Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
1. Latar Belakang
Aktivitas industri yang terus berjalan akan memberikan produk yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup manusia, namun dalam aktivitas produksi tersebut terdapat bahan buangan
yang disebut limbah, dimana limbah tersebut harus dilakukan treatment terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah cair atau air limbah merupakan salah satu jenis limbah
yang banyak dihasilkan dalam kegiatan perindustrian. Secara normatif pemerintah telah
membuat aturan tentang pengolahan limbah cair, antara lain Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No.5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah dan Peraturan Gubernur Jawa Timur
No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha
Lainnya.
PT SIER-PIER memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang menggunakan
pengolahan air limbah dengan metode fisik (primary treatment) dan metoda biologi (secondary
treatment) tanpa menggunakan atau menambahkan bahan kimia. Pengolahan awal dalam
sebuah pengolahan air limbah adalah pengolahan dengan metode fisik, hal ini
dikarenakan metode fisik berfungsi untuk mengendapkan, menyaring dan menghilang- kan
partikel-partikel pasir atau pertikel dan benda yang lebih besar yang terapung atau tenggelam
yang dapat menghambat bahkan merusak kinerja mesin pada pengolahan selanjutnya.
Instalasi Pengolahan Air Limbah di kawasan industri Rembang ini telah berdiri sejak
tahun 1989. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan dan perkembangan industri yang berada
di kawasan tersebut semakin meningkat. Dibuktikan dengan semakin banyak jumlah industri
yang bernaung didalamnya. Hal tersebut berpotensi akan menambah kuantitas limbah yang
harus diolah oleh IPAL PT SIER-PIER. Dilain sisi bertambahnya usia IPAL dapat menyebab-
kan efisiensi IPAL PT SIER-PIER mengalami penurunan. Sehubungan dengan hal tersebut,
perlu dilakukan penelitian evaluasi kinerja instalasi yang mengolah limbah dari proses awal
limbah masuk instalasi sampai dengan limbah tersebut dibuang ke lingkungan.
2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah menghasilkan sebuah sistem informasi yang dapat
membantu mengetahui luas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. SIER. Dan
bagaimana cara mendapatkan luasan daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air limbah merupakan air yang keluar dan tidak terpakai lagi dari suatu aktivitas
(Industri, rumah tangga, supermarket, hotel dan sebagainya). Air limbah ini biasanya
mengandung berbagai zat pencemar (kontaminan) seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut,
logam berat, bahan organik, bahan beracun, dan dapat bertemperatur tinggi. Air limbah ini
umumnya akan dibuang ke badan air penerima seperti sungai, laut dan kedalam tanah.
Pembuangan air limbah dengan kandungan berbagai zat pencemar mengakibatkan terjadinya
pencemaran pada sungai, laut, tanah dan bahkan mencemari udara.
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal
dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang
sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia.
Menurut Mulia (2005), air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya
pemakaian air dalam proses produksi. Di industri, air umumnya memiliki beberapa fungsi
berikut:
1. Sebagai air pendingin, untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
industri.
2. Untuk mentransportasikan produk atau bahan baku.
3. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler pada pabrik minuman dan
sebagainya.
4. Untuk mencuci dan membilas produk dan/atau gedung serta instalasi.
Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara langsung
maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung dari kegiatan industri
yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi sedang berlangsung, dimana
produk dan limbah hadir pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi
sebelum proses maupun sesudah proses produksi.
2. Komposisi Air Limbah
Menurut Sugiharto (2008), sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah
mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi,
secara garis besar zat-zat yang terdapat di air limbah data dikelompokkan seperti pada skema
berikut ini:
Air Limbah
Air (99,9%)
Bahan Padat (0,1%)
Organik Anorganik
Protein (65%)
Karbohidrat (25%) Butiran
Lemak (10%) Garam
Metal
Menurut Achmad 2008, bahwa metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang
telah dikembangkan sangat beragam. Merode ditetapkan berdasarkan parameter fisika, kimia
dan biologi yang terkandung dalam air limbah. Limbah cair dengan kandungan polutan yang
berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses-
proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi
beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial terdiri dari :
Pengolahan Primer (primary treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan
secara fisika :
1. Penyaringan (Screening)
limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji
saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang
efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air
limbah.
3. Penyaringan (Screening)
limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji
saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang
efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air
limbah.
Air limbah sebelum masuk ke saluran air limbah yang ada di PT. IPAL SIER (Persero)
maka tiap – tiap industry harus memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak PT.
IPAL SIER (Persero). Hal ini dilakukan agar tidak merusak saluran, mesin, dan peralatan yang
ada di PT. IPAL SIER (Persero), dimana persyaratan dan ketentuan untuk karakteristik air limbah
tersebut dibuat menyesuaikan dengan design bangunan pengolahan air limbah di PT. IPAL SIER
(Persero).
