Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sofiyatus soleha

NIM : 18240015

Mata kuliah : Teosofi

Aliran Teologi dan Perbedaan Paham (Asy'ariyah, Maturidiyah dan Syi’ah)

A. Aliran
1. Asy’ariyah
Aliran Asy’ariyah ini muncul sebagai reaksi ketidaksetujuan Abu
Hasan Al-Asy’ari terhadap ajaran Mu’tazilah yang ia anut. Dimana Al-
Asy’ari menganggap bahwa faham Mu’tazilah ini menyeleweng dan
menyesatkan umat Islam. Ketika itu Mu’tazilah melakukan mihnah yang
mendapat tanggapan negatif dari berbagai golongan. Pada saat inilah Al-
Asy’ari yang notabenenya adalah seorang yang dididik di lingkungan
Mu’tazilah dan cukup pintar dalam mengemukakan argumen akan
tetapi sering merasa kecewa dengan jawaban atau penjelasan tentang
pertanyaan-pertanyaannya kemudian ia menyatakan keluar dari
Mu’tazilah dan mendirikan golongan baru yang dikenal dengan nama
Asy’ariyah.
Pemikiran teologis Asy’ariyah merupakan sintensa dari
pertentangan antara kaum rasional Mu’tazilah dan kaum konservatif
tradisional. Beruntungnya, pemikiran ini banyak diterima oleh kalangan
masyarakat muslim kala itu. Pokok pemikiran asy’ariyah ini dianggap
merupakan jalan keluar dari pertentangan antara golongan rasionalis
dan tekstualis. Disamping itu ajarannya sangat sederhana dan tidak
terlalu filosofis sehinggan ajarannya mudah dipahami.
Pokok-pokok pemikiran Asy’ariyah terus berkembang. Bahkan
pokok-pokok pemikiran teologi asy’ariyah telah menjadi keyakinan
seluruh anggota Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah. Aliran ini semakin besar
dengan dukunga Al-Mutawakkil yang menjadikannya sebagai madzhab
resmi negara.

2. Aliran Maturidiyah
Aliran Maturidiyah ini menentang Mu’tazilah yang dianggap
menyesatkan umat Islam. Sama dengan Asy’ariyah, aliran ini datang
untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk
menyelamatkan diri dari ekstrimitas kaum rasionalis (Mu’tazilah). Akan
tetapi, meskipun sama dengan Asy’ariyah yakni menolak ajaran
Mu’tazilah, dalam beberapa hal Maturudiyah berbeda pemahaman
dengan Asy’ariyah. Yakni dalam masalah kemampuan akal manusia
dimana Maturidiyah menjadi jalan tengah antara pemikiran Mu’tazilah
dan Asy’ariyah.
Pada mulanya, aliran ini teguh oada satu kibkat yakni pemikiran
yang dibawa oleh pendirinya, Al-Maturidi. Akan tetapi setelah
meninggalnya Al-Maturidi, jauh setelah itu, cucu dari salah satu murid
Al-Maturidi, Al-Bazdawi memberikan pemahaman yang bertentangan
dengan ajaran Maturidiyah. Dengan banyaknya perbedaan pemikiran ini
kemudian Maturidiyah ini terpecah menjadi dua golongan yaitu
pengikut yang tetap setia pada Al-Maturidi yang akhirnya disebut
Maturidiyah Samarkand dan pengikut Al-Bazdawi yang disebut
Maturidiyah Bukhara.
3. Aliran Syi’ah
Syiah pada awal mula perkembangannya merupakan aliran
spiritual-politik pada masa dinasti Umaiyah dan Abbasiyah, dengan
gamblang Syiah (pendukung Ali) telah berkecimpung dalam lega politik,
sehingga daripada itu mulailah orang-orang asing bergabung bersama
aliran ini dan setia menyokong visi dan misi Syiah, hingga akhirnya Syiah
disambut hangat oleh banyak orang yang kemudian tersebar diberbagai
daerah kekuasaan.
Golongan-golongan dalam aliran Syi’ah :
a. Syi’ah Gharabiyah
Yaitu firqah Syi’ah ekstrim yang mengatakan bahwa risalah Nabi
Muhammad sebenarnya untuk Ali bin Abi Thalib, akan tetapi Jibril
sebagai penyampai wahyu risalah salah menyampaikan.1
b. Syi’ah Zaidiyah
Yaitu firqah Syi’ah yang dipeloporin oleh Zaid bin Ali Zainal
Abidin. Kelompok ini lebih dekat dengan ahlus sunnah wal jama’ah.
Meskipun kelompok ini lebih mengunggulkan Sayyidina Ali dari
sahabat Abu Bakar, Umar dan Utsman, akan tetapi mereka tidak
pernah mengkafirkan orang lain.2
c. Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyah
Yaitu kelompok Syi’ah ekstrim mayoritas. Mereka tersebar
diberbagai daerah Islam, seperti Iran, Pakistan dan lain-lain. Menurut
mereka Sayyidina Ali adalah khalifah yang berhak setelah Rasulullah
wafat.3
B. Pemikiran dan Analisis
1. Wahyu dan akal
a. Asy’ariyah
Kaum asy’ariyah berpendapat akal memang dapat mengetahui
adanya Tuhan. Tetapi akal tidak dapat mengetahui cara berterima
kasih kepada Tuhan. Untuk mengetahui hal-hal tersebut diperlukan

