Anda di halaman 1dari 26

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG LUAS

BANGUN DATAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE STAD BAGI SISWA KELAS III SEMESTER 2 SDN 1
TANGGUNGHARJO
TAHUN 2015/2016

Oleh:
Nama : EKO SUGIYANTO
NIM : 823681319
E-mail : eko.sg27@gmail.com

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar pada siswa
kelas 3 semester 2 SDN 1 Tanggungharjo tahun 2015/2016?”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar matematika Kelas III Semester 2 pada materi pokok
menghitung luas bangun datar di SDN 1 Tanggungharjo Grobogan Tahun 2015/2016..
Hasil penelitian menunjukan penggunaan metode Kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas III SDN 1
Tanggungharjo. Hal ini terlihat dari Siklus I penggunaan metode Kooperatif tipe STAD terjadi
peningkatan yaitu dari 17 siswa sebanyak 11 siswa ( 64,70% ) yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Dan terjadi peningkatan yang signifikan pada siklus II yaitu
sebanyak 13 siswa (76,47% ) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kata kunci: Hasil belajar matematika, Penelitian Tindakan Kelas, model pembelajaran STAD

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Terkait dengan hal tersebut, Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Sehingga pendekatan tematik digunakan untuk peserta didik kelas I sampai kelas III. Dengan
pertimbangan waktu dan luasnya kajian permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada kajian
permasalahan pembelajaran matematika di sekolah dasar.
Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan
bertindak atas pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efisien (Puskur, 2002).
Berdasarkan hasil refleksi peneliti yang dilakukan sebelumnya dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2016, menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran
matematika kelas III SDN 1 Tanggungharjo Kecamatan Grobogan relatif rendah. Selain itu,
hasil ulangan harian mata pelajaran metematika pada materi menghitung luas bangun datar
sebelumnya menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masuh rendah. Terdapat 7 siswa (41,18%)
yang nilainya diatas KKM dan 10 siswa (58,82%) belum mencapai KKM yang telah ditetapkan
yaitu 65.
Berdasarkan dari kenyataan diatas maka perlu dilakukan suatau tindakan yang dapat
menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas terutama dalam pembelajaran
matematika materi pokok menghitung luas bangun datar. Dalam menyikapi permasalahan ini
peneliti mencoba mengaktifkan siswa dengan mengajak siswa untuk belajar secara kelompok
atau cooperative learning. Pembelajaran kooperatif ini menempatkan guru sebagai fasillitator.
Metode kooperatif yang paling sederhana adalah STAD (Student Team Achievement
Division). Dimana kelas dibagi menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 3 – 5 siswa. Pembelajaran ini menawarkan suatu model pembelajaran yang
akan menghasilkan individu selain menguasai materi juga mempunyai ketrampilan kooperatif.
Dengan bekal tersebut siswa akan siap menghadapi tantangan jaman yang membutuhkan sikap
saling kerjasama dan mampu bersaing dengan sehat.
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut, peneliti mengadakan penelitian
tentang “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Luas Bangun Datar Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Bagi Siswa Kelas III Semester 2 SDN 1 Tanggungharjo
Tahun 2015/2016”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi menghitung luas bangun datar.
2. Kurangnya pemahaman guru terhadap metode/strategi dan pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami terhadap materi yang disajikan oleh guru.
3. Pembelajaran yang disajikan sangat membosankan, guru sangat oteritas dalam menjelaskan
materi pembelajaran.
4. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru.
5. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

C. ANALISIS MASALAH
Setelah diadakan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, maka ada beberapa faktor
yang menyebabkan siswa tidak berhasil dalam pembelajaran, diantaranya :
1. Guru terlalu cepat dalam memberikan konsep pembelajaran.
2. Guru kurang variasi dalam menyampaikan materi.
3. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam kelas.
4. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III semester 2 SDN
1 Tanggungharjo tahun 2015/2016?.
2. Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas III semester 2 SDN 1 Tanggungharjo
tahun 2015/2016?.
E. TUJUAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas III
Semester 2 Pada Materi Pokok Menghitung Luas Bangun Datar di SDN 1 Tanggungharjo
Grobogan Tahun 2015/2016.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman siswa tentang luas bangun datar.
2. Meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran.
3. Sebagai persyaratan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PDGK 4501 pada
program S 1 PGSD.

F. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Secara umum penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi baik teoritis maupun
praktis pada pengembangan pengetahuan khususnya di sekolah dasar, mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika yang dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan
penelitian-penelitian selanjutnya, dan dapat menambah khasanah bagi dunia pendidikan.
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Siswa
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media kertas berpetak dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran matematika
materi menghitung luas bangun datar.
b. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru untuk mengembangkan potensinya dalam
pembelajaran matematika sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
c. Sekolah
Penelitian diharapkan akan meningkatkan profesionalitas lembaga dalam penyelengaraan
pendidikan.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. HAKIKAT BELAJAR
1. Pengertian belajar
Menurut Siregar dan Nara (2014:5) belajar adalah suatu aktivitas mental pada seorang
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan yang
relatif konstan. Sementara Aunur Rahman (2009:35) menyatakan bahwa belajar merupakan
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui
latihan maupun pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk
memperoleh tujuan hidupnya.
2. Pengertian Pembelajaran
Menurut Siregar dan Nara (2014:13) pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan
secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah disiapkan sebelumnya sehingga
saat pelaksanaan terjadi proses belajar pada seorang individu.
Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilaksanakan secara
sengaja, terarah dan terencana, yang memungkinkan terjadinya proses interaksi antara siswa
dengan guru dan lingkungan sekitarnya, baik kelas itu sendiri, model, dan media yang diperlukan
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
3. Pengertian Pembelajaran Tematik
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa pembelajaran
pada kelas I sampai kelas III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV
sampai kelas VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
Majid (2014:85-87) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang mengaitkan antar konsep dalam intra maupun antar mata pelajaran
sehingga memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh
sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Singkatnya, pembelajaran
tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu.
4. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik
Rambu-rambu pembelajaran tematik menurut Majid (2014:91) sebagai berikut:
a. Tidak semua mata pelajaran harus atau dapat dipadukan.
b. Dimungkinkan adanya penggabungan kompetensi dasar lintas semester.
c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan jangan dipaksakan untuk dipadukan
d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan, baik melalui
tema lain maupun disajikan secara mandiri.
e. Proses pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta
penanaman nilai-nilai moral dan sosial.
f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan dan
kehidupan keseharian siswa serta cukup problematik atau populer.
5. Pembelajaran Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin yaitu mathematika yang artinya mempelajari. Menurut
James dan James ( 1976 ) mengemukakan bahwa matematika merupakan ilmu tentang logika,
mengenai bentuk susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya.
a. Peranan Pembelajaran Matematika
Peranan pembelajaran matematika merupakan bekal pengetahuan dan pembentukan sikap
serta pola pikir, agar dapat hidup layak, dan dapat memajukan Negara serta matematika itu
sendiri dalam rangka melestarikan dan mengembangkannya.
b. Fungsi Pembelajaraan Matematika
Fungsi pembelajaran matematika yaitu:
a) Sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi.
b) Sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan.
c) Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
d) Sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi.
c. Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan pembelajaran matematika yaitu:
a) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
b) Mengembangkan aktifitas kreatif.
c) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau gagasan.
d. Hakikat Pembelajaran Matematika SD
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mata pelajaran matematika perlu
diajarkan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan
kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelolah, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup.
B. METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Anitah (2009:3.7) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa dapat bekerja sama memaksimalkan kegiatan
belajarnya. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil setelah mendapat pengantar materi
kemudian diberi tugas oleh guru untuk didiskusikan bersama-sama.
Pembagian kelas tersebut dilakukan secara heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok
tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat aktif
dalam proses berpikir dan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok
adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar (Trianto, 2007:41).
2. Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Kooperatif STAD
Beberapa landasan teori yang mendasari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah teori belajar konstruktivis, teori perkembangan kognitif dan teori pembelajaran
sosial.
a. Teori Belajar Konstruktivis
Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama
dan merevisinya apabila aturan tersebut tidak lagi sesuai. Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan dalam pikirannya dengan cara mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru
yang dterimanya.
b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut Piaget (dalam Siregar dan Nara, 2014:32-33), proses belajar terdiri dari tiga
tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah proses pengintegrasian
informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada sebelumnya. Akomodasi adalah proses
penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru terbentuk. Sedangkan equilibrasi adalah
penyeimbang atau penyambung antara proses asimilasi dan akomodasi.
Implikasi teori Piaget tersebut, jelaslah guru harus mampu menciptakan keadaan kondusif
yang mendukung siswa untuk menemukan pengalaman nyata. Dalam hal ini, guru bertindak
sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.
c. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky
Vigotsky (dalam Trianto, 2011:76-77) berpendapat bahwa proses pembelajaran akan terjadi
jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut
masih berada dalam jangkauan mereka yang disebut zone of proximal development, yaitu daerah
tingkat perkembangan sedikit tersebut merupakan daerah perkembangan seseorang saat ini.
3. Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Student Teams Achievement Division (STAD) ini dikembangkan oleh Slavin, merupakan
salah satu tipe cooperative learning yang menekankan interakssi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi dan pencapaian prestasi secara
maksimal, dan juga merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran
kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan
kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang
efektif.
Gagasan utama STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan
membantu satu sama lain dalam menguasi pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa
ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya
untuk mempelajari materinya.
4. Kebaikan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai kelebihan sebagai
berikut:
a) Dapat mengembangkan prestasi siswa.
b) Meningkatkan rasa percaya diri siswa.
c) Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada hubungan interpersonal di
antara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning mempunyai kekurangan
sebagai berikut:
a) Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan-
keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet.
b) Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan penbelajaran kelompok akan kacau.
c) Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara konstruktif,
maka kerja kelompok akan kurang efektif.
C. HASIL DAN PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana ( Kunandar,2008:276 ) bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses
belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana
baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan Nasution ( Kunandar, 2008:276 )
berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya
mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi
individu yang belajar.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan
belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sedangkan belajar adalah
sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
3. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pretasi Belajar
Faktor-faktor yang memepengaruhi hasil belajar yaitu:
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil
belajar diantaranya kecakapan, minat, bakat, usaha, motifasi, perhatian, kelemahan, dan
kesehatan serta kebiasaan siswa.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya
adalah lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program
sekolah, guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. SUBJEK, TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 1 Tanggungharjo tahun
ajaran 2015/2016, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. Dengan jumlah 17 anak yang
terdiri 10 siswa laki-laki, dan 7 siswa permpuan. Sedangkan selaku pengamat adalah guru kelas
VI (Supervisor 2) dan Kepala SDN 1 Tanggungharjo yang bertugas mencatat dan merekam
semua kegaitan pelaksanaan tindakan sebagai data penelitian.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian direncanakan di kelas III SD Negeri 1 Tanggungharjo, Kecamatan
Grobogan, Kabupaten Grobogan. SD tersebut merupakan tempat penulis bertugas mengajar
sebagai guru kelas III, sehingga penulis memahami masalah yang mendesak untuk segera
diatasi, disamping itu memudahkan penulis dalam menggali data-data yang diperlukan
penelitian.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian pada semester II tahun ajaran 2015/2016, selama 3 minggu,
dengan rincian pra siklus tanggal 1 April 2016, siklus I tanggal 7 April 2016 dan siklus II
tanggal 15 April 2016. Kegiatan penelitian tersebut meliputi persiapan penelitian, koordinasi
persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi), serta
penyusunan laporan dan pengiriman laporan.

