Anda di halaman 1dari 19

-- SPESIFIKASI TEKNIK PELAKSANAAN --

Pasal 01. Jenis Pekerjaan :


Pekerjaan yang akan dikerjakan meliputi pekerjaan :
I. Pekerjaan Persiapan dan Perataan Lahan;
II. Pekerjaan Pembangunan Kios Selatan;
III. Pekerjaan Pembangunan Kios Timur.

Pasal 02. Lokasi Pekerjaan :


Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah “PENGADAAN KIOS PASAR
KAMULAN KECAMATAN DURENAN”.

Pasal 03. Penelitian Dokumen Pelaksanaan :


Kontraktor pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh Dokumen
Pelaksanaan secara seksama & menanyakannya, apabila di dalam
penelitian tersebut dijumpai :
a. Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat
teknis bila dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan konstruksi atau
kegagalan struktur, maka Kontraktor pelaksana wajib melaporkannya
kepada PPK dan Konsultan Pengawas secara tertulis, dan
menangguhkan pelaksanaannya sampai dapat keputusan yang pasti
dari PPK dan Konsultan Pengawas.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran
dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan
angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/
ketidak sesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Direksi
Teknis/ Pengguna Jasa terlebih dahulu;
c. Bila terdapat perbedaan antara RKS dan gambar maka yang diikuti
adalah gambar, kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan
penulisan yang jelas akan mengakibatkan kerusakan/ kelemahan
konstruksi, maka harus mendapatkan keputusan Direksi Teknis/
Pengguna Jasa terlebih dulu;
d. RKS dan gambar saling melengkapi, bila didalam gambar menyebut
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, demikian
juga sebaliknya;
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar diatas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/ penyempurnaan didalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan;
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali
semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat
Penjelasan.

Pasal 04. Penyediaan Perlengkapan dan Penjagaan Keamanan :


a. Rekanan harus menyediakan / mendirikan barak (Bouwkeet) untuk
dipergunakan sebagai gudang penyimpanan alat-alat dan bahan
bangunan serta ruang untuk Direksi (Direksi Keet) dengan
perlengkapan: meja, kursi, buku tamu, buku direksi, gambar-gambar
lengkap, RKS, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan Time
Schedule serta peralatan lain yan diperlukan. Setelah selesai proyek
Barak (Bouwkeet) ini harus dibongkar;
b. Selama pelaksanaan, pelaksana harus menyediakan / menyiapkan alat-
alat untuk jaminan kelancaran serta mutu pekerjaan antara lain pompa
air, pesawat ukur (theodolith), water pass, beton molen dan sebagainya
yang harus berfungsi sempurna;
c. Rekanan harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup di
tempat pekrjaan untuk para pekerjanya, kotak obat (PPPK) yang
memadai. Apabila terjadi kecelakaan diantara para pekerjanya, maka
Rekanan harus segera mengambil tindakan untuk keselamatan si
korban dengan biaya ditanggung oleh Rekanan.

Pasal 05. Penyediaan Tenaga :


a. Selama pelaksanaan Rekanan harus menyediakan tenaga inti yang
cukup memadai untuk proyek ini.
b. Pada setiap tahapan kontruksi, Rekanan harus menyediakan tenaga
mandor, tukang danpekerja yang cukkup trampil dengan jumlah cukup.
c. Rekanan wajib menambah / mengganti tenaga seperti tersebut pada
butir a dan b di atas, apabila diminta oleh Direksi atas dasar
pertimbangan-pertimbangan teknis tertentu. Kesalahan dalam hal ini
dapat dikenakan sanksi / denda kelalaian.
d. Rekanan harus memperhatikan Keamanan dan Kesehatan Kerja (K3)
terhadap tenaga kerja sesuai tingkat resiko yang mungkin timbul.

