Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

“SIROSIS HEPATIS”

Oleh:
NOVITA ANDHIANA
18.01.03.2006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

“SIROSIS HEPATIS”

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan
adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai
dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas,
pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. Distorsi
arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro
menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut
(Nurarif & Kusuma, 2015).
2. Etiologi
Ada banyak penyebab sirosis. Penyebab paling umum adalah kebiasaan
meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C. Sel-sel hati Anda
berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol dapat
merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virus hepatitis C menyebabkan
peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat
mengakibatkan sirosis. Sekitar 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis
mengembangkan sirosis. Tetapi hal ini biasanya terjadi setelah sekitar 20
tahun atau lebih dari infeksi awal. Penyebab umum sirosis lainnya
meliputi:
a. Infeksi kronis virus hepatitis B.
b. Hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat
antibodi untuk menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada
hepatitis autoimun,sistem kekebalan tubuh membuat antibodi
terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan kerusakan dan
sirosis.
c. Non-alcohol steato-hepatitis (NASH) Ini adalah kondisi di mana
lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringan parut dan
sirosis. Kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko
mengembangkan non-alcohol steato-hepatitis
d. Reaksi parah terhadap obat tertentu.
e. Beberapa racun dan polusi lingkungan.
f. Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit.
(Nurarif & Kusuma, 2015).
3. Manifestasi Klinis
Pada stadium awal biasanya sirosis tidak menimbulkan gejala apapun.
Namun semakin banyak jaringan hati yang luka dan menimbulkan parut
maka akan timbul gejala-gejala berikut;
a. Penurunan nafsu makan
b. Penurunan berat badan
c. Mual
d. Timbul pembuluh darah vena seperti jaring laba-laba di bawah kulit
e. Letih, lemah
f. Kulit dan mata berwarna kuning, serta warna air seni seperti kola
g. Perdarahan pada lambung dan usus
h. Cairan di dalam rongga abdomen (asites)
i. Gatal pada tangan dan kaki yang dapat berlanjut ke seluruh tubuh
j. Bengkak pada tungkai dan kaki (edema)
k. Gangguan mental
(Nurarif & Kusuma, 2015).
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laoboratorium : pemeriksaan darah , kenaikan
kadar enzim transaminase ( SGOT,SGPT, Billirubin ) albumin,
pemeriksaan kadarelektrolit. Pemanjangan masa protombin,
peningkatan kadar gula darah
b. Pemeriksaan USG : hati , limpa ( schuffer, hacket ), perut
c. Pemeriksaan penunjang laninya : Radiologi, esofagoskopi
,sidikan hati, tomografikomputerisasi, angiografi , punsi asites,
pemeriksaan mikoskopis, kultur cairan, pemeriksaan kadar protein,
amylase dan lipase.
(Nurarif & Kusuma, 2015).
5. Pencegahan.
Meliputi :
a. Pencegahan primer : Mengurangi konsumsi alcohol
b. Pencegahan sekunder : Deteksi awal sirosis biasanya sulit karena tanda
– tanda sirosis,perubahan fungsi fisiologis dari hati akan muncul bila hati
telah mengalami kerusakan ¾ bagian. Atas alasan ini pemantauan
konsumsi alkohol menjadi fokus pencegahan.
(Nurarif & Kusuma, 2015).

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan berfokuskan pada awitan gejala dan
riwayat faktor-faktor pencetus, khususnya penyalahgunaan alkohol dalam
jangka waktu yang lama disamping asupan makanan dan perubahan dalam
status jasmani serta rohani penderita
a. Data subjektif
Data yang dibutuhkan untuk mengetahui seorang pasien
menderita sirosis adalah sebagai berikut :
1) Tubuh.
Perubahan ukuran perut (ukuran pinggang), oedem, dan berbagai
keluhan gatal-gatal.
2) Perilaku social.
Penggunaan obat-obatan dan alcohol, waktu terakhir pasien
mengkonsumsi alcohol, lingkungan kerja.
3) Sistem gastroenteritis
Keluhan mual, muntah, anoreksia
4) Nutrisi
Nutrisi harian selama 3 hari terakhir, perubahan nafsu makan.
5) Eliminasi
Perubahan dan jumlah warna urin, perubahan gerakan usus, atau
perubahan warna faeces.
6) Neuromuscular
Keluhan rasa lemah, lelah, perubahan kemampuan kerja.
7) Seksualitas
Impotensi (laki-laki), turunnya libido(pria dan wanita), atau
perubahan pola menstruasi (wanita)
b. Data Objektif
1) Tanda-tanda vital, RR pasien akan terjadi sesak, takipnea,
pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan hipoksia. Nadi
meningkat, sushu tubuh meningkat.
2) Kulit dan sclera.
Adanya penyakit kuning, memar, pembesaran pembuluh vena pada
tubuh bagian atas atau ekstremitas bawah, oedem pada kaki dan
tangan, luka karena gatal-gatal.
3) Abdomen.
Bising usus tidak terdengar, asites, pembesaran liver, , pembesaran
empedu dan pembesaran pembuluh vena abdomen (capat
medusae).
4) Neuromuscular
Otot melemah, memori dan koordinasi menurun, perubahan
oerintasi, perubahan perilaku atau emosi
5) Gastroenteritis/eliminasi.
Volume warna urin dan, feces.
6) Respirasi.
Bunyi pernapasan, adanya warna pudar pada cuping kanan bawah.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru.
b. Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen, asites
c. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi pada sirosis
d. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Rencana Tindakan
a. Ketidakefektifan pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru.
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
sesak napas klien berkurang
Kriteria hasil : frekuensi pernapasan normal 16-20x/m, tidak terdapat
bunyi napas tambahan
Rencana tindakan :
1) Observasi TTV klien (terutama RR).
Rasional : Mengetahui tk skala sesak pasien.
2) Auskultasi bunyi nafas pasien.
Rasional : Mengetahui ada tidaknya bunyi nafas tambahan.
3) Berikan posisi yang nyaman pada pasien seperti semi fowler.
Rasional : karena posisi 45 menggunakan gaya gravitasi untuk
membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari
abdomen pada diafragma
4) Kolaborasi dengan tim medisdalam memberikan terapi obat.
Rasional :mengurangi sesak

b. Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen


Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
klien nyeri berkurang
Kriteria hasil : keluhan nyeri berkurang atau hilang , skala nyeri 0-3,
tanda tanda vital normal dengan TD 110-120/80 mmHG, nadi 60-
80x/mnt, RR 16-20 x/m, suhu 36-37˚C.
Rencana tindakan :
1) Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan PQRST
Rasional : untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan
indikator secara dini untuk dapat memberikan tindakan
selanjutnya
2) Observasi tanda tanda vital
Rasional : indikator secara dini untuk dapat memberikan
tindakan selanjutnya
3) Anjurkan kompres air hangat pada area yang nyeri
Rasional : air hangat bisa memperlebar pembuluh darah
sehingga aliran darah dan suplai oksigen dapat lebih mudah
mencapai daerah yang sakit, hal ini akan membantu relaksasi
otot dan mengurangi nyeri.
4) Ajarkan tindakan relaksasi dengan nafas dalam
Rasional : pernapasan yang dalam dapat menghirup O2 secara
adekuat sehingga otot menjadi relaksasi dan dapat mengurangi
rasa nyeri
5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian injeksi
analgesik
Rasional : pemberian analgesik dapat mengurangi rasa nyeri

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan anoreksia
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
kebutuhan pasien terpenuhi
Kriteria hasil : Tidak ada nyeri tekan abdomen, Mual / muntah
berkurang, BB meningkat, Nafsu makan bertambah
Rencana Tindakan
1) Timbang BB pasien setiap hari.
Rasional Sebagai indikator / status nutrisi Kx tercukupi atau
belum.
2) Berikan HE pada pasien dan keluarga tentang pentingnya makanan
/ nutrisi bagi diri pasien.
Rasioal : pasien dapat kooperatif dan mau makan.
3) Motivasi pasien agar mau makan.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan.
4) Kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam pemberian nutrisi.
Rasional : Melaksanakan fungsi independent
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
klien dapat bertoleransi terhadap aktivitas
Kriteria hasil: ADL secara mandiri atau dibantu sebagian, tanda tanda
vital normal dengan TD 110-120/80 mmHG, nadi 60-80x/mnt, RR 16-
20 x/m, suhu 36-37˚C.
Rencana tindakan :
a) Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Rasional : indikator secara dini untuk dapat memberikan
tindakan selanjutnya
b) Observasi ADL klien
Rasional : indikator secara dini untuk dapat memberikan
tindakan selanjutnya
c) Observasi TTV
Rasional : indikator secara dini untuk dapat memberikan
tindakan selanjutnya
d) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan klien
Rasional : agar ADL klien dapat dilakukan secara mandiri
e) Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
positif
Rasional : meningkatkan semangat klien
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Amin Nurarif & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi revisi Jilid 1,
Mediaction, Jogjakarta.

Nugroho, dr. Taufan. 2013. Asuhan Keperawatan Matrenitas, Anak, Bedah,


Penyakit Dalam, Nuha Medika, Yogyakarta.
Pathway

Zat Kimia, Obat-obatan golongan NSAID, Alkohol


Infeksi pada hepar

Nekrosis hepar yang luas

Jaringan parut

Regenerasi sel: membentuk nodul

Kelainan di esofagus (varises), lambung, pembesaran limfe, asites

Masuk lambung

Erosi mukosa lambung

Mual, Muntah, Anoreksia, Perdarahan,

Vol Intravaskuler Merangsang nosi Intake Nutrisi


reseptor
menurun hipotalamus menurun

Penurunan
Cepat lelah Distensi
Hb Nutrisi kurang dari
abdomen kebutuhan tubuh
Transport
O2 menurun Nyeri akut
Kurang informasi
Cepat lelah

Ansietas
Intoleransi
Aktivitas

Kurang Volume Resiko syok


cairan
Penurunan Ketidakefektifan
Sesak pola napas
ekspansi paru

Anda mungkin juga menyukai