ANALISIS BIOGRAFI
JURNAL
ABDURRAHIM
NPM : 1006698654
Sebagai sivitas akademik Universitas, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Abdurrahim
NPM : 1006698654
ANALISIS BIOGRAFI
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royaliti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Yang menyatakan
(Abdurrahim)
ANALISIS BIOGRAFI
Oleh :
Abdurrahim
NIM : 1006698654
Menyetujui,
Pembimbing
Abdurrahim
Email : abdurrahim.mulyadi@yahoo.com
Abstrak - Imam Muslim adalah ahli hadits yang lahir di Naisabur pada tahun 202 H
dan meninggal pada tahun 216 Hijriah. Kelebihannya berupa ketajaman berpikir dan
ingatan hafalan, membuatnya mudah untuk menuntut ilmu terutama ilmu mengenai
Al-Quran dan hadits. Beliau belajar ilmu hadits dan sering mengunjungi ulama-
ulama ahli hadits sejak berusia 10 tahun. Keberhasilan beliau dalam menyaring
hadits-hadits sahih dari 300.000 hadits yang diriwayatkan dari guru-gurunya,
didukung oleh fakta bahwa dia telah melakukan safari penelitian bertahun-tahun di
beberapa kota penting Islam demi menjaga hadits-hadits Rasulullah saw. Adapun
beberapa karya-karya beliau yaitu Sahih Muslim, Al-Tamyiz, Al-Kuna wa Al-Asma,
Al-Munfaridat wa Al-Wihdan dan At-Thabaqat.
Abstract - Imam Muslim is a hadith expert who was born in Naisabur in 202 H and
passed away in 216 H. His excellent thinking ability and memory made it easy for him
to study sciences especially about Al-Quran and hadith. He studied hadith and
frequently visited hadith experts since he was 10 years old. His success in filtering
sahih hadith from 300.000 hadith narrated from his teachers was supported by the
fact that he had done research for many years in some important Islamic cities in
order to maintain Rasulullah saw’s hadith. Some of his works are Sahih Muslim, Al-
Tamyiz, Al-Kuna wa Al-Asma, Al-Munfaridat wa Al-Wihdan and At-Thabaqat.
Agama Islam mempunyai dua sumber hukum yang tidak bisa terlepas dari
kehidupan manusia, yaitu Al-Quran dan hadits. Sebagaimana sabda Rasulullah saw
“Telah aku tinggalkan bagi kamu (ummatku) dua perkara yang apabila kamu
berpegang teguh kepada keduanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selamanya, yaitu
Al-Quran dan Sunnahku”. Hal ini jelas bahwa jika penulis masih menyeleweng
kepada kedua perkara tersebut, maka penulis akan menjadi hamba yang tersesat.
Dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hadis”, berasal dari kata Bahasa
Arab ( )الحديثyang artinya adalah sabda atau perkataan, perbuatan, takrir (ketetapan)
Nabi Muhammad saw. yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk
menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Adapun arti yang kedua yaitu sebagai
sumber ajaran atau hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran.
Sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Quran, hadits atau sunnah
Nabi Muhammad saw. memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam
khazanah ilmu-limu keislaman. Secara umum, fungsi hadits Rasulullah saw. ada dua,
fungsi yang pertama adalah menjelaskan hukum yang belum−secara tegas−dijelaskan
dalam Al-Quran. Hal ini disebutkan dalam QS Al-Hasyr (59): 7, yaitu “Apa saja yang
diputuskan oleh Rasul, maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah paling keras hukumnya”. Fungsi
yang kedua adalah menjelaskan hukum yang sudah tercantum dalam Al-Quran, tetapi
belum diperinci pelaksanaannya, seperti hukum shalat, zakat, haji, dan lain-lain.
Sebagaimana Allah berfirman di dalam QS Al-Nahl (16): 44, yaitu “Dan kami
turunkan kepadamu Al-Quran agar kamu menrangkan kepada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka (seperti perintah shalat, haji, dan sebagainya)
dan supaya mereka memikirkan”.
Seperti yang penulis ketahui, ada beberapa orang ahli hadits yang termasyhur
di antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini, mereka itu adalah Imam Bukhari,
Imam Muslim, yang nama lengkapnya adalah Al-Imam Abul Husain Muslim
Bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi. Beliau adalah ahli hadits yang termasyhur di
antara para ahli hadits sejak dulu hingga kini. Setelah Imam Bukhari, beliau adalah
orang yang terbaik dalam masalah ilmu hadits, terkait sanad, matan, seleksi, dan
kritiknya. Beliau dilahirkan di Naisabur pada tahun 202 H atau 817 M yang sekarang
ini termasuk wilayah Rusia. Imam Muslim Meninggal pada tahun 216 Hijriah dan
dikuburkan di tempat itu juga.
Sejak Imam Muslim masih kecil, yaitu sepenulisr mulai dari tahun 218 Hijriah,
beliau sudah mulai giat menuntut ilmu dengan belajar hadits. Perhatian dan minat
Imam Muslim terhadap ilmu hadits memang luar biasa. Sejak usia dini, ia telah
berkonsentrasi mempelajari hadits dan dianugerahi kelebihan berupa ketajaman
berpikir dan ingatan hapalan.2 Bakal kemampuannya ini sangat mendukung minatnya
yang besar untuk menuntut ilmu terutama ilmu mengenai Al-Quran dan hadits.
