Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Kelainankongenitalmerupakankelainandalampertumbuhanstrukturbayi yang
timbulsejakkehidupanhasilkonsepsitelur. Hal ini menunjukkan bahwa kelainan
kongenital terjadi pada awal konsepsi.
Kelainan ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetic atau kedua faktor secara
bersamaan. Jadi kelainan kongenital dapat diantisipasi pada saat ibu sebelum dan ketika
hamil dengan cara makan-makanan yang bergizi, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipertermi, hipotermi, tetani dan hipomagnesia?
2. Apa saja etiologi hipertermi, hipotermi, tetani dan hipomagnesia?
3. Apa saja patofisiologi hipertermi, hipotermi, tetani dan hipomagnesia?
4. Apa saja tanda gejala hipertermi, hipotermi, tetani dan hipomagnesia?
5. Bagaimana penanganan pada hipertermi, hipotermi, tetani dan hipomagnesia?
6. Apa saja komplikasi dari hipertermi, hipotermi, tetani dan hipomagnesia?

C. Tujuan
MakalahinidisusunbertujuanuntukmemenuhitugasmatakuliahAsuhanNeonatusbayid
anBalitasertauntukmeningkatkanpengetahuandanwawasanpembacapadaumumnyaserta
penyusunpadakhusunya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. HIPOTERMI NEONATUS
1. Definisi Hipotermi Neonatus
Hipotermia adalah turunmya suhu tubuh bayi dibawah 30 (Abdul Saifuddin, 2002).
Hipotermia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. (Patricia A. 2005).
Hipotermia adalah suhu rektal bayi dibawah 350C. (Hellen, 1999). Hipotermi pada BBL
adalah suhu di bawah 36,5 ºC, yang terbagi atas : hipotermi ringan (cold stres) yaitu
suhu antara 36-36,5 ºC, hipotermi sedang yaitu antara 32-36ºC, dan hipotermi berat
yaitu suhu tubuh <32 ºC. (Yunanto, 2008:40).

2. Etiologi Hipotermi
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tetap hangat tidak diterapkan secara tepat, terutama
pada masa stabilisasi yaitu 6-12 jam pertama, setelah lahir. Misalnya bayi baru lahir
dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun
lingkungan sekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera
dimandikan. Terjadi perubahan termoregulasi dan metabolik sehingga :
a. Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah kelahiran karena
lingkungan eksternal lebih dingin daripada lingkungan di dalam uterus.
b. Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar
dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas
pada lingkungan.
c. Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi melalui konduksi.
konveksi, radiasi, dan evaporasi.
d. Trauma dingin cold stress (hipotermia) pada bayi baru lahir, dalam huhungannya
dengan asidosis metabolik dapat bersifat mematikan bahkan pada bayi cukup bulan
yang sehat

2
Mekanisme kehilangan panas :
a) Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan
tubuh bayi setelah lahir karena bayi tidak cepat dikeringkan atau terjadi setelah
bayi dimandikan
b) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur
atau timbangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh
melalui konduksi
c) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur tubuh rendah dari temperature tubuh bayi.
Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang
lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi.
d) Konveksi Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi.
Missal: bayi diletakkan dekat, pintu / jendela terbuka.

3. Patofisiologi Hipotermi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral
pengatur panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib ro
wn fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi
gliserol dan asam lemak. Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal
dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian
didistribusikan ke beberapa bagian tubuh melalui aliran darah.
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa
untuk metabolisme yang digunakan untuk menjaga tubuh tetap hangat.Methabolicther
mogenesis yang efektif memerlukan integritas dari sistem syaraf sentral,kecukupan
darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan fisiologis akibat
hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain: depresi linier dari
metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang terganggu adaptasi
yang salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan
halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah

3
otak menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan penurunanyangprogressif dari
aktivitas EEG.
Pada jantung dapat terjadi takikardi, kemudian bradikardi yang progressif, kontriksi
pembuluh darah, peningkatan cardiacout put, dan tekanan darah. Selanjutnya,
peningkatan aritmia atrium dan ventrikel, perubahan EKG dan sistole yang
memanjang,penurunan tekanan darah yangprogressif, denyut jantung, dan cardiacout
put disritmia serta asistole. Pada pernapasan dapat terjadi takipnea, bronkhorea,
bronkhospasma, hipoventilasi konsumsi oksigen yang menurun sampai 50%, kongesti
paru dan edema, konsumsi oksigen yang menurun sampai 75%, dan apnoe. Pada ginjal
dan sistem endokrin, dapat terjadicold diuresis, peningkatan katekolamin, steroid
adrenal, T3 dan T4 dan menggigil; peningkatan aliran darah ginjal sampai 50%,
autoregulasi ginjal yang intak, dan hilangnya aktivitas insulin. Pada keadaan berat, dapat
terjadi oliguri yang berat dan poikilotermia.

