilaksanakan oleh
perawat CMHN dan kader kesehatan. Pada laporan karya ilmiah akhir ini
menganggkat masalah pertumbuhan dan perkembangan anak usia bayi yang
dijadikan salah satu target pengelolaan asuhan keperawatan.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
46
tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan
sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana
kegiatan itu dilaksanakan, di mana kegiatan itu dilakukan.
Rencana bulanan Kader Kesehatan Jiwa meliputi bersama orang bayi membuat
jadwal kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai dengan
jadwal, mendampingi kegiatan perawat CMHN dalam melakukan stimulasi
tumbuh kembang bayi dan psikoedukasi keluarga, melakukan deteksi keluarga
dengan bayi , menggerakkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan/stimulasi
tumbuh kembang bayi , melakukan kunjungan rumah kepada keluarga untuk
pemantauan stimulasi tumbuh kembang bayi dan melakukan rujukan jika terjadi
penyimpangan kepada Perawat CMHN dan mendokumentasikan semua
kegiatan.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
47
Stimulasi perkembangan anak usia bayi dalam kegiatan perlu pendekatan lintas
sector yaitu dengan aparat kelurahan yang hubungannya masayarakat sehingga
kelurahan dapat menginformasikan kepada masyarakat bahwa ada program yang
sedang dilakukan terkait dengan perkembangan anak usia bayi. Lintas program
hal ini kerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas kecamatan serta bisa
bekerjasama dengan program gizi sehingga dalam pelaksanaan bisa dilakukan
berbarengan menilai pertumbuhan dan Perawat CMHN menilai dari segi
perkembangan.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
48
Setiap kader yang akan melaksanakan program kesehatan jiwa akan melalui
masa orientasi yaitu mengikuti sosialisasi Program CMHN dan pelatihan Kader
Kesehatan Jiwa. Orientasi yang dilakukan mencakup informasi budaya kerja
dan informasi umum tentang visi, misi, filosofi, dan kebijakan Desa Siaga Sehat
Jiwa. Penilaian kinerja Kader Kesehatan Jiwa dilakukan untuk memantau dan
mengevaluasi kemampuan kader dalam melaksanakan program kesehatan jiwa
komunitas. Penilaian kinerja kader dengan cara supervisi langsung (observasi)
atau tidak langsung (melalui dokumentasi laporan).
Kader kesehatan jiwa yang berperan dalam perkembangan anak usia bayi antara
lain harus mampu mendeteksi bayi yang sehat, menggerakan saat akan dilakukan
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
49
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
51
Untuk kader kesehatan bertanggung jawab untuk menggerakkan bayi dan orang
tua mengikuti kegiatan stimulasi tumbuh kembang bayi , melakukan supervisi
untuk memantau perkembangan bayi dan orang tua dalam menstimulasi serta
melakukan rujukan jika terjadi penyimpangan ke perawat CMHN dan
mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
BAB 3
HASIL PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN DAN
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DI RW02 03 DAN RW 11
KELURAHAN TANAH BARU, BOGOR UTARA
Pada bab ini akan di uraikan tentang manajemen pelayanan dan asuhan
keperawatan pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah
Baru, Bogor Utara yang menjadi lahan praktik spesialis keperawatan jiwa,
3.1 Hasil Pelaksanaan Manajemen Pelayanan di Komunitas RW 02, 03 dan
RW 11 Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara.
Kelurahan Tanah Baru merupakan salah satu kelurahan yang ada di wilayah
Kecamatan Bogor Utara. Pelaksanaan manajemen pelayanan Kelurahan
Tanah Baru terdiri dari 11 RW yaitu RW 01 s/d RW 11. Penulis bertanggung
jawab untuk mengelola 3 RW ( RW 02, RW 03 dan RW 11), dalam pelaksanaan
manajemen pelayanan di komunitas kelurahan Tanah Baru dimulai dengan
MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) di masing-masing RW, dengan tujuan
mensosialisasikan dan pembentukan RW peduli sehat jiwa hasil yang
disepakati rekruitmen kader kesehatan jiwa, dari RW 02 sebanyak 15 orang ,
RW 03 sebanyak 11 orang dan RW 11 sebanyak 15 orang, sekaligus
terbentuknya struktur pengurus RW siaga sehat jiwa , visi, misi dan filosofi
pembentukan peduli sehat jiwa dari masing-masing RW 02, RW 03 dan RW 11
di Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara. RW siaga sudah terbentuk, dilanjutkan
dengan pelatihan kader kesehatan jiwa dilaksanakan di Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara dari seluruh RW ( RW 01 s/d RW 11) dengan tujuan tersedianya
kader kesehatan jiwa di Tanah Baru khususnya di RW 02, 03 dan 11.
52 Universitas Indonesia
kunjungan rumah pada pasien yang telah mandiri, rujukkan kasus masalah
psikososial atau gangguan jiwa pada petugas puskesmas setempat dan
dokumentasi kegiatan kader kesehatan jiwa. Hari kedua masing-masing kader
kesehatan jiwa langsung terjun ke wahana praktek/ masyarakat sesuai dengan
masing-masing wilayah kader kesehatan jiwa dengan tujuan untuk
mengaplikasikan apa yang sudah dilaksanakan di dalam kelas di hari pertama.
Kader kesehatan jiwa bersama mahasiswa melaksanakan rapat bulan untuk
membuat rencana kerja bulan. Pendampingan dan pembimbingan bersama kader
melakukan kunjungan rumah di RW 02, 03 dan 11 dan supervisi kader kesehatan
jiwa.
Hasil deteksi keluarga yang dilakukan oleh kader didapatkan dari masing-masing
RW : jumlah KK, jumlah penduduk, daftar dan jumlah pasien gangguan jiwa,
pasien dengan masalah resiko yaitu psikososial dan pasien sehat dengan rincian
sebagai berikut: RW 02 terdiri dari enam RT ( Rt 01, 02, 03, 04, 05 dan 06)
jumlah penduduk RW 02 berdasarkan data ± 378 KK, jumlah penduduk ±1387,
jumlah pasien gangguan jiwa 5 orang, pasein gangguan mental emosional ±132
orang , dan sehat± 1294 orang ( jumlah bayi 10). RW 03 terdiri empat RT yaitu
RT 01,RT 02, RT 03 dan RT 05. Jumlah penduduk RW 03 berdasarkan data yaitu
± 318 kepala keluarga, dengan jumlah penduduk ± 1448 jiwa dengan jumlah
pasien gangguan jiwa berat sebanyak 2 orang, pasien gangguan mental emosional
178 orang dan pasien sehat 1268 orang (jumlah bayi 14). RW 11 berdasarkan data
jumlah penduduk sebanyak ± 338 kepala keluarga, ± 1416 jiwa dengan jumlah
pasien gangguan jiwa berat sebanyak 2 orang, pasien gangguan mental emosional
150 orang dan pasien sehat sebanyak 1263 orang (jumlah bayi 14). Jumlah bayi
di RW 02, 03 dan 11 ada 38 bayi.
Delapan belas bayi (RW 02 ada 10 bayi dan RW 03 ada 8 bayi ) sudah dilakukan
asuhan keperawatan dengan dilakukan tindakan keperawatan generalis
penyuluhan tumbuh kembang anak usia bayi dan tindakan keperawatan spesialis
yaitu terapi kelompok terapeutik dan psikoedukasi keluarga, adapun 20 bayi (RW
03 ada 6 bayi dan RW 11 ada 14 bayi), belum dilakukan asuhan keperawatan,
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
54
Proses pelaksanaan terapi kelompok terapeutik pada anak usia bayi dapat berjalan
dengan baik melibatkan berbagai pihak yaitu keluarga yang mempunyai anak
usia bayi, kader kesehatan jiwa dari masing-masing RW, perawat CMHN dan
mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Komitmen dalam
pelaksanaan terapi kelompok terapeutik , Keluarga (ibu) setiap melaksanakan
terapi kelompok terapeutik harus hadir, ibu dapat melihat dan melakukan cara
menstimulasi perkembangan anak usia bayi. Kader dapat menggerakkan
masyarakat ( ibu yang mempunyai anak usia bayi) untuk mengikuti penyuluhan
dan terapi kelompok terapeutik , melakukan kunjungan rumah pada pasien sehat
yang sudah dilakukan terapi kelompok terapeutik. Perawat CMHN melaksanakan
terapi kelompok terapeutik. Mahasiswa bekerjasama dengan perawat CMHN
dalam melaksanakan terapi kelompok terapeutik pada anak usia bayi.
Hasil yang diperoleh dalam terapi kelompok terapeuti untuk kader memonitor
dan evaluasi latihan stimulasi oleh klien dan keluarga. Klien ( bayi) mengalami
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
55
3.2.1 Pengkajian
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada anak usia bayi dengan kesiapan
peningkatan perkembangan rasa percaya dimulai sejak dilakukan deteksi dini anak
usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara. Berikut ini
dipaparkan hasil pengkajian yang meliputi karekteristik klien dan ibu (data
demografi), faktor predisposisi, presipitasi, tanda dan gejala serta sumber koping.
dapat di uraikan dibawah ini.
