Anda di halaman 1dari 9

Nama : Vania Trixie

Kelas/No. Absen : XI-IPA / 26

TUGAS SEJARAH
1.Organisasi di masa awal pergerakan nastonal bangsa Indonesía:
Masa awal {1908-1920}
Berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
a) Budi Utomo
 Pokok pendiri : dari Sutomo, tokoh lain pendiri Budi Utomo adalah Gunawan,
Cipto Mangunkusum, dan R. T. Ario Tirtokusumo.
 Tujuan : >kemajuan bagi Hindia Belanda.
>hendak yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan
badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan
belanja anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian,
memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan
kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan
dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena Belanda takut munculnya gerakan
yang bersifat politik (mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya
tertindas oleh penjajah) mengakibatkan Budi Utomo mengalami tekanan dan
mempengaruhi Budi Utomo menjadi kehilangan kewibawaannyaa

b) Sarekat Islam
 Pokok pendiri : didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim.
 Tujuan : >Mengembangkan jiwa berdagang,
>Memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran,
>Memajukann pengajaran den semua yang mempercepat naiknya
>Derajat bumi putera,
>Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam,
>Tidak bergerak dalam bidang politik, dan
>Menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : Karena pemerintah kolonial Belanda
melihat bahwa organisasi SI telah berkembang begitu pesat dan menjadi
suatu ancaman bagi pemerintah kolonial Belanda. Selain itu,
perkembangannya yang pesat ini membuat SI berubah menjadi partai politik,
setelah diakui sebagai organisasi resmi pada bulan Maret 1916.
c) Indische Partij
 Pokok pendiri : para pendiri Indische Partij yang terkenal dengan sebutan tiga
serangkai E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), R.M. Suwardi
Suryaningrat, dan dr. Cipto Mangunkusumo.
 Tujuan : mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku,
agama, dan ras.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena dianggap membangkitkan rasa
nasionalisme rakyat Indonesia sehingga mengancam pemerintahan kolonial
Hindia Belanda.

Organisasi di masa Radikal pergerakan nastonal bangsa Indonesía:


Masa Radikal {1920-1930}
Berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia, Perhimpunan Indonesia,
Partai Nasional Indonesia.
a. Partai Komunis Indonesia
 Pokok pendiri : Muso, Amir Syarifudin, DN.Aidit, MH.Lukman,
 Tujuan : Tujuan didirikannya PKI adalah menggeser dasar negara Indonesia,
Pancasila, dengan komunisme. Tujuannya ini dengan cara membangkitkan
perasaan revolusioner rakyat Indonesia dari kalangan buruh dan petani yang
tertindas oleh kaum borjuis.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena organisasi PKI sangat menggangu
jalannya penjajahan yang dilakukan Belanda

b. Perhimpunan Indonesia
 Pokok pendiri : pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan
Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam
organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat,
Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel.
 Tujuan : Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia
yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat. Kedatangan tokoh-tokoh
Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat,
sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena Belanda merasa takut adanya
pemberontakan dan perlaway oleh kaum cendikiawan Indonesia yang
dilakukan oleh Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Abdul Madjid
Djojodiningrat, dan Ali Sastroamidjojo, karena menginginkan Indonesia
merdeka dan terbebas dari keterpurukan penjajahan Belanda.

c. Partai Nasional Indonesia


 Pokok pendiri : Ir. Soekarno (Ketua), Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Budhyarto
Martoatmodjo, Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo (Sekretaris/Bendahara), Dr. Samsi,
Sastrowidagdo (Anggota), Mr. Sartono (Anggota), Mr. Sunario (Anggota), Ir.
Anwari (Anggota)
 Tujuan : Tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia dan tujuan itu akan dicapai
dengan asas “percaya pada diri sendiri”. Artinya: memperbaiki keadaan politik,
ekonomi, sosial, dan budaya yang sudah dirusak oleh penjajahan, dengan
kekuatan sendiri. Semua itu akan dicapai melalui berbagai usaha, antara lain:
(1) usaha politik, yaitu dengan cara memperkuat rasa kebangsaan persatuan dan
kesatuan. Memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan, mempererat kerja
sama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala perintang
kemerdekaan dan kehidupan politik. Dalam bidang politik, PNI berhasil
menghimpun organisasi-organisasi pergerakan lainnya ke dalam satu wadah
yang disebut Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia;
(2) usaha ekonomi, yaitu dengan memajukan perdagangan rakyaat, kerajinan atau
industri kecil, bank-bank, sekolah-sekolah, dan terutama koperasi;
(3) usaha sosial, yaitu dengan memajukan pengajaran yang bersifat nasional,
emngurangi pengangguran, mengangkat derajat kaum wanita, meningkatkan
transmigrasi dan memperbaiki kesehatan rakyat.