4. Gejala Hipotermi
a. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, tidak kuat
menghisap asi, dan menangis lemah.
b. Timbulnya sklerema atau kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian
punggung, tungkai dan tangan.
c. Muka bayi berwarna merah terang.
d. Tampak mengantuk .
e. Kulitnya pucat dan dingin.
f. Lemah, lesu, menggigil.
g. Kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada.
h. Ujung jari tangan dan kaki kebiruan.
i. Bayi tidak mau minum/menyusui.
j. Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun

1) Indikasi Penyakit Hipotermia:


a. Gejala awal hipotermia apabila suhu < 360C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin.Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami
hipotermia sedang (suhu 320C - <360C).

4
b. Gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa.
c. Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik
menjadi lamban.
d. Bila tubuh bayi basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan
hebat.

2) Tanda-tanda klinis hipotermia:


a) Hipotermia sedang:
 Kaki teraba dingin.
 Kemampuan menghisap lemah.
 Tangisan lemah.
 Kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata.
b) Hipotermia berat
 Sama dengan hipotermia sedang.
 Pernafasan lambat tidak teratur.
 Bunyi jantung lambat.
 Mungkin timbul hipoglikemi dan asidosisi metabolik.
 Stadium lanjut hipotermia.
 Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.
 Bagian tubuh lainnya pucat.
 Kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan
tangan (sklerema).

5. Penanganan Hipotermi
a. Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
Prinsip penanganan hipotermia adalah penstabilan suhu tubuh dengan
menggunakan selimut hangat (tapi hanya pada bagian dada, untuk mencegah
turunnya tekanan darah secara mendadak) atau menempatkan pasien di ruangan
yang hangat. Berikan juga minuman hangat(kalau pasien dalam kondisi sadar).
Penanganan Hipotermi dengan pemberian panas yang mendadak, berbahaya
karena dapat terjadi apnea sehingga direkomendasikan penghangatan 0,5-1°C tiap

5
jam (pada bayi < 1000 gram penghangatan maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001). Alat-
alat Inkubator Untuk bayi < 1000 gram, sebaiknya diletakkan dalam inkubator. Bayi-
bayi tersebut dapat dikeluarkan dari inkubator apabila tubuhnya dapat tahan
terhadap suhu lingkungan 30°C. Radiant Warner Adalah alat yang digunakan untuk
bayi yang belum stabil atau untuk tindakan-tindakan. Dapat menggunakan servo
controle (dengan menggunakan probe untuk kulit) atau non servo controle (dengan
mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).

b. Pencegahan Hipotermia Pada Bayi:


1) Bayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi
harusdibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan, maka
bayi ditempatkan dibawah cahaya penghangat.Untuk mencegah hipotermia,
semua bayi yang baru lahir harus tetap berada dalamkeadaan hangat.
2) Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas
tubuhakibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup
kepala.
3) Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup
kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi
kontak kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan
selimut.
4) Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan
diatas tungku.
5) Menghangatkan bayi dengan lampu pijar 40 sampai 60 watt yang diletakkan
pada jarak setengah meter diatas bayi.
6) Terapi yang bisa diberikan untuk bayi dengan kondisi hipotermia, yaitu jalan
nafas harus tetap terjaga juga ketersediaan oksigen yang cukup.

6. Komplikasi berkelanjutan dari Hipotermi


a. HipoglikemiAsidosis metabolik, karena vasokonstrtiksi perifer dengan metabolisme
anaerob.
b. Kebutuhan oksigen yang meningkat.
c. Metabolisme meningkat sehingga pertumbuhan terganggu.