Pada Kenyataannya, Imam Muslim telah mengawali belajar belajar ilmu hadits
ini sejak masih berusia 10 tahun. Dan bahkan, pada saat itu Imam Muslim sering
mengunjungi seorang ulama ahli hadits, yaitu yang bernama Imam Al-Dakhili. Setelah
selama setahun Imam Muslim belajar hadits dengan Al-Dakhili, hal ini telah
menjadikannya hafal semua hadits yang diajarknnya, dan telah bisa mengoreksi
kesalahan gurunya jika ada.3
Disamping itu, selain Imam Muslim belajar ilmu hadits dengan Al-Dakhili.
Beliau juga banyak mengunjungi ulama-ulama ahli hadits di berbagai tempat untuk
belajar hadits kepada mereka. Salah satu tempat yang ia kunjungi adalah Baghdad.
1
Muhammad Musrofi, Langkah Melahirkan Mahakarya : Melejitkan Potensi Diri Dengan Cara
Membiasakan Berkarya (t.t), Hikmah, hlm. 48
2
Muhammad Musrofi, Langkah Melahirkan Mahakarya : Melejitkan Potensi Diri Dengan Cara
Membiasakan Berkarya (t.t), Hikmah, hlm. 48
3
Bunda Fathi. Mendidik Anak dengan Al Quran Sejak Janin, 2011, Jakarta : Grasindo, Hlm. 194
Al-Imam Abul Husain Muslim menuntut ilmu di berbagai tempat dengan guru
dan perawi yang berbeda-beda pula. Berikut ini adalah tempat-tempat yang pernah
Imam Muslim kunjungi, antara lain yaitu di Khurasan, beliau meriwayatkan hadits
dari Yahya Bin Yahya, Ishaq Bin Rahwaih, dan lain-lain. Di Ray, beliau
mendengarkan hadits dari Muhammad Bin Mahran dan Abu Ghassan. Di Hijaz, beliau
menerima hadits dari Sa’id Bin Manshur, Abu Mas’ab, dan yang lainnya. Di Irak,
beliau belajar kepada Ahmad Bin Hanbal, Abdullah Bin Maslamah, dan sebagainya.
Di Mesir, beliau meriwayatkan hadits dari ‘Amr Bin Sawad, Harmalah Bin Yahya,
dan beberapa perawi lainnya.4
Selain Imam Muslim berguru dengan Ahmad Bin Hanbal dan Abdullah Bin
Maslamah di Irak, beliau masih mempunyai banyak ulama yang pernah menjadi guru
beliau, diantaranya yaitu Usman dan Abu Bakar, yang keduanya merupakan putra Abu
Syaibah, Syaiban Bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair Bin Harb, Amr an-Naqid,
Muhammad Bin al-Musanna, Muhammad Bin Yassar, Harun Bin Sa’id al-Ayli,
Qutaibah Bin Sa’id dan lain sebagainya.
4
Zaki Al-din 'abd Al-azhim Al-mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, 2002, Bandung : PT Mizan Publika
hlm. 28
Kitab Sahih Muslim adalah salah satu buku koleksi hadits karya Imam Muslim
yang sangat termasyhur dan sangat bermanfaat keberadaannya. Kitab ini bernama Al-
Jami’ Al-Sahih dan biasa dikenal dengan nama Sahih Muslim.5 Popularitasnya diantara
kitab-kitab hadits lainnya─sahih maupun sunnah─sudah tidak disangsikan lagi. Hal
itu karena Imam Muslim merupakan seorang perawi-kolektor hadits yang sangat
cerdas dan kuat hafalannya (dhabith). Bahkan Imam Muslim banyak mendapatkan
pujian dan pengakuan, baik dari para ulama ahli hadits, maupun ulama yang lainnya
Sehingga hadits-hadits yang termuat di dalam kitab ini disepakati sebagai hadits-hadits
yang sahih.