Pasal 06. Pekerjaan Konstruksi :


06.1. Peraturan Teknis Rehabilitasi Yang Berlaku.
Apabila tidak disebutkan lain, maka dalam syarat-syarat teknis ini
berlaku mengikat :
a. Peraturan Beton Indonesia PBI) Tahun 1971;
b. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB NI 3 / 66);
c. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL NI 6 / 1972);
d. Peraturan Muatan Indonesia (PMI NI 18 / 1970);
e. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PPKI NI 5 / 1981);
f. Algemene Voorschrifeb Voor Drink Wate Instalatir 1946;
g. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982);
h. Peraturan Perburuhan Indonesia;
i. Peraturan-peraturan Pemerintah Kabupaten Trenggalek.
06.2. Persyaratan Teknik Pada Gambar / RKS Yang Harus Diikuti.
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar
detail, yang diikuti oleh gambar detail.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka
ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan
penulisan angka tersebut yang menyebabkan ketidak
sempurnaan / ketidak sesuaian kontruksi, harus mendapatkan
keputusan Direksi terlebih dahulu,
c. Bila terdapat perbedaan antara gambar dengan RKS, maka RKS
yang diikuti, kecuali apabila terjadi kesalahan penulisan yang
mendapatkan keputusan Direksi terlebih dahulu.
d. RKS dan gambar saling melengkapi, bila dlam gambar disebut
lengkap sedang pada RKS tidak, maka gambar yang diikuti,
begitu pula sebaliknya.
e. Rekanan diwajibkan meneliti terlebih dahulu gambar dan RKS
sebelum melaksanakan pekerjaan. Bila ditmui hal-hal yang
meragukan harus dilaporkan kepda Direksi untuk mendapatkan
keputusan terlebih dahulu.
f. Yang dimaksud dengan gambar dan RKS diatas, adalah gambar
dan RKS setelah mendapatkan perubahan / penyempurnaan di
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) atau
gambar yang disetujui setelah rekayasa kapangan (cco).
06.3. Persyaratan Bahan Bangunan Yang Dipakai Dalam Pelaksanaan
Pekerjaan Kontruksi.
a. AIR :
Air yang digunakan untuk bahan media adukan harus air tawar
dan bersih, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat-zat
organik lainnya. Dalam hal ini Rekanan disarankan menggunakan
air PAM dari PDAM. Bila memakai air dari sumber lain, maka
harus dites terlebih dahulu di laboratorium dan hasilnya harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PUBI tahun 1982.
b. SEMEN PORTLAND (PC) :
Semen portland yang digunakan adalah merk / produksi semen
Gresik atau merk lain yang disetujui Direksi. Penggunaan semen
PC harus satu merk (tidak boleh dicampur), semen PC yang
digunakan harus baru dan belum mengeras.
c. PASIR :
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai berbutir keras, bersih
dari kotoran, lumpur, asam, garam dan bahan organik lainnya.
- Untuk urugan digunakan pasir dengan butiran halus, yang
biasa disebut pasir urug;
- Untuk pasangan digunakan pasir dengan ukuran butiran
0,75-1,25 mm yang biasa disebut pasir pasang;
- Untuk campuran beton digunakan pasir cor (pasir beton).
d. KERIKIL (Krl) :
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali
hitam pecah mesin, bersih dan bermutu baik serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam PBI Tahun 1971.

e. BATU KALI :
Batu kali yang digunakan batu kali belah yang keras dengan
ukuran maksimum 25 cm, bersih dan bermutu baik.
f. BATU BATA :
Batu bata untuk pasang bata merah, harus menggunakan batu
bata merah yang memeuhi syarat sebagai berikut :
- Berukuran standart dan berwarna merah bata tua sebagai
hasil dari pembakaran yang sempurna / matang.
Pembakaran yang dimaksud adalah pembakaran dengan
kayu;
- Sisi-sisinya bersudut runcing dan kuat, tidak dapat dikopek
dengan tangan, berpermukaan rata dan tidak menampakkan
retak-retak;
- Tidak boleh mengandung garam, sehingga timbul kristal atau
bercak putih;
- Maksimum pecah yang diijinkan sebanyak 20 %.

Pasal 07. Pekerjaan Pembersihan Lokasi :


a. Pembersihan lokasi meliputi membersihkan / memotong seluruh benda
yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan kontruksi,
diantaranya : pohon / bambu, tumbuh-tumbuhan, rumput, akar-akaran
dan sebagainya;
b. Rekanan berkewajiban membongkar sebagian bangunan kios lama,
yang nantinya akan dijadikan Gedung Kios Baru.
c. Semua benda buangan wajib dikeluarkan dari lokasi proyek oleh
Rekanan dan harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
d. Semua barang sisa bongkaran yang bisa dijadikan urugan kembali,
wajib diratakan di area pekerjaan dan harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.