6
d. Gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang
menyertai hipotermi berat.
e. Shock.
f. Apnea.
g. Perdarahan Intra Ventricular
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh
darah dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam
kondisi yang parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu
diamputasi. Hipotermia bisa menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh
(Edema Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga
menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C.
Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah
(low reading termometer) sampai 250C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia
dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian

B. HIPERTERMI
1. Definisi Hipertermi pada Neonatus
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas titik pengaturan hipotalamus bila
mekanisme pengeluaran panas terganggu (oleh obat dan penyakit) atau dipengarhui
oleh panas eksternal (lingkungan) atau internal (metabolik).
Sengatan panas (heat stroke) per definisi adalah penyakit berat dengan ciri
temperatur inti > 40 derajat celcius disertai kulit panas dan kering serta abnormalitas
sistem saraf pusat seperti delirium, kejang, atau koma yang disebabkan oleh pajanan
panas lingkungan (sengatan panas klasik) atau kegiatan fisik yang berat. Lingkungan yang
terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan dekat
dengan sumber panas, dalam ruangan yang udaranya panas, terlalu banyak pakaian dan
selimut.

2. Etiologi Hipertermi
Terjadinya hipertermi pada bayi dan anak, biasanya disebabkan karena:

7
a. Perubahan mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma
lahir dan obat-obatan
b. Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa.
c. Kerusakan jaringan misalnya demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan
produksi panas dan penurunan kehilangan panas pada suhu febris.
d. Latihan / gerakan yang berlebihan.

3. Patofisiologi Hipertermi
Sengatan panas didefinisikan sebagai kegagalan akut pemeliharaan suhu tubuh
normal dalam mengatasi lingkungan yang panas. Orang tua biasanya mengalami
sengatan panas yang tidak terkait aktifitas karena gangguan kehilangan panas dan
kegagalan mekanisme homeostatik. Seperti pada hipotermia, kerentanan usia lanjut
terhadap serangan panas berhubungan dengan penyakit dan perubahan fisiologis.

4. Gejala Hipertermi
a. Suhu tubuh bayi > 37,5 °C
b. Frekuensi nafas bayi > 60 x / menit
c. Tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, jumlah urine
berkurang

5. Penanganan Hipertermi
a. Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar seputar 26°C- 28°C
b. Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu bayi normal (jangan
menggunakan es atau alcohol)
c. Berikan cairan dektrose NaCl = 1 : 4 secara intravena dehidrasi teratasi
d. Antibiotic diberikan apabila ada infeksi

Terapi untuk mengatasi hipertermia adalah pendinginan. Hal ini dimulai segera di
lapangan dan suhu tubuh inti harus diturunkan mencapai 39 derajat Celsius dalam jam
pertama. Lamanya hipertermia adalah yang paling menentukan hasil akhir. Berendam
dalam es lebih baik dari pada menggunakan alkohol maupun kipas angin. Komplikasi
membutuhkan perawtan di ruang intensif.

8
Suhu tubuh kita dalam keadaan normal dipertahankan di kisaran 37'C oleh pusat
pengatur suhu di dalam otak yaitu hipotalamus. Pusat pengatur suhu tersebut selalu
menjaga keseimbangan antara jumlah panas yang diproduksi tubuh dari metabolisme
dengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan dalam kisaran normal. Walaupun demikian, suhu tubuh kita memiliki
fluktuasi harian yaitu sedikit lebih tinggi pada sore hari jika dibandingkan pagi harinya.
Demam merupakan suatu keadaan dimana terdapat peningkatan suhu tubuh yang
disebabkan kenaikan set point di pusat pengatur suhu di otak. Hal ini serupa dengan
pengaturan set point (derajad celsius) pada remote AC yang bilamana set point nya
dinaikkan maka temperatur ruangan akan menjadi lebih hangat. Suatu nilai suhu tubuh
dikatakan demam jika melebihi 37,2 ‘C pada pengukuran di pagi hari dan atau melebihi
37,7'C pada pengukuran di sore hari dengan menggunakan termometer mulut.
Termometer ketiak akan memberikan hasil nilai pengukuran suhu yang lebih rendah
sekitar 0.5'C jika dibandingkan dengan termometer mulut sehingga jenis termometer
yang digunakan berpengaruh dalam pengukuran suhu secara tepat.
Sebagian besar kasus demam memang disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi
dan peradangan sehingga gejala demam seringkali diidentikkan dengan adanya infeksi
dalam tubuh. Namun sebenarnya ada banyak proses lainnya selain infeksi yang dapat
menimbulkan gejala demam antara lain alergi, penyakit autoimun, kelainan darah dan
keganasan. Berbagai proses tersebut akan memicu pelepasan pirogen, yaitu mediator
penyebab demam, ke dalam peredaran darah yang lebih lanjut akan memicu pelepasan
zat tertentu yang bernama prostaglandin sehingga akan menaikkan set point di pusat
pengaturan suhu di otak.