Organisasi di masa Moderat pergerakan nastonal bangsa Indonesía:


Masa Moderat {1930-1942}
Berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan GAPI
A. Parindra
 Pokok pendiri : Woeryaningrat, Soekardjo Wirjopranoto,Raden Mas Margono
Djojohadikusumo, R. Panji Soeroso dan Mr. Soesanto Tirtoprodjo.
 Tujuan : mencapai Indonesia Raya.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : Karena Belanda melihat adanya kecurangan
yang dilakukan organisasi Parindra pada masa kepemimpinan Thamrin sebagai
ketua, yaitu menjalin kerjasama (bermain mata) dengan Jepang untuk
memperoleh kemerdekaan.

B. Partindo
 Pokok pendiri : Ir.Soekarno, Sartono, Anwari. Adam Malik, S. K. Trimurti, Oei
Tjoe Tat, Moh. Hatta, Gatot Mangkoeprodjo, Assaat, 5 Giok Thjan., Wikana,
Suwiryo, Amir Sjarifoedin, Yap Thiam Hien.
 Tujuan : >Menumpuk semangat mandiri.
>Perbaikannya hubungan dalam masyarakat (social, ekonomi, dll).
>Pembentukan pemerintah rakyat berdasarkan demokrasi.
>Mewujudkan Indonesia merdeka melauli hak-hak politik.
>Untuk mencapai Indonesia merdeka yang mandiri tanpa campur tangan
Negara penjajah.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena Belanda yang merasa Partindo mulai
membahayakan kedudukannya di Indonesia (karena Partindo mulai mengadakan
rapat" dan kongres rutin untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia) dan
Belanda pun mengeluarkan maklumat yang membatasi ruang gerak Partindo.
C. GAPI
 Pokok pendiri : Muhammad Husni Thamrin, Mr. Amir Syarifuddin, Abikusno
Tjokrosujono
 Tujuan : untuk menyusun suatu rencana pemberian kepada Indonesia suatu
pemerintah yang berdiri sendiri.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena Belanda merasa was-was terjadi
pergeseran pemerintah dan pemberontakan masyarakat Indonesia terhadap
pemerintah kolonial Belanda.

1) Organisasi keagamaan
 Pokok pendiri : M. Hasyim Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan, TGKH Muhammad
Zainuddin Abdul Majid, Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus, Abdul Karim
Oei Tjeng Hien, Abdusomad Yap A Siong, Kho Goan Tjin, K.H. Abdul Halim
Majalengka, K.H. Ahmad Sanusi, dan Samanhudi atau Kyai Haji Samanhudi.
 Tujuan : mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses
dakwah.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena Belanda mempunyai rasa khawatir
dengan perkumpulan-perkumpulan tersebut. Karena menyebabkan mereka
semakin kuat dalam hal doktrin dan konsolidasi.

2) Organisasi pemuda dan wanita


a. Organisasi pemuda
 Pokok pendiri : R. Satiman Wiryosanjoyo, J. Leimena, A. J. Patty,
Latuharhary, dan J. Leimena, A. J. Patty, dan Latuharhary.
 Tujuan : untuk mempersatukan pemuda-pemuda yang ada di Indonesia,
dan membuat penjajah untuk tidak menjajah mereka. Karena pada saat itu
bangsa Indonesia belum bersatu.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena Belanda merasa khawatir akan
keberadaan anak" muda yang lebih berpengaruh dan dapat menggerakkan
seluruh masyarakat Indonesia dalam hal nasionalisme dan menggeser
penjajahan kolonial Belanda di Indonesia.

b. Organisasi wanita
 Pokok pendiri : Putri Mardika, Dewi Sartika, Ny. van Deventer, dan Siti
Wardah (Ny. Ahmad Dahlan).
 Tujuan : Untuk mengangkat derajat kaum wanita dan meningkatkan
kesadaran kaum wanita dan mulai menginginkan kemerdekaan bagi
bangsanya.
 Alasan dibubarkan oleh Belanda : karena awal mulanya yang dipekerjakan
oleh Belanda hanya pria dan wanita tidak bisa apa" dan hanya sebagian
kecil saja kaum elit nasional yang bisa mengatasi bangsanya .. tapi
semenjak wanita meningkat kedudukannya Belanda merasa takut kalau
wanita" ini semakin pintar dan memiliki penalaran bahwa adanya
keinginan untuk bebas dari penjajah dan masyarakat Indonesia itu pun
baik wanita maupun laki" sadar ingin lepas diri dari penjajahan tersebut
dan menjadi bangsa yang merdeka.