3.2.1.1 Karakteristik Bayi
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
56
Tabel 3.2
Karakteristik anak usia bayi di RW 03 dan RW 11
Kelurahan Tanah Baru Periode September 2012 – April 2013
(n=20)
No Variabel n (%)
1 Usia
Anak usia bayi (0-3 bulan) 4 20
Anak usia bayi (4-6 bulan) 9 45
Anak usia bayi (7-9 bulan) 4 20
Anak usia bayi (10-12 bulan) 3 15
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 8 40
Perempuan 12 60
3 Urutan kelahiran
Anak pertama 10 50
Anak kedua 6 30
Anak ketiga 3 15
Anak ke lima 1 5
4 Jumlah saudara kandung
Belum mempunyai soudara Kandung 11 55
2-3 orang 8 40
4-6 orang 1 5
Berdasarkan tabel 3.2 dapat dijelaskan bahwa usia bayi di RW 03, Kelurahan
Tanah Baru, Bogor Utara terbanyak pada usia bayi 4-6 bulan 45%, didominasi
oleh anak usia bayi perempuan sebanyak 60%. Anak usia bayi lahir anak pertama
50%, dengan jumlah saudara kandung tidak ada (anak pertama) terbanyak adalah
55 %.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
57
Tabel 3.3
Karakteristik Ibu di RW 03 dan
RW 11 Kelurahan Tanah Baru Periode September 2012 – April 2013
(n=20)
No Variabel n (%)
1 Usia
18-24 12 60
25 – 40 tahun 8 40
2 Tingkat Pendidikan
SD 10 50
SMP 6 30
SMA 4 20
3 Status ekonomi keluarga
Ekonomi rendah 12 60
Ekonomi menengah 8 40
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
58
2 Psikologis
Kehamilan yang diharapkan 18 90
Stimulasi perkembangan janin 10 50
(merasakan keterikatan janin,
merasakan gerakan janin, mengajak
janin bicara dalam melakukan setiap
kegiatan) 14 70
Melaksanakan bounding attchmen
setelah melahirkan dan memberikan
ASI segera mungkin .
Rata-rata 14 70
3 Sosiokultural
Kehamilan yang pertama 10 50
Pendidiakan ibu 10 50
Pekerjaan ibu atau suami 20 100
20 100
Selalu ada komunikasi dengan suami
dalam kehamilannya
20 100
Dukungan sosial dari berbagai pihak
Rata-rata 16 80
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
59
2. Psikologis
Tidak langsung menangis saat bertemu 16 80
dengan orang lain
Menolak saat akan digendong orang 18 90
yang tidak dikenal
Menangis bila basah, lapar, haus, sakit 18 90
dan gerah
Senang, ketika ibu datang menghampiri 18 90
Menangis ketika ditinggalkan oleh
ibunya 18 90
Memandang wajah ibu 18 90
Rata-rata 15 75
3 Sosialkultural
Menerima anak dengan senang 20 100
Mengajak anak bergaul, melambaikan 16 80
tangan, memberi salam
Mengajak anak bermain bersama 16 80
seperti ciluk ba
Mengajak anak mengenal lingkunganya 18 90
Rata-rata 17.5 87.5
Berdasarkan tabel 3.6 diatas menunjukkan, tanda dan gejala dari delapan aspek
kemampuan perkembangan anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan
Tanah Baru , Bogor Utara, aspek yang terbanyak aspek bahasa (94,2%), diikuti
aspek kognitif (92.5%), aspek emosi ( 88%), aspek motorik (80%), aspek
psikososial (60%), aspek moral (40%), aspek kepribadian (39,1%) dan aspek
spiritual (29%).
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
60
Tabel 3.6
Distribusi Tanda dan Gejala Anak Usia Bayi
di RW 03 dan RW 11 di Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara
Periode September 2012 – April 2013
(n=20)
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
61
5 Aspek kepribadian
Merasa aman dan kasih sayang 8 80
Mengajak tersenyum 8 40
Mengajak bayi mengenal benda-benda disekitarnya 7 35
Meniru ocehan dan mimik muka bayi 6 30
Menina bobokan 10 50
Berusaha meraih mainan 8 40
Rata-rata 8 40
7 Aspek spiritual
Berdoa sebelum dan sesudah makan 5 25
Mendengarkan saat membaca kitab suci 7 35
Membaca dongeng agama 5 25
Mendengar adzan 7 35
Membaca doa mau tidur 5 25
Rata-rata 5.8 29
8 Aspek Psikososial
Tidak membedakan antara orang-orang yang 16 80
dikenal dan yang tidak dikenal
Menyukai orang-orang yang dikenal dan 16 80
tersenyum
Menangis ketika berpisah dengan orang yang 20 100
dikenal/ibu
Melambaikan tangan dan sambil berkata da…dah 7 35
Bermain ciluk ba… 7 35
Rata-rata 13.2 60
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
62
Tabel 3.7 menjelaskan secara rinci tentang distribusi sumber koping pada anak
usia bayi, ibu dan kader di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru, Bogor
Utara.
Tabel 3.7
Distribusi Sumber Koping Anak Usia Bayi, Ibu dan Kader Kesehatan Jiwa
di RW 03 dan RW 11 di Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara
Periode September 2012 – April 2013
(n=20)
No Sumber Koping n %
1. Kemampuan Bayi
Tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang lain 16 80
Menolak saat akan digendong orang yang tidak dikenal 18 90
Menangis bila basah, lapar, haus, dakit dan gerah 18 90
Senang, ketika ibu datang menghampiri 18 90
Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya 18 90
Memandang wajah ibu 18 90
2 Kemampuan Ibu
Belum mengetahui & mensdemonstrasikan cara menstimulasi 16 80
perkembangan anak usia bayi
Sudah mengetahui dan mendemonstrasikan cara menstimulasi 4 20
perkembangan anak usia bayi
3 Kemampuan Kader
Mendeteksi keluarga sehat (usia anak bayi) 20 100
Mengerakkan keluarga sehat (usia anak bayi) untuk 20 100
penyuluhan dan terapi kelompok terapeutik
Melakukan kunjungan rumah pada pasien sehat 5 25
Mendokumentasikan semua kegiatan 5 25
4 Dukungan Kelompok /masyarakat
Kelompok tidak memberi motivasi 20 100
Kelompok tidak tahu cara merawat 16 80
5 Ketersediaan materi dan pelayanan kesehatan
Pembiayaan RS (ekonomi)
o Askes 3 35
o Jamkesmas / Jamkesda 10 50
o Pribadi 7 15
Akses dari tempat tinggal menuju pelayanan kesehatan
(Posyandu)
o Jauh - -
o Dekat 20 100
6 Keyakinan yang positif
Merasa yakin masalah dapat diatasi 20 100
Merasa tidak yakin masalah dapat diatasi 0 0
Berdasarkan tabel 3.7 diatas menunjukkan sumber koping pada anak usia bayi di
RW 03 dan RW 11 di Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara kemampuan bayi
sebagian besar tidak langsung menangis 80% saat ketemu orang tua, kemampuan
ibu sebagian besar 80% belum mengetahui dan mendemonstrasikan cara
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
63
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
64
2 . Keluarga
Rencana tindakan generalis yang akan dilakukan kepada keluarga : Jelaskan
perkembangan dan pertumbuhan anak usia bayi, jelaskan cara memupuk rasa
percaya bayi pada keluarga : panggil bayi sesuai namanya, berespon secara
konsisten terhadap kebutuhan bayi : susui segera saat bayi menangis, ganti
popok jika basah, lindungi dari bahaya jatuh, kurangis stress bayi, berikan
lingkungan yang aman, ajak bermain. Demonstrasikan cara memupuk rasa
percaya bayi .
Tabel 3.8
Rencana Tindakkan Spesialis dalam Pelaksanaan Terapi Kelompok Terapeutik
pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah BaruBogor Utara
Periode September 2012 – April 2013
(n = 20)
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
65
Sesi VII
Sharing
pengalaman
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
66
1. Bayi
Tindakan keperawatan generalis yang dilakukan pada bayi saat memanggil bayi
sesuai dengan namanya bayi menengok dan tersenyum, saat mengendong dan
dipeluk saat bayi menangis, bayi diam ( tidak menangis lagi), mengidentifikasi
kehidupan dasar bayi yang terganggu ( lapar, haus, basah dan sakit) saat menangis
dan dipenuhi kebutuhan tersebut ( saat bayi menangis karena haus, ibu langsung
memberikan ASI dengan belaian dan penuh kasih sayang, bayi langsung diam dan
merasa aman dan nyaman. Mengajak bicara dengan bayi saat merawatnya ( ibu
saat menganti popok, memberi tahu ke bayi bahwa popoknya basah “ kanza
popoknya basah ya, ibu ganti dulu ya sayang…….” Bayi tersenyum. Mengajak
bayi bermain ( bersuara lucu, memperhatikan benda berwarna menarik,
menggerakan benda), ibu memberikan mainan kencringan dengan warna yang
menyolok ada warna merah, hijau, ping, putih, kuning dan biru “ lihat anak ku,
kencringan ini warnanya adalah merah…., putih, dan yang ini biru……. ada
bunyi lagi kendengarankan …….., wah anak ibu pinter ya…….(respon anak
melihat kemainan yang di pegang oleh ibunya.