6. Komplikasi berkelanjutan dari Hipertermi


Terapi hipertermia pada umumnya tidak menyebabkan kerusakan jaringan
normal/sehat jika suhunya tidak melebihi 43,8oC. Tetapi perbedaan karakter jaringan
dapat menimbulkan perbedaan suhu atau efek samping pada jaringan tubuh yang
berbeda-beda. Hal yang sering terjadi adalah rasa panas (seperti terbakar), bengkak
berisi cairan, tidak nyaman, bahkan sakit.
Teknik perfusi dapat menyebabkan pembengkakan jaringan, penggumpalan
darah, perdarahan, atau gangguan lain di area yang diterapi. Tetapi efek samping ini

9
bersifat sementara. Sedang whole body hyperthermia dapat menimbulkan efek samping
yang lebih serius –tetapi jarang terjadi– seperti kelainan jantung dan pembuluh darah.
Kadang efek samping yang muncul malah diare, mual, atau muntah.
C. TETANI
1. Definisi Tetani
Tetani adalah sekelompok gejala yang ditandai dengan kram otot, kejang, atau
tremor. Gerakan otot yang mengulang ini terjadi akibat kontraksi otot yang tidak
terkendali. Kram otot akibat tetani bisa berlangsung lama dan terasa menyakitkan.

2. Penyebab
Penyebab tetani yang paling umum adalah ketidakseimbangan elektrolit dalam
tubuh, terutama disebabkan oleh hipokalsemia (kekurangan kalsium dalam tubuh).
Namun kondisi ini juga dapat diakibatkan oleh kekurangan magnesium atau
kalium.Kondisi asidosis (kadar asam darah tinggi) atau alkalosis (kadar basa darah tinggi)
juga dapat menyebabkan tetani.Penyebab umum lainnya dari tetani adalah:
1. Ketergantungan alkohol (alkoholisme)
2. Hiperventilasi
3. Hipoparatiroid
4. Malnutrisi
5. Efek obat samping tertentu
6. Pankreatitis
7. Kehamilan dan menyusui
8. Defisiensi vitamin D

Pada beberapa kasus, tetani dapat menjadi tanda dari kondisi serius yang bisa
berakibat fatal. Maka, perlu penanganan secepat mungkin di UGD rumah sakit
terdekat.Hal ini termasuk:

1. Gagal ginjal akut


2. Pankreatitis akut
3. Stroke

10
3. Tanda-tanda & Gejala
Gejala tetani lainnyatermasuk:
1. Sakitperutataukramperut
2. Diarekronisatausulitsembuh
3. Distorsiekspresiwajah (mengernyit, cemberut)
4. Kelelahanataukelesuan
5. Nyeri otot
6. Mati rasa
7. Napascepatataunapaspendek
8. Sensasikesemutan di tanganatau kaki
9. Jariberkedutataugemetaran

4. Diagnosa Tetani
Untukmelakukan diagnose yang dilakukanadalahmelakukan pemeriksaan fisik.
Termasuk pemeriksaan luka sambil menanyakan riwayat penyakit, vaksinasi yang pernah
diterima, serta gejala dan tanda klinis yang dialami pasien.

5. Pengobatan Tetani
Untukmelakukanpengobatanyaitudenganmemberikan terapi suportif; memusnahkan
spora, dan menghentikan perkembangan bakteri. Caranya bisa dengan membersihkan
luka yang kotor, menghentikan produksi neurotoksin, menetralkan neurotoksin yang
belum menyerang saraf tubuh, mencegah komplikasi, serta menangani komplikasi bila
sudah terjadi.

D. HIPOMAGNESEMIA
1. DefinisiHipomagnesemia
Hipomagnesemia (kadar magnesium yang rendahdalamdarah)
adalahsuatukeadaandimanakonsentrasi magnesium dalamdarahkurangdari 1,6 mEq/L
darah.

2. PenyebabHipomagnesemia

11
Penyakitdimanaterjadihipomagnesemiaadalahkompleksdanbiasanyamerupakan
akibatdarigangguannutrisidanmetabolisme.
Penyebabterseringdarihipomagnesemiaadalahasupan yang kurang, yang
berhubungandengankelaparanataukelainanpenyerapan di ususdanpengeluaran yang
berlebihanolehginjal.
Hipomagnesemia juga seringterjadipada orang-orang yang
mengkonsumsialkoholdalamjumlah yang banyakatau yang
mengalamidiareterusmenerusdalamwaktu yang lama.
Kadar aldosteron, hormonantidiuretikatauhormontiroid yang
tinggidapatmenyebabkanhipomagnesemiakarenaterjadipembuangan yang
berlebihanolehginjal.
Penggunaandiuretik, obat anti jamur amphotericin B atauobat anti kanker cisplatin dapat
juga dapatmenyebabkanhipomagnesemia.

