Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan


Pakai Sabun pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01
Kota Semarang

Mia Kartika*), Laksmono Widagdo**), Anung Sugihantono***)


*)
Mahasiswa Peminatan PKIP FKM Undip
**)
Dosen Bagian PKIP FKM Undip
***)
Dosen Bagian PKIP FKM Undip
E-mail:miakartikamia@yahoo.com

Diare masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, demikian juga di Jawa


Tengah kasus diare masih tinggi, terutama pada anak-anak. Pada tahun 2015
kasus diare di wilayah kerja puskesmas Kedungmundu Semarang mencapai
1.523 kasus dengan 250 kasus (17%) yang terjadi pada anak usia 5-14 tahun.
Kelompok usia tersebut merupakan kelompok usia anak sekolah dasar. Mencuci
tangan secara tepat dengan menggunakan sabun dapat mengurangi risiko
penyakit diare sebesar 42 sampai 47 %. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan pakai
sabun pada siswa Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Semarang. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
populasi dalam penelitian berjumlah 216 siswa, dengan jumlah sampel 80
responden yang diambil menggunakan teknik proportional stratified random
sampling.Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji
statistik Chi Square (taraf signifikan 0,05). Hasil penelitian menunjukan sebanyak
51,2% responden memiliki perilaku cuci tangan pakai sabun yang baik.
Selanjutnya dari hasil penelitian juga diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
umur (pvalue= 0,662), jenis kelamin (pvalue= 0,381), sikap (pvalue= 0,076),
ketersediaan sarana prasarana CTPS (pvalue= 0,383), dukungan guru (pvalue=
0,075), dan dukungan keluarga (pvalue= 0,366) terhdap perilaku cuci tangan pakai
sabun siswa. Sedangkan pengetahuan (pvalue= 0,025) dan dukungan teman
sebaya (pvalue= 0,026)memiliki nilai p-value ≤ α (0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan perilaku cuci
tangan pakai sabun siswa. Saran dari penelitian ini adalah agar dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai CTPS dengan penyampaian informasi
baik melalui pelajaran ataupun media promosi kesehatan visual yang menarik
dan mudah dipahami oleh siswa.

Kata kunci :Siswa Sekolah Dasar, Perilaku,Cuci Tangan Pakai Sabun

PENDAHULUAN sebelum mencapai umur lima tahun


Perilaku kesehatan yang buruk karena penyakit diare dan ISPA.2
pada anak dapat mendatangkan Menurut WHO (2007) lebih dari
berbagai jenis penyakit. Beberapa sepertiga kematian anak secara
penyakit tersebut yaitu seperti global adalah karena diare (35%) dan
penyakit diare dan ISPA, keduanya sebagian besar terjadi di negara
menjadi penyebab utama kematian berkembang. Data dari Riskesdas
anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta (2007) menunjukkan prevalensi
anak di seluruh dunia meninggal Nasional Diare sebesar 9%.1,3

339
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Salah satu penyakit yang dengan kejadian diare. Salah satu