1
Nur Hidayat Muhammad, Benteng Ahlussunnah wal Jamaah, Nasyrul ilmi: Kediri. 2014. Hlm. 35
2
Ibid. Hlm. 35.
3
Ibid. Hlm. 36.
wahyu. Melalui wahyu manusia bisa mengetahuinya. Tanpa wahyu,
manusia tidak akan tahu.
b. Maturidiyah
Golongan Maturidiyah Samarkand berpendapat, akal dapat
mengetahui adanya Tuhan kewajiban dan berterima kasih kepada
Tuhan dan mengetahui baik dan buruk. Tetapi akal tidak dapat
mengetahui bagaimana kewajiban berbuat baik dan meninggalkan
buruk, karena itu wahyu sangatlah diperlukan untuk menjelaskannya.
Sedangkan golongan Maturidiyah Bukhara sependapat dengan
kaum Asy’ariyah.
2. Pelaku dosa besar
a. Asy’ariyah
Terhadap pelaku dosa besar, Al-Asy’ari sebagai wakil ahl as-
Sunah, tidak mengkafirkan orang-orang yang sujud ke baitullah (ahl
al-qiblah) walaupun melakukan dosa besar, seperti berzina dan
mencuri. Menurutnya, mereka masih tetap sebagai orang yang
beriman dengan keimanan yang mereka miliki, sekalipun berbuat
dosa besar. Akan tetapi jika dosa besar itu dilakukannya dengan
anggapan bahwa hal ini dibolehkan (halal) dan tidak meyakini
keharamannya, ia dipandang telah kafir.
Adapun balasan di akhirat kelak bagi pelaku dosa besar, apabila
ia meninggal dan tidak sempat bertaubat, maka menurut Al-Asy’ari,
hal itu bergantung pada kebijakan Tuhan Yang Maha Esa
berkehendak mutlaq. Dari paparan singkat ini, jelaslah bahwa
asy’ariyah sesungguhnya mengambil posisi yang sama dengan
Murji’ah, khususnya dalam pernyataan yang tidak mengkafirkan para
pelaku dosa besar.
Adapun dasar dalil yang digunakan aliran ini adalah dalam Al-
Quran surat An-Nisa’ ayat 48
َّ ‫َّللاَ ََل َي ْغ ِف ُر أ َ ْن يُ ْش َر َك ِب ِه َو َي ْغ ِف ُر َما د ُونَ ذَ ِل َك ِل َم ْن َيشَا ُء َو َم ْن يُ ْش ِر ْك ِب‬
‫اَّللِ فَقَ ِد‬ َّ ‫ِإ َّن‬
4
‫ا ْفت َ َرى ِإثْ ًما َع ِظي ًما‬
“Bahwasannya Tuhan tidak mengampuni dosa seseorang kalau
Ia dipersekutukan, tapi diampuninya selain dari pada itubagi siapa
yang dikehendakiNya. Siapa yang mempersekutukan Tuhan
sesungguhnya dai memperbuat dosa yang sangat besar.” (QS : An-
Nisa’ : 48)

