Anda di halaman 1dari 11

NAMA : ALWIS ASIDIQ

BP : 1610313053
KEL : 15C

STEP 1 : TERMINOLOGI
Dokter : Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter
gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. ( UU Tentang Praktik Kedokteran ,
Bab I : Pasal 1 , Ayat : 2 )

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah


fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya . ( PERMENKES NO.
75 TAHUN 2014 , BAB 1 : PASAL 1 , AYAT 2 )

Endemik : Dimana Malaria secara menetap berada dalam masyarakat pada suatu
Malaria tempat atau populasi tertentu . Dimana infeksi tersebut berlangsung di
dalam populasi tanpa adanya pengaruh dari luardan menularkannya kepada
orang lain.
Malaria : Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium Sp ditularkan
oleh nyamuk Anopheles.

DBD : Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan
di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama asia tenggara, Amerika
tengah, Amerika dan Karibia. Host alami DBD adalah manusia, agentnya
adalah virus dengue yang termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus
Flavivirus, terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan Den -4 1 ,
ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya
nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus 2 yang terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia.

Penyakit : Suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya.

Topografi : n kajian atau penguraian yang terperinci tentang keadaan muka bumi pada suatu daerah

n pemetaan yang terperinci tentang muka bumi pada daerah tertentu (KBBI )

Vektor : adalah salah satu mata rantai dari rantai penularan penyakit, yaitu arthropoda
atau invertebrata lain yang memindahkan infectious agents baik secara
mekanis maupun secara biologis kepada pejamu (host)

Filaria : adalah caing atau parasite yang menyebabkan Filariasis atau Penyakit Kaki
gajah
Kabupaten : Daerah yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi yang berwenang
untuk menentukan dan melaksanakan kebijakan atas prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat ( UU RI No. 22 Tahun 1999 )

Rapid Diagnostic Test : merupakan tes cepat untuk mendeteksi Plasmodium dengan metode
immunochromatographic assay (ICA).

WHO : Organisasi Kesehatan Dunia (bahasa Inggris: World Health


Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak
sebagai koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di
Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948.

Zoonosis : penyakit-penyakit dan infeksi yang secara alami dapat ditularkan dari hewan-
hewan vertebrata ke manusia dan atau sebaliknya.

Leptospirosis : penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi dari spesies Leptospira,
famili Leprospiraceae ordo Spirochaetales yang patogen, bermanifestasi
sebagai demam akut. Infeksi pada manusia pada umumnya disebabkan oleh
roden (misalnya tikus), kadang-kadang babi dan anjing.

Rabies : penyakit anjing gila merupakan penyakit infeksi akut pada susunan saraf
pusat (otak) disebabkan oleh virus rabies
Kerjasama Lintas Sektoral : Kerjasama yang terintegrasi dan terkoordinasi antara
sector kesehatan dengan sector-sektor lain terkait (formal/non formal).
K e r j a s a m a d e n g a n o r g a n i s a s i l e m b a g a s w a d a y a masyarakat atau LSM ,
pemerintah desa, maupun dengan perusahaan-!erusahaan yang terkait.

STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH


1. Apa yang harus Dokter Maria menjadi perhatian khusus ketika berada di Wilayah
Endemik Malaria ?
2. Apa yang harus Dokter Anggi lakukan ketika di tempat kerjanya di Puskesmas tinggi
akan insiden DBD ?
3. Bagaimana penangan pada penyakit-penyakit tersebut terutama di level Dokter
Layanan Primer ?
4. Mengapa daerah yang dokter Maria bekerja endemik dengan Filaria juga ?
5. Bagaimana peran dokter Maria dalam Diagnosis dan Tatalaksana kasus penyakit
Endemik di wilayahnya tersebut ?
6. Apa contoh dari kasus zoozonosis ?
7. Bagaimana penyebaran dari penyakit Leptospirosis ?
8. Apa yang menyebabkan kematian pada kasus Rabies ?
9. Mengapa perlu dilakukan kerja sama lintas sectoral untuk penangan kasus rabies ?