3. Tanda-tandadanGejalaHipomagnesemia
Hampir selalu terjadi bersamaan hipokalemia dan hipokalesmi,hiperiritabilitas,tetani,
kram tungkai, dan kaki , tanda chvostek dan trousseun
posititif, konfusi delusi dan serangan kejang semuanya disebabkan oleh perubahan padah
antaran neuromuskuler
aritmia , vasodilatasi, dan hipotensi akibat peningkatan aliran natrium kedalam atau efek
ketidakseimbangan kalsium dan kalium yang terjadi bersamaan.
GejalaHipomagnesemia :
1) kehilangannafsumakan
2) mual
3) muntah
4) mengantuk
5) kelemahan
6) perubahankepribadian
7) kejangotot
8) gemetar.

12
Jikahipomagnesemiaterjadibersamaandenganhipokalsemia,
keadaanhipomagnesemiaharusdiobatiterlebihdahulusebelummengobatihipokalsemia.

4. DiagnosaHipomagnesemia
Diagnosis ditegakkanberdasarkanhasilpemeriksaandarahdangejala-gejalanya.
Padaanalisilaboraturium, kadar magnesium serum kurangdari 1,5mEq/L atau 1,8 mg/dl
(SI: 0,75mmol/L).
Hipomagnesemiaseringkaliberkaitandenganhipokalemioadanhipokalsemia. Sekitar 25%
magnesium berikatandengan protein terutamaseringkalidengan albumin. Penurunan
albumin karenyadapatmenurunkanhasil total konsentrasi magnesium. Evaluasi EKG
mencerminkandifesiensi magnesium, kalium, dankalsium, takiaritmiaperpanjangan
interval PR dan QT, pelebaran QRS, depresi ST, danpendatarangelombang T. Torsades de
pointes,
suatubentuktakikardiaventikulerberkaitandenganperubahanketigaelektrolittersebut.
PVC, PAT, danblokjantungdapat juga terjadi. Kadar magnesium urine
dapatmembatudalammengidentifikasipenyebabpenipisan magnesium
dandilakukansetelapemberian magnesium sulfat

5. PengobatanHipomagnesemia
Jikatimbulgejalaataujikakonsentrasi magnesium sangatrendah (kurangdari 1 mEq/L
darah), diberikan magnesium per-oral maupunmelaluisuntikan di otot (intramuskuler)
ataupembuluhbalik (intravena) padapenderitahipomagnesemiatersebut.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertemi dan hipotermi pada neonatus merupakan kejadian umum di
seluruh dunia. Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 ºC.
Terjadinya hipertermi pada bayi dan anak, biasanya disebabkan : Perubahan
mekanisme pengaturan panas sentral yang berhubungan dengan trauma lahir dan
obat-obatan, Infeksi oleh bacteria, virus atau protozoa, Kerusakan jaringan misalnya
demam rematik pada pireksia, terdapat peningkatan produksi panas dan penurunan
kehilangan panas pada suhu febris, Latihan / gerakan yang berlebihan.
Tetani adalah sekelompok gejala yang ditandai dengan kram otot, kejang,
atau tremor. Gerakan otot yang mengulang ini terjadi akibat kontraksi otot yang
tidak terkendali. Kram otot akibat tetani bisa berlangsung lama dan terasa
menyakitkan.
Penyakit hipomagnesemia merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi
magnesium dalam darah kurang dari 1,6 mEq/L darah.Dengan Penyebab tersering
dari hipomagnesemia adalah asupan yang kurang, yang berhubungan dengan
kelaparan atau kelainan penyerapan di usus dan pengeluaran yang berlebihan oleh
ginjal.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bari, Abdul S. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Farrer, H. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Potter. Patricia A. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.


Prawirohardjo, S. 2006. Buku Acuan Nasional : Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : YBP-SP.

Rukiyah dan Yulianti, L. 2010. Asuhan Neonatus, bayi dan anak Balita. Jakarta: TIM.

15

Anda mungkin juga menyukai