B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK bertujuan untuk meneliti dan menelusuri akar persoalan yang muncul di kelas.
Setelah itu mencari solusi dan jalan keluar terbaik yang bisa dilakukan untuk menyelesaikannya
(Muliawan, 2010).
Menurut Arikunto (2014:16) secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilalui dalam
melaksanakan penelitian tindakan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam setiap siklus untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Dengan demikian, perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya
dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2013:78).
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan
yang telah disusun sebelumnya. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru untuk
menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan sesuai program pembelajaran tanpa adanya
rekayasa untuk kepentingan penelitian (Sanjaya, 2013:79).
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang
dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan. Melalui pengumpulan
informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru
dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru
melakukan refleksi untuk penyusunan rencana siklus berikutnya (Sanjaya, 2013:79-80).
d. Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama
tindakan melalui diskusi dengan observer. Sehingga guru dapat mengetahui berbagai kekurangan
yang perlu diperbaiki dan dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang (Sanjaya,
2013:80).
2. Perencanaan Tahap Penelitian
a. Siklus I
1. Perencanaan
a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah.
b. Menyusun RPP menggunakan metode kooperatif tipe STAD.
c. Menyususn lembar observasi.
d. Marancang tes formatif dan post test.
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah kegiatan dalam perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
A. Kegiatan awal ( 15 menit )
a. Mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa.
b. Mengadakan absensi murid.
c. Guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali tentang materi luas persegi dan
persegi panjang.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan berhubungan dengan pertanyaan yang diberikan.
B. Kegiatan inti ( 35 menit )
Eksplorasi
a. Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa. Pengelompokkan heterogen
ini berdasarkan nilai ulangan yang diperoleh dari kondisi awal siswa (Pra Siklus).
b. Guru menjelaskan materi secara klasikal kepada siswa yang sudah dikelompokkan sebelumnya.
c. Guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok.
Elaborasi
a. Siswa mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru. Apabila ada siswa dalam suatu kelompok
mengalami kesulitan dalam memahami materi ataupun menyelesaikan lembar kerja disarankan
untuk meminta bantuan kepada siswa dalam kelompoknya terlebih dahulu sebelum kepada guru.
b. Guru memfasilitasi kepada masing-masing kelompok apabila dalam kelompok tersebut
mengalami kesulitan dalam memahami soal atau mengerjakan lembar kerja.
Konfirmasi
a. Guru menghentikan program pengelompokkan dan menjelaskan konsep-konsep yang belum
dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan.
b. Guru bersama siswa membuat simpulan hasil pembelajaran.
C. Kegiatan akhir ( 20 menit )
a. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
b. Guru mengadakan penilaian.
3. Pengamatan
a. Observer mengamati jalannya pembelajaran.
b. Observer mencatat semua temuan pada soal proses pembelajaran melalui lembar observasi untuk
mengamati keterampilan guru serta aktifitas siswa dalam pembelajaran.
c. Peneliti dan pengamat berdiskusi tentang temuan dalam proses pembelajaran dan mengambil
kesimpulan sebagai hasil refleksi.
4. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat dan berkonsultasi dengan
pembimbing untuk mencatat semua temuan dalam perbaikan pembelajaran, yang meliputi:
a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I.
b. Mengevaluasi secara umum proses dan hasil pembelajaran siklus I.
c. Membuat daftar permasalahan yang muncul pada siklus I.
d. Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus selanjutnya.
b. Siklus II
1. Perencanaan
a. Hasil refleksi siklus I sebagai dasar perencanaan pada siklus II.
b. Mengecek kembali lembar observasi, sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi
pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
c. Menganalisis Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan tujuan
pembelajaran sebagai acuan membuat RPP.
e. Menyusun RPP menggunakan metode kooperatif tipe STAD dan penggunaan media kertas
berpetak.
f. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran.
g. Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi pelaksanaan
perbaikan pembelajaran.
h. Marancang tes formatif dan post test.
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah kegiatan dalam perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
A. Kegiatan awal ( 15 menit )
a. Guru mengucapkan salam serta mengajak siswa berdoa.
b. Guru mengadakan absensi murid.
c. Guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan kembali tentang materi luas persegi dan
persegi panjang.
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan berhubungan dengan pertanyaan yang diberikan.
B. Kegiatan inti ( 35 menit )
Eksplorasi
a. Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa. Pengelompokkan heterogen
ini berdasarkan nilai ulangan materi luas bangun datar yang diperoleh dari siklus 1.
b. Guru menjelaskan materi secara klasikal kepada siswa yang sudah dikelompokkan sebelumnya.
c. Guru membagikan lembar materi, lembar kerja (individu dan kelompok) kepada masing-masing
kelompok.
Elaborasi
a. Siswa mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru. Apabila ada siswa dalam suatu kelompok
mengalami kesulitan dalam memahami materi ataupun menyelesaikan lembar kerja disarankan
untuk meminta bantuan kepada siswa dalam kelompoknya terlebih dahulu sebelum kepada guru.
b. Guru memfasilitasi kepada masing-masing kelompok apabila dalam kelompok tersebut
mengalami kesulitan dalam memahami soal atau mengerjakan lembar kerja.
Konfirmasi
a. Guru menghentikan program pengelompokkan dan menjelaskan konsep-konsep yang belum
dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan.
b. Guru bersama siswa membuat simpulan hasil pembelajaran.
C. Kegiatan akhir ( 20 menit )
a. Siswa mengerjakan lembar evaluasi.
b. Guru mengadakan penilaian.
3. Pengamatan
a. Observer mencatat semua temuan pada soal proses pembelajaran
b. Observer mencatat semua temuan pada soal proses pembelajaran melalui lembar observasi untuk
mengamati keterampilan guru serta aktifitas siswa dalam pembelajaran.
c. Peneliti dan pengamat berdiskusi tentang temuan dalam proses pembelajaran dan mengambil
kesimpulan sebagai hasil refleksi.
4. Refleksi
a. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus II.
b. Mengevaluasi secara umum proses dan hasil pembelajaran siklus II.
c. Merencanakan perbaikan pembelajaran untuk mempertahankan mutu secara berkelanjutan.
d. Membuat simpulan dan laporan.

C. DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Sumber Data
Data yang dikaji dalam penelitian ini, meliputi :
1. Siswa kelas III SDN 1 Tanggungharjo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.
2. Peristiwa yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar.
3. Dokumen berupa daftar nilai hasil belajar siwa.
4. Lembar pengamatan.
2. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Sugiyono (2010:23) menjelaskan bahwa data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi pada
pembelajaran matematika tema pariwisata melalui metode kooperatif tipe STAD dan
penggunaan media kertas berpetak.
b. Data Kualitatif
Sugiyono (2010:23) menerangkan bahwa data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat atau
gambar. Data kualitatif berupa hasil observasi terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa dan
catatan lapangan dalam pembelajaran matematika tema pariwisata melalui metode kooperatif
tipe STAD dan penggunaan media kertas berpetak.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini yaitu :
a. Tes
Tes dalam penelitian ini menggunakan bentuk tes formatif. Tes formatif ini digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan siswa kelas III SDN 1 Tanggunghrjo pada ranah kognitif dan
diberikan pada akhir pertemuan pada tindakan siklus I maupun siklus II.
b. Non Tes
Non tes dalam penelitian ini berupa observasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan penerapan metode kooperatif tipe STAD selama proses belajar mengajar
berlangsung.

D. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data yang digunakan ada yang bersifat kuantitatif dan kaulitatif. Data yang
diperoleh dikategorikan dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian
disajikan secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif dengan menentukan mean dan ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal
dan ditampilkan dalam bentuk persentase. Analisis tingkat keberhasilan atau ketuntasan belajar
siswa setelah pembelajaran berlangsung pada setiap siklusnya.
Data kualitatif berupa data hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, dan
angket dalam pembelajaran. Data kualitatif dalam penelitian berupa data hasil observasi
keterampilan guru dan aktivitas diorganisasikan ke dalam kategori sangat baik, baik, cukup, dan
kurang sesuai dengan skor yang telah ditetapkan.

E. INDIKATOR KEBERHASILAN
Penelitian dikatakan berhasil dan ada peningkatan apabila keterampilan guru dalam
pembelajaran dapat meningkat serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
mencapai ketuntasan 75% dengan nilai KKM 65. Jadi apabila dalam kelas tersebut hasil yang
diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut
dicapai.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Deskripsi Data Prasiklus
Data awal hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Tanggungharjo Grobogan yang diperoleh
sebelum diadakan siklus (prasiklus) yaitu terdapat 10 siswa (58,82%) belum berhasil mencapai
KKM. Adapun KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 65. Jumlah siswa yang mengalami
ketuntasan belajar adalah 7 siswa (41,18%) dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 100.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Hasil perencanaan berupa merancang pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD, membuat rencana perbaikan pembelajaran, menyusun
lembar observasi, dan merancang tes formatif.
b. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada Kamis, 7 April 2016 di kelas III SDN 1 Tanggungharjo
Grobogan dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 17 siswa. Pokok bahasan
pada siklus I yaitu mengenai menentukan cara menghitung luas persegi dan persegi panjang
dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan siklus ini merupakan penerapan dari metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang meliputi pra-kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir.
a) Kegiatan awal
Berupa berdoa, mencatat kehadiran siswa, menyiapkan buku pelajaraan, mengadakan apersepsi
dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan inti
Berupa informasi penjelasan materi pelajaran mengadakan tanya jawab membentuk kelompok
diskusi, membagikan lembar kerja (LKS) melaporkan hasil diskusi dan menyimpulkan hasil
diskusi kelas.
c) Kegiatan akhir
Berupa pelaksanaan tes formatif, mengoreksi hasil tes sehingga guru dapat mengukur
keberhasilan proses pembelajaran melalui ketuntasan nilai yang diperoleh siswa. Kegiatan
pembelajaran di akhiri dengan memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar.
c. Pengamatan / observasi
Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar observasi.
Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut :
a) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I yang dilakukan oleh teman sejawat dapat
diuraikan sebagai berikut :
Ketika pra pembelajaran sudah mempersiapkan alat dan media yang diperlukan dalam
pembelajaran, termasuk memeriksa kesiapan siswa.
Pada waktu membuka pelajaran guru kurang memberikan motivasi terkait dengan materi
ajar, menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran sehingga dapat
mengaitkan antara materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan, dan
disampaikan dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa.
Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat kooperatif sesuai dengan langkah kegiatan
yang direncanakan, sesuai dengan tujuan/kompetensi yang hendak dicapai, menumbuhkan
partisipasi aktif siswa, memfasilitasi terjadinya interaksi antara siswa dengan sumber belajar,
menggunakan bahasa lisan dan tertulis dengan baik.
Dalam hal penilaian proses dan hasil belajar, guru sudah cukup baik memantau kemajuan
belajar siswa selama proses pembelajaran dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang telah dibuat, penyampaian pesan pembelajaran dengan bahasa lisan
dan tulis secara jelas, baik, dan benar.
Kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan merangkum materi bersama siswa,
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan dan tugas pekerjaan rumah.
b) Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I diperoleh data sebagai berikut :
Pada kegiatan pra pembelajaran siswa menerima pembelajaran, dan mendengarkan secara
seksama saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai.
Pada waktu kegiatan inti, siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi
pelajaran, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara siswa-
siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa mengerjakan tugas kerja kelompok dengan tenang .
Kegiatan akhir, siswa turut aktif merangkum kesimpulan dari materi pelajaran, dan siap
menerima tugas pekerjaan rumah.
c) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus I merupakan hasil tes individu pada
pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif STAD. Nilai dari setiap siswa
dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes tertulis. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus I adalah
17 siswa. Hasil tes pembelajaran siklus 1 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah
kognitif siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif
STAD adalah 63,52, dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35. Jumlah siswa tuntas 11
siswa dan belum tuntas 6 siswa, sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal adalah 64,70%
dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus I
belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu 75%.
d. Refleksi Siklus I
Pada tahan refleksi, peneliti bekerja sama dengan teman sejawat berkonsultasi pada
pembimbing untuk mencatat semua temjuan dalam perbaikan pembelajaran, yang meliputi
kelebihan dan kelemahan pada perbaikan siklus I. Tujuan dari refleksi penelitian tindakan adalah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada siklus II agar pembelajaran berikutnya semakin
baik. Adapun kekurangan dan kelebihan pada siklus I adalah sebagai berikut.
1. Keberhasilan
a) Motivasi dan minat belajar siswa sudah meningkat.
b) Secara keseluruhan guru telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik dalam
proses perbaikan pembelajaran.
c) Adanya peningkatan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran .
d) Hasil belajar ada peningkatan dari sebelum diadakan perbaikan pembelajaran.
2. Kekurangan
a) Masih ada siswa yang kurang memahami materi.
b) Ketrampilan siswa dalam menjawab soal masih kurang.
c) Hasil belajar perlu ditingkatkan lagi.
d) Siswa perlu bimbingan guru dalam mengerjakan tugas.
e. Perbaikan Siklus I
Berdasarkan refleksi yang telah diuraikan tersebut, maka perlu adanya perbaikan baik dari
guru maupun siswa pada seluruh aspek penilaian siklus I untuk tahap pelaksanaan pada siklus II
sebagai berikut.
a. Pada awal pembelajaran, guru perlu memberikan motivasi pada agar siap dan fokus dalam
mengikuti pembelajaran.
b. Dalam menjelaskan manfaat materi, guru seharusnya menyebutkan manfaat materi secara
keseluruhan tidak hanya terfokus pada materi tertentu.
c. Penyampaian tujuan pembelajaran seharusnya disampaikan dengan jelas sehingga siswa
mengetahui kegiatan pembelajaran dan batasan materi pada hari tersebut.
d. Guru perlu menciptakan kondisi kelas yang baik dalam pembelajaran dengan menegur secara
tegas siswa yang membuat gaduh.