sering diderita oleh anak sekolah cara untuk mengurangi kasus diare
adalah penyakit diare. Menurut data yaitu dengan melakukan perilaku
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hidup bersih dan sehat (PHBS).
tahun 2012, setiap tahunnya ada Salah satu dari empat kunci kegiatan
lebih dari satu milyar kasus PHBS untuk meningkatkan
gastroenteritis atau diare. World pencapaian derajat kesehatan adalah
Health Organization juga mencatat meningkatkan perilaku cuci tangan
bahwa setiap tahun 100.000 anak yang benar (cuci tangan dengan air
Indonesia meninggal akibat diare.5 yang mengalir dan sabun).10 Mencuci
Sedangkan data profil tangan secara tepat dengan
kesehatan Indonesia menyebutkan menggunakan sabun dapat
tahun 2012 jumlah kasus diare yang mengurangi risiko penyakit diare
ditemukan sekitar 213.435 penderita sebesar 42 sampai 47 %.11
dengan jumlah kematian 1.289.Di Anak usia sekolah merupakan
Indonesia diperkirakan ditemukan usia yang rawan terhadap berbagai
penderita diare sekitar 60 juta penyakit, terutama yang
kejadian setiap tahunnya.6 berhubungan dengan perut, seperti
Cakupan penemuan penderita diare, kecacingan, dan lain-lain.
diare di Jawa Tengah menunjukkan Kebiasaan anak-anak mengkonsumsi
bahwa angka kesakitan diare pada jajanan secara bebas, ditambah
tahun 2012 mencapai jumlah anak-anak tidak melakukan cuci
penderita 2.574 orang dengan 33,8% tangan pakai sabun sebelum makan
penderita diantaranya adalah balita.7 akan mengakibatkan berbagai kuman
Selain itu, penderita diare dari penyebab penyakit mudah masuk ke
tahun 2010 – 2014 di Semarang juga dalam tubuh, karena tangan adalah
terus meningkat. Tahun 2014, kasus bagian tubuh kita yang paling banyak
diare menurut golongan umur banyak tercemar kotoran dan bibit penyakit.
ditemukan pada golongan umur >5 Jika masalah ini tidak diperhatikan,
tahun sebanyak 24.899 kasus ((65 maka akan meningkatkan resiko
%) dan terendah pada kelompok penyakit seperti diare, kecacingan,
umur < 1 tahun sejumlah 3.780 kasus dan sebagainya.
(10 %) Sebelumnya tahun 2013 Berdasarkan survei
terdapat 23.712 kasus diare pada pendahuluan di SDN Sambiroto 01,
golongan umur >5 tahun.8 diketahui bahwa pernah terdapat
Berdasarkan data Dinas kasus diare pada siswanya dalam
Kesehatan Kota Semarang tahun dua bulan terakhir yang
2015, jumlah penderita diare mengakibatkan siswa tersebut absen
terbanyak ditemukan pada wilayah untuk sekolah. Padahal SD tersebut
kerja puskesmas kedungmundu. sudah memiliki sarana cuci tangan
Pada tahun 2015 kasus diare di yang cukup lengkap. Selanjutnya
wilayah kerja puskesmas berdasarkan survei pendahuluan
Kedungmundu mencapai 1.523 yang telah dilakukan dengan metode
kasus dengan 250 kasus yang terjadi wawancara maupun observasi di SD
pada anak usia 5-14 tahun. Usia N Sambiroto 01 Semarang,
tersebut merupakan kelompok usia ditemukan bahwa 7 dari 10 siswa
anak sekolah dasar.9 masih memiliki pengetahuan yang
Tingginya angka kesakitan kurang mengenai cuci tangan pakai
diare tersebut dipengaruhi oleh sabun. Bahkan 7 siswa tersebut tidak
beberapa faktor yang berkaitan melakukan cuci tangan sebelum

340
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

memakan jajanan yang mereka beli. HASIL DAN PEMBAHASAN


Siswa tersebut hanya mencuci A. Hubungan Umur Responden
tangan setelah makan dan ketika dengan Perilaku Cuci Tangan
merasa tangannya kotor saja. Pakai Sabun
Padahal SD N Sambiroto 01 Mayoritas responden
Semarang memiliki fasilitas ataupun termasuk dalam kategori remaja yang
sarana cuci tangan pakai sabun yang berusia 11-12 tahun
cukup lengkap. Selain itu juga (52,5%).Berdasarkan hasil analisis
terdapat poster prosedur mencuci bivariat dapat diketahui bahwa umur
tangan pakai sabun yang responden dengan perilaku cuci
ditempelkan pada beberapa keran air tangan pakai sabun yang baik, lebih
di sekolah tersebut. besar pada kategori remaja (54,8%)
Berdasarkan latar belakang dibandingkan dengan kategori anak-
diatas, diketahui bahwa masalah anak (47,4%). Hasil uji statistik
yang diangkat dalam penelitian ini dengan uji Chi Square menunjukkan
cukup penting, maka peneliti p-value sebesar 0,662. Karena p-
merumuskan permasalahan sebagai value > dari 0,05, maka dapat ditarik
berikut: “Apa saja Faktor-Faktor kesimpulan bahwa H0 diterima,
Sekolah yang Berhubungan dengan artinya tidak ada hubungan antara
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun umur dengan perilaku cuci tangan
Pada Siswa Di Sekolah Dasar Negeri pakai sabun.
Sambiroto 01 Kota Semarang?”. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Butar-butar (2007),
METODE PENELITIAN umur tidak berhubungan dengan
Jenis penelitian ini yaitu perilaku seseorang.12Namun tidak
deskriptif analitik dengan pendekatan sejalan dengan penelitian yang
penelitian kuantitatif, dan rancangan dilakukan oleh Lisafatur (2012)
penelitian yang digunakan yaitu dengan judul
desain penelitian cross-sectional. “Hubungankarakteristikdanpengetahu
Populasi pada penelitian ini adalah an tentang kebersihan perorangan
siswa kelas IV dan V SDN Sambiroto denganPHBS di MI
01 Kota Semarang tahun ajaran MatholiulUlumIIMencoWedung
2015-2016, yaitu sejumlah 216 siswa. Demak”. Salah satunya dalam
Teknik pengambilan sampel melakukan cuci tangan pakai sabun
yang digunakan dalam penelitian ini dengan pvaluesebesar0,019.13
adalah random sampling. Teknik
random sampel yang digunakan yaitu B. Hubungan Jenis Kelamin
propportional sratified random dengan Perilaku Cuci Tangan
sampling. Teknik ini digunakan Pakai Sabun
karena populasi terdiri dari unit yang Mayoritas responden berjenis
mempunyai karakteristik yang kelamin perempuan yaitu 55,0%.
berbeda atau heterogen dan Hasil analisis bivariat menunjukkan
berstrata secara proporsinal.11 bahwa responden yang mempunyai
Penentuan strata ini didasarkan pada perilaku cuci tangan yang baik, lebih
masing – masing tingkatan kelas banyak dijumpai pada responden
responden. Sehingga didapat jumlah berjenis kelamin perempuan (56,8%)
responden yaitu sejumlah 80 siswa. dibandingkan responden yang
berjenis kelamin laki-laki (44,4%).
Hasil uji statistik dengan uji Chi
Square menunjukkan p-value