Pasal 08. Pengukuran :


a. Pengukuran adalah meliputi pengukuran lahan, ukuran denah
bangunan, letak/posii bangunan serta pengukuran tinggi duga lantai
bangunan yang sudah ada yang terdekat (sesuai gambar);
b. Pengukuran harus dilakukan secara detail, sehingga diperoleh sudut
dinding yang siku-siku serta tinggi duga lantai dan letak bangunan
sesuai yang direncanakan;
c. Pengukuran harus dilakukan pada saat-saat :
- setelah pekerjaan pembersihan lokasi dan pada saat-saat
pemasangan papan bangunan (bouwplank);
- akan memulai pekerjaan sloof;
- akan memulai pemasangan dinding bata;
- akan memulai pekerjaan ring balik.
- akan memulai pekerjaan rangka atap.
d. Ketidaksempurnaan pelaksanaan pekerjaan kontruksi akibat kesalahan
pengukuran harus dibongkar dan disemupurnakan kembalil. Dalam hal
ini seluruh biaya ditanggung Rekanan.

Pasal 09. Pemasangan Papan Bangunan (Bouwplank) :


Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
a. Papan bangunan ukuran 2/20, diketam rata permukaan atasnya
dipasang rata air setinggi duga lantai (± 0,00m) berjarak 2 m ke arah
luar dinding tepi bangunan;
b. Tiang-tiang papan bangunan ukuran 5/7 dipasang kokoh pada setiap
jarak 2 m;
c. Semua titik as dipasang pada papan bangunan harus diberi tanda
dengan cat merah dan paku;
d. Papan bangunan harus tetap berdiri kokoh dan tetap terpasang hingga
pelaksanaan kontruksi mencapai duga lantai (± 0,00m) . Bila saat
pelaksanaan papan bangunan mengalami perubahan kedudukan,
Rekanan harus segera memperbaiki dan melakukan pengukuran
kembali.

Pasal 10. Pekerjaan Tanah Dan Pekerjaan Urugan :


a. Tanah dimana urugan akan dilaksanakan harus dibersihkan dari segala
kotoran, seperti sisa-sisa tumbuhan, akar-akaran dan lumpur;
b. Bahan urugan yang dipakai adalah sirtu urug dan pasir urug serta
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana. Dalam pelaksanaan
pengurugan dilaksnakan lapis demi lapis dipadatkan hingga mencapai
ketinggian yang direncanakan;
c. Di dalam galian pondasi atau parit pondasi harus sesuai dengan gambar
rencana pondasi dan gambar detail. Sisi kanan dan kiri galian pondasi
harus miring, yaitu lebar galian bagian atas lebih lebih lebar daripada
dasar galian, sehingga sisa galian tidak mudah gugur/ longsor;
d. Galian tanah pondasi harus dibuang di luar bowplank dan diratakan
diluar gedung, sehingga tidak longsor masuk ke galian / parit pondasi
lagi;
e. Jika Direksi menganggap tanah dasar galian pondasi sudah cukup keras,
maka galian dapat dihentikan, kemudian dilanjutkan pengurugan dasar
pondasi dengan pasir urug, disiram dan dipadatkan;
f. Urugan samping pondasi seluruhnya digunakan urugan pasir urug,
hingga mencapai tanah asli, baik bagian luar maupun bagian dalam
harus dipadatkan dan disiram air hingga kenyang dan padat;
g. Urugan dibawah lantai, pelaksanaannya pertama-tama di aas muka
tanah asli diurug dengan tanah urug yang dilaksanakan selapis demi
selapis (tiap lapis maksimum 25 cm) disiram air hingga kenyang dan
dipadatkan dengan stamper. Ketinggian urugan tanah hingga mencapai
+ 0,50 cm. Kemudian di atasnya diurug dengan pasir urug, disiram dan
distamper hingga mencapai bata pasangan tegel lantai;
h. Urugan di sekeliling bangunan dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
pada urugan dibuat landai dengan sudut kemiringan 45 derajat.

Pasal 11. Pekerjaan Pondasi.