2 . Keluarga
Tindakan keperawatan generalis yang dilakukan pada keluarga menjelaskan
perkembangan dan pertumbuhan anak usia bayi, menjelaskan cara memupuk rasa
percaya bayi pada keluarga : panggil bayi sesuai namanya, ibu memanggil
anaknya: “ Aldi anak mamah yang ganteng…”, berespon secara konsisten
terhadap kebutuhan bayi : sesuai segera saat bayi menangis, lapar ( haus) ibu
segera mengambil bayinya sambil menagatakan “ anak ibu yang ganteng haus ya,
ayo kalau begitu mamah kasih mimi dulu ya ( ibu sambil mempraktekkan cara
minum ASI yang benar) baca do’a dulu (sambil membacakan doa sebelum
makan), selesai memberikan ASI, ibu mengatakan (sudah kenyang ya
sayang……. pinter anak mama), kita baca doa dulu ya (ibu membacakan doa
setelah makan), memberikan lingkungan yang aman (tempat bayi di bawah
dengan dialasi kasur), mengajak bermain dengan menggunakan media untuk
mendemonstrasikan cara memupuk rasa percaya bayi .
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
67
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
68
Ibu
Ibu mempraktekkan cara menstimulasi bayi mengangkat kepala, bermain
melonjak, ibu memparaktekkan cara duduk, cara merangkak, mencari mainan,
memberikan pujian bila bayi berhasil melakukan tindakan motor kasar dan halus
motor, ibu memberikan semangat pada bayi untuk mencoba kembali.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
69
Bayi
Pelaksanaan dalam stimulasi aspek kognitif : terapis mendemontrasikan cara
memilih gambar yang menarik, menyebutkan warna-warni yang ada digambar
dan menyebutkan nama gambar. Melatih bayi menunjukkan bagian-bagian tubuh
( kepala sampai kaki). Aspek bahasa : Mengajak bayi bicara ( mengeluarkan
suara) dan mempraktekkan cara menirukan kata-kata dengan mengulang beberapa
kata berkali-kali.
Ibu
Aspek kognitif : ibu dapat mendemontrasikan kembali yang sudah di praktekkan
oleh terapi terhadap bayinya, memberikan kesempatan anak untuk mencoba
menujukkan warna dalam menstimulasi perkembangan anak usia bayi dalam
aspek kognitif ibu mendemontrasikan untu mengajak bicara kepada bayi, cara
mengeluarkan suara, ibu mempraktekkan cara mencari sumber suara, ibu
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
70
Bayi
Stimulasi emosi , menstimulasi mengenal dan mengekspresikan perasaan aman
dan nyaman ( memeluk, mencium bayi, menina bobokan, member makan, minum
dan menganti popok jika nangis. Menstimulasi bayi mengenal lingkungan diluar
rumah dengan mengajak bayi keluar rumah untuk mengamati benda-benda di
sekitarnya saat di posyandu. Stimulasi Kepribadian : diberikan mainan dengan
warna-warni jarak agak jauh dengan bayi dengan tujuan bayi mampu meraih
mainan tersebut. Saat diajak bicara bayi mampu mengoceh, saat diberikan cermin
bayi mencari bayinya langsung diminta untuk bercermin, saat bercermin bayi
tertawa dan ingin meraihnya.
Ibu
Ibu mempraktekkan cara mengenal dan mengekspresikan perasaan aman dan
nyaman, memberikan kesempatan pada ibu untuk menstimulasi bayi mengenal
lingkungan di luar rumah dengan cara mengajak bayi keluar rumah posyandu
untuk mengenal benda-benda dan keadaan disekitarnya. Ibu memberikan
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
71
kesempatan kepada bayi untuk mencoba, ibu memberikan pujian jika berhasil dan
jika tidak berhasil memberikan semangat.
Bayi
Aspek Moral : terapi menstimulasi bayi dengan mendemontrasikan cara
menggunakan tangan kanan jika makan, menggunakan tangan kanan jika
memberikan sesuatu, menggunakan tangan kanan jika menerima sesuatu. Aspek
spiritual : mesntimulasi mendengarkan saat ibu membaca kitab suci, menstimulasi
saat mau makan dengan membaca doa terlebih dahulu.
Ibu
Ibu menstimulasi mempraktekkan cara menggunakan tangan kanan jika makan,
ibu memprkatekaakn melatih bayi menggunakan tangan kanan bila memberikan
sesuatu, melatih saat ibu membaca doa sebelum makan. Ibu memberikan,
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
72
kesempatan bayi untuk mecoba, ibu memberikan pujian jika bayi berhasil dan
memberikan semangat jika belum berhasil.
Kesimpulan : bayi mampu mempraktekkan aspek moral dan spiritual dan ibu
mampu mesntimulasi perkembanagn anak usia bayi
Bayi
Tarapis mendemontrasikan cara stimulasi aspek psikososial untuk metumbuhnya
sosialisasi dengan cara bermain ciluk ba, memanggil bayi sesuai dengan namanya,
respon bayi merasa senang saat diajak ciluk badan saat di panggil namanya bayi
langsung menoleh
Ibu
Ibu mempraktekkan cara mengembangkan rasa percaya dangan bermain ciluk ba,
dan memangil nama anaknya, ibu memberikan pujian jika berhasil dan jika belum
berhasil diberikan semangat.Ibu berbagi pengalaman dalam memberikan stimulasi
perkembangan yang telah dipelajari, berbagi pendapat tentang pentingnya
stimulasi perkembangan bayi dan berbagi pengalaman tentang tehnik-tehnik
dalam memberika stimulasi perkembangan bayi.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
73
Kesimpulan dari semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik, bayi mampu
melakukan/meningkatan dalam aspek psikososial dan bayi apabila di stimulus
mampu melksanakan/ mepraktekkann mepraktekkannya. Ibu mampu sharing
dengan tema-temannya setelah diberikan terapi kelompok terapeuti pada anak
usia bayi. Dalam pelaksanaan secara keseluruhan dari sesi I s/d VII perawat
CMHN hanya hadir 2 kali, 1 kali untuk tindakan keperawat generalis dan 1 kali
untuk tindakan terapi spesialis.
Pelaksanaan terapi kelompok terapeutik anak usia bayi untuk tiap kelompok
dilaksanakan selama 6 sesi, dimana setiap sesi pertemuan diberikan sekitar 45 –
60 menit, namun pelaksanaan sesuai dengan jadwal, sehingga tidak ada kendala
yang berarti. Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah dengan membantu anak
usia bayi mengidentifikasi ciri-ciri perkembangan produktif dan tidak produktif
anak usia bayi, membantu anak usia bayi mengidentifikasi ciri-ciri
mengidentifikasi ciri-ciri perkembangan yang dimiliki. Proses pelaksanaan
terapi kelompok terapeutik anak usia bayi mengacu pada Modul terapi kelompok
terapeutik anak usia bayi berdasarkan Workshop Keperawatan Jiwa Fakultas
Ilmu Keperawaan FIK-UI (2011) yang telah melewati beberapa kali riset.
Panduan pelaksanaan terapi kelompok terapeutik anak usia bayi terdiri dari 5
sesi pertemuan, namun beberapa klien memerlukan pertemuan ulang sehingga
rata-rata dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
74
dikarenakan klien tinggal bersama dengan keluarga dan terapis langsung dapat
bertemu dengan keluarga khususnya caregiver utama anak usia bayi. Begitu juga
dengan pelibatan kelompok pendukung lain di masyarakat seperti kader
kesehatan jiwa sebagai sosial support anak usia bayi. Kondisi yang demikian
sangat membantu klien untuk meningkat status kesehatan menuju perkembangan
rasa percaya yang optimal.
Kemampuan yang sudah dicapai oleh anak usia bayi setelah diberikan terapi
kelompok terapeutik pada anak usia bayi mampu merespon dari stimulasi yang
diberikan dari delapan aspek perkembangan , rasa percaya terbina antara anak
dan keluarga. Ibu mampu menjelaskan konsep stimulasi fase rasa percaya dan
kemampuan melakukan stimulasi perkembangan pada aspek motorik, aspek
kognitif dan bahasa, aspek emosional dan kepribadian, aspek moral dan
spiritual, aspek psikososial dan kemampuan sharing pengalaman dengan
keluarga (caregiver). Kader mampu mengerakan dalam penyuluhan dan ,
kunjungan rumah dan mendokumentasikan tindakan terapi kelompok terapeutik.
Penatalaksanaan tindakan keperawatan terapi kelompok terapeutik pada
keluarga dengan anak usia bayi pada 20 keluarga dapat diselesaikan dalam rata-
rata 5 hari.
Hal ini dikarenakan keluarga yang merawat anak tinggal dalam satu rumah yang
memudahkan dalam melatih psikomotor untuk stimulasi pada anak bayi dan
waktunya dapat disesuaikan dengan kegiatan keluarga, namun rata-rata keluarga
ada setiap harinya di rumah terutama ibu. Tindakan keperawatan meliputi
memberikan edukasi tentang ciri perkembangan anak usia bayi, penyimpangan
anak usia bayi, mendiskusikan melakukan stimulasi perkembangan pada anak
usia bayi di rumah dan membantu manajemen stress dan beban keluarga dalam
melakukan stimulasi perkembangan pada anak usia bayi di rumah serta
membantu keluarga melalui pemberdayaan masyarakat. Rata-rata keluarga dapat
menyelesaikan kelima sesi yang sudah diberikan adalah 2-3 hari. Hanya ada satu
keluarga yang menyelesaikan selama 4kali pertemuan, perawat CMHN hanya
dua kali hadir saat melaksanakan terapi kelompok terapeutik. Hasil akhir rata-
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
75
rata kemampuan keluarga meningkat untuk menjadi sumber dukungan bagi anak
usia bayi untuk mencapai fase rasa percaya yaitu keluarga memiliki kemampuan
melakukan stimulasi perkembangan anak usia bayi di rumah dan menjadi sistem
pendukung yang cukup efektif bagi bayi.