341
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sebesar 0,381. Karena p-value > dari D. Hubungan Sikap Responden


0,05, maka dapat ditarik kesimpulan dengan Perilaku Cuci Tangan
bahwa H0 diterima, artinya tidak ada Pakai Sabun
hubungan antara jenis kelamin Mayoritas responden
dengan perilaku cuci tangan pakai mempunyai sikap yang mendukung
sabun. terhadap perilaku cuci tangan pakai
Hal tersebut tidak sejalan sabun (57,5%). Hasil analisis bivariat
dengan penelitian Jeong et al dalam menunjukkan bahwa responden yang
Cahyani (2010) menemukan bahwa mempunyai perilaku cuci tangan
63,4% responden mencuci yang kurang baik, lebih banyak
tangannya setelah menggunakan dijumpai pada responden yang
kamar mandi umum dan yang lebih memiliki sikap kurang mendukung
sering mencuci tangan setelah terhadap ctps (61,8%) dibandingkan
menggunakan kamar mandi umum responden yang mendukung
adalah yang berjenis kelamin terhadap ctps (39,1%). Hasil uji
perempuan.14 statistik dengan uji Chi Square
menunjukkan p-value sebesar 0,076.
C. Hubungan Pengetahuan Karena p-value > dari 0,05, maka
Responden dengan Perilaku dapat ditarik kesimpulan bahwa H0
Cuci Tangan Pakai Sabun diterima, artinya tidak ada hubungan
Sebagian responden memiliki antara sikap responden dengan
pengetahuan yang kurang baik perilaku cuci tangan pakai sabun.
mengenai cuci tangan pakai sabun Hasil penelitian ini sejalan
(50%). Hasil analisis bivariat dengan penelitian Zuraidah dan Yeni
menunjukan bahwa bahwa (2013) yang menunjukkan tidak ada
responden yang memiliki perilaku hubungan yang bermakna antara
cuci tangan pakai sabun yang baik, sikap dengan perilaku mencuci
lebih banyak dijumpai pada tangan dengan benar di SDIT AN-
responden yang berpengetahuan NIDA Kota Lubuklinggau (pvalue=
baik (65,0%) dibandingkan 0,055).54 Selain itu juga sesuai
responden dengan pengetahuan dengan penelitian Suryaningsih
kurang baik (37,5%). Hasil uji statistik (2009) yang menyatakan tidak ada
dengan uji Chi Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara
p-value sebesar 0,025. Karena p- sikap dengan kebiasaan CTPS.16
value < dari 0,05, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa H0 ditolak, artinya E. Hubungan Sarana Prasarana
ada hubungan antara pengetahuan CTPS dengan Perilaku Cuci
responden dengan perilaku cuci Tangan Pakai Sabun
tangan pakai sabun. Sebagian besar responden
Penelitian ini sejalan dengan mengatakan sarana prasarana cuci
penelitian yang dilakukan oleh Ilham tangan pakai sabun di sekolah sudah
dkk dengan judul “Hubungan perilaku tersedia dengan baik (67,5%). Hasil
cuci tangan pakai sabun dengan analisis bivariat menunjukkan bahwa
kejadian diare di SD Advent Sario responden yang mempunyai perilaku
Kota Manado pada tahun 2014”, cuci tangan yang kurang baik, lebih
menyebutkan bahwa ada hubungan banyak dijumpai pada responden
antara perilaku cuci tangan pakai yang mengatakan bahwa sarana
sabun dengan terjadinya diare prasarana ctps di sekolah tersedia
dengan nilai p= 0,03.15 kurang baik (57,7%) dibandingkan
dengan responden yang mengatakan

