Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR GAYA BELAJAR, MACAM-MACAM GAYA BELAJAR, DAN

MEMFASILITASI SISWA SESUAI DENGAN GAYA BELAJAR

Disusun Oleh: kelompok 6


1. Delta Novalia (06081181621003)
2. Mesis Ariska (06081181621011)
3. Sulafah Ansya Saskiyah (06081181621008)
4. Yessi Permata Sari (06081181621002)

Dosen Pengampu:
1. Dra. Indaryanti, M.Pd
2. Sigit Dwi Sucipto, M.Pd.

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA (INDRALAYA)
2019
1. Konsep Dasar Gaya Belajar
Pengertian Gaya Belajar Menurut para ahli:
 Menurut Keefe (1979) gaya belajar adalah suatu karakteristik kognitif, afektif,
dan perilaku psikomotorik,sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk
pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan
belajar.
 Menurut Gunawan (2006) gaya belajar adalah cara-cara yang lebih kita sukai
dalam melakukan kegiatan perpikir, memproses dan mengerti suatu informasi.
 Menurut Sukadi bahwa gaya belajar yaitu kombinasi antara cara seseorang
dalam menyerap pengetahuan dan cara mengatur serta mengolah informasi atau
pengetahuan yang didapat.
 Menurut S. Nasution, “gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan
oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat,
berpikir, dan memecahkan soal.
 Menurut DePorter & Hernacki, “gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari
bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
 Willing mendefinisikan, “gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi
oleh pembelajar.
Jadi gaya belajar adalah cara menyerap pengetahuan dan cara melakukan kegiatan
berpikir kemudian memproses serta mengatur ataupun mengolah informasi atau
pengetahuan yang sudah didapat.

2. Macam-Macam Gaya Belajar


Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar manusia
dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial dan gaya belajar kinestetik.
a. Gaya Belajar Visual (Penglihatan)
Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki berdasarkan arti katanya, Gaya
belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang,
dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar ini terletak pada indra penglihatan. Bagi
orang yang memiliki gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap
setiap gejala atau stimulus (rangsangan) belajar. Orang dengan gaya belajar visual
senang mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar,
meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap pemilihan metode dan media belajar yang dominan mengaktifkan indra
penglihatan (mata).
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata
sangat memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang
untuk memperolah informasi seperti melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik,
dan sebagainya. Bisa juga dengan melihat data teks seperti tulisan dan huruf.
Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang
disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Pokoknya mudah mempelajari
bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat penglihatannya. Sebaliknya merasa
sulit belajar apabila dihadapkan bahan-bahan bentuk suara, atau gerakan. Hal ini
kaitannya dengan proses belajar matematika (Geometri), bahasa mandarin dan
arab, atau yang berkaitan dengan simbol-simbol atau letak simbol. Siswa dengan
gaya belajar visual umumnya lebih suka melihat daripada mendengar, umumnya
mereka cenderung teratur, rapi dan berpakaian indah.

Ciri-ciri gaya belajar visual antara lain:


1) Lebih mudah mengingat dengan cara melihat.
2) Tidak terganggu oleh suara ribut atau berisik.
3) Lebih suka membaca.
4) Suka mendemonstrasikan sesuatu daripada penjelasan.

Kendala dalam gaya belajar visual seperti:


1) Terlambat menyalin pelajaran di papan tulis.
2) Tulisannya berantakan sehingga tidak mudah terbaca.

b. Gaya Belajar Auditorial (Pendengaran)


Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Orang
dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran untuk
melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain, ia mudah belajar, mudah menangkap
stimulus atau rangsangan apabila melalui alat indera pendengaran (telinga). Orang
dengan gaya belajar auditorial memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk
mendengar.
Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai
kesuksesan belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog,
dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga mendengarkan melalui nada (nyanyian/lagu). Anak
yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan yang disajikan dalam bentuk
suara (ceramah), begitu guru menerangkan ia cepat menangkap bahan pelajaran,
disamping itu kata dari teman (diskusi) atau suara radio/casette ia mudah
menangkapnya. Pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-
gerakan yang ia mengalami kesulitan.
Gaya belajar Auditorial, berhubungan dengan masalah pendengaran siswa. Hal
ini ada kaitannya dengan proses belajar menghafal, membaca maupun matematika
dalam mengerjakan soal cerita. Siswa yang menyukai gaya belajar auditorial umumnya
tidak suka membaca buku petunjuk. Dia lebih suka bertanya untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan.

