Sumber :
Riki Juliansen Girsang, Maryani Cyccu Tobing, dan Yuswani Pangestuningsih. 2017.
Biology of Insect Pollinator Elaeidobius kamerunicus (Coleoptera: Curculionidae)
after 33 Years beingIntroduced in North Sumatera. Jurnal Agroekoteknologi FP USU
Vol.5.No.2,April 2017 (44): 348 -354. https://studylibid.com/doc/1140279/biologi-
serangga-penyerbuk-elaeidobius-kamerunicus
.
2. Mekanisme Bentuk Interaksi Sinergisme
Isolat-isolat bakteri NG02, NS01, S06, dan G06 yang telah diperbanyak pada
media Nutrien Agar (NA) diencerkan dalam 1 liter larutan MgSO47H20 dengan
kepadatan 108. lalu ditambahkan bahan formulasi berupa larutan Carboxyl Metil
Cellulose (CMC), glycerol, Na alginat, tween 80, dan sorbitol. Selanjutnya isolat-
isolat tersebut dicampur sesuai perlakuan dalam wadah (botol) steril dengan volume
1 liter, lalu wadah (botol) ditutup rapat. Semua perlakuan diinkubasi selama tiga hari
pada shaker
2. Uji Daya Simpan Formulasi Bakteri Antagonis
Untuk mengetahui daya simpan persistensi formulasi bakteri antagonis perbulan
maka dilakukan dengan cara mengambil 1 ml formulasi bakteri pada setiap
perlakuan lalu dilakukan metode pengenceran 10-1 sampai 10-8. Selanjutnya pada
setiap pengenceran diambil 0,1 ml suspense bakteri untuk ditumbuhkan pada media
NGA (Nutrien Glukosa Agar) dan diinkubasi selama 2-3 hari. Penelitian ini terdiri
dari 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan, pengamatan dilakukan selama 4 bulan untuk
mengetahui viabilitas/daya tumbuh pada media formulasi bakteri.
Hasil dari formulasi bakteri antagonis menunjukkan bahwa keempat
isolat bakteri Clostridium sp yang dikombinasikan dapat tumbuh dengan baik
pada media formulasi, terlihat pada perlakuan isolat NG02+NS01+G06 masih
meningkat jumlah populasinya pada bulan keempat yaitu 1,3x1012cfu/ml
(Tabel 2.)
NG02+NS01 3x 4x 1.3 3x
+S06 101 1011 x 109
1
101
2
NS01+S06+ 5x 1.0 x 3x 2x
G06 101 1012 101 101
1 0 0
Hasil dari Tabel 2 diatas dapat dilihat kurva pertumbuhan isolat bakteri
antagonis pada media formulasi (Gambar 4)
14.00
Log Jumlah Koloni (cfu/ml)
12.00
10.00
8.00
6.00
0 1 2 3 4
4.00
Bulan ke-
NG02+NS01+S06 G02+NS01+G06
N
2.00 NS01+S06+G06 NG02+S06+G06
0.00
menunjukan bahwa adanya ketersediaan nutrisi yang baik pada media formulasi
sehingga jumlah koloni bakteri pada semua perlakuan masih memenuhi standar,
belum adanya indikasi kompetisi antagonis antar bakteri Clostridium sp pada
setiap isolat dari pengamatan populasi, sehingga pada media formulasi masih
ditemukan adanya aktivitas pertumbuhan antar isolat bakteri yang dicampurkan,
diduga antagonisme bakteri Clostridium sp bersifat total antar bakteri yang satu
terhadap bakteri yang lainnya. Viabilitas bakteri ini di pengaruhi oleh bahan
organik yang berupa partikel yang mudah larut dan bahan yang digunakan
merupakan sumber karbon dan energi utama bagi aktifitas mikroorganisme.
Selain itu viabilitas bakteri yang baik dan stabil ditentukan pula oleh
komposisi zat yang digunakan serta kemampuan isolat Clostridium sp untuk
memanfaatkan bahan-bahan yang digunakan pada media formulasi sebagai
sumber karbon dan sumber energi, serta strategi bertahan isolat Clostridium sp
dengan menggunakan mekanisme efisiensi yang dimiliki oleh bakteri tersebut.
Bahan-bahan yang terdapat pada media formulasi bakteri dapat digunakan
sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Daya simpan formulasi dari
isolat bakteri Clostridium sp untuk perlakuan pada formulasi NG02+NS01+S06,
NS01+S06+G06, NG02+S06+G06 dan NG02+NS01+S06+G06 bertahan
sampai lebih dari tiga bulan karena populasi isolat bakterinya masih dalam batas
maksimum, sedangkan perlakuan pada formulasi NG02+NS01+G06 diduga
memiliki daya simpan lebih dari enam bulan.
Tanaman paku tanduk rusa merupakan tanaman yang unik terkecuali diamati dari faktor
bentuk daunnya, perihal ini membawa dampak beberapa orang menjadikannya sebagai tanaman
hias untuk ditanaman pekarangan tempat tinggal mereka. Jika diamati di dalam lingkungan
kurang lebih kita, tentu dulu menyaksikan tanaman paku tanduk rusa yang melekat erat di pohon
inangnya.
Tumbuhan paku tanduk rusa adalah tumbuhan yang mempunyai sifat seperti anggrek.
Tumbuhan ini pada umumnya hidup menempel pada tumbuhan lain sepeti pohon jambu, pohon
nagka, dan pohon mangga, akan tetapi tumbuhan paku tanduk rusa tidak menyerap nutrisi
maupun sari-sari makanan pada pohon inagnya. Tumbuhan paku tanduk rusa diuntungkan
dengan keberadaan inangnya, akan tetapi pohon inangnya tidak dirugikan juga tidak
menguntungkan. Tumbuhan paku rusa yang menempel pada inangnya tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pohon inangnya. Tumbuhan paku tanduk rusa tidak
jarang digunakan untuk tanaman hias dan sengaja di tempel pada pohon inangnya. Karena
bentuk daunnya yang unik tumbuhan oaku tanduk rusa sering di tanam di taman maupun
pekarangan rumah.
Dalam persoalan ini, paku rusa juga mempunyai karakter yang serupa dengan tanaman
anggrek, yaitu mereka akan melekat atau ditempelkan pada suatu pohon dengan obyek untuk
mendapatkan sinar matahari yang lebih baik dan beberapa bahan lain untuk
fotosintesis.Meskipun tanaman ini melekat di suatu pohon, akan tetapi tanaman ini tidak
merugikan tanaman yang ditempelinya sebab tidak menyita cadangan makanan dari tanaman
yang ditempelinya.
Sumber:
Dewi Elfidasari. 2007. Type of intraspecific and interspecific interaction among three heron
species, while oraging around Pulau Dua Nature Reserve, Serang, Banten's provin. Jurnal
Biodervitas Volume 8, Nomor 4 Oktober 2007 Halaman: 266-269.
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0804/D080404.pd
TUGAS MIKROBIOLOGI PERTANIAN
DISUSUN OLEH :