Ketentuan itu dapat diuraikan sebagai berikut :
Ketentuan umum
Bahan yang dilarang dibuang ke dalam system saluran air limbah kawasan industry yang
dikelola PT. SIER (Persero) antara lain :
a) Air hujan, air tanah, air dari talang, air dari pekarangan.
b) Kalsium karbida
c) Bahan yang mudah terbakar
d) Cairan, zat padat dan gas yang karena jumlahnya sudah cukup untuk dapat menimbulkan
kebakaran atau ledakan yang dapat menyebabkan kerusakan system saluran air limbah.
e) Bahan baku yang karena kondisinya sendiri atau penggabungan atau reaksi elemen dengan
air limbah lainnya dapat menimbulkan gas, uap, bau, atau bahan semacamnya yang dapat
membahayakan kehidupan masyarakat.
f) Ragi, ter, aspal, minyak mentah, minyak pelumas, solar, karbon disulfida, hidro sulfida,
poli sulfida.
g) Bahan radioaktif.
h) Semua limbah yang dapat menimbulkan pelapisan keras, atau endapan di dalam system
saluran air limbah.
i) Limbah yang mengandung bahan pewarna yang tidak dapat diolah secara biologis.
j) Bahan yang dapat merusak atau mengganggu mesin maupun peralatan yang terpasang
dalam saluran dan system pengolahan air limbah.
k) Pestisida, fungisida, herbisida, insektisida, radentisida, fumigans.
l) Limbah padat.
1. Sumur pengumpul
Sumur pengumpul ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air limbah yang
bersunber dari semua industri –industri di kawasan PT. IPAL SIER (Persero). Namun, air limbah
atau air buangan dari setiap industry harus memenuhi standar yang telah ditentukan oleh PT.IPAL
SIER (Persero). Sumur ini berbentuk lingkaran (circular) dengan diameter 5 m dan kedalaman ±
8 m. Sumur ini terbagi menjadi dua bagian yang dibatasi oleh beton setebal 30 cm,kedua bagian
tersebut adalah :
• Dua buah pipa yang besarnya masing – masing 400 mm dan 600 mm yang berfungsi
sebagai saluran buangan industry dan perkantoran.
• Dua buah rel yang terpasang pada dinding sumur dan papan yang terbentang ± 4 m
yang digunakan sebagai pijakkan petugas yang akan membersihkan sumur.
• Saringan kasar yang terpasang pada piapa induk dan berfungsi untuk menahan benda
–benda besar yang masuk dalam sumur basah seperti : kayu, plastic, kaleng, dan lain
– lain.
Debit yang masuk ke sumur pengumpul ini ±8000 l/hari. Jumlah debit yang masuk
tergantung pada aktifitas perkantoran dan pabrik disekitar PT. IPAL SIER (Persero). Dalam sumur
pengumpul limbah cair akan mengalami homogenisasi sehingga pada saat dialirkan ke proses
selanjutnya akan mempunyai kondisi dan beban pencemaran yang sama. Limbah cair di sumur
pengumpul ini dipompa menggunakan pompa sentrifugal dengan debit 60 l/ detik.
2. Sumur kering
Sumur yang ada di IPAL adalah sumur yang sering disebut dengan rumah pompa.Perlu kita
ketahui bahwa di dalam rumah pompa tersebut ada 4 pompa yang berfungsi membantu jalannya
pengolahan limbah yang ada dii IPAL. Pompa tersebut adalah pompa centrifugal yang secara
otomatis dapat bekrja dengan sendirinya dengan level control untuk memompa air limbah ke bak
pengendap pertama (primary settling tank).
Pompa ini masing – masing dapat bekerja dalm mengalirkan air limbah dengan debit 60
liter/dt. Dan peralatan yang digunakan di rumah pompa ini antara lain :
• Crane untuk mengangkat
• Vertical centrifugal pump untuk pemomopaan air limbah.
Secara keseluruhan sumur pengumpul ini mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Sebagai tempat penampung sementara dari limbah industry di kawasan PT. IPAL SIER
(Persero) Surabaya. Sumur ini mampu menampung buangan industry dan perkantoran dengan
debit sebesar 10.000 m3/hari. Limbah yang terkumpul disumur pengumpul ini dialirkan secara
otomatis oleh pompa sentrifugal (centrifugal pump) berdasarkkan level control menuju bak
pengendap pertama (primary settling tank).
b) Pembersihan sampah – sampah atau kotoran yang mengapung dilakukan secara manual oleh
operator melalui dua buah rel (jet savelling/ crame)
c) Pada sumur pengumpul ini juga terjadi proses homogenesis air limbah yaitu pemerataan.