Kronologis Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 07 September 1944 dalam suatu sidang istimewa Parlemen Jepang di Tokyo,
Perdana Menteri Jepang, mengumumkan bahwa bangsa-bangsa yang dikuasai Jepang, termasuk
daerah Hindia Timur (Indonesia), akan diperkenakan merdeka kelak. Penyebab keluarnya
pernyataan tersebut adalah Jepang berharap rakyat bangsa-bangsa yang dijanjikannya itu
bersedia membantu Jepang dalam mempertahankan daerahnya melawan pihak sekutu.

Pada tahun 1945 ada dua partai yang berdiri yaitu partai politik yang berhaluan agama yang
bernama Partai Kristen Indonesia (PARTINDO) yang dipimpin oleh Dr. Probowinoto dan
gabungan partai politik berhaluan social-komunis yang bernama Partai Sosialis Indonesia (PSI)
dan Partai Rakyat Sosialis yang dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin.

Pada tanggal 28 Mei 1945 Moh. Yamin, Supomo, dan Soekarno meresmikan Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Badan
ini mulai merumuskan Undang-Undang Dasar, dimulai dengan persoalan dasar negara.

Pada tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengadakan sidang pertama BPUPKI yang
mengemukakan lima dasar gagasan tentang dasar negara, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Pada tanggal 31 Mei 1945 Supomo membacakan gagasannya yang berisi :


1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan Lahir dan Batin
4. Musyawarah
5. Keadilan Rakyat

Pada tanggal 01 Juni 1945 Soekarno mengemukakan gagasannya, yang diberi nama Pancasila.
Oleh karena itu, hari ini dikenal sebagai hari lahirnya Pancasila. Yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasonalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
BPUPKI sempat membentuk suatu panitia kecil yang bertugas menampung saran, usul, dan
konsep- konsep yang diberikan. Panitia ini dipimpin oleh Soekarno yang terdri atas Moh. Hatta,
Moh. Yamin, Ahmad Subarjdo, A. A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasjim, H. A.
Salim, dan Abikunso. Panitia ini lebih dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan.

Pada tanggal 22 Juni 1945BPUPKI yang menhasilkan Piagam Jakarta(Jarata Charter) yang
didalamnya terdapat rumusan Dasar Negara setelah mengalami perubahan tujuh kata dalam dasar
yang pertama.

Pada tanggal 10 Juli 1945 sidang kedua ini membahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar,
termasuk pemukaan dan preambulnya oleh Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Soekaro.

Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengemukakan tiga konsep yang telah
menjadi hasil bahasannya. Ketiga konsep bahasan tersebut ialah pernyataan Indonesia Merdeka,
pembukaan UUD, dan batang tubuh UUD. Konsep-konsep ini diterima BPUPKI. Konsep
pernyataan Indonesia Merdeka disusun dengan mengambil tiga alinea pertama Piagam Jakarta
dengan sisipan-sisipan, terutama di alinea pertama dan kedua. Sementara itu, konsep pembukaan
UUD hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat dan terakhir Piagam Jakarta. BPUPKI
kemudian membentuk suatu Panitia Kecil perancang UUD yang diketuai oleh Supomo. Hasil
rumusan Panitia Kecil ini disempurnakan bahasanya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri
atas Husein Djajadiningrat, H. Agus Salim, dan Supomo.

Pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima selama Perang Dunia II merupakan pusat regional
militer dan prodeusen peralatan perang. Hiroshima dijatuhi bom atom yang dijuluki “little boy”
yang dilepaskan oleh pesawat B-29 Superforness.

Pada tanggal 7 Agustus 1945 karena BPUPKI telah menyelesaikan tugasnya, maka dibubarkan
dan digantika oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai,
yang beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Badan ini
dipimpin oleh Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta dan penasihatnya Ahmad Soebardjo.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 PPKI resmi. Didirikan di Dalat, Saigon, oleh Jendral Terauchi
selaku panglima armada Jepang untuk Asia Tenggara.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 pula Kota Nagasaki menyyusul dijatuhi bom atom yang dijuluki
“fat man”.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu karena peristiwa
tanggal 9 Agustus 1945 membuat kekuasaan Jepang semakin melemah.