3.2.5 Evaluasi
3.2.5.1 Kemampuan 8 aspek Perkembangan yang dimiliki oleh anak usia
bayi sebelum dan sesudah dilakukan Terapi Kelompok Terapeutik di RW
03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru Bogor Utara Tabel 3.9
Tabel 3.9
Peningkatan Perkembangan Anak Usia Bayi untuk meningkatkan rasa Percaya Diri
melalui Pemberian Terapi Kelompok Terapeutik di RW 03 dan RW 11 Kelurahan
Tanah Baru Bogor Utara. Periode September 2012 – April 2013
(n = 20)
Sebelum Sesudah
No Variabel perkembangan Rasa Percaya
n % n %
1 Aspek motorik
Mengangkat kepala 18 90 20 100
Menggerakkan kepala ke kiri dan kekanan 18 90 20 100
Berbalik tengurup keterlentang 19 95 20 100
Mempertahankan kepala tegak dan stabil 19 95 20 100
Melihat, meraih dan menendang mainan 18 90 20 100
Memperhatikan benda bergerak 19 95 20 100
Melihat benda-benda kecil 18 90 20 100
Memegang benda dengan kuat 7 35 15 75
Meraba dan merasakan bentuk permukaan 16 80 18 90
Merangkak, berjalan dengan bantuan 8 40 10 50
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
76
Lanjutan tabel 9
3 Aspek Bahasa
Mengoceh spontan 18 90 20 90
Tertawa keras saat di berikan stimulasi 18 90 20 90
Berusaha memalingkan mata atau kepala 19 95 20 100
Rata-rata 8 40 19 95
7 Aspek spiritual
Berdoa sebelum dan sesudah makan 5 25 15 75
Mendengarkan saat membaca kitab suci 7 35 18 90
Membaca dongeng agama 5 25 15 50
Mendengar adzan 7 35 15 50
Membaca doa mau tidur 5 25 15 50
Rata-rata 5.8 29 15.6 78
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
77
Lanjutan tabel 9
8 Aspek Psikososial
Tidak membedakan antara orang-orang yang 16 80 20 100
dikenal dan yang tidak dikenal
Menyukai orang-orang yang dikenal dan 16 80 20 100
tersenyum
Menangis ketika berpisah dengan orang yang 20 100 20 100
dikenal/ibu
Melambaikan tangan dan sambil berkata 7 35 14 70
da…dag
Bermain ciluk ba… 7 35 16 80
Rata-rata 13.2 60 18 90
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
78
Tabel 3.10
Kemampuan Bayi, Kemampuan Keluarga dan Kemampuan Kader dalam meningkatkan
Rasa Percaya Anak Usia Bayi Sebelum dan Setelah Mendapatkan Terapi Kelompok
Terapeutik di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru
Periode September 2012 – April 2013
(n=20)
No Sumber Koping Sebelum Sesudah
n % n %
1 Kemampuan personal (Bayi)
Langsung menangis saat 18 90 20 100
bertemu dengan orang lain
Menolak saat akan digendong 18 90 20 100
orang yang tidak di kenal
Menanangis jika basah, lapar, 20 100 20 100
haus, sakit dan gerah
Senang, ketika ibu 20 100 20 100
menghampiri 20 100 20 100
Menangis ketika ditinggal oleh
ibunya 16 80 20 100
Memandang wajah
Rata-rata 18 93 20 100
Kemampuan Keluarga
Mengenal pertumbuhan dan 10 50 20 100
perkembangan anak
Membantu anak untuk 8 40 20 100
bersosialisasi dgn yg lain
Membantu mengidentifikasi
tumbuh kembang anak usia 8 40 20 100
bayi
Menstimulasi dalam 6 30 20 100
perkembangan (8 aspek
kemampuan )
Memotivasi klien untuk 10 50 20 100
mengambil keputusan secara
mandiri
Memodifikasi lingkungan 6 30 20 100
untuk
kebutuhan anak 10 50 20 100
Memanfaatkan sumber
informasi di sekitar anak untuk
memberikan role model yang
bermanfaat untuk orang lain 18 90 20 100
Menggunakan pelayanan
kesehatan
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
79
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang adanya kesenjangan antara teori dengan hasil.
Pembahasan menyangkut analisis pengkajian meliputi karakteristik anak usia
bayi, karakteristik ibu , faktor predisposisi, faktor presipitasi, tanda dan gejala,
sumber koping, repon terhadap perkembangan anak usia bayi, dan kemampuan
rasa percaya anak usia bayi, kemampuan orang tua dan kemampuan kader
dalam menstimulasi perkembangan anak usia bayi dan hasil penerapan terapi
kelompok terapeutik dan di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru, Bogor
Utara.
80 Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
81
Perkembangan secara biologis, sel-sel otak janin terbentuk sejak tiga –empat
bulan dalam kandungan dan berlanjut sampai anak usia tiga- empat tahun. Otak
bayi sangat berkembang pesat sehingga sering disebut periode emas (golden
age), Sudjatmiko ( 1998 dalam Roswita, 2005). Otak bayi mempunyai satu
triliun sel otak dan bertriliun- triliun sambungan antar sel saraf otak (Wong, et,
all.2011). Otak bayi semakin distimulasi maka akan semakin banyak mielinisasi
atau pembentukkan selubung syaraf otak akan cepat terbentuk, semakin banyak
pula cabang neuron yang dibentuk, sehingga terbentuk komunikasi sel antar otak
yang baik (Sadock, 2012). Hasil riset menunjukkan bahwa otak anak sebelum usia
3-4 tahun itu ibarat sponge, yang akan menyerap apa saja yang dilihat,
didengar, dicium, dirasakan dan disentuh dari lingkungan mereka ( Mustofa
2009). Penelitian mengenai otak manusia telah menunjukkan bahwa
perkembangan intelektual otak berkembang pesat menjadi 50% potensi otak
dewasa pada empat tahun pertama sejak anak dilahirkan. Usia empat hingga
delapan tahun bertambah 30%, selanjutnya hingga delapan tahun bertambah 30%,
selanjutnya hingga 18 tahun bertambah 20%.
Universitas Indonesia
oleh bayi, maka makin kompleks dan main kuat hubungan sel. Stimulasi yang
bervariasi dalam suasana yang menyenangkan akan memacu berbagai aspek
kecerdasan anak. Stimulasi yang memadai artinya akan menstimulasi otak bayi,
sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, emosi,
kepribadian, spiritual, sosialisasi dan kemandirian pada bayi berlangsung
optimal sesuai dengan perkembangan bayi, dengan kematangan sel-sel tersebut,
hubungan antar sel semakin komplek dan stimulasi yang berkesinambungan
dapat membuat anak lebih cerdas (Sadock, 2010). Stimulasi harus dilakukan
secara menyenangkan yaitu melalui bermain, dengan bermain memungkinkan
anak belajar tanpa ada tekanan, sehingga di samping motoriknya, kognitif,
bahasa, emosi, kepribadian, moral, spiritual dan psikososial akan berkembang
optimal.
Pada saat anak lahir ia memiliki jenis kelamin, tetapi tanpa gender. Pada saat
lahir, jenis kelamin menentukan dasar anatomis fisik. Pada phase kehidupan
selanjutnya pengalaman, perasaan dan tingkah laku yang diasosiasikan oleh orang
dewasa, masyarakat sekitarnya serta budaya, perbedaan biologis ini memberikan
bias gender pada individu tersebut. Banyak kenyataan mengenai bagaimana anak
Universitas Indonesia
laki-laki dan perempuan berbeda dan bagaimana sama, yang akan dipahami
sebagai konstruksi budaya yang didasarkan pada perbedaan biologis.
Dalam konsep keseharian ada dua istilah yang kerap saling tumpang tindih dalam
memaknainya, yaitu peran jender dan peran jenis kelamin. Virginia Prince (dalam
Matsumoto, 1996) memberi makna peran jender (gender roles) sebagai derajat
dimana seseorang mengadopsi perilaku yang sesuai atau spesifik jender yang
diberikan oleh budayanya, lebih lanjut Prince memaknai peran jenis kelamin (sex
roles) sebagai perilaku dan pola-pola aktivitas laki-laki dan perempuan yang
secara langsung dihubungkan dengan perbedaan biologis dan proses reproduksi.
Mengacu pada pendapat Prince ini, maka peran jenis kelamin merupakan satu
aktivitas yang hanya mampu dilakukan oleh jenis kelamin tertentu. Peran jenis
kelamin (sex roles) yang ada dalam masyarakat misalnya laki-laki membuahi sel
telur dan perempuan hamil serta melahirkan anak-anaknya. Penelitian Aziz (1999)
di Yogyakarta menemukan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam hal kecerdasan emosional, demikian juga penelitian Prawitasari
(1993) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam hal mengekspresikan emosi seperti rasa marah, jijik, terkejut,
dan lain sebagainya, kecuali dalam mengekspresikan rasa malu.
Universitas Indonesia
kelamin karena yang harus dikembangkan adalah rasa percaya diri pada anak usia
bayi, sehingga dalam pelaksanaan terapi kelompok terapeutik tidak ada yang
membedakan kegiatan untuk perempuan dan laki-laki,
Perbedaan perlakukan yang diberikan oleh orang tua pada anak-anak yang
berbeda urutan kelahiran antara lain disebabkan oleh tuntutan atau adanya harapan
orangtua pada masing-masing anak berbeda, serta adanya saingan diantara anak
dalam usaha untuk mencari perhatian orangtuanya ( Bigner dalam Suyrantina,
2002). Pada anak sulung, orang tua lebih menaruh harapan-harapan yang tinggi
dan memberikan tanggung jawa yang lebih besar dibandingkan dengan anak-anak
yang lahir setelahnya. Orangtua yang bersikap terlalu melindungi, maka dalam
perkembangan anak akan mengalami gangguan yang negatif, akan tetapi bila
orang tua dapat bertindak kebijaksanaan dalam membimbing anak sulung maka
anak tidak akan mengalami gangguan perilaku. Kesempatan yang baik apabila
anak pertama diberikan terapi kelompok terapeutik karena orang tua akan lebih
cepat berespon karena ingin anak pertamanya menjadi anak yang pintar dan
berkembang, waktu dalam merawat anak lebih banyak karena belum repot dengan
Universitas Indonesia
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keaadaan sosial ekonominya
cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang
diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu dekat, sedangkan pada
keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak
akan mengakibatkan selain kurang kasih sayang dan perhatian pada anak, juga
kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahanpun tidak terpenuhi
(Soetjiningsih, 2012). Hubungan keluarga dipengaruhi sikap orang tua terhadap
ukuran keluarga. Orangtua yang memang ingin mempunyai keluarga yang besar
akan meciptakan suasana emosional yang baik dan hangat dirumah karena mereka
bahagia dalam peran mereka sebagai orang tua dan bersedia melakukan
pengorbanan pribadi dan finansial yang dituntut sebuah keluarga besar,
sebaliknya, bila keluarga menginginkan keluarga kecil, tetap mendapatkan
keluarga besar, sikap mereka terhadap semua anak mereka cenderung tidak sehat.
Universitas Indonesia
Jumlah keluarga inti umumnya kecil, terdiri dari orang tua dan dua orang anak
sesuai dengan program Keluarga Berencana dari pemerintah. Hal ini dimaksudkan
agar perhatian orang tua terhadap anak akan lebih fokus, terutama di masa anak
sedang usia bayi, yang memeang membutuhkan rasa percaya diawal sehingga
perkembangan anak dapat terpantau. Banyaknya anak dalam keluarga
mengakibatkan beratnya beban dan tanggung jawab keluarga baik secara sosial
maupun ekonomi yang selanjutnya tidak hanya berpengaruh pada kebutuhan fisik
saja tapi juga psikologis berupa perhatian dan kasih sayang (Ibung, 2008).
Universitas Indonesia
suami/istri pencari nafkah, orang tua, yang disisi lain dapat mengembangkan
sikap, keinginan dan nilai sesuai dengan tujuan baru.
Universitas Indonesia
Pendapatan yang rendah juga berpengaruh pada kondisi psikologis dari orang
tua, pada umumnya orang tua lebih mudah marah. Kondisi psikologis orang tua
tentunya akan mempengaruhi perkembangan psikososial anak tersebut. Salah satu
masalah perkembangan psikosisoal anak yang ditemui oleh rendahnya
kemampuan komunikasi pada anak. Pendapatan yang rendah menyebabkan
rendahnya jaminan penyedian sarana fisik yang mendukung perkembangan bayi.
Universitas Indonesia
Pendapatan menentukan daya beli terhadap pangan dan fasiltas lain, seperti
pendidikan, perumahan, kesehatan dan lain-lain , ( Hapsari, 2005) menjelaskan
bahwa orang tua yang berasal dari keadaan ekonomi baik, akan memiliki lebih
banyak waktu untuk membimbing anak karena tidak lagi memikirkan keadaan
ekonomi. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan semakin besar ( Suhardjo, 2004). Pendapat keluarga
yang memandai akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan karena orang
tua dapat menyediakan semua kebutuhan baik dari primer maupun sekunder
(Soetjiningsih, 2012).
Hasil penelitian bahwa perkembangan bayi tidak normal lebih banyak pada
keluarga yang berpendapat yang rendah dan menunjukkan yang signifikan
(Marhia, 2008). Terapi kelompok terapeutik pada anak usia bayi untuk
menstimulasi perkembangnya tidak perlu media/alat dengan harga yang mahal
tetapi bisa dengan cara memodifikasi yang ada di lahan, sehingga untuk
stimulasi perkembangan tetap berjalan, dan tidak mahal, anak dapat berkembang
dengan optimal.
Universitas Indonesia
Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh
kembang janin, selama berada dalam kandungan, anak tergantung pada zat gizi
yang terdapat dalam darah ibu, sedangkan setelah lahir kebutuhan gizi anak
tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna.
Selain penyakit infeksi, keadaan gizi ibu yang kurang baik selama hamil dan pola
makan bayi yang salah merupakan penyebab kegagalan pertumbuhan anak,.
Pemenuhan gizi yang baik sangat berperan dalam pencapaian pertumbuhan badan
yang optimal, termasuk di dalamnya pertumbuhan otak anak.
Perkembangan otak anak paling cepat terjadi pada trimester ketiga kehamilan
sampai bayi berusia delapan belas bulan (Handayan, 2009) . Setelah masa
tersebut otak masih tumbuh, tetapi dengan kecepatan yang semakin berkurang
hingga usia 5 tahun. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa pada
masa tersebut kebutuhan gizi anak harus terpenuhi dengan lengkap. Kekurangan
salah satu . ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang
bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi baru lahir secara alamiah
mendapat imunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya
melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera
setelah kelahirannya.
Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup
saat mencapai usia sekitar empat bulan. Pada saat kadar immunoglobulin dari ibu
menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah
suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Kesenjangan tersebut
hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI. Air Susu Ibu
merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga
dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan
jamur. ASI Eksklusif mengembangkan kecerdasan perkembangan kecerdasan
anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat
pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat.
Universitas Indonesia
Lompatan pertumbuhan pertama atau growth sport sangat penting pada periode
inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Kesimpulan faktor predisposisi untuk
perkembangan anak usia bayi dipengaruhi selama kehamilan. Kehamilan harus di
jaga karena akan berdampak kepada janinnya yaitu sebagai promotif bahwa ibu
hamil harus rutin untuk keposyandu setaip bulan untuk melihat
perkembangannya baik kehamilan atau janinya, dengan menjaga secara rutin,
janin yang dikandung akan berkembang dengan baik.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan adalah
stimulasi perkembangan janin di saat hamil dan bounding attachment pada saat
usia kehamilan mencapai enam bulan, karena pada saat itulah sel -sel
otak mulai bertumbuh dengan cepat. Akan sangat baik bila stimulasi -
stimulasi kecerdasan bayi dilakukan hingga usia bayi menginjak 3
tahun. Stimulasi sejak didalam kandungan ( usia kehamilan m encapai 6
bulan) bias dilakukan dengan berbagai cara : mengajak bicara saat bayi
dalam kandungan bicaralah dengan suara lembut, supaya buah hati anda
mengenal anda sebagai ibu yang penuh kasih saying. Bila perlu, ajaklah
janin anda untuk mengenal suara sang ayah, dengan meminta sang ayag,
dengan meminta sang ayah berbicara dengan sang bayi dengan jarak
yang yang berdekatan dengan perut anda.
Universitas Indonesia
(tidak hanya di dalam batin). Hal ini juga sangat penting untuk
menstimulasi kecerdasan sang anak, terutama kecerdasan spiritualnya.
Stimulasi adalah hal yang harus dilakukan agar kecerdasan bayi berkembang secara
optimal. Dengan stimulasi, mielinisasi atau pembentukan selubung saraf otak akan
cepat terbentuk. Semakin banyak stimulasi diberikan, semakin banyak pula cabang
neuron yang dibentuk, sehingga terbentuk komunikasi sel antar otak yang baik
(Pratyahara, 2012). Bounding attachment sangat memberikan keuntungan bagi
bayi. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap
sosial, merasa aman, dan berani mengadakan eksplorasi (Bobak, 2005). Kontak
dini merupakan bagian dari elemen-elemen bounding attachment. Hubungan
anak dengan orang tua merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak.