342
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bahwa sarana prasarana ctps di antara dukungan guru dengan


sekolah tersedia dengan baik perilaku cuci tangan pakai sabun.
(44,4%). Hasil uji statistik dengan uji Penelitian ini tidak sejalan
Chi Square menunjukkan p-value dengan penelitian yang dilakukan
sebesar 0,383. Karena p-value > dari oleh Dewi (2012) dengan judul
0,05, maka dapat ditarik kesimpulan “Pengaruh Intervensi Promosi
bahwa H0 diterima, artinya tidak ada Kesehatan Terhadap Pengetahuan,
hubungan antara ketersediaan Sikap dan Praktek cuci Tangan Pakai
sarana prasarana ctps di sekolah Sabun Pada Siswa Kelas 5 Di SDN
dengan perilaku cuci tangan pakai Pengasinan IV Kota Bekasi” diketahui
sabun. bahwa ada perbedaan yang sigifikan
Penelitian ini sejalan dengan pada pengetahuan, sikap dan praktek
dengan penelitian yang dilakukan cuci tangan pakai di sekolah
oleh Maria dkk (2014) dengan judul berdasarkan dukungan guru baik
“Faktor-Faktor yang Berhubungan sebelum dan sesudah intervensi
dengan Perilaku Cuci Tangan di promosi kesehatan.18
Lingkugan SDK Rana Loba
Manggarai Timur Flores-NTT”. G. Hubungan Dukungan Teman
Berdasarkan hasil uji Kendal tau-b Sebaya dengan Perilaku Cuci
pada alpha (α) 0.05 diperoleh p value Tangan Pakai Sabun
0.373 (>0.05) maka, secara statistik Mayoritas responden
dapat disimpulkan bahwa tidak ada mengatakan bahwa teman sebaya
hubungan yang bermakna antara mendukung terhadap perilaku cuci
ketersediaan fasilitas dengan perilaku tangan pakai sabun (57,5%).
cuci tangan siswa-siswi SDK Rana Berdasarkan hasil penelitian
Loba, Kabupaten Manggarai Timur.17 menunjukkan bahwa pada variabel
dukungan teman sebaya sebesar
F. Hubungan Dukungan 57,5% responden mendapatkan
Gurudengan Perilaku Cuci dukungan dari teman sebaya dalam
Tangan Pakai Sabun melakukan perilaku cuci tangan pakai
Sebagian besar responden sabun, sedangkan 42,5% responden
mengatakan Guru mendukung kurang mendapat dukungan dari
terhadap perilaku cuci tangan pakai teman sebaya dalam hal tersebut.
sabun (60,0%). Hasil analisis bivariat Dapat disimpulkan bahwa sebagian
menunjukkan bahwa responden yang besar responden mendapatkan
mempunyai perilaku cuci tangan dukungan dari taman sebayanya
yang kurang baik, lebih banyak dalam melakukan perilaku cuci
dijumpai pada responden yang tangan pakai sabun.
mengatakan guru kurang mendukung Hasil penelitian ini sejalan
terhadap perilaku cuci tangan pakai dengan penelitian Hayati (2009)
sabun (62,5%) dibandingkan mengungkapkan fakta bahwa
responden yang mengatakan guru edukasi oleh teman sebaya dapat
mendukung terhadap perilaku cuci meningkatkan pengetahuan, sikap
tangan pakai sabun (39,6%). Hasil uji dan keterampilan tentang jajan sehat
statistik dengan uji Chi Square atau perilaku sehat pada anak usia
menunjukkan p-value sebesar 0,075. sekolah kelas IV dan V SD
Karena p-value > dari 0,05, maka Lhokseumawe Aceh dengan
dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 p<0,000.19
diterima, artinya tidak ada hubungan