Pada tanggal 15 Agustus 1945 Sutan Sjahrir mendesak Ir. Soekarno dan Moh. Hatta untuk
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu janji Jepang. Karena ia
menganggap bahwa itu hanya tipu muslihat Jepang. Desakan ini dilakukannya dalam
pertemuannya dengan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tak lama kembalinya dari Dalat.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 pula di Laboratorium Bakteriologi (Jakarta Pusat) diadakan
pertemuan antara beberapa pemuda dan mahasiswa. Chairul Saleh sebagai pemimpin pertemuan
tersebut. Mereka sepakat untuk menolak segala bentuk hadiah kemerdekaan dari Jepang. Mereka
juga sepakat bahwa kemerdekaan adalah hak dan persoalan rakyat Indonesia sendiri yan tidak
bergantung pada bangsa lain. Oleh karena itu, kemerdekaan harus segera diproklamasikan. Para
pemuda juga akan meminta Ir. Soekarno dan Moh. Hatta untuk memutuskan segala hubungannya
dengan Jepang. Kemudian rapat memutuskan untuk mengirim Wikana dan Darwis kepada kedua
tokoh tersebut untuk menyampaikan keputusan rapat para pemuda.

Wikana dan Darwis tiba ditempat kediaman Soekaro di jalan Pegangsaan Timur, no. 56, Jakarta,
sekitar pukul 21.00 keduanya menyampaikan hasil-hasil keputusan rakyat. Mereka juga
mendesak agar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dinyatakan pada tanggal keesokan harinya,
pada tanggal 16 Agustus 1945. Pada waktu itu, datang beberapa tokoh nasilonalis seperti Moh.
Hatta, Iwa Kusumasumantri, Samsi, Buntaran, Sudiro, dan Subardjo. Setelah berunding dengan
tokoh-tokoh tersebut, Soekarno menyatakan bahwa mereka tidak dapat memenuhi permintaan
para pemuda. Soekarno menyatakan bahwa pada tanggal 16 Agustus 1945 sudah direncanakan
akan diadakan sidang PPKI yang hendak membicarakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Lewat tengah malam, para pemuda kembali mengadakan pertemuan di Asrama Baperpi (Badan
Permusyawaratan Pemuda Indonesia) di Jl. Cikini, no. 71, Jakarta. Mereka membahas tokoh-
tokoh politik, misalnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Akhirnya, mereka sampai pada kesimpulan
untuk bertindak tegas. Salah satunya adalah mengamankan kedua tokoh tersebut dari Jepang.

Tempat yang dipilih untuk mengamakan Soekarno dan Moh. Hatta adalah Rengasdengklok,
suatu kota di kawedanan di Karawang. Tempat ini dipilih karena merupakan markas PETA
(Pembela Tanah Air) dibawah Cudanco (komandan Kompi) Suberno dan letaknya terpencil dari
jalan raya Jakarta-Cirebon. Selain itu, Cudan Rengasdengklok berada di bawah Komando
Daidan PETA Purwakarta yang mempunyai hubungan erat dengan Daidan PETA Jakarta.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 usaha para pemuda tersebut untuk mengamankan Soekarno dan
Moh. Hatta dilaksanakan pukul 04.00 dini hari. Chairul Saleh dan Muwardi ditugaskan untuk
menjemput Soekarno, sedangkan Sukarni dan Jusuf Kunto menjemput Moh. Hatta.

Sekitar pukul 04.00 WIB, berangkatlah rombongan dari Pegangsaan Timur, no. 56, Jakarta.
Rombongan ini dikawal oleh pasukan PETA di bawah pimpinan Cudanco Singgih.