5. Distribution box
Di dalam bak pembagi ini lumpur aktif yang masih tercampur dengan air limbah dari
oxidation ditch akan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian akan dialirkan ke bak pengendap
kedua (clarifier) dan satu bagian lagi akan dialirkan kedalam oxidation ditch (di recycle) sebesar
30% dari total lumpur yang masuk ke bak pembagi (distribution box).
Lumpur aktif dikembalikan ke oxidation ditch dengan bantuan return sludge pump tipe screw
pump conveyor, sedangkan air limbah dan lumpur aktif yang dialirkan menuju bak pengendap
kedua dilakukan dengan menggunakan prinsip perbedaan tekanan yaitu prinsip perbedaan
diameter dua buah pipa (yaitu pipa menuju secondary clarifier dan pipa menuju distribution box).
Fungsi dari bak ini adalah
a. Sebagai tempat penampung sementara air limbah dari oxidation ditch sebelum masuk ke
secondary clarifier.
b. Sebagai pembagi lumpur aktif yang akan dialirkan ke secondary clarifier yang akan
dikembalikan ke oxidation ditch.
Bak ini dilengkapi dua pompa yang berfungsi submersible yang berfungsi mengalirkan lumpur
yang akan dibuang ke bak pengering lumpur dan srew pump yang berfungsi untuk mengembalikan
lumpur ke oxidation ditch sebagai return sludge.
Spesifikasi pompa adalah :
a. Screw pump
- Daya : 17 KW
- Frekuensi putaran : 50 Hz
- Kapasitas : 60 m3/menit
b. Submersible pump
- Daya : 3,75 KW
- Frekuensi putaran : 50 Hz
- Kapasitas : 50 m3/ menit
c. Spesifikasi bak distri busi adalah :
- Panjang : 7,2 m
- Lebar :4m
- Kedalaman :3m
Alat ini biasanya digerakkan oleh motor listrik dengan daya 0,25 KW dan frekuensinya 50 Hz.
Gerakan pada alat ini sangat lambat dikarenakan untuk mencegah terjadinya gelombang pada air
saat pemutaran. Gelombang air akan dapat mengganggu pengendapan (sedimentasi).
Spesifikasi dari bak pengendap kedua ini antara lain ;
Bentuk : cicular
Jumlah : 2 buah
Diameter : 21 m
: 0,7
Kecepatan pelimpahan air m3/jam
Bak ini berbentuk persegi panjang yang memiliki dasar kemiringan. Bak ini dilengkapi pasir
kasar, pasir halus dan batuan sebagai penyaring. Pasir ini harus terus diisi saat pengerukan limbah
cair karena jumlahnya akan terus berkurang pada saat pengerukan. Pengeringan di bak ini
dilakukan dengan bantuan dari sinar matahari langsung.
Di IPAL PT. SIER (Persero) Surabaya terdapat 2 jenis bak pengering yaitu:
Bak pengering Primer yang berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang berasal dari bak
pengendap pertama.
Bak pengering sekunder yaitu bak pengering yang digunakan untuk mengeringkan
lumpur yang berupa return sludge dari bak pembagi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga
gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mangantisifikasi
masalah (Sugiyono, 2009:2). 2010:309). Obyek dalam penelitian ini adalah pengukuran
luas Instalasi IPAL PT. SIER Surabaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian analisis deskriptif.
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono 2009:69).
Metode penelitian ini untuk menganalisis interpretasi citra satelit menjadi informasi
geografi. Sehingga peneliti dapat mengetahui perubahan luas hutan mangrove dari
tahun 1994-2014 di wilayah Instalasi IPAL PT. SIER Surabaya.
Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam interpretasi dan proses pemetaan citra satelit
ke dalam peta tematik antara lain sebagi berikut :
1. Bahan
Gambar atau foto dari satelit IPAL PT. SIER yang diperoleh dari aplikasi ArcMap.10
2. Alat
1. Tahap Persiapan
Tahap ini terdiri dari tahap studi pustaka dan pengumpulan data penginderaan
jauh. Kegiatan studi pustaka dilakukan dengan mempersiapkan literatur dan data
sekunder dari berbagai sumber yang berhubungan dengan topik penelitian, berupa
dokumen, buku teks, jurnal, tesis, skripsi dan peta. Data penginderaan jauh berupa
Dari penelitian pada makalah ini maka IPAL PT. SIER memiliki luas sebesar
744.810 m2 berikut adalah gambar luas yang didapakan dengan aplikasi ArcMap
10 :
BAB V
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa IPAL PT. SIER
memiliki luas sebesar 744.810 m2 dan untuk memperoleh luasan tersebut dapat
dilakukan dengan cara Data penginderaan jauh berupa Citra Satelit Landsat