e. Guru perlu mengajak siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat, bertanya dan menanggapi, baik
saat diskusi maupun diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
f. Guru perlu membimbing siswa secara berkelompok dengan mengadakan pendekatan secara
pribadi.
g. Pada akhir pembelajaran guru perlu melibatkan siswa secara aktif dalam menyimpulkan dan
merefleksi kegiatan pembalajaran pada hari tersebut. Kemudian mengajak siswa untuk berdoa.
3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan
Hasil perencanaan berupa merancang pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD serta penggunaan media kertas berpetak, membuat rencana
perbaikan pembelajaran, menyusun lembar observasi, dan merancang tes formatif.
b. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada Jum’at, 15 April 2016 di kelas III SDN 1 Tanggungharjo
Grobogan dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran adalah 17 siswa. Pokok bahasan
pada siklus II yaitu mengenai menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas persegi dan
persegi panjang dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan siklus ini merupakan penerapan
dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD serta penggunaan media pembelajaran kertas
berpetak yang meliputi pra-kegiatan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan awal
Guru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam, meminta siswa untuk duduk di
tempat duduknya masing-masing, dan mempersiapkan diri. Guru meminta ketua kelas untuk
memimpin teman-temannya berdoa, selanjutnya melakukan presensi dan menyiapkan perangkat
pembelajaran. Guru menanyakan kabar siswa dilanjutkan dengan mengulas materi sebelumnya
dengan bertanya jawab pada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat
materi yang dipelajari pada hari tersebut.
b) Kegiatan inti
Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi pelajaran dan mengadakan tanya
jawab dengan siswa mengenai materi tersebut. Guru memberikan membentuk kelompok diskusi,
memberikan lembar materi, lembar kerja siswa dan meminta siswa untuk mendiskusikan
permasalahan yang diberikan. Tiap kelompok maju ke depan kelas untuk melaporkan hasil
diskusinya dan siswa lainnya diminta untuk memperhatikan. Guru memberikan konfirmasi
tentang jawaban dari setiap permasalahan yang diberikan, melaporkan hasil diskusi dan
menyimpulkan hasil diskusi kelas.
c) Kegiatan akhir
Guru memberi kesempatan bertanya pada seluruh siswa kemudian mengajak siswa
menyimpulkan dan merefleksi kegiatan pembelajaran pada hari tersebut. Guru memberikan soal
evaluasi untuk dikerjakan. Setelah soal evaluasi dikumpulkan, guru memberi tindak lanjut
berupa arahan pada siswa untuk belajar kembali tentang materi yang dipelajari. Guru mengakhiri
pembelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam.
c. Pengamatan / observasi
Dalam melaksanakan pengamatan peneliti menggunakan format lembar observasi.
Observasi di tekankan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penggunaan media kertas berpetak, serta
partisipasi siswa selama proses pembelajaran. Adapun hasil pengamatannya sebagai berikut :
a) Hasil Observasi Kegiatan Guru
Data Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II yang dilakukan oleh teman sejawat dapat
diuraikan sebagai berikut :
Ketika pra pembelajaran sudah mempersiapkan alat dan media yang diperlukan dalam
pembelajaran, termasuk memeriksa kesiapan siswa.
Pada waktu membuka pelajaran guru memberi pertanyaan apersepsi terkait dengan materi
ajar, menyampaikan tujuan pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran sehingga dapat
mengaitkan antara materi dengan pengetahuan lain yang relevan dan realitas kehidupan, dan
disampaikan dengan jelas, sesuai dengan hirarki belajar dan karakteristik siswa.
Terhadap model pembelajaran kooperatif, guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kooperatif sesuai dengan langkah kegiatan yang direncanakan, sesuai dengan tujuan/kompetensi
yang hendak dicapai, menumbuhkan partisipasi aktif siswa, memfasilitasi terjadinya interaksi
antara siswa dengan sumber belajar, menggunakan bahasa lisan dan tertulis dengan baik.
Dalam hal penilaian proses dan hasil belajar, guru sudah cukup baik memantau kemajuan
belajar siswa selama proses pembelajaran dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang telah dibuat, penyampaian pesan pembelajaran dengan bahasa lisan