Bila menggunakan pondasi batu kali :
a. Pasangan pondasi batu kali menggunakan batu kali belah dengan
bahan-bahan sesuai dengan persyaratan yang tersebut pada pasal di
atas;
b. Di bawah pasangan batu kali dipasang lapisan batu kosongan
(Aanstamping) setebal 20 cm yang sela-selanya diisi dengan pasir urug
dan disiram hingga padat dan rata;
c. Urugan pasir di bawah pondasi harus dilaksanakan setebal sesuai
dengan gambar rencana serta diratakan dan dipadatkan.
d. Pondasi batu kali harus dibuat dengan ukuran penampang sesuai
dengan gambar dan menggunakan perekat (spesi) campuran 1 PC : 4
Psr. Batu-batu pondasi tidak boleh saling bersinggungan antara satu
dengan lainnya dan harus diisi dengan spasi. Untuk celah-celah yang
besar antara batu pondasi harus diisi dengan campuran dan campuran
spesi;
e. Pelaksanaan kontruksi di atas pondasi batu kali dan pelaksanaan urugan
disamping pondasi batu dapat dilaksanakan apabila pasangan pondasi
telah benar-benar kering;

Pasal 12. Pemasangan Dinding Batu Bata / Pemasangan Batu Bata Lainnya :
a. Pemasangan dinding pada umumnya adalah pasangan dinding batu
bata ½ bata. Mulai di atas sloof sampai ketinggian 30 cm diatas duga
lantai dipasang batu bata dengan perekat kedap air (trasram)
campuran 1 PC : 3 Psr. Dan selanjutnya dengan perekat campuran 1
PC : 4 Ps.
b. Sebelum dipasang batu bata harus disiram/ direndam air terlebih dahulu
hingga kenyang;
c. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus, baik secara vertikal
maupun horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-
betul rata;
d. Setiap luas pasangan dinding ½ bata mencapai luas 12 M2 maka harus
dipasang frame berupa kolom-kolom beton praktis atau balok-balok
beton praktis;
e. Tinggi pemasangan untuk setip hari pelaksanaan maksimum setinggi 1
(satu) meter;
f. Pasangan dinding yang telah mengering harus selalu dipelihara dengan
disiram air minimal satu kali setiap harinya.

Pasal 13. Pekerjaan Beton Bertulang :


a. Seluruh pekerjaan beton bertulang seperti tertera pada gambar
rencana harus dilaksanakan dengan mutu beton K. 175 dan mutu besi
baja U : 24.
b. BESAR dan JUMLAH besi beton harus sesuai dengan RAB dan
GAMBAR RENCANA PENULANGAN.
c. Apabila Rekanan hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka
Rekanan harus memberitaukan secara tertulis kepada Direksi, kapan
pengecoran dilaksanakan;
d. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
- Rekanan telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan begesting
secara sempurna serta pemasangan instalasi listrik dan air dan
mendapatkan persertujuan Direksi;
- Rekanan telah membuat rencana perhitungan kekuatan perancah
untuk plat lantai yang telah disakan Direksi serta telah
melaksanakannya secar sempurna sesuai rencana dan perhitungan
yang telah dibuat (khusus bangunan bertingkat);
- Rekanan telah membuat daftar bahan, alat, tenaga dan schedule
rencana pengecoran dan strategi pengecoran berupa gambar, tata
letak bahan serta arah pengecoran yang seluruhnya harus dishkan
oleh Direksi lebih dahulu berdasarkan pemeriksaan Direksi terhadap
kesesuaian isi daftar tersebut dengan kenyataan persiapan Rekanan
di lapangan.
e. Selama pekerjaan pengecoran Rekanan harus melaksanakan hal-hal
sebagia berikut :
- Sebelum pelaksanaan dimulai (Awal SPK), Renanan wajib membuat
Job Mix sesuai Mutu Beton yang diminta, yaitu K.100 dan K.175.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari
beton molen menggunakan slam beton. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.
Bila angka ini tidak tercapai maka adukan harus dibuang atau
dipakai untuk pengganti pelaksanakan beton rabat;
- Pembuatan benda uji, kubus beton atu silinder beton sebanyak 2
buah setiap 3 m3 beton. Setelah mencapai umur yang cukup, benda
ui tersebut harus di test ke laboratorium dengan biaya ditanggung
konraktor. Bila hasil test laboratorium ternyata mutu beton yang
telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat, m aka dilakukan test
lapangan. Sesuai dengan ketentuan dii dalam PBI 1971, apabila test
di lapangan tersebut masih didapatkan hasil mutu beton di bawah
K.175, maka hasil peekrjaan harus dibongkar dan dilaksanakan
kembali oleh Rekanan tanpa tambahan biaya (tanpa ganti rugi);
- Pemadatan beton harus menggunakan vibrator dan dilaksanakan
secara semestinya, yaitu pencelupan vibrator harus tegak lurus
secara perlahan-lahan dan demikian pula penarikan vibrator. Selama
pengecoran Vibrator tidak boleh meyeluruh tulangan dan begesting.
f. Bila Rekanan bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di atas,
Direksi berhak menghentikan pekerjaan tersebut dan semua resiko
menjadi tanggung jawab Rekanan;
g. Pembogkaran begesting dan perancah mendapatkan ijin tertulis dari
Direksi;
h. Selesai pembongkaran begesting, untuk waktu sampai beberapa hari
sesuai petunjuk Direksi, Rekanan wajib menyiram beton untuk
pemeliharaannya;
i. Setelah pembongkaran begesting, apabila terdapat lubang-lubang pada
permukaan beton, maka lulbang-lubang tersebut harus segera ditutup
dengan spesi campuran 1 PC : 2 Psr;
j. Kayu dan papan-papan begesting yang dipakai adalah dari kayu tahun
atau kayu meranti;
k. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI tahun 1971.