Universitas Indonesia
c. Faktor Sosialkultural
Peningkatan perkembangan anak usia bayi rasa percaya faktor yang sangat
berpengaruh adalah keluarga sehingga latar belakang pendidikan orang tua di RW
03 dan RW 11 kelurahan Tanah baru berpendidikan rendah SD 60%, pendidikan
merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, dengan
pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi luar
terutama terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaiamana menjaga
kesehatan anaknya, pendidikan dan sebagainya. Pekerjaan rata-rata menangah
kebawah orang tua pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak kedua orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
yang primer maupun yang sekunder.
a. Faktor Biologis
Faktor biologis dari hasil pengkajian didapatkan kearah peningkatan
perkembangan ank usia bayi di RW 03 dan RW 11 kelurahan Tanah Baru, Bogor
Utara adalah faktor biologis 93.3% , faktor sosialkultural 87.5% dan faktor
psikologis 75%. Hal ini disebabkan mempengaruhi dalam proses kehamilan yang
merupakan cikal bakal untuk perkembangan anak selanjutnya, sesuai dengan teori
Universitas Indonesia
faktor biologis karena faktor genetik merupakan modal dasar dalam pencapaian
hasil akhir proses tumbuh kembang anak ( Soetjiningsih, 2012), melalui yang
terkandung dalam sel yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan. Faktor gizi mempengaruhi terhadap perrtumbuhan dan
perkembangan. Makanan memagang peran penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan dewasa,
karena makanan bagi anak dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan di
pengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis dari hasil pengkajian didapatkan bahwa peningkatan
perkembangan anak usia bayi yang diberikan terapi kelompok terapeutik di RW
03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara menujukkan nilai yang
dirasakan kurang adalah anak tidak menangis ketika saat bertemu dengan orang
lain, kadang anak tidak respon terhadap lingkungan. Hal ini kadang-kadang ibu
hamil tidak menyadari bahwa stimulasi dengan mengusap-usap perut saat
kehamilan akan berpengaruh terhadap perkembangan psikologis janin, dengan
sering distimulasi perut ibu saat hamil maka merangsang aspek kognitif dan
motorik , mengajak bicara pada janin dengan sering melakukan stimulasi maka
jaringan sinaptogenesis atau hubungan antra syaraf semakin banyak ( Sadock,
2010).
Universitas Indonesia
Attachment adalah susasana emosional yang hidup di natara anak yang sedang
berkembang dan pengasuhnya. Hal in i di tandai dengan pencarian yang
dilakukan oleh bayi, berpegangan kuat-kuat, dan ingin dekat dengan orang
tersebut. Pada bulan pertama, dengan beberapa variasi individual, perilaku kasih
sayang dilakukan untuk mendekatkan diri dengan seseorang dengan siapa mereka
menempel. Fase-fase perlengketan (Sadock, 2010) dibagi menjadi 3 yaitu fase
pertama sering disebut stadium praperlengketan (preattacment stage) usia 8
sampai 12 minggu, bayi berorentasi pada ibunya, mengikuti ibunya dengan mata
dalam rentang 18 derjat dan menoleh serta bergerak secara berirama dengan suara
ibunya.
Fase kedua sering kali disebut perlengketan dalam pembinaan ( attachcmet –in-
themaking) usia 8 sampai 6 bulan bayi menjadi terlekat dengan satu orang atau
lebih dengan lingkunganya. Fase ketiga perleketan yang jelas ( clear-cut
attachment) usia 6 sampai 24 bulan. Bayi menangis dan menunjukan stimulasi
harus dilakukan secara seimbang dan rutin dan sedini mungkin sehingga
perkembangan otak akan lebih baik. Jadi proses kehamilan sangat berpengaruhi
terhadap psikologis anak setelah lahir, apabila tidak di stimulasi saat hamil maka
kesempatan untuk berkembang tidak optimal.
c. Faktor Sosialkultural
Faktor sosialkultural yang kurang terhadap perkembangan anak usia bayi adalah
membawa anak ketempat sekelompoknya 80%, dan orang tua jarang mengajak
bermain dengan anaknya dengan rat-rata 80% di RW 03 dan RW 11 Kelurahan
Tanah Baru Bogor Utara. Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua akan
menimbulkan keakraban dalam keluarga, anak akan terbuka kepada orang tunya,
sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalah bisa terselesaikan
bersama karena ada kedekatan , kepercayaan antara orangtua dan anak.
Interaksi tidak menentukan seberapa lama kita bersama anak. Tetapi lebih
ditentukan oleh kualitas dari interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap
kebutuhan masing-masing upaya optimal untuk memenuhi tersebut yang
Universitas Indonesia
dilandasi oleh rasa saling menyangi (Soejiningsih, 20012). Perhatian dan kasih
sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan oleh anak , sehingga akan
menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak sehingga anak lebih
responsif terhadap lingkungannya dan lebih berkembang.
4.2 Perubahan Tanda dan gejala sebelum dan sesudah diberikan terapi
kelompok terapeutik pada anak usia bayi rasa percaya.
Perubahan tanda dan gejala pada perkembangan anak usia bayi sebelum dilakukan
terapi kelompok terapeutik dan psikoeduksi keluarga dan setelah dilakukan
terapi kelompok terapeutik pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan
Tanah Baru Bogor Utara dapat meningkatkan perkembangan rasa percaya diri.
Perubahan yang akan di bahas meliputi delapan aspek kemampuan aspek meliputi
motorik, kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, moral, spiritual dan psikososial.
Adapun hasil yang dicapai sebelum melakukan tindakan dan setelah dilakukan
tindakan terapi kelompok terapeutik adalah sebagi berikut :
a. Aspek Motorik
Hasil analisis pada perkembangan anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan
Tanah Baru, Bogor utara pada aspek motorik sebelum di lakukan tindakan terapi
kelompok terapeutik 16 orang (80%), setelah diberikan terapi kelompok
terapeutik mengalami peningkatan menjadi 18 orang (91,5%) ada peningkatan
bertambah 2 orang (11.5%). Perkembangan fisik berkaitan dengan
perkembangan gerakan motorik, yakni perkembangan gerakan tubuh melalui
kegiatan yang terkoordinir antara saraf, otak, otot, tulang dan lainnya.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar seperti
mengangkat kepala, mengerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, tengkurap
mempertahankan kepala supaya tegak, sedangkan perkembangan motorik halus
adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang banyak dipengaruhi oleh
kesempatan belajar dan berlatih, seperti meraih benda, melihat warna, mencari
sumber bunyi, memindahkan benda dari tangan.
Universitas Indonesia
Perkembangan motorik secara umum bergantung pada kematangan otot dan saraf
( Wong, D,L. et,all). Stimulasi atau rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru
lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk
merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan,
pengecapan), selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan
dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang
menyenangkan bayi. .
Hal ini sesuai dengan teori stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun
pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi
perkembangan otaknya dan menjadi dasar pembentuk kehidupan yang akan
datang. Semakin dini stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan
semakin baik. Asumsi dari peneliti bahwa anak dengan usia bayi akan lebih cepat
perubahannya dalam pertumbuhan dan perkembangan dengan diberikan terapi
kelompok terapeutik asal harus dilakukan secara berkelanjutan dan ada kerjasama
dengan keluarga.
b. Aspek Kognitif
Hasil analisis pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara, setelah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada aspek kognitif
Universitas Indonesia
mengalami peningkatan dari 94.3% menjadi 97.5 % meningkat 3%. Hal ini
walaupun hasilnya tidak terlalu tinggi tetapi ada pengaruh yang dirasakan dalam
perkembangan kognitif pada bayi tersebut.
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan
bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian
di sekitarnya. Bayi pertama kali belajar melalui observasi sensori dan belajar
mengendalikan fungsi motoriknya, melalui aktivitas motorik, eksplorasi dan
manipulasi lingkungan sekitarnya Piaget, ( 1975 dalam Nurdin, 2012). Bayi
lahir dengan reflex mengisap suatu proses pembelajaran ketika mengubah
bentuk mulutnya dan menemukan lokasi putting susu ibunya dan timbulah reflex
mengisap. Bayi merakan reward dari usahanya tersebut yaitu perasaan nyaman
setelah minum air susu ibu. Arti konseptual tersebut bahwa stimulus di terima, di
ikuti respond dan diikuti rasa Nyaman yang merupakan kesadaran. Kesadaran
disinilah yang menjadi konsep yang mendasar.
Hal ini sesuai dengan toeri perkembangan kognitif, teori yang paling mendekati
teori tumbuh kembang fungsi luhur (higler cortical function) yang merupakan
ekspresi fungsi korteks prefrontalis dan pertumbuhan neuron motorik. Assumsi
dari penulis stimulasi perkembangan pada anak usia bayi ini merupakan awal
untuk memungkin seseorang dapat menyelesaikan masalah karena individu
bagaimana mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
Universitas Indonesia
c. Aspek Bahasa
Hasil analisis pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara, setelah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada aspek bahasa
mengalami peningkatan dari 18 orang (94.2) menjadi 20 orang (100%)
meningkat 6%. Walaupun hasilnya tidak terlalu tinggi tetapi ada pengaruh
mengalami peningkatan yang dirasakan dalam perkembangan bahasa pada bayi
tersebut .
Bahasa adalah simbolisasi dari sesuatu idea atau suatu pemikiran yang ingin
dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui
kode-kode tertentu baik secara verbal maupun nonverbal. Bahasa digunakan
anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang
dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa
diekspresikan melalui bicara yang mengacu pada simbol verbal (Nurdin, 2012).
Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, bicara, komunikasi,
megikuti perintah, dan sebagainya (Depkes, 2006). Kemampuan bicara anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor kesiapan fisik yang melibatkan fungsi
pernapasan, pendengaran, dan fungsi otak serta kesiapan kognitif dan neurologis
membantu anak dapat mulai bicara ( Honkenberry, 2009).
Universitas Indonesia
Manusia yang normal dapat menguasai bahasa, sebab sejak lahir manusia telah
memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempelajari bahasa dengan sendirinya.