‫ َلاله اَل‬:‫ وعزتي وجاللي وكبرياءي وعظمتي َلخرجن منهامن قال‬: ‫فيقول‬
‫ رواه البخاري‬.‫هللا‬
“Maka Tuhan berfirman: maka demi kegagahanKu,demi
kebesaranKu, demi KetinggianKu, dan demi keagunganKu, aku
keluarkan dari nereka sekalian orang yang mengucapkan “Tiada
Tuhan Melainkan Allah” ( H.R. Bukhori )

b. Maturidiyah
Aliran Maturidiyah, baik Samarkand maupun Bukhara, sepakat
menyatakan bahwa pelaku dosa masih tetap sebagai mukmin karena
adanya keimanan dalam dirinya. Adapun balasan yang diperolehnya
kelak di akhirat bergantung pada apa yang dilakukannya di dunia. Jika
ia meninggal tanpa tobat terlebih dahulu, keputusannya diserahkan
sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. jika menghendaki pelaku
dosa besar diampuni, ia akan memasukkan ke neraka, tetapi tidak
kekal.
c. Syi’ah zadiyah
Penganut Syi’ah zaidiyah percaya bahwa orang yang melakukan
dosa besar akan kekal di dalam neraka, jika ia belum tobat dengan
tobat yang sesungguhnya. Dalam hal ini, Syi’ah zaidiyah memang
dekat dengan Mu’tazilah.
C. Sifat-sifat Tuhan
a. Asy’ariyah

4
Al-Qur’an. Syamil Qur’an : Bukhara. PT. Sygma Examidia Arkanleema : Bogor. 2010. Hlm. 86.
Kaum Asy’ariyah membawa penjelasan dengan tegas
mengatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat. Menurut aliran
Asy’ariyah sendiri tidak dapat diingkari bahwa Tuhan mempunyai
sifat, karena perbuatan-perbuatan-Nya, di samping menyatakan
bahwa Tuhan mengetahui dan sebagainya, juga menyatakan bahwa
Dia mempunyai pengetahuan, kemauan, dan daya.
Asy’ari berpendapat bahwa tuhan dapat dilihat dengan mata
kepala kelak di akhirat. Hal ini didasarkan pada pendapat keyakinan
asy’ari yang menjelaskan bahwa sesuatu yang dapat dilihat adalah
sesuatu yang mempunyai wujud. Karena tuhan memiliki wujud, tuhan
dapat dilihat, lebih jauh dikatakan tuhan melihat apa yang ada.
Dengan demikian, tuhan melihat diri-Nya juga. Jika tuhan melihat diri-
Nya, tentu tuhan dapat membuat manusia mempunyai kemampuan
melihat diri-Nya.
Ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan sandaran dalam menopang
pendapatnya adalah
5
ِ ‫ ِإلَ ٰى َر ِب َها ن‬. ٌ ‫َاض َرة‬
‫َاظ َرة‬ ِ ‫ُو ُجوهٌ َي ْو َمئِ ٍذ ن‬
"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.
kepada tuhannyalah mereka melihat." (QS. al-Qiyamah : 22-23)