Ciri-ciri gaya belajar auditorial antara lain:


1) Mudah ingat dari apa yang didengarkan.
2) Tidak bisa belajar dalam suasana atau berisik.
3) Senang dibacakan atau mendengarkan.
4) Lebih menyukai diskusi atau juga cerita.
5) Bisa mengulangi apa yang didengarkannya.

Kendala dalam gaya belajar auditorial seperti:


1) Sering lupa apa yang dijelaskan guru.
2) Sering keliru apa yang disampaikan oleh guru.
3) Sering lupa membuat tugas yang diperintah melalui lisan.

c. Gaya belajar kinestetik (Pergerakan)


Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indra perasa dan gerakan-
gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila
ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Misalnya, ia baru memahami makna
halus apabila indra perasanya telah merasakan benda yang halus.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-
tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara atau
penglihatan. Selain itu, belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau
pengalaman belajar secara langsung. Gaya belajar kinestetik, berhubungan dengan
masalah gerak siswa. Hal ini kaitannya dengan proses belajar seperti pelajaran olah
raga, menari dan percobaan-percabaan sains.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik antara lain:


1) Jika menghafal, dengan cara berjalan atau melihat langsung.
2) Belajar melalui praktek langsung atau manipulasi (trik, peraga).
3) Lebih banyak gerak fisik dan punya perkembangan otot yang baik.

Kendala dalam gaya belajar auditorial seperti anak cenderung tidak bisa diam.
Siswa yang dengan gaya belajar seperti ini tidak dapat belajar di sekolah-sekolah yang
bergaya konvensional dimana guru menjelaskan dan anak duduk diam. Siswa akan
lebih cocok berkembang bila di sekolah dengan sistem active learning, dimana anak
banyak terlibat dalam proses belajar. Siswa yang menyukai gaya belajar kinestetik
umumnya lebih suka bergerak dan tidak betah duduk lama serta sering menundukkan
kepala serta mendengarkan.