Pasal 14. Pekerjaan Beton Rabat / Lantai Kerja.


a. Beton rabat yang dimaksud di sini adalah beton rabat dibawah
pasangan keramik (sesuai dengan gambar) dengan speifikasi tebal ; 5
cm dengan Mutu Beton K.100.;
b. Sedangkan untuk lantai kerja dilaksanakan dengan ketebalan ; 10 cm
dengan Mutu Beton K.100;
c. Pelaksanaan beton rabat harus sekaligus jadi dan harus rata dengan
tidak menambah lapisan lain.

Pasal 15. Pekerjaan Plesteran :


a. Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan seluruh jalur instalasi listrik
dan instalasi air (pipa listrik dan pipa air) yang menempel pada dinding
harus sudah terpasang;
b. Bidang-bidang beton yang akan diplester, permukaannya harus dibuat
kasar (dibetel) dan disaput air semen PC;
c. Bidang-bidang dinding untuk bidang pasangan batau bata lainnya yang
akan diplester, terlebih dahulu harus disiram air hingga kenyang/ jenuh;
d. Campuran plesteran untuk bidang-bidang beton dan pasangan batu
bata transram adalah 1 PC : 3 Ps, sedang untuk dinding batu bata biasa
memakai campuran 1 PC : 4 Psr. Untuk plesteran saluran keliling dan
benangan-benangan sudut memakai campuran 1 PC : 4 Psr;
e. Plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga menghasilkan
bidang yang rata, lurus dan rapi;
f. Selama kurun waktu tertentu plesteran harus selalu disiram air, hingga
Direksi menyatakan pekerjaan plesteran sudah cukup keras/kering
untuk selanjutnya diaci dengan adukan semen PC kental hinga halus
dan rata. Bidang plesteran yang akan diaci harus disiram air terlebih
dahulu;
g. Pekerjaan plesteran ini hanya boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
atap selesai;
Pasal 16. Rangka Atap :
a. Pekerjaan Rangka Atap dalam pekerjaan ini dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
- Rangka atap besi (Canal C) untuk Asbes Gelombang Besar.
- Rangka atap galvalum untuk Genteng Kodok.
b. Spesifikasi rangka atap besi dan kelengkapan bahan yang digunakan
untuk Asbes Gelombang Besar yaitu :
- Besi Canal C 100.50.20.3,2.
- Besi siku 60.60.6 kait gording.
- Besi beton + mor Ø 10 mm (ikatan gording).
- Baut mor HTB Ø 12 mm (menyatukan siku dengan besi Canal C).
- Dynabolt (menyatukan ring balk dengan besi siku).
c. Spesifikasi rangka atap galvalum yang digunakan untuk Genteng Kodok
yaitu :
a. Umum
- Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan
dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang (truss) yang
dilapisi bahan zincalume atau galvanis untuk ketahanan terhadap
karat. Rangka atap yang digunakan harus merupakan produksi
dari pabrik yang berkompeten dalam penelitian, teknologi dan
bisa dibuktikan secara tertulis sebagai jaminan. Bahan baku
material harus setara dengan merk PRYDA STEELFAST
AUSTRALIA atau SMART TRUST atau UNGGUL TRUST atau
SAKTI TRUST atau GLOBAL TRUST atau MULSINDO TRUST
dengan persetujuan Direksi.
- Rangka atap berbentuk segitiga kaku yang terdiri dari rangka
utama atas (top chord), rangka utama bawah (bottom chord) dan
rangka pengisi (web), sangat dianjurkan menggunakan plat balok
(wall plate) di atas ring balok untuk meratakan beban dan
levelling atap. Seluruh rangka tersebut disambung dengan
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling srew) dengan
