PERSEDIAAN BARANGedit
PERSEDIAAN BARANGedit
PERSEDIAAN BARANG
Disusun Oleh :
Nur Fadhilla Alifia Nabila
151811413047
Pariwisata 2
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
A. PENGERTIAN
Dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang akan dijual. Barang-barang yang dibeli dengan
tujuan akan dijual kembali dinamakan persedian barang. Berikut jenis-jenis persediaan dalam perusahaan
manufaktur :
Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang
merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening
control persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat
persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian,
penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan
dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan
melihat kolom saldo dalam rekening persediaan.
Dibandingkan dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang lebih baik
untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan
rugi laba, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang-barang dalam gudang.
Pembeli :
Mencatat pembelian
Menambah persediaan barangnya
Pembeli :
> Mencatat pembelian
> Menambah persediaan barangnya
Apabila dianggap bahwa kemungkinan pembatalan penjualan tersebut adalah kecil maka
penjual dapat mengakuinya sebagai penjualan biasa yang diangsur dan pembeli dapat mencatatnya
sebagai pembelian biasa yang pembayarannya diangsur.
> Ada beberapa cara penjualan angsuran di mana masing-masing cara akan ditentukan cara
mencatatnya.Berikut ini contoh-contohnya :
a. Dibeli mesin dengan harga Rp 50.000.000 yang pembayarannya akan diangsur selama 5 tahun, tiap
tahun sebesar Rp. 10.000.000 ditambah bunga 10% per tahun.
Pembelian mesin:
Perhitungan bunganya :
10% x Rp. 50.000.000 = Rp. 5.000.000
Perhitungan bunganya :
10% x Rp. 40.000.000 = Rp. 4.000.000
Dan seterusnya …
b. . Mesin dibeli dengan harga Rp. 60.000.000 di angsur lima tahun, di mana setiap tahunnya Rp
12.000.000 tanpa bunga.
Jika dibeli tunai maka harga mesin itu Rp. 50.000.000. Dengan sistem penjualan seperti itu bunga
selama masa angsuran inklusif dengan harga mesin. Harga perolehan (cost) mesin adalah sebesar
harga tunainya dan selisihnya dicatat sebagai bunga. Jurnal pembelian mesin yang dibuat oleh
pembeli untuk mencatat pembelian mesin dan angsuran setiap tahun sebagai berikut :
Pembelian mesin :
Jurnal penyesuaian :
Cadangan bunga dalam neraca dikurangkan pada jumlah utang pembelian mesin sehingga dapat
menunjukkan nilai tunai utang pada tanggal neraca.
Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal penyesuaian kembali sebagai berikut :
Biaya bunga Rp. 8.000.000
Cadangan bunga Rp. 8.000.000
Sangat dibutuhkan untuk menunjang tujuan manajemen yang berkaitan dengan laba karena
dengan adanya laporan harga pokok persediaan dapat dihitung berapa besar jumlah laba jika untung
dan berapa besar rugi
Nilai persediaan barang dagang ditentukan oleh gabungan dua factor, yaitu kuantitas dan harga
pokok. Kuantitas persediaan dapat diperoleh melalui perhitungan secara fisik.
Harga pokok persediaan adalah harga untuk memperoleh persediaan tersebut. Disamping harga
beli, termasukdalam harga pokok persediaan adalah semua biaya yang terjadi sampai dengan
persediaan siap dijual, misalnya biaya pengangkutan, bea masuk dan asuransi.
Kesulitan dalam menetapkan harga pokok persediaan adalah apabila selama satu periode, barang
yang sama diperoleh dengan beberapa harga yang berbeda. Apabila demikian ,perlu ditentukan harga
yang akandigunakan untuk menetapkan harga pokok persediaan.
Dalam hal ini, pencatatan persediaan dibagi menjadi dua macam metode, yaitu: Metode Perpetual
dan Metode Periodik, Kedua metode ini memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya.
Penjelasan tentang kedua metode ini adalah sebagai berikut:
A. Metode Perpetual
Dalam system perpetual, perubahan jumlah persediaan (fisik maupun rupiah) dimonitor setiap
saat. Caranya dengan menyediakan kartu persediaan untuk setiap jenis persediaan. Apabila ada selisih
dalam pencatatan persediaan maka pada jurnal dicatat sebagai selisih pencatatan
persediaan.Perusahaan yang menggunakan Sistem Perpetual, memiliki beberapa ciri-ciri perusahaan
perpetual adalah sebagai berikut:
Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan, bukan rekening
pembelian.
Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan, dan dicatat dengan mendebet
rekening Harga Pokok Penjualan, dan mengkredit rekening persediaan.
Persediaan merupakan rekening control dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang
berisi catatan untuk tiap jenis persediaan. Selain itu, perusahaan yang menggunakan jurnal sistem
perpetual, memiliki keuntungan tersendiri, di antaranya yaitu:
Rekening persediaan akan dapat menunjukkan saldo persediaan yang ada pada akhir tiap bulan,
dengan tidak perlu menggunakan perhitungan fisik.
Harga pokok penjualan diketahui untuk setiap transaksi penjualan barang dagangan, sehingga laba
kotor penjualan dapat diketahui, tampa menunggu sampai akhir periode.
Dengan telah diketahuinya saldo persediaan dan harga pokok penjualan, maka jurnal penyesuaian
pada akhir periode tidak diperlukan lagi. Jurnal untuk mencatat transaksi pembelian dan penjualan
pada metode perpetual berbeda dengan jurnal system periodik. Dalam system persediaan perpetual
pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaaan sebesar harga
perolehannya.
B. Metode Periodik
Pada sistem ini, Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold) baru dihitung dan dicatat pada akhir
periode akuntansi. Cara yang dilakukan adalah dengan menghitung kuantitas barang yang ada di
gudang di setiap akhir periode, kemudian mengalikanya dengan harga pokok per unitnya. Dengan cara
ini maka jumlahnya, baik fisik maupun harga pokoknya, tidak dapat diketahui setiap saat
Konsekuensinya, jumlah barang yang hilang tidak dapat dideteksi oleh system ini Untuk dapat
menghitung Harga Pokok Penjualan dan harga Pokok Persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara
yaitu:
Identifikasi Khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Tiap
jenis barang dipisah berdasarkan harga pokoknya dan tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan
sendiri. Contohnya ponsel merek A tipe 123 dibuatkan kartu persediaan sendiri.Harga pokok
penjualan terdiri dari harga pokok barang-barang yang dijual, dan sisanya merupakan persediaan
akhir.
Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan prosedur pencatatan persediaan
dengan cara fisik maupun cara buku. Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan
tambahan maupun gudang yang luas maka jarang digunakan.Metode ini biasanya diterapkan pada
perusahaan yang menjual produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis produknya terbatas.
FIFO merupakan singkatan dari First in first out atau dalam bahasa Indonesia, Pertama
masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan yang pertama kali masuk itulah yang pertama
kali dicatat sebagai barang yang dijual. Metode ini berdasarkan harga beli pertama untuk
menentukan harga pokok penjualan apabila terjadi penjualan.
Ada 2 Metode:
1. Metode fisik
2. Metode buku (perpetual)
contoh: pada bulan juni perusahaan membeli barang dagangan dengan harga @ Rp 5000, bulan juli
membeli barang dagangan sejenis dengan harga @ Rp 6000. Pada bulan agustus terjadi penjualan
barang dagangan. Maka harga yang digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan adalah @
Rp 5000, baru kemudian @ Rp 6000 apabila produk dengan harga beli Rp 5000 sudah habis dijual.
LIFO merupakan singkatan dari Last in first out atau dalam bahasa Indonesia, Terakhir
masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan yang terakhir masuk adalah barang yang
pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual. Sejak tahun 1970-an, perusahaan-perusahaan di
Amerika Serikat memilih untuk menggunakan sistem LIFO untuk mengurangi pajak pada saat
terjadi inflasi.
Metode ini merupakan kebalikan dari metode FIFO. Pada metode LIFO, barang yang
paling terakhir dibeli akan dijual/ dikeluarkan lebih dulu. Harga perolehan barang yang dibeli
terakhir akan dialokasikan lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan.
LIFO Dapat digunakan dengan metode nilai rupiah dari persediaan dimana rupiah
digunakan sebagai pengukur. Semua jenis barang yang sama dimasukkan dalam satu kelompok dan
kenaikan persediaan dengan indeks dihitung atas dasar perubahan jumlah rupiahnya.