STEP 3 : ANALISIS MASALAH

1. Apa yang harus Dokter Maria menjadi perhatian khusus ketika berada di
Wilayah Endemik Malaria ?
Pertama , dokter Maria harus memproteksi dirinya sendiri dengan melakukan
pencegahan terhadap penularan penyakit Malaria yang ditularkan melaui vector
nyamuk . Dengan ini tempat tidur dokter Maria harus memakai kelambu , jika
beraktivitas diluar rumah mengenakan pakaian yang tertutup dari kaki hingga tangan
dan menggunakan lotion anti nyamuk . Dan melakukan penyemprotan dinding rumah.
Selanjutnya tugas Dokter Maria adalah membantu melaksanakan program
pemerinta , yaitu upaya mewujudkan eliminasi malaria :

1. AkselerasiStrategi akselerasi dilakukan secara menyeluruh di wilayah endemis tinggi


malaria, yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT. Kegiatan yang dilakukan adalah
kampanye kelambu anti nyamuk masal, penyemprotan dinding rumah di seluruh desa dengan API >
40% ( Annual Parasite Incidence : angka kesakitan malaria yang berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium per 1000 penduduk dalam satu taun ), dan penemuan dini-pengobatan.

2. IntensifikasiStrategi intensifikasi merupakan upaya pengendalian di luar Kawasan Indonesia timur


seperti di daerah tambang, pertanian, kehutanan, transmigrasi, dan pengungsian. Kegiatan yang
dilakukan adalah pemberian kelambu anti nyamuk di daerah beresiko tinggi, penemuan dini
pengobatan tepat, penyemprotan dinding rumah pada lokasi KLB Malaria, dan penemuan kasus aktif.

3. EliminasiStrategi eliminasi dilakukan pada daerah endemis rendah. Kegiatan yang dilakukan
adalah penemuan dini pengobatan tepat, penguatan surveilans migrasi, surveilans daerah yang rawan
perindukan vektor (reseptif). Penemuan kasus aktif (Mass Blood Survey), dan penguatan rumah sakit
rujukan.
( Sumber : InfoDATIN Malaria 2016 )

2. Apa yang harus Dokter Anggi lakukan ketika di tempat kerjanya di Puskesmas
tinggi akan insiden DBD ?
Jika sudah terjadi insiden tinggi di Puskesmas tempat Dokter Anggi bekerja .
Telusuri dari data-data pasien DBD apakah pasien tersebut berasal dari daerah yang
sama ? Jika iya , itu bisa dikatakan KLB DBD . KLB DBD dapat dihindari dengan
Sistem Kewaspadaan Dini ( SKD ) dan pengendalian vector dilakukan dengan baik,
terpadu, dan berkesinambungan. Pengendalian vector melalui surveilans vector diatur
dalam Kemenkes N0.581 tahun 1992, bahwa kegiatan pemberatasan sarang nyamuk
(PSN) dilakukan secara periodic oleh masyarakat yang dikoordinir oleh RT/RW dalam
bentuk PSN dengan pesan inti 3M Plus. Keberhasilan PSN ini dapat diukur dengan
Angka Bebas Jentik (ABJ).

Peran dari Puskesmas selain Kuratif , yaitu Preventif dan Promotif. Metode
yang harus disampaikan kepada masyarakat adalah COMBI ( Communication for
Behavioral Impact ) yaitu metode komunikasi/penyampaian informasi/pesan yang
berdampak pada perubahan perilaku dalam pelaksanaan PSN dengan pendekatan social
budaya setempat.

3. Bagaimana penangan pada penyakit-penyakit tersebut terutama di level Dokter


Layanan Primer ?