343
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

H. Hubungan Dukungan Keluarga 3. Sebesar 50% responden


dengan Perilaku Cuci Tangan memiliki pengetahuan yang baik
Pakai Sabun mengenai cuci tangan pakai
Sebagian besar responden sabun.
mengatakan keluarga mendukung 4. Sebesar 57,5% responden
terhadap perilaku cuci tangan pakai memiliki sikap yang mendukup
sabun (75,0%). Hasil analisis bivariat terhadap cuci tangan pakai
menunjukkan bahwa responden yang sabun.
mempunyai perilaku cuci tangan 5. Sebesar 67,5% responden
yang kurang baik, lebih banyak menyatakan bahwa sarana
dijumpai pada responden yang prasana cuci tangan pakai sabun
mengatakan keluarga kurang di sekolah sudah tersedia
mendukung terhadap perilaku cuci dengan baik.
tangan pakai sabun (60,0%) 6. Sebesar 60,0% responden
dibandingkan responden yang mengatakan Guru di SD N
mengatakan keluarga mendukung Sambiroto 01 mendukung
terhadap perilaku cuci tangan pakai terhadap perilaku cuci tangan
sabun (45,0%). Hasil uji statistik pakai sabun.
dengan uji Chi Square menunjukkan 7. Sebesar 57,5% responden
p-value sebesar 0,366. Karena p- mengatakan bahwa teman
value > dari 0,05, maka dapat ditarik sebaya mendukung terhadap
kesimpulan bahwa H0 diterima, perilaku cuci tangan pakai
artinya tidak ada hubungan antara sabun.
dukungan keluarga dengan perilaku 8. Sebesar 75,0% responden
cuci tangan pakai sabun. mengatakan keluarga
Penelitian ini sejalan dengan mendukung terhadap perilaku
penelitian yang dilakukan oleh Dewi cuci tangan pakai sabun.
(2012) dengan judul “Pengaruh 9. Variabel yang berhubungan
Intervensi Promosi Kesehatan dengan perilaku cuci tangan
Terhadap Pengetahuan, Sikap dan pakai sabun pada siswa SD N
Praktek cuci Tangan Pakai Sabun Sambiroto 01 yaitu:Pengetahuan
Pada Siswa Kelas 5 Di SDN responden mengenai CTPS
Pengasinan IV Kota Bekasi” diketahui (pvalue= 0,025) dan Dukungan
bahwa tidak adanya perbedaan yang teman sebaya terhadap CTPS
signifikan pada pengetahuan, sikap (pvalue= 0,026)
dan praktek cuci tangan pakai sabun 10. Variabel yang tidak berhubungan
di sekolah berdasarkan dukungan dengan perilaku cuci tangan
keluarga baik sebelum dan sesudah pakai sabun pada siswa SD N
intervensi promosi kesehatan.18 Sambiroto 01 yaitu:Umur
responden (pvalue= 0,662), Jenis
KESIMPULAN kelamin responden (pvalue=
1. Sebanyak 51,2% responden 0,381), Sikap responden
memiliki perilaku cuci tangan terhadap CTPS (pvalue= 0,076),
pakai sabun yang baik. Ketersediaan sarana prasarana
2. Sebagian responden masuk CTPS (pvalue= 0,383), Dukungan
dalam kategori usia remaja (11- guru terhadap CTPS (pvalue=
12 tahun), yaitu sebesar 52,5%, 0,075), dan Dukungan keluarga
dan 55% responden berjenis terhadap CTPS (pvalue= 0,366)
kelamin perempuan.