3. Memfasilitasi Siswa Sesuai dengan Gaya Belajar


Dari penjelasan bagaimana tipe gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik, terlihat
bahwa setiap individu memiliki kepribadian, minat, kemampuan dan psikologi yang
berbeda juga, termasuk dengan gaya belajar itu sendiri. Guru sebagai tenaga pengajar
dituntut untuk memahami dan juga memfasilitasi perbedaan gaya belajar yang dimiiki
oleh siswa. Untuk memfasilitasi siswa, guru dapat menggunakan beberapa cara sebagai
berikut.
1. Mengenali Berbagai Karateristik, Kecerdasan dan Gaya Belajar Siswa
Untuk dapat mengenali karakteristi dan kecerdasan siswa guru dapat
menggunakan berbagai metode seperti meminta setiap siswa mengisi angket
mengenai gaya belajar, guru juga dapat melakukan wawancara langsung kepada
iswa untuk dapat mengetahui gaya belajarnya, guru juga melakukan
pengamatan saat dikelasiswa pun dilakukan bersama guru kelas, dan guru juga
dapat mewawancari orangtua seputar kegiatan di rumah atau minat bakat siswa
tersebut. Berikut karakteristik siswa tiap kecedasanya.
 Gaya belajar visual
 cenderung coret coret saat waktu luang
 berbicara dengan tempo yang cukup cepat
 dapat memindahkan gambar gambar dengan mudah ke media
lain
 tertarik dalam warna pengaturan, tekstur, keseimbangan dan
desain.
 Menyukai gambar gambar,video, komputer,TV.
 Gaya belajar yang disukai visual yaitu dengan buku, majalah,
grafik,diagram,mind map,OHP,komputer,dan poster.
 Gaya belajar Auditori
 Lebih suka lingkungan yang tenang
 Bicara sedikit lebih lambat
 Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan
 Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku
ketika membaca
 Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
 Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan
warna suara.
 Bagus dalam berbicara dan bercerita
 Berbicara dengan irama yang terpola
 Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat
 Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu
panjang lebar
 Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
 Suka musik dan bernyanyi
 Tidak bisa diam dalam waktu lama
Gaya belajar yang disukai auditori yaitu dengan diskusi dengan
teman,ceramah, sesi tanya jawab,kerja kelompok
 Gaya Belajar Kinestetik
 Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan
 Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku
ketika membaca
 Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
 Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan
warna suara.
 Bagus dalam berbicara dan bercerita
 Berbicara dengan irama yang terpola
 Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan daripada yang dilihat
 Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu
panjang lebar
 Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
 Suka musik dan bernyanyi
 Tidak bisa diam dalam waktu lama
 Suka mengerjakan tugas kelompok
Gaya belajar yang disukai kinestetik dengan membuat model,role
play,praktek, mind map.
2. Membentuk Pembelajaran yang Kreatif
Saat ini guru dituntutkan untuk mengajar lebih kreatif dan tidak
membosankan. Untuk menciptakan hal tersebut, guru harus pandai berinovasi
dalam penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran.(Astuti dan
Mustadi.2014) Pembelajaran yang kreatif disini merupakan suatu kegiatan
kreatif dalam mendesain dan mengkondisikan lingkungan anak anak untuk
belajar . Dalam pembelajaran ini guru harus mendesain dan mengkondisikan
lingkungan yang sedemikian rupa kreatifnya untuk anak anak agar bisa
dikondisikan untuk belajar. Karena lingkungan adalah kenyataan sistem
informasi dan ilmu pengetahuan bagi anak anak. Belajar dalam mengkondisikan
anak anak bermain dan mengeksplorasi lingkungan untuk memahami materi
belajar melaui serangkaian kegiatan bermain akan berujung pada meningkatnya
kecerdasan,karakter, dan keterampilan. Mekanisme pembelajaran yang kreatif
meliputi, mengamati,merumuskan persoalan, menguji coba, dan menghasilkan
karya.
3. Menganekaragamkan Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan sarana belajar yang cukup mempengaruhi
proses belajar. Untuk itu agar perbedaan individu dapat terfasilitasi maka perlu
menganekaragamkan lingkungan fisik. Menganekaragamkan lingkungan fisik
disini adalah dengan mengatur sedemikian rupa lingkungan secara fisik tempat
siswa belajar agar semua gaya belajar dapat terfasilitasi dengan baik.
Menganeragamkan lingkungan fisik dapat dimulai dengan mempertimbangkan
pengaruh rangsangan lingkungan dengan mengatur pencahayaan kelas,
mengurangi kebisingan, menambah rangsangan visual dengann menghias kelas,
mengatur suhu dan kualitas udara dan merubah pengaturan tempat duduk.
4. Menganekaragamkan Sumber Belajar
Seorang siswa yang mungkin butuh waktu lama untuk membaca buku
pegangan mungkin aan lebih mudah memahami jika informasi itu disajikan
dengan melalui bentuk video. Untuk itu agar dapat memfasilitasi gaya belajar
yang beragam dapat menggunakan sumber belajar yang beranekaragam tidak
hanya menggunakan buku pegangan. Ada banyak sekali sumber belajar yang
dapat digunakan dalam pembelajaran. Seperti guru itu sendiri, lingkungan
sekolah, video, alat peraga, atau tempat wisata seperti museum hingga pasar.
DAFTAR PUSTAKA

ASTUTI, Yanuarita Widi; MUSTADI, Ali. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM


ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI
SISWA KELAS V SD. Jurnal Prima Edukasia, [S.l.], v. 2, n. 2, p. 250-262, july 2014.
ISSN 2460-9927. Available at:
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2723 . Date accessed: 22 oct. 2017.
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jpe.v2i2.2723.
Islami, Kartika Indah (2017). MEMAHAI DAN MEMFASILITASI KEBERAGAMAN
KARATERISTIK INDIVIDU MELALUI GAYA BELAJAR YANG BERAGAM.
http://indahkartika.blogs.uny.ac.id/wp-
content/uploads/sites/15500/2017/10/MEMAHAMI-DAN-MEMFASILITASI-
KEBERAGAMAN-KARAKTERISTIK-INDIVIDU-MELALUI-GAYA-BELAJAR-
YANG-BERAGAM.pdf
Nikmawati, I. (2014). Bab II Landasan Teori. repo.iain-tulungagung.ac.id, 22-27.
Untari, E. (2016). Korelasi Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Organisasi Sekolah Dan Gaya
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X Madrasah Aliyah
Negeri Ngawi Tahun Ajaran 2014/2015. Junal.stkipngawi.ac.id, 46-49.

Anda mungkin juga menyukai