1. Penanganan Malaria
2. Penanganan DBD
4. Mengapa daerah yang dokter Maria bekerja Endemik dengan Filaria juga ?
5. Bagaimana peran dokter Maria dalam Diagnosis dan Tatalaksana kasus penyakit
Endemik di wilayahnya tersebut ?
a) Malaria
Diagnostik :
- Berdasarkan gejala klinis
- Pemeriksaan Sediaan Darah
dilakukan dengan konfirmasi
Laboratorium
- Atau Rapid Diagnostik test
6. Apa contoh dari kasus zoozonosis ?
Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang ditularkan secara alamiah di antara
hewan vertebrata dan manusia. Zoonosis dapat ditularkan dari hewan ke manusia
melalui beberapa cara, yaitu kontak langsung dengan hewan pengidap zoonosis dan
kontak tidak langsung melalui vektor atau mengonsumsi pangan yang berasal dari
ternak sakit, atau melalui aerosol di udara ketika seseorang berada pada lingkungan
yang tercemar (Suhar- sono 2002; Nicholas dan Smith 2003).
Berdasarkan hewan penularnya, zoonosis dibedakan menjadi zoonosis yang
berasal dari satwa liar, zoonosis dari hewan yang tidak dipelihara tetapi ada di sekitar
rumah, seperti tikus yang dapat menularkan leptospirosis, dan zoonosis dari hewan
yang dipelihara manusia.
7. Bagaimana penyebaran dari penyakit Leptospirosis ?
Penyebab leptospirosis adalah bakteri Leptospira sp. yang berbentuk spiral dan
mempunyai 170 serotipe. Sebagian nama serotipe diambil dari nama penderita,
misalnya L. pomona, L. harjo, L. earick.
Leptospira dikeluarkan melalui air seni reservoir utama, seperti sapi, anjing, dan
tikus yang kemudian mencemari lingkungan terutama air. Manusia tertular leptospira
melalui kontak langsung dengan hewan atau lingkungan yang tercemar. Leptospira
masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang lecet, luka atau selaput mukosa. Pada hewan,
Leptospira menyebabkan ikteus (kekuningan) ringan sampai berat dan anemia, hepar
membesar dan mudah rusak, serta ginjal membengkak. Pada manusia terjadi
hepatomegali dengan degenerasi hepar serta nefritis anemia, ikteus hemolitik,
meningitis, dan pneumonia (Widarso dan Wilfried 2002 ).

8. Apa yang menyebabkan kematian pada kasus Rabies ?


Masa inkubasi virus rabies sangat bervariasi, mulai dari 7 hari sampai lebih dari
1 tahun, rata-rata 1-2 bulan, tergantung jumlah virus yang masuk, berat dan luasnya
kerusakan jaringan tempat gigitan, jauh dekatnya lokasi gigitan ke sistem saraf pusat,
persarafan daerah luka gigitan dan sistem kekebalan tubuh.
Pada gigitan di kepala, muka dan leher 30 hari,gigitan di lengan, tangan, jari
tangan 40 hari, gigitan di tungkai, kaki, jari kaki 60 hari, gigitan di badan rata-rata 45
hari. Asumsi lain menyatakan bahwa masa inkubasi tidak ditentukan dari jarak saraf
yang ditempuh , melainkan tergantung dari luasnya persarafan pada tiap bagian tubuh,
contohnya gigitan pada jari dan alat kelamin akan mempunyai masa inkubasi yang lebih
cepat. Tingkat infeksi dari kematian paling tinggi pada gigitan daerah wajah, menengah
pada gigitan daerah lengan dan tangan,paling rendah bila gigitan ditungkai dan kaki.
(Jackson,2003. WHO,2010).
Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar luas
dalam semua bagian neuron, terutama predileksi terhadap sel-sel sistem limbik,
hipotalamus dan batang otak. Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron sentral,
virus kemudian ke arah perifer dalam serabut saraf eferen dan pada saraf volunter
maupun saraf otonom. Dengan demikian virus menyerang hampir tiap organ dan
jaringan didalam tubuh, dan berkembang biak dalam jaringan, seperti kelenjar ludah,
ginjal, dan sebagainya.
Jadi , virus ini menyerang sistem saraf pada manusia, akibatnya banyak
kematian yang ditimbulkan dari kasus rabies. (E-Journal WIDYA Kesehatan Dan
Lingkungan 62 Volume 1 Nomor 1 Mei 2014 Kunadi Tanzil, 61 - 67 )

9. Mengapa perlu dilakukan kerja sama lintas sectoral untuk penangan kasus rabies ?
Kerjasama yang terintegrasi dan terkoordinasi antara sector
kesehatan dengan sector-sektor lain terkait (formal/non formal) perlu dilakukan
dalam pengendalian rabies. Berdasarkan Perpres No. 30 Tahun 2011 tentang
pengendalian zoonosis dan dibentuknya Komnas Pengendalian Zoonosis di Pusat dan
di Daerah. Komnas dan Komda ini merupakan wadah koordinasi lintas sector seluruh
pemangku kepentingan dalam perencanaan , pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
serta perumusan kebijakan pengendalian terpadu sesuai dengan pendekatan “ Satu
Kesehatan” ( One Health ) dalam pengendalian zoonosis.
( Sumber : InfoDATIN Rabies 2014 )

Anda mungkin juga menyukai