344
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

SARAN dasar mengenai perilaku cuci


1. Bagi Dinas Kesehatan Kota tangan pakai sabun.
Semarang
Bekerjasama dengan puskesmas
KEPUSTAKAAN
untuk mendistribusikan media
1. Departemen Kesehatan RI.
promosi kesehatan bagi siswa
Laporan Hasil Riset Kesehatan
sekolah dasar mengenai perilaku
Dasar Indonesia Tahun 2007.
cuci tangan pakai sabun. Hal
Depkes, Jakarta: 2008
tersebut bisa disampaikan
2. Nicholas, et al. Knowledge
melalui poster, film pendek dan
attitudes and practices of grade
media lainnya.
three primary school children in
2. Bagi Pihak Puskesmas
relation to schistosomiasis, soil
Bekerjasama dengan Dinas
transmitted, helminthiasis and
Kesehatan dalam pengadaan
malaria in Zimbabwe. BMC
media-media kesehatan seperti
Infectious Disease.
perilaku cuci tangan pakai sabun
11(169):1471-2334: 2011
yang menarik dan dapat
3. WHO & Unicef. Progress on
dipahami oleh siswa sekolah
Drinking and Sanitation Unicef &
dasar dan meningkatkan
WHO. Geneva. 2008
penyuluhan kesehatan ke
4. Departemen Kesehatan RI. Buku
sekolah-sekolah dasar
Saku Diare Edisi 2011. Jakarta:
khususnya mengenai perilaku
Departemen Kesehatan RI. 2011
cuci tangan pakai sabun, dengan
5. Departemen Kesehatan RI. Buku
tujuan untuk meningkatkan
Saku Diare Edisi 2011. Jakarta:
pengetahuan dan perilaku siswa
Departemen Kesehatan RI. 2012
dalam melakukan cuci tangan
6. Standar pelayanan minimal
pakai sabun
bidang kesehatan
3. Bagi Guru di Sekolah
kabupaten/kota di Provinsi Jawa
a. Meningkatkan pengetahuan
Tengah, 2012.
siswa mengenai cuci tangan
7. Dinas Kesehatan Kota
pakai sabun dengan
Semarang. Profil kesehatan kota
meningkatkan penyampaian
semarang 2014. Semarang.
informasi baik melalui
2015
pelajaran ataupun media-
8. Dinas Kesehatan Kota
media visual yang menarik
Semarang. Rekapitulasi Laporan
dan mudah dipahami oleh
Penyakit Diare Di Kota
siswa.
Semarang Bulan Januari –
b. Menjadi contoh yang baik
September 2015. Semarang.
bagi siswa dalam penerapan
2015
perilaku cuci tangan pakai
9. Yusuf, Syamsu. Psikologi
sabun di sekolah.
Perkembangan Anak Dan
c. Menyediakan jumlah sarana
Remaja. Bandung : PT Remaja
cuci tangan di sekolah agar
Rosdakarya. 2009
lebih memadai.
10. Unicef Indonesia. 2012. PHBS
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam Kedaruratan. From
Perlu dilakukan penelitian
http://www.unicef.org/indonesia/
lanjutan yang dimungkinkan
PHBSDalamKedaruratan.pdfdiak
dapat mengetahui media yang
ses pada tanggal 25 Januari
efektif dalam meningkatkan
2016
pengetahuan siswa sekolah

345
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

11. Mawarni, Atik. Biostatistik Lanjut. 18. Listyowati, Dewi. Pengaruh


Program Magister Ilmu Intervensi Promosi Kesehatan
Kesehatan Masyarakat Program Terhadap Pengetahuan, Sikap
Pasca Sarjana Universitas dan Praktek cuci Tangan Pakai
Diponegoro. Semarang. 2005 SabunPada Siswa Kelas 5 Di
12. Utami, Widya. Faktor-Faktor SDN Pengasinan IV Kota Bekasi.
yang Berhubungan dengan [Skripsi]. 2012.
Kebiasaan Cuci Tangan Pakai 19. Saifah, A. Hubungan Peran
Sabun pada Masyarakat di Desa Keluarga, Guru, Teman Sebaya
Cikoneng Kecamatan Ganeas dan Media Massa dengan
Kabupaten Sumedang. Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah
[tesis].FKM UI. 2010 Dasar Di Wilayah Kerja
13. Rohmah, Lisfatur. Manuscript: Puskesmas Mabelopura Kota
Hubungan karakteristik dan Palu. [tesis]. FIK UI. 2011
pengetahuan tentang kebersihan
perorangan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS)
studi pada madrasah Ibtidaiyah
Matholiul Ulum II Menco Wedung
Demak. Semarang. Ilmu
Keperawatan Fakultas
Keperawatan Dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Semarang. 2012
14. Cahyani, C. Hubungan Jenis
Kelamin dengan Tahap Cuci
Tangan Mahasiswa Saat
Praktikum Di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
Surakarta. (skripsi). FK UNS.
2010
15. Ilham dkk. Hubungan Perilaku
Cuci Tangan Pakai Sabun
Dengan Kejadian Diare Di SD
Advent Sario Kota Manado, .
Jurnal Kedokteran Komunitas
dan Tropik: Volume 2 Nomor 3
Agustus 2014
16. Suryaningsih, Widya. Intervensi
Peningkatan Perilau Cuci
Tangan Pakai Sabun pada Siswa
Kelas 5 di SDN Pengasinan IV
Kota Bekasi Tahun 2012.
[skripsi]. FKM UI. Depok. 2012
17. Maria, dkk. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku
Cuci Tangan di Lingkugan SDK
Rana Loba Manggarai Timur
Flores-NTT. [Skripsi]. 2014.

346

Anda mungkin juga menyukai