Laksono Trisnantoro
Program Studi S2 IKM FK-KMK
Deskripsi:
• Sesi ini membahas mengenai Konsep Reformasi
Kesehatan di sektor kesehatan dan penerapannya di
berbagai masalah kesehatan masyarakat, termasuk
DBD. Sebuah studi empirik mengenai situasi system
kesehatan Indonesia di era JKN akan dibahas.
Problem yang dihadapi, termasuk peran DinKes, dan
solusi yang diharapkan dari pendekatan reformasi
kesehatan akan dibahas untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat.
Topik:
Pengantar: DBD masalah lintas sektor dan
problem internal di Sistem Kesehatan
1.Mengapa ada “fragmentasi” di sistem
kesehatan di era JKN yang mengurangi sinergi
Pusat dan Daerah.
2.Apa peran Dinas Kesehatan yang
diharapkan? Sebagai regulatorkah atau
sebagai Operator?
3.Apa risiko kalau fenomena “fragmentasi"
dibiarkan?
4.Penutup: Bagaimana Dinas Kesehatan
melakukan respon terhadap situasi?
Pengantar
• Pengamatan: Saat ini ada fragmentasi
dalam sistem kesehatan
• Masalah DBD membutuhkan
penanganan lintas sektor
• DinKes Kabupaten/Kota seharusnya
sebagai pemimpin lintas sektor
• Dinkes Kabupaten/Kota selama 5 tahun
ini mengalami situasi yang sulit
1 Mengapa
ada “fragmentasi” di sistem
kesehatan sejak adanya
BPJS di tahun 2014?
(Sebuah pengamatan sejak tahun 2014 –
2018)
Asal usul “fragmentasi” dalam Sistem
Kesehatan Indonesia saat ini
Sistem Jaminan Kesehatan
Sistem Kesehatan
• Menggunakan UU Menggunakan UU
Kesehatan, UU RS, SJSN dan UU BPJS:
UU mengenai •BPJS: Bukan lembaga
kesehatan
pemerintahan
•Merupakan lembaga
daerah keuangan
– Propinsi •UU SJSN dan UU BPJS
– Kabupaten/Kota tidak ada “hubungan”
• Sistem yang dengan Dinas
Kesehatan
terdesentralisasi
•Sistem manajemen
yang sentralisasi
President
BPJS: Ministry
Financial of Health
agency
Menjadi fragmented
Apa yang terjadi?
President
• Fragmentasi dalam penggunaan
data untuk keputusan. BPJS: Ministry
Financial of Health
agency
• Data yang ada di BPJS dikelola Central Central
Government
secara sentralistik. Office
Regional Provincial
Health Office
• Tidak ada analisis di level (13 under LG
kecamatan, kabupaten, propinsi, Offices) (34 Offices)
dan nasional.
Branches District/City
(124 Health Office
Offices) (> 500
• Keputusan menjadi sulit, termasuk Offices)
Flow of data
untuk perencanaan kesehatan
2 Apa peran Dinas Kesehatan
yang diharapkan? Sebagai
regulatorkah atau sebagai
Operator?
Terjadi situasi
Fungsi Dinas Kesehatan BPJS lebih aktif dibanding Dinas
dalam pengambilan Kesehatan.
kebijakan kesehatan, BPJS berfungsi sebagai Purchaser
perencanaan dan yang dapat menerapkan syarat
pembelian sebagai regulasi
pengawasan menjadi
berkurang
Dinas Kesehatan dapat berubah
menjadi kontraktor untuk FKTP
pemerintah.
DinKes sebagai kontraktor dalam
purchasing oleh BPJS
Situasi di Puskesmas
• Fungsi Kewilayahan sudah berubah
• Puskesmas tidak mengelola data
FKTP Swasta yang dikontrak BPJS
• Sistem pendeteksi tanda-tanda
wabah di suatu kecamatan dan
kabupaten menjadi berkurang
Kecenderungan saat ini: