Anda di halaman 1dari 6

I.

GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI


1.1. Geologi.
Daerah penyelidikan berada di kawasan yang mempunyai bentuk
bentang lahan bergelombang sedang.
Menurut A.C. Effendi dan S.S. Bawono dalam Peta Geologi
Lembar Manado, Sulawesi Utara tahun 1997, daerah penyelidikan
dibangun oleh batuan vulkanik muda berupa lava, bom, lapili dan abu
yang menindih satuan batuan klastika kasar gunungapi terutama yang
berkomposisi andesit dengan banyak mengandung pecahan batuapung,
umumnya lapuk lanjut. Karena pelapukan yang sangat tebal dan
umumnya bersifat lepas maka litologi ini dapat menyimpan air tanah
melalui celahan dan ruang antar butir.
1.2. Hidrogeologi.
Menurut Sukrisno dalam Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar
2416 Kotabunan dan 2417 Manado (Sulawesi), 1994, kondisi
hidrogeloginya adalah sebagai berikut : daerah bagian puncak
gunungapi digolongkan sebagai daerah air tanah langka, berangsur-
angsur kearah bawah dibagian kaki gunungapi produktivitas akuifernya
bertambah mengingat secara alami pengisian air tanah dibagian atas
dari gunungapi akan mengalir kebagian kaki gunung hingga tekuk. Hal
ini didukung oleh munculnya beberapa mata air pada daerah tekuk
gunung atau daerah peralihan antara kaki dan tubuh gunung.
Berasarkan hal tersebut di atas maka kondisi akuifer dalam
daerah penyelidikan digolongkan kedalam akuifer dengan aliran melalui
celahan dan ruang antar butir dimana produktivitas akuifernya sedang
sampai kecil dengan debit pemunculan air tanah pada tempat tertentu
dapat mencapai 100 liter/detik.
II. PENGUKURAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

2.1. Metode Pengukuran/Penyelidikan.


Dalam melaksanakan eksplorasi geofisika ini digunakan metode
geolistrik tahan jenis. Metode ini mempelajari sifat resistivitas (ρ) lapisan
batuan didalam bumi.

1
Arus listrik dialirkan kedalam bumi melalui dua elektroda arus
sedangkan potensialnya diukur melalui dua elektroda potensial.
Konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi Schlumberger.
Rumus umum yang dipakai untuk menghitung tahanan jenis
terukur (ρa) adalah,
ρa = K.V/I

dimana : ρa = tahanan jenis terukur


V = beda potensial
I = besar arus
K = konstanta

Hasil tahanan jenis terukur (ρa) dan panjang bentangan (AB/2)


setiap titik dimasukkan kedalam computer melalui program vertical
electrical sounding. Langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah
lapisan yang ada berdasarkan kurva terukur. Hasil akhir adalah
mendapatkan harga tahanan jenis sebenarnya (rho), ketebalan dan
kedalaman setiap lapisan.
Hasil proses tadi kemudian diinterpretasikan lebih lanjut melalui
pembuatan penampang geologi berdasarkan tahanan jenis sehingga
mempunyai arti geologi maupun hidrogeologi.

2.2. Hasil Pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis.


Pengukuran dilaksanakan sebanyak 2 (dua) titik ukur masing-masing
bernotasi kksn – 1 pada koordinat N 1° 14’ 44.09” , E 124° 52’ 1.44’’ dan
kksn – 2 pada koordinat N 1° 18’ 36.852” , E 124° 51’ 19.851’’ berlokasi
di Kelurahan Kakaskasen 1 Kecamatan Tomohon Utara dengan panjang
bentangan (AB/2) adalah 125 – 150 meter.
Kurva tahanan jenis semu mempunyai karakteristik kurva yang turu-naik-
turun dengan harga tahanan jenis terukur antara 70 ohm-meter – 2283
ohm-meter.
Hasil analisa dari masing-masing kurva adalah sebagai berikut :

2
a. Kurva kksn – 1.

Gambar 1. Kurva Tahanan Jenis kksn - 1

Kurva Tahanan Jenis menunjukkan model 5 lapis tipe naik-turun-naik.


Hasil analisa komputer :
Lapisan Kedalaman Tahanan Jenis
(meter) (ohm-meter)
1 0,2902 624,4
2 0,7155 277,3
3 2,1 1907
4 33,07 217,2
5 Tak terhingga 72,65

0m
Tufa lempung pasiran –
ρ=624,4 Ω lapilli bersifat padu
(consolidated)
0,2902 m

Tufa lempung pasiran – lapilli


Ρ= 277,3 Ω
bersifat padu (consolidated)

0,7155 m

Pasir tufaan yang sangat


ρ=1907 Ω
padu

2,1 m

ρ=217,2 Ω Tufa lempung pasiran – lapilli


bersifat padu (consolidated)

33,07 m

Tufa pasiran yang


ρ=72,65 Ω
bersifat lepas- agak padu
(semi consolidated)