Kemampuan dan kesiapan belajar bahasa pada manusia segera mengalami
perkembangan setelah kelahirannya, Havighurst (1984), kemampuan menguasai
bahasa, dan berhubungan dengan orang lain melalui penggunaan suara-suara itu,
merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai, karena urat-urat
saraf dan otot-otot alat bicara sudah berkembang baik sejak lahir. Bayi baru lahir
dapat mensinkronkan gerakan tubuhnya dengan nada pembicaraan orang dewasa
(Hetherington & Pasrke, 1979). Stimulus yang diberikan dengan cara mengajak
bicara pada bayi sehingga kata-kata yang keluar dari orang disekitarnya dapat
merangsang kemampuan berbahasa.
d. Aspek Emosi
Hasil analisis pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara, setelah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada aspek emosi
mengalami peningkatan dari 18 orang (80%) menjadi 20 (100%) meningkat
18%. Hal ini walaupun hasilnya tidak terlalu tinggi tetapi ada pengaruh yang
dirasakan dalam perkembangan kognitif pada bayi tersebut .
Universitas Indonesia
dibarengi perasaan yang kuat atau disertai keadaan afektif, Chalpin ( 2002, dalam
Restiana, 2010). Perkembangan emosi pada tahun pertama, suasana hati ( mood)
bayi sangat bervariasi dan berhubungan erat dengan keadaan internal, seperti
rasa lapar. Pada dua pertiga kedua dari tahun pertama, suasana hati bayi semakin
berhubungan dengan isyarat sosial eksternal ( orang tua dapat menemukan yang
lapar tetapi tersenyum). Jika bayi merasa nyaman secara internal, rasa tertarik
dan senang terhadap dunia pengasuh utamanya dapat berlaku.
Universitas Indonesia
Piaget ( dalam Sadock, 2010) Kebutuhan emosi/ kasih sayang, kasih sayang dari
orang tua akan menciptakan ikatan yang erat ( bonding) dan kepercayaan dasar (
basic trust). Ikatan batin yang erat, mesra dan selaras yang diciptakan lebih awal
dan lebih permanen sangat penting, karena turut menentukan perilaku bayi
kemudian hari, menstimulasi perkembagan otak bayi, merangsang perhatian bayi
terhadap dunia luar, menciptakan kelekatan ( attachment) antara ibu dan bayi,
serta meningkatkan rasa kepercayaan dari bayi. Pemberi ASI dapat meningkatkan
ikatan batin bayi dan ibu sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi.
e. Aspek Kepribadian
Hasil analisis pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara, setelah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada aspek emosi
mengalami peningkatan dari 8 orang (39) menjadi 17 (85) meningkat 47%.
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik seseorang yang bersumber dari
benturan-benturan yang diterima dari lingkungan misalnya keluarga pada masa
kecil dan bawaan juga seseorang sejak lahir (Sjarkawi, 2006). Perkembangan
kepribadian dan keterampilan kognitif berkembang dengan cara yang sama
dengan pertumbuhan biologis-pencapaian baru terbentuk pada keterampilan yang
dikuasai sebelumnya (Wong, et al, 2011).
Universitas Indonesia
Susunan total sifat kepribadian dikenal dengan self system yang berkembang
dalam berbagai stadium dan tumbuh melebihi pengalaman interpersonal,
ketimbang suasana terbuka (Sadock, 2010). Selama masa bayi kecemasan terjadi
untuk waktu yang pertama kalinya jika kebutuhan primer tidak terpuaskan.
Assumsi penulis untuk dapat berkembangnya kepribadian seseorang harus
dimulai sejak awal masa bayi karena akan berdampak terhadap dirinya dan orang
lain.
f. Aspek Moral
Hasil analisis pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara, sebelum diberikan terapi kelompok terapeutik 8 orang (40%)
setelah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada aspek moral mengalami
peningkatan dari 19 orang (40%) menjadi 19 (95%) meningkat 55 %.
Perkembangan moral melibatkan pembentukan sistem nilai-nilai yang menjadi
dasar keputasan mengenai “ benar dan salah “ atau “ baik dan buruk”. Nilai-nilai
yang mendasari asumsi-asumsi tentang standar yang mengatur keputusan moral
( Potter & Perry, 2005). Pada saat lahir, tidak ada bayi yang memiliki nurani atau
skala nilai. Akibatnya tiap bayi yang baru lahir dapat dianggap amoral. Tidak
seorang bayipun dapat diharapkan mengembangkan kode moral sendiri, maka
perlu ditumbuhkan disiplin pada masa ini untuk mengajarkan kepada bayi, apa
yang menurut dia dianggap kelompok sosial sebagai benar dan salah, sehubungan
pada masa ini timbul rasa benar dan salah adalah apa yang terasa baik atua buruk.
kelompok terapeutik. (Walter , 2010). Penelitian yang sama Istiana & Nuraini
( 2011) Hasil penelitian menujukkan peningkatan kemampuan pengetahuan,
psikomotor , dan perkembangan indutri anak usia sekolah secara bermakna setelah
diberikan terapi kelompok terapeutik dibandingkan dengan kelompok yang tidak
diberikan terapi kelompok terapeutik. Restiana, Keliat, Gayatri & Helena ( 2010)
Hasil penelitian menujukkan peningkatan kemampuan , kognitif, psikomotor serta
perkembangan rasa percaya bayi lebih tinggi secara bermakna pada ibu yang
mendapatkan terapi kelompok terpeutik dibandingkan yang tidak mendapatkan
terapi kelompok terapeutik.
Universitas Indonesia
Perilaku moral merupakan perilaku manusia yang sesuai dengan harapan, aturan,
kebiasaan suatu kelompok masyarakat tertentu, sebagaimana di temukan oleh
Hurlock ( 1991) dalam mendefinisikan perilaku moral sebagai perilaku yang
sesuai demngan moral kelompok sosial. Asuumsi penulis pada masa bayi, anak
belum mengenal perilaku moral atau perilaku yang sesuai atau tidak sesuai dengan
kebiasaan orang-orang di sekitarnya, semakin bertambah hari, bertambah pula
usianya, bertambah pula pengetahuan terhadap lingkungan sekitarnya. Stimulasi
perkembangan yang harus di berikan saat usia dini bertujuan untuk membantu
mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intektual, emosional,
moral dan agama secara optimal pada anak dalam lingkungan pendidikan yang
kondusif dan demokratis. Pada usia dini diupayakan untuk menanamkan
kebiasaan baik dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari .
g. Aspek Spiritual
Hasil analisis pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara, setelah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada aspek spiritual
mengalami peningkatan dari 6 orang (29%) menjadi 16 (78%) meningkat 29%.
Berdasarkan hasil wawancara dari ibu-ibu yang mempunyai anak usia bayi bahwa
ibu tidak mengetahui bahwa spiritual bisa di stimulasi pada usia dini, mereka
berprespsi bahwa yang penting anak anteng ( diam) tidak nangis, faktor fasilitas
untuk spiritual banyak yang mendukung (ada musholah dan mesjid) .
Tahap perkembang spiritual pada masa bayi adalah tahap undifferentiated yaitu
periode masa bayi tidak memiliki konsep benar atau salah, tidak memiliki
keyakinan yang membimbing perilaku mereka. Mesti demikian, awal keimanan
terbentuk dari pengembangan rasa percaya dasar melalui hubungannya dengan
pemberi asuhan primer.
Universitas Indonesia
anak sekolah , orang tua, guru ( Sunarto, Keliat & Pujasari, 2011) . Restiana,
Keliat, Gayatri & Helena ( 2010) Hasil penelitian menujukkan peningktan
kemampuan , kognitif, psikomotor serta perkembangan rasa percaya bayi lebih
tinggi secara bermakna pada ibu yang mendapatkan terapi kelompok terpeutik
dibandingkan yang tidak mendapatkan terapi kelompok terapeutik.
h. Aspek Psikososial
Hasil analisis pada anak usia bayi di RW 03 dan RW 11 Kelurahan Tanah Baru
Bogor Utara, setelah dilakukan terapi kelompok terapeutik pada aspek psikososial
mengalami peningkatan dari 6 orang (29%) menjadi 16 (78%) meningkat 49%.
Perkembangan psikosial berhubungan dengan perubahan perasaan atau emosi dan
kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan
orang lain. Psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang
erat, mesra dan selaras, antara ibu dan anak merupakan syarat mutlak untuk
menjalin tumbuh berkembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial.
Berperanya dan kehadiran ibu/pengantinya sedini dan selanggeng mungkin atau
menjamin rasa aman bagi bayinya untuk mewujudkan dengan kontak fisik(kulit)
dan psikis sedini mungkin, menyusui secepatnya setelah lahir, kekurangan kasih
sayang pada tahun pertama kehidupannya mempunyai dampak yang negatif
( Soetiningsih, 2012). Terjalinnya hubungan kasih sayang akan meningkatkan
rasa percaya diri.
Universitas Indonesia
Seorang bayi pada bulan-bulan pertama setelah lahiran menjadi menyesuaikan diri
dengan interaksi sosial dan interpersonal perkembangan psikososial bayi yang
normal adalah proses perkembangan yang ditandai dengan pemupukan rasa
percaya. Pada orang lain dan diawali dengan kepercayaan terhadap orang tua
khususnya ibu. Rasa aman dan nyaman secara fisik dan psikologis berperan
penting dalam pembentukan rasa percaya (Keliat, 2010) stimulasi merupakan cara
untuk bisa anak bayi menjadi lebih percaya,.