‫ظ ْر ِإلَي َْك ۚ قَا َل لَ ْن ت َ َرا ِني‬ ُ ‫ب أ َ ِرنِي أ َ ْن‬


ِ ‫س ٰى ِل ِميقَاتِنَا َو َكلَّ َمهُ َربُّهُ قَا َل َر‬ َ ‫َولَ َّما َجا َء ُمو‬
ُ‫ف ت َ َرانِي ۚ فَلَ َّما ت َ َجلَّ ٰى َربُّه‬ َ ‫س ْو‬ ُ ‫َو ٰلَ ِك ِن ا ْن‬
َ َ‫ظ ْر ِإلَى ْال َجبَ ِل فَإ ِ ِن ا ْستَقَ َّر َم َكانَهُ ف‬
‫س ْب َحان ََك تُبْتُ ِإلَي َْك‬ ُ ‫ص ِعقًا ۚ َفلَ َّما أ َ َفاقَ َقا َل‬
َ ‫س ٰى‬ َ ‫ِل ْل َجبَ ِل َج َعلَهُ دَ ًّكا َوخ ََّر ُمو‬
6
‫َوأَنَا أ َ َّو ُل ْال ُمؤْ ِم ِنين‬
"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada
waktu yang telah Kami tentukan dan tuhan telah berfirman
(langsung) kepadanya, berkatalah Musa: 'Ya Tuhanku, nampakkanlah
(diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau'.
Tuhan berfirman: 'Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu, tapi

5
Ibid. Hlm. 578.
6
Ibid. Hlm. 167.
lihatlahke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai
sediakala) niscaya kamu dapat melihatKu'. Tatkala tuhannya
menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu
hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar
kembali, dia berkata: 'Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada
Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman'." (QS. al-A’raaf :
143)

b. Maturidiyah
Dapat ditemukan persamaan antara Al-Maturidi dan Al-Asy’ari,
seperti di dalam pendapat bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat seperti
sama’, kalam dan sebagainya. Walaupun begitu pengertian Al-
Maturidi tentang sifat berbeda dengan Al-Asy’ari. Menurut Al-
Maturidi sifat tidak dikatakan sebagai esensinya dan bukan pula dari
esensi-Nya. Sifat-sifat Tuhan itu mulazamah (ada bersama, baca:
inheren) dzat tanpa pemisah. Tampaknya paham al-maturidi, tentang
makna sifat cenderung mendekati paham Mu’tazilah. Perbedaannya
almaturidi mengaku adanya sifat-sifat sedangkan al-Mu’tazilah
menolak adanya sifat-sifat Tuhan.
c. Syi’ah
Sebagian besar tokoh Syi’ah menilai bahwa pengetahuan itu
bersifat baru, tidak qadim. Mereka berpendapat bahwa tuhan tidak
tahu terhadap sesuatu sebelum kemunculannya. Sebagian dari
mereka berpendapat bahwa tuhan tidak bersifat tahu terhadap
sesuatu sebelum tuhan menghendakinya. Ketika tuhan menghendaki
sesuatu, tuhan pun bersifat tahu. Jika tuhan tidak menghendaki, maka
tuhan tidak bersifat tahu. oleh karenanya mereka menolak bahwa
tuhan senantiasa bersifat tahu. Makna tuhan berkehendak menurut
mereka adalah bahwa tuhan mengeluarkan gerakan (taharraka
harkah). Ketika gerakan itu muncul, tuhan bersifat tahu terhadap
sesuatu itu.
Mayoritas tokoh syi’ah Rafidhah mensifati tuhan dengan bada
(perubahan). Mereka beranggapan bahwa tuhan mengalami banyak
perubahan. Sebagian mereka mengatakan bahwa tuhan terkadang
memerintahkan sesuatu lalu mengubahnya. Terkadang tuhan
menghendaki melakukan sesuatu kemudian mengurungkannya
karena ada perubahan pada diriNya. Perubahan ini bukan dalam arti
naskh, tetapi dalam arti bahwa pada waktu yang pertama tuhan tidak
tahu apa yang akan terjadi pada waktu yang kedua.
D. Iman dan kufur
a. Asy’ariyah
dijelaskan oleh Asy-Syahratsani salah seorang teolog Asy'ariyah. Menurut
aliran Asy'ariyah, iman secara esensial adalah tashdiq bi al-janan
(membenarkan dengan kalbu). Sedangkan qaul dengan lisan dan
melakukan berbagai kewajiban utama (amal bi al-arkan) hanya
merupakan furu’ (cabang-cabang) iman. Oleh sebab itu, siapa pun
yang membenarkan keesaan Allah dengan kalbunya dan juga
membenarkan utusan-utusanNya beserta apa yang mereka bawa
dariNya, iman semacam itu merupakan iman yang sahih. Jadi tashdiq
menurut Asy'ariyah merupakan pengakuan dalam hati yang
mengandung ma’rifah terhadap Allah.
b. Maturidiyah
Dalam masalah iman, aliran Maturidiyah berpendapat bahwa
iman adalah tashdiq bi al-qalb (meyakini dengan hati), bukan semata-
mata iqrar bi al-lisan (mengucapkan dengan lisan).
Ia berargumentasi dengan ayat al-Qur’an, surah al-Hujarat (49)
ayat 14:
ٰ
‫ان ِفي‬ُ ‫اْلي َم‬ِ ْ ‫اب آ َمنَّا ۖ قُ ْل لَ ْم تُؤْ ِمنُوا َولَ ِك ْن قُولُوا أ َ ْسلَ ْمنَا َو َل َّما َي ْد ُخ ِل‬
ُ ‫ت ْاْلَع َْر‬
ِ َ‫قَال‬
َ ‫سولَهُ ََل َي ِلتْ ُك ْم ِم ْن أ َ ْع َما ِل ُك ْم‬
َ َّ ‫ش ْيئًا ۚ ِإ َّن‬
‫َّللا‬ َ َّ ‫قُلُو ِب ُك ْم ۖ َو ِإ ْن ت ُ ِطيعُوا‬
ُ ‫َّللا َو َر‬
7
ٌ ُ ‫غف‬
‫ور َر ِحي ٌم‬ َ
"Orang-orang Arab Badui itu berkata: ”Kami telah beriman”.
Katakanlah: ”Kamu belum beriman, tapi Katakanlah ’kami telah
tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika
kamu taat kepada Allah dan RasulNya, Dia tidak akan mengurangi
sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah maha pengampun
lagi maha penyayang.” (QS. al-Hujarat: 14)