Pengelompokkan brang bisa dilakukan atas dasar kelompok-kelompok besar atau bagian-
bagian dalam perusahaan. Metode ini memerlukan data indeks harga pada setiap periode yang
digunakan untuk membandingkan persediaan dalam 2 tanggal yang berbeda agar dapat diketahui
apakah ada kenaikan atau penurunan persediaan.
Ada 2 Metode :
1. Metode Fisik
2. Metode Buku (Perpetual): akhir periode dan setiap kali ada barang yang dikeluarkan.
Rata-rata Tertimbang
Dalam metode ini barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok
rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga
perolehan dengan kuantitasnya. Artinya harga perolehan barang di gudang ditambah harga
perolehan barang yang baru dibeli dibagi kuantitas / jumlah barang di gudang dan jumlah barang
yang dibeli. Hasil pembagian inilah yang akan digunakan sebagai pedoman menghitung harga
pokok penjualan.Metode ini disebut juga rata-rata bergerak karena harganya berubah-ubah setiap
terjadi pembelian. Artinya setiap ada pembelian akan merubah harga pokok barang yang tersedia
untuk dijual.
Ada 2 Metode :
1. Metode Fisik
2. Metode Buku (Perpetual)
PERSEDIAAN BESI/MINIMUM
Dalam metode ini dipakai anggapan bahwa perusahaan memerlukan suatu jumlah
persediaan minimum (besi) untuk menjaga kontinuitas.
Metode nilai penjualan relative digunakan untuk menilai Persediaan pada saat pembelian
secara borongan (lump-sum). Alokasi Biaya Persediaan didasarkan pada perbandingan total harga
jual masing-masing item Persediaan dengan keseluruhan harga jual. Rasio itu kemudian dikalikan
dengan total harga beli seluruh Persediaan.
Dalam pembeliaan barang sering ada ketentuan mengenai cara pembayaran, apabila dibayar
dalam jangka waktu tertentu akan diberi potongan (potongan seperti ini disebut potongan tunai yang
dalam akuntansi dicatat dalam rekening potongan pembelian).
Telah dibeli barang dagang pada tanggal 1 Desember 2018, dengan nominal harga faktru sebesar
Rp.500.000,- syarat pembayarannya 2/10, n/30. Perusahaan membayar hutang pada tanggal 10
Desember 2018 sehingga diperoleh potongan pembelian sebesar 2%.
Jawab :
Jika pembayaran utang dilakukan setelah tanggal 10 Desember 2018, berarti tidak
mendapatkan potongan. Maka jumlah pembayaran utang sebesar Rp.500.000 adalah sebagai
berikut :
D. DAMPAK KESALAHAN PENCATATAN AKUNTANSI PERSEDIAAN TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN
Akuntansi persediaan berperan penting terhadap kewajaran laporan keuangan. Kesalahan dalam
akuntansi pembelian, penjualan, dan persediaan akhir akan mempunyai dampak atas laporan posisi
keuangan (neraca) atau perhitungan laba rugi. Beberapa alasan yang sering menimbulkan kesalahan
terhadap pencatatan persediaan adalah sebagai berikut.
Bila terjadi kesalahan persediaan akhir dihitung terlalu rendah, akan berdampak dalam
laporan posisi keuangan (neraca) yaitu jumlah persediaan, aset lancar, total aset, saldo laba akan
menjadi dinyatakan terlalu rendah, dan modal kerja bersih serta saldo lancar akan menjadi lebih
rendah pula dari seharusnya. Dalam laporan laba-rugi hasil perhitungan harga pokok penjualan,
laba kotor, dan laba bersih bisnis menjadi dinyatakan terlalu tinggi.
Karena persediaan awal suatu periode akan terbawa menjadi persediaan akhir pada periode
berikutnya, maka kesalahan perhitungan persediaan akhir juga akan berdampak pada periode
berikutnya. Untuk menghindari kesalahan tersebut, maka perlu langkah langkah
mengantisipasinya seperti.
b. Tentukan mana sistem persediaan yang cocok digunakan dalam perusahaan. Ada dua
sistem yakni perpetual dan periodik. Tentukan juga metode HPP seperti FIFO, LIFO, dan
Average.
c. Buatlah proyeksi persediaan. Dengan adanya proyeksi ini kita bisa mengestimasikan
jumlah minimum stok di gudang menjadi tolok ukur saat yang tepat untuk memesan barang.