Universitas Indonesia
Terapi kelompok terapeutik adalah merupakan salah jenis terapi dari terapi
kelompok memberikan kesempatan kepada orang lain, untuk menemukan cara
dalam menyelesaikan masalah dan mengatasi masalah dengan mengajarkan
secara efektif dan efesien, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya
(Townsend, 2009). Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang akan
meningkatkan pada kemmapuan anak, terutama masa bayi karena dalam masa
percaya ini masa bayi adalah masa yang sangat kritis, karena disini masalah rasa
kepeercyaan atau sering disebut dengan Trust, Erikson sering mengatakan bahwa
masa ini di disebut dengan masa Growth and Krisis of the Healtht Personality”
yang menunjukkan rasa percaya yang didapatkan dalam tahun pertama.
Kepercayaan adalah harapan bahwa kebutuhan seseorang akan diperhatikan dan
dunia atau pengasuhnya dapat dipercaya, timbulnya rasa kepercayaan sehingga
bisa menimbulkan harapan yang positif dimasa yang akan mendatang terhadap
dunia sensorik berperan juga dalam perkembangan karena usia bayi mengikuti
indra bayi melalui penglihatan, pengecapan, pendengaran melalui interaksi,
perabaan.
Latihan atau terapi kelompok terapeutik inilah yang bisa mengembangkan ke rasa
percayaan tersebut, latihan berulang kali, orang tua dilibatkan dalam prosesnya,
dan bertemu dengan kelompoknya dengan menggunakan tempat dan fasilitas
yang ada sehingga dimasyarakat yaitu Posyandu , sehingga akan lebih mudah
dapat meningkatkan kemampuan dan rasa percaya . Kemampuan dalam
menstimulasi perkembangan pada bayi memperlihatkan ada perubahan dalam
kemampuan bayi kemampuan dasar yang dirangsang dengan stimulasi adalah
kemampuan ,motorik, kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, spiritual dan
psikososial
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Berbagai dukungan bisa didapatkan anak usia bayi dari lingkungan keluarga (
orang tua, saudara) dan lingkungan sekitar tempat tinggal. Jika lingkungan sekitar
anak usia bayi, keluarga mengetahui tentang perubahan-perubahan anak usia bayi
akan lebih mudah untuk memahami masalah-masalah yang terjadi pada anaknya.
Pengetahuan perlu dipahami oleh lingkungan adalah bagaimana cara menstimulasi
tumbuh kembang anak usia bayi, bagai mana cara memotivasi orang tua anak
usia bayi dan menumbuhkan rasa percaya diri. Fase anak usia bayi adalah masa
percaya diri dimana keluarga menjadi model peran bagi anak usia bayi, sehingga
dapat memfasilitasi kebutuhan anak usia bayi dan mampu melakukan stimulasi
perkembangan anak usia bayi dirumah.
Dukungan lainnya yang dapat diberikan pada anak usia bayi dalam membentuk
perkembangan rasa percaya adalah material asset yang dapat mendukung
kegiatan-kegiatan anak usia bayi dalam mengembangkan rasa percaya, yaitu
tempat untuk terlaksananya kegiatan terapi kelompok terapeutik, tetapi hal ini
bukan menjadi kendala, karena ada fasilitas yaitu di posyandu atau di Paud yang
ada diwilayah tersebut dan digunakan dalam pelaksanakan terapi kelompok
terapeutik, . dukungan terhadap anak usia bayi juga berasal dari pelayanan
kesehatan yang didapatkan dalam bentuk asuransi kesehatan, pelayanan kesehatan
terdekat di lingkungannya seperti puskesmas, klinik pengobatan, bidan.
Universitas Indonesia
5.1.3 Faktor presipitasi pada aspek bilogis berat badan bayi normal, nutrisi
diberikan sesuai usia bayi, immunisasi lengkap, pada aspek psikologis bayi
langsung menangis jika pertemu dengan orang lain, menolak saat akan digendong
dengan orang lain, menangis bila basah, lapar, haus, sakit dan gerah, senag ketika
ibu datang menghampiri, menangis ketika ditinggal oleh ibunya dan memandang
saat diajak bicara, aspek sosialkultural mengajak anak untuk bergaul dan
mengenal dilingkungan setempat.
5.1.3 Tanda dan gejala dari delapan aspek perkembangan anak usia bayi rata-rata
mengalami peningaktan setealah diberikan terapi kelompok terapeutik yaitu
aspek motorik mengalami peningkatan 11,5% , aspek koginitif mengalami
peningkatan menjadi 3%, aspek bahasa mengalami peningkatan menjadi 6% ,
aspek emosi mengalami peningkatan 20% , aspek kepribadian mengalami
peningkatan 47%, aspek moral mengalami peningkatan 55%, aspek spiritual
mengalami peningkatan 29% dan aspek psikososial mengalami peningkatan
peningkatan 49%.
5.2 Saran
Bayi
Aspek perkembangan rasa percaya meliputi : motorik, kognitif, bahasa,
kepribadian dan psikososial tetap dipertahankan atau harus dipantau oleh tenaga
kesehatan dan kader kesehatan jiwa agar tetap menjadi sehat dan berkembang,
sedangkan untuk aspek perkembangan spiritual dan kepribadian masih belum
optimal. Hal ini supaya dapat dilanjutkan oleh perawat CMHN yang ada di
Puskesmas Bogor Utara sehingga menjadi lebih meningkat promosi kesehatan
baik promotif dan prventif dalam aspek permbangan anak usia bayi dengan rasa
percaya
Kemampuan bayi rasa percaya 20 bayi sudah mampu mencerminkan rasa percaya,
orang tua (Ibu), kader kesehatnjiwa dan perawat CMHN tetap harus berjalan atau
dilanjutkan keshingga bayi secara dua puluh dalam aspek rasa percaya dapat
tercapai.
Ibu
Ibu di RW 03 dan 11 Kelurahan Tanah Bogor utara, sudah mampu melakukan
stimulasi perkembangan anak usia bayi, hal ini perlu adanya pemantau dari pihak
puskesmas sehingga ibu dapat melaksanakan stimulasi perkelanjutan.
Tenaga Kesehatan
1. Upaya dalam meningkatkan perkembangan anak usia bayi dengan melakukan
stimulasi perkembangan perawatan CMHN dapat bekerjasama dengan lintas
program yaitu bagian gizi, sehingga dalam pelaksanaanya akan terpantau
dalam segi pertumbuhan dan perkembangan anak usia bayi.
2. Kegiatan yang sudah dilakukan dalam pengembangan CMHN di Bogor Utara
harus dijadikan sebagai Family Folder dan dapat ditindak lanjuti untuk melihat
perkembangan per tingkat usia.
3. Penerapan pelayanan keperawatan yang bersifat spesialistik melalui program
perencanaan pengembangan tenaga perawat spesialis jiwa untuk komunitas.
4. Perlu diperhatikan reward terhadap kader kesehatan jiwa , seperti kader
posyandu sehingga merasa dihargai dan aktualisasi meningkat.
Riset Keperawatan
Einon Dorothy, (2004), Permainan Cerdas Untuk Anak Usia 2-6 Tahun, Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Fortinash, K.M. & Holoday, P.A. (2004). Psychiatric mental health nursing.
Third edition, St. Louis Missouri: Mosby – Year Book Inc.
Friedman, Marilyn M (2010) Buku Ajar keperawatan keluarga : riset, teori dan
praktik ; alih bahasa Achiryani S.Hamid et all. Jakarta : EGC
Gunarsa. (2008). Psikologi praktis : Anak, remaja dan keluarga. Edisi 8. Jakarta :
PT BPK Gunung Mulia.
Ibung D,S.(2008). Panduan praktis bagi orang tua dalam memahami dan
mendampingi anak usia 6-12 tahun. Edisi 1. Jakarta:Flex Media
Komapatindo.
Istiana (2011) Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Anak Usia Sekolah pada
Anak Orang Tua dan Anak- Guru Terhadap Perkembangan Mental Anak
Usia Sekolah di Kota Depok. Tidak di Publikasikan
Kaplan, H.L., & Saddock, B. J. (1996). Comprensive text book of psychiatry Vol.
1. 6th ed. Baltimore : Williams & Wilkins.
Keliat dan Akemat (2007). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa, Jakarta:
EGC.
Restiana (2010) Pengaruh terapi kelompok terapeutik pada anak usia Bayi di
Kelurahan Tasikmalaya Jawa Barat Bogor tahun 2010. Tidak di
publikasikan.
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
Olivia,F. (2002). Mendampingi anak belajar. Bebaskan anak dari stress dan
depresi belajar. Jakarta : Media Komputindo.
Stuart,G.W & Laraia, M.T (2005). Principles and Practice of psychiatric nursing.
(8th edition). St Louis: Mosby
Sunarto ( 2011). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Anak Sekolah pada Anak,
Orangtua, Guru, terhadap Perkembangan Mental Anak di Kelurahan
Pancoranmas dan Depok Jaya. Tidak di Publikasikan
Tomay & Alligood (2006) Nursing Theory : utilization & application. St.Louis
Missouri : Mosby Inc.
Turkington, D & Kingdon, G.(2002). The case study guide to cognitive behaviour
therapy of psychosis , England : john wiley & sons, ltd
Wong, D.L, et all (2009) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013
Willis,L & Daisley,J.(1995). The assertiveness trainer,A practical handbook on
assertiveness for trainer and running assertiveness course. 3th edition.
USA : Mc.Grow Hill Book Comapany.
WHO (2003) Adolescence Mental Health Promotion. New Delhi : South East
Asia Regional Office of the World Health Organization
Universitas Indonesia
Peningkatan perkembangan.., Slametiningsih, FIK UI, 2013