Gambar 2. Penampang Vertikal Geolistrik kksn -1

3
Pada penampang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tanah penutup ; kedalaman sampai dengan 0,2902 meter,
mempunyai harga tahanan jenis 624,4 ohm-meter, diinterpretasikan
sebagai lapisan tufa lempung pasiran – lapilli bersifat padu
(consolidated).
Lapisan kedua ; kedalaman 0,2902 – 0,7155 meter, harga tahanan
jenis 277.3 ohm-meter, diinterpretasikan sebagai tufa lempung
pasiran – lapili, bersifat padu (consolidated).
Lapisan ketiga ; kedalaman 0,7155 – 2,1 meter, harga tahanan jenis
1907 ohm-meter, diinterpretasikan sebagai lapisan tufa pasiran
bersifat sangat padu.
Lapisan keempat ; kedalaman 2,1 – 33,07 meter, harga tahanan
jenis 217,2 ohm-meter, diinterpretasikan sebagai tufa lempung
pasiran – lapili, bersifat padu (consolidated).
Lapisan kelima ; kedalaman 33,07 meter sampai tak terhingga,
harga tahanan jenis 72,65 ohm-meter, diinterpretasikan sebagai tufa
pasiran yang bersifat lepas - agak padu (semi consolidated).

b. Kurva kksn – 2 .

Gambar 1. Kurva Tahanan Jenis kksn - 2

4
Kurva Tahanan Jenis menunjukkan model 4 lapis tipe naik-turun.
Hasil analisa komputer :
Lapisan Kedalaman Tahanan Jenis
(meter) (ohm-meter)
1 0,242 262
2 1,562 2283
3 48,96 250
4 Tak terhingga 70
0m
Tufa lempung pasiran – lapilli
ρ=262Ω bersifat padu (consolidated)
0,242 m

Ρ= 2283 Ω Pasir tufaan yang sangat


padu

1,562 m

Tufa lempung pasiran –


ρ=250 Ω lapilli bersifat padu
(consolidated)

48,96 m

Tufa pasiran yang


ρ=70 Ω bersifat lepas- agak padu
(semi consolidated)

Gambar 2. Penampang Vertikal Geolistrik psltn-2

Pada penampang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


Tanah penutup ; kedalaman sampai dengan 0,242 meter, mempunyai
harga tahanan jenis 262 ohm-meter, diinterpretasikan sebagai tufa
lempung pasiran – lapili, bersifat padu (consolidated).
Lapisan kedua ; kedalaman 0,242 – 1,562 meter, harga tahanan jenis
2283 ohm-meter, diinterpretasikan sebagai lapisan tufa pasiran
bersifat sangat padu.
Lapisan ketiga ; kedalaman 1,562 – 48,96 meter, harga tahanan jenis
250 ohm-meter, diinterpretasikan sebagai tufa lempung pasiran –
lapili, bersifat padu (consolidated).

5
Lapisan keempat ; kedalaman 48,96 meter sampai tak terhingga,
harga tahanan jenis 70 ohm-meter, diinterpretasikan sebagai tufa
pasiran yang bersifat lepas - agak padu (semi consolidated).

Selanjutnya berdasarkan hasil analisa dari kedua kurva di atas dapatlah


diinterpretasikan bahwa lapisan tufa pasiran yang bersifat lepas – agak padu
dengan harga tahanan jenis 70 – 72,65 ohm-meter dapat berfungsi sebagai
akuifer.
Sedangkan bila disebandingkan dengan pengelompokan akuifer tertekan
pada Cekungan Air Tanah Manado oleh Suroto BSc, dkk (1985) dimana
kelompok akuifer tertekan bagian atas berada pada kadalaman 37 – 100 meter
dan 83 – 99 meter maka kemungkinan pada titik ukur kksn – 1 dapat
ditemukan air pada kedalaman diatas 37 meter dan pada titik ukur kksn – 2
dapat ditemukan air pada kedalaman diatas 48,96 meter .

III. KESIMPULAN

Kesimpulan.
1. Daerah penyelidikan mempunyai bentang lahan berupa pebukitan
bergelombang sampai pegunungan.
2. Batuan penyusun daerah tersebut adalah batuan vulkanik muda
berumur Kwarter.
3. Akuifer airtanah digolongkan kedalam akuifer yang aliran airtanahnya
mengalir melalui celahan dan ruang antar butir. Setempat, produktif
sedang.
4. Diperkirakan lapisan yang bersifat tufa pasiran yang bersifat lepas –
agak padu dengan harga tahanan jenis 70 – 72,65 ohm-meter yang
berada pada kedalaman diatas 37 meter, pada titik ukur dengan
notasi kksn – 1 dan pada kedalaman diatas 48,96 meter, pada titik
ukur dengan notasi kksn - 2 berpotensi sebagai akuifer.

Anda mungkin juga menyukai