Rombongan Soekarno dan Moh. Hatta tiba di Rengasdengklok dengan selamat pada pagi hari.
Rombongan ini terdiri atas Sukarni, Jusuf Kunto, Sutjipto, dan Umar Bachsan. Sukarni
mejelaskan maksud membawa kedua tokoh polotik tersebut menyingkir dari Jakarta. Soekarno
dan Moh. Hatta diminta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Tetapi keadaan di Jakarta mulai genting, Jusuf Kunto kembali ke Jakarta untuk melaporkan
keadaan di Rengasdengklok kepada Ahmad Subardjo yang sedang mencari Soekarno dan Moh.
Hatta. Akhrinya mereka mencapai kesepakatan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Kelompo kaigun sudah menyiapkan temapat yang aman, yaitu rumah kediaman
Laksamana Tadashi Maeda.
Mereka menjemput Soekarno dan Moh. Hatta, kemudian meminta mereka segera menyatakan
kemerdekaan Indonesia. Akhirnya kedua tokoh tersebut bersedia untuk menandatangani
pernyataan kemerdekaan Indonesia, asalkan diadakan di Jakarta. Awalnya para pemuda
menolak, tetapi Ahmad Subardjo memberi jaminan. Akhirnya mereka pun setuju.

Sekitar pukul 23.00 WIB. Rombongan tiba di Jakarta. Sesampainya mereka di sana sudah
menanti B. M. Diah dari surat kabar Asia Raya, Semaun Bakri dari Jawa Hokokai, Sayuti Melik.
Iwa Kusumamantri, dan para anggota PPKI. Subardjo dan Iwa mendatangi tempat para pemuda
untuk mengajak mereka ke rumah Laksamada Tadashi Maeda. Tetapi mereka menolak karena
tidak ada kesepakatan bahwa di sana ditandatanganinya. Subardjo menjelaskan karena mencegah
gangguan dan halangan dari Kempetai Jepang. Para pemuda sepakat, tetapi hanya Chairul Saleh
dan Sukarni yang datang sebagai wakit para pemuda. Anggota PPKI banyak yang datang.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 sekitar pukul 01.30 perundingan dimulai. Soekarno dan Moh.
Hatta mengusulkan agar proklamasi kemerdekaan ditandatangani keesokan harinya dihadapan
sidang PPKI. Sukarni dan Chairul Saleh sebagai wakil kaum muda menolak usul tersebut.
Sukarni kemudian membacakan teks sudah dipersiapkan oleh para pemuda, yang berisi
pernyataan kemerdekaan, penekanan bahwa rakyat akan merebut badan-badan pemerintahan
yang dikuasai asing. Soekarno, Moh. Hatta dan anggota PPKI lainnya, mengganggap teks
tersebut terlalu keras dan mereka menolaknya.

Soekarno dengan bantuan Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo kemudian menyiapkan teks dengan
judul “Maklumat Kemerdekaan”, atas usul Iwa, kata maklumat diganti dengan istilah proklamasi
sehingga berbunyi “Proklamasi Kemerdekaan”. Keseluruhan rumusan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia terdiri atsa dua bagisan pokok. Bagian pertama merupakan saran Ahmad
Subardjo yang diambil dari rumusan BPUPKI. Sementara itu, bagian kedua merupakan buah
pikiran Moh. Hatta.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi hari, barisan pemuda dan rakyat yang medengar rencana
kemerdekaan diproklamasikan berbondong-bondong datang ke lapangan Ikada. InformasI yang
mereka dapat itu tidak benar, padahal proklamasi diadakan di depan kediaman Soekarno, di jalan
Pegangsaan Timur, no. 56, Jakarta Pusat. Setelah mendengarnya mereka segera menuju kesana.

Menjelang upacara proklamasi terjadi terjadi ketegangan antara Bung Karno dan Muwardi.
Muwardi mendesak Bung Karno untuk segera memulai upacara, tetapi Bung Karno baru
memulai saat Bung Hatta muncul setelah beberapa menit sebelum pikul 10.00 WIB.

Dalam suasana yang hening, Bdul Latief, Cudanco Peta, mengibarkan bendera Merah Putih
diiringi lagu Indonesia Raya yang secara spontan dinyanyikan oleh segenap hadirin. Kurang
lebih lima belas menit setelah upacara, serdadu Jepang datang untuk mencegah, tetapi mereka
terlambat. Rakyat sudah bertekad untuk mempertahankannya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tetapi bukanlah
tujuan akhir yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia dalam melepaskan diri dari para penjajah,
melainkan awal dari pembentukan sebuah negara yang demokratis, berdaulat, dan memiliki
integritas di lingkungan internasional.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mencapai entang beberapa hal yang mendasar, yang
kemudian menjadi dasar terbentuknya sistem birokrasi di Indonesia, yaitu :
1. Menetapkan dan mengesahkan UUD RI 1945
2. Memilih dan mengangkap pemimpin tinggi negara
3. Membentuk Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).

Anda mungkin juga menyukai