dan tulis secara jelas, baik, dan benar.
Kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan merangkum materi bersama siswa,
melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan dan tugas pekerjaan rumah.
b) Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II diperoleh hasil observasi ketika proses
pembelajaran berlangsung, sebagai berikut :
Pada kegiatan pra pembelajaran siswa menerima pembelajaran, dan mendengarkan secara
seksama saat dijelaskan kompetensi yang akan dicapai.
Pada waktu kegiatan inti, siswa memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi
pelajaran, aktif bertanya saat proses penjelasan materi, terjadi interaksi positif antara siswa-
siswa-guru, siswa-materi pelajaran. Siswa mengerjakan tugas kerja kelompok dengan tenang .
Kegiatan akhir, siswa turut aktif merangkum kesimpulan dari materi pelajaran, dan siap
menerima tugas pekerjaan rumah.
c) Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa
Hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II merupakan hasil tes individu pada
pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dan penggunaan alat
peraga kertas berpetak. Nilai dari setiap siswa dapat diketahui dari hasil pengerjaan tes tertulis
yang berjumlah 8 soal uraian. Jumlah siswa yang mengikuti tes siklus II adalah 17 siswa. Hasil
tes siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa dalam pembelajaran
matematika melalui metode pembelajaran kooperatif STAD dan penggunaan media kertas
berpetak adalah 68,82, dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Jumlah siswa tuntas 13
siswa dan belum tuntas 4 siswa, sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal adalah 76,47%.
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar ranah kognitif siswa pada siklus II telah memenuhi
kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan yaitu 75%.
d. Refleksi Siklus II
Data yang diperoleh pada penelitian siklus II berupa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan
hasil belajar siswa pada pembelajaran pembelajaran matematika kompetensi dasar menghitung
luas bangun datar dengan Metode kooperatif tipe STAD. Selanjutnya peneliti bersama
kolaborator menetapkan refleksi.
Hasil tes evaluasi siswa menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar ranah kognitif siswa pada
siklus II adalah 68,82. Siswa yang memenuhi KKM berjumlah 13 siswa dan siswa yang belum
memenuhi KKM sebanyak 4 siswa. Sehingga persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar
76,47%. Dengan demikian, hasil belajar ranah kognitif siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan
klasikal yang ditetapkan yaitu 75%.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka pembelajaran matematika kompetensi dasar
menghitung luas bangun datar dengan metode kooperatif tipe STAD sudah meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Terbukti dengan tercapainya indikator
keberhasilan yang diharapkan pada aspek tersebut. Mengacu pada hasil tersebut, penelitian
diberhentikan hanya sampai pada siklus II.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Perkembangan Ketrampilan Guru
Keterampilan guru pada pembelajaran matematika kompetensi dasar menghitung luas
bangun datar dengan metode kooperatif tipe STAD pada siklus I dan II mengalami peningkatan
setiap siklusnya. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya perbaikan pelaksanaan tindakan
pada siklus sebelumnya. Guru melakukan apersepsi dapat menarik perhatian siswa, guru
menunjukkan penguasaan materi sehingga dapat mengaitkan materi dengan pengetahuan yang
relevan dan realita kehidupan sehari-hari, penyampian materi cukup jelas sesuai dengan hirarki
belajar dan karakteristik siswa.
2. Perkembangan Aktifitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi yang berupa foto selama pembelajaran siklus I
dan siklus II, pada dasarnya sebagaian besar siswa merespon postif terhadap kegiatan
pembelajaran matematika kompetensi dasar menghitung luas bangun datar dengan metode
kooperatif tipe STAD. Siswa menjadi semangat dan senang dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan demikian, perbaikan yang dilakukan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada siswa.
Siswa lebih berkonsentrasi pada pembelajaran sehingga hasil tes siswa menjadi baik.

C. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN


Implikasi hasil penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu implikasi teoretis, implikasi praktis,
dan implikasi pedagogis.
Implikasi teoretis penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), sehingga dapat mendorong dan memotivasi para guru untuk melakukan
penelitian sejenis sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme
seorang guru. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para guru untuk
mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Implikasi praktis penelitian ini yaitu adanya temuan-temuan positif yang mengarah pada
perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran matematika.
Implikasi pedagogis hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan kualitas pembelajaran
Matematika yang meliputi : keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III SDN 1
Tanggungharjo Grobogan.

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti dapat simpulkan
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar murid
kelas III SD Negeri 1 Tanggungharjo pada pembelajaran matematika materi menghitung luas
bangun datar. Terlihat bahwa hasil evaluasi pada pra siklus hanya 7 orang (41,18%) murid yang
mencapai target KKM yaitu 65. Kemudian, setelah pelaksanaan tindakan siklus I terdapat 11
murid (64,70%) yang telah mencapai target KKM, dan pada hasil evaluasi siklus II terdapat 13
(76,47%) murid yang telah mencapai nilai KKM.
Berdasarkan simpulan tersebut, maka hipotesis tindakan bahwa melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika pada materi pokok luas bangun datar di kelas III SDN 1
Tanggungharjo Grobogan telah terbukti kebenarannya.

B. SARAN TINDAK LANJUT


Berdasarkan hasil penelitian dalam pembelajaran, maka peneliti dapat memberikan saran
bagi:
a. Guru
Guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pembelajaran matematika. Selain itu, guru perlu meningkatkan keterampilan dasar mengajarnya
sehingga dapat membantu siswa untuk mencapai tingkat perkembangannya secara optimal serta
mengembangkan model pembelajaran inovatif yang dipadukan dengan media yang menarik
sesuai karakteristik siswa dan materi pembelajaran.
b. Siswa
Siswa harus lebih percaya diri dalam bertanya, menjawab, maupun memberi tanggapan pada
saat pembelajaran. Selain itu, siswa harus lebih memperhatikan materi yang disampaikan guru
termasuk presentasi kelompok diskusi. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
c. Sekolah
Penelitian dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadi alternatif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah sehingga kualitas pembelajaran tersebut dapat
dipertahankan secara terus-menerus.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri dkk. (2011). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
_________. ( 2007). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Herrhyanto, Nar dan Akib Hamid. (2011). Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nasution, (2006). Berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar. Bandung: PT Bumi
Aksara.
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (2005). Jakarta:
Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional.
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. (2006). Jakarta: Menteri Pendidikan Nasional.
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses: untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. (2007). Jakarta: BSNP
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Jakarta: Lembaga
Negara Republik Indonesia.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sri Anitah, W . (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sudjana, Nana. (2009). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Suryanto, Adi dkk. (2011). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK dkk. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wina Sanjaya. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Anda mungkin juga menyukai