Di dalam buku Sahih Muslim ini, Imam Muslim menyaring 300.000 hadits
menjadi 4.000 hadits (beberapa riwayat mengatakan 3030 hadits), seperti ucapan
beliau, “Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits.”. Adapun Imam
Muslim mengatakan bahwa: “Tidak setiap hadits yang sahih menurutku aku
cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits
yang telah disepakati oleh para ulama hadits.” Sementara itu Imam Nawawi berkata :
5
Salman Iskandar, 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids (t.t), Bandung : DAR! Mizan, hlm. 128
6
http://www.dar-us-salam.com/images/back/H17-SahihMuslim.jpg
10
Adapun setelah itu, telah terbit buku yang berjudul “Mukhtasar Sahih
Muslim” atau “Ringkasan Sahih Muslim”, yang disusun oleh Al-Hafizh Zaki Al-Din
‘Abd Al-‘Adzhim Al-Mundziri (581-656 H). Beliau adalah ahli hadits kenamaan dari
Mesir yang berdarah Suriah. Karya Al-Mundziri yang memuat 2179 hadits sahih
muslim ini cukup populer di kalangan masyarakat, sehingga menarik perhatian seorang
ahli hadits yang bernama Muhammad Nashir Al-Din Al-Albani untuk melakukan
kajian tahqiq (pemeriksaan terhadap naskah lama untuk keperluan penerbitan yang
disertai dengan catatan-catatan khusus).7
3.2 Al-Tamyiz
Kitab yang bernama Al-Tamyiz ini adalah kitab yang diterbitkan oleh
Kementrian Pendidikan Arab Saudi pada tahun 1982 Masehi. Kitab ini menjelaskan
tentang metode para ahli hadits dalam mengkritisi hadits-hadits nabi. Pasal pertama
dari buku ini menjelaskan tentang berkembangnya periwayatan hadits, sehingga
menjadi suatu ilmu yang memiliki kaidah-kaidah dan dasar-dasar ilmu hadits. Jadi,
setelah adanya buku ini, para ahli hadits setelah Imam Muslim mulai ngengetahui
dasar-dasar ilmu hadits dari buku ini.
Bab kedua dalam buku ini menjelaskan tentang “keadilan” seorang ahli hadits
dan cara untuk mengetahuinya. Maksud dari “keadilan” disini adalah bukan sifat adil
yang biasa penulis pahami saat ini, tetapi maksud dari “adil” ini adalah sang ulama
7
Zaki Al-din 'abd Al-azhim Al-mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, 2002, Bandung : PT Mizan Publika
hlm. 28
11
Bab kelima menjelaskan tentang perbandingan antara metode kritis hadits dan
sejarahnya. Dimana banyak pembicaraan-pembicaraan di akhir-akhir ini sepenulisr
metode kritis berdasarkan perjalanan masa dan faedah yang dapat diambil oleh para
ahli hadits dari metode ini.
12
Al-Kuna merupakan bentuk jamak dari Al-Kunyah, yang artinya adalah nama
gelar yang diawali oleh kata “Abu” atau “Ummu”. Kitab Al-Kuna wa Al-Asma ini
menjelaskan tentang nama-nama perawi hadits yang menggunakan kunyah. Contohnya
Abu Ishaq Saad Bin Abi Waqash, kemudian Abu Ishaq Ka’ad Bin Mani’ Al-Humairi,
dan seterusnya.
Kitab Al-Kuna wa Al-Asma ini diterbitkan oleh Islamic University tahun 1984
Masehi yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui dan mengenal para perawi hadits
yang menggunakan kunyah. Selain itu, jika penulis melihat dari contoh diatas, tujuan
yang paling penting adalah untuk mengetahui para perawi hadits yang namanya
berawalan “Abu Ishaq”. Dengan kata lain, perawi hadits yang bernama “Abu Ishaq”
tidak hanya satu orang, tetapi jumlahnya ada banyak.
13
Sebagaimana gambar diatas, ini adalah potongan gambar yang saya ambil dari
selembar halaman buku tersebut. Jadi, sistem penulisannya, dari bab yang pertama
yaitu menyebutkan nama-nama perawi hadits yang berawalan “Abu Ishaq”, kemudian
bab yang kedua “Abu….”, dan seterusnya. Buku ini berjumlah 1034 halaman, dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa para perawi hadits yang menggunakan kunyah
sangat banyak jumlahnya.
8
http://books.google.co.id/bkshp?hl=en&ei=UruwU_WxNMyTuASHwILABw&ved=0CA4QqS4oDA
14
15
Setelah penulis banyak menelusuri tentang Imam Muslim, maka dapat penulis
simpulkan bahwa beliau adalah ahli hadits yang termasyhur setelah Imam Bukhari.
Meskipun begitu, dalam riwayat hidupnya beliau banyak menuntut ilmu dari berbagai
macam tempat yang berbeda dan guru yang berbeda pula. Bahkan, Imam Muslim
pernah berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli
hadits.
Disamping itu, Imam Muslim juga telah menulis banyak karya-karya bukunya
dan bahkan berjilid-jilid yang sampai saat ini masih dipakai dan dipelajari. Diantara
karya-karya Imam Muslim, salah satu kitab yang paling bermutu dan bermanfaat yaitu
adalah kitab Sahih Muslim yang telah penulis jelaskan secara detail pada bagian tiga.
Dengan kata lain, Imam Muslim dapat dikatakan sebagai suri tauladan yang patut
penulis ikuti di dalam kehidupan sehari-hari.
16
Al-Mundziri, Zaki Al-din 'Abd Al-Azhim (t.t). Ringkasan Shahih Muslim. Bandung:
PT Mizan Publika.
Fathi, Bunda. 2011. Mendidik Anak dengan Al Quran Sejak Janin. Jakarta: Grasindo.
Yendra, Melvi dan Mira Rainayati. 2007. Ensiklopedia Anak-anak Muslim. Jakarta:
Pustaka Oasis
Iskandar. Salman. 99 Tokoh Muslim Dunia for Kids. Bandung: DAR! Mizan
17