Ayat tersebut dipahami al-Maturidi sebagai usaha penegasan


bahwa keimanan itu tidak cukup hanya dengan perkataan saja, tanpa
diyakini oleh hati. Apa yang diucapkan oleh lisan dalam bentuk
pernyataan iman, menjadi batal apabila hati tidak mengakuinya.
E. Kehendak mutlak dan keadilan Tuhan
a. Asy’ariyah
Mereka percaya pada kemutlakan kekuasaan Tuhan,
berpendapat bahwa perbuatan Tuhan tidak mempunyai tujuan, yang
mendorong Tuhan untuk berbuat sesuatu semata-mata adalah
kekuasan dan kehendak mutlak-Nya dan bukan karena kepentingan
manusia atau tujuan yang lain.
Ayat Al-Qur’an yang menjadi landasan paham ini adalah :

8
‫فعال لمايريد‬
“Maha Kuasa berbuat apa yang Dia kehendaki”(QS.Al-Buruj:16)

b. Maturidiyah
Kehendak mutlak Tuhan, menurut Maturidiyah Samarkand,
dibatasi oleh keadilan Tuhan, Tuhan adil mengandung arti bahwa
segala perbuatan-Nya adalah baik dan tidak mampu untuk berbuat

7
Ibid. Hlm. 517.
8
Ibid. Hlm. 590.
serta tidak mengabaikan kewajibankewajiban hanya terhadap
manusia. pendapat ini lebih dekat dengan Mu’tazilah.
Adapun Maturidiyah Bukhara berpendapat bahwa Tuhan
mempunyai kekuasaan mutlak, Tuhan berbuat apa saja yang
dikehendaki-Nya dan menentukan segala-galanya tidak ada yang
menentang atau memaksa Tuhan dan tidak ada larangan bagi Tuhan.
Daftar Pustaka

Al-Qur’an. Syamil Qur’an : Bukhara. PT. Sygma Examidia


Arkanleema : Bogor. 2010.
Muhammad, Nur Hidayat. Benteng Ahlussunnah wal Jamaah,
Nasyrul ilmi: Kediri. 2014.

Anda mungkin juga menyukai