jumlah yang cukup yang diproduksi oleh Buildex, Steelfix atau
yang setara atas persetujuan Direksi. Untuk meletakkan material
penutup atap, dipasang rangka reng (batten) langsung di atas
struktur rangka atap utama dengan jarak yang disesuaikan
dengan ukuran penutup atap.
- Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lapangan (site),
perangkaian (assembling) dan ereksi (erection), seperti tercantum
dalam gambar kerja meliputi :
1. Pekerjaan rangka atap (roof truss)
2. Pekerjaan reng (batten)
3. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)
b. Persyaratan Material Rangka Atap
- Material rangka atap yang digunakan harus memenuhi spesifikasi
seperti yang tercantum di bawah ini yang bisa dibuktikan dengan
jaminan bahan baku/mutu baja secara tertulis. Ukuran ketebalan
material baja yang dimaksud adalah ketebalan baja dasar (Base
Material Thickness/BMT).
1. Properti mekanikal baja (steel mechanical properties) :
Baja mutu tinggi standart G550 (sertifikat mutu bahan harus
dilampirkan).
Tegangan leleh minimum (minimum yield strength) :
550 MPa
Modulus elastisitas minimum : 2 x 105 MPa
Modulus geser : 8 x 104 MPa
2. Lapisan pelindung terhadap karat (protective coating) :
Lapisan anti karat yang dipakai adalah Z (Zinc) Galvanis
atau AZ (Aluminium Zinc) Zincalum dengan ketebalan
lapisan anti karat untuk Zinc (Galvanis) minimum 220
gram/m2 dan untuk Aluminium Zinc (Zincalum) minimum 150
gram/m2 dengan komposisi 55% Aluminium 43.5% Zinc 1.5%
Silicon Alloy yang bisa dibuktikan dengan jaminan ketebalan
anti karat secara tertulis.
3. Sertifikat untuk material mentah (raw material) rangka atap :
- Sertifikat produk penggunaan tanda Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau
- Telah dilakukan pengujian material mentah di
Lembaga/Departemen yang berwenang (sertifikat
pengujian dilampirkan).
4. Profil rangka atap
Dimensi dan bentuk profil yang digunakan harus sesuai
dengan hasil perhitungan analisa struktur dari software yang
digunakan.
- Rangka Atap
Profil yang digunakan harus mempunyai ketebalan antara
0.75mm dan 1 mm atau di atas ketebalan tersebut yang
sesuai dengan hasil perhitungan analisa struktur melalui
software yang digunakan.
- Reng
Profil yang digunakan minimum mempunyai ketebalan
0.5mm atau di atas ketebalan tersebut yang sesuai
dengan hasil perhitungan analisa struktur melalui software
yang digunakan.
- Talang jurai dalam
Jika pada desain bentuk atap terdapat pertemuan 2
bidang atap dengan membentuk sudut tertentu, maka
pada pertemuan sisi dalam harus menggunakan talang
(valley gutter) dengan ketebalan minimum 0,45 mm
untuk mengalirkan air hujan secara lancar dan tidak
terjadi kebocoran.
- Alat sambung (screw)
Alat penyambung rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self
drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut (harus
bisa dibuktikan dengan sertifikat jaminan terlampir) :
 Kelas ketahanan korosi minimum : Kelas 2 (minimum
corrosion rating)
 Baut/screw menggunakan Buildex, Steelfix atau yang
setara atas persetujuan Direksi.
 Ukuran dan jumlah baut/screw serta spesifikasi
teknisnya berdasarkan analisa perhitungan dari sofware
yang dipakai.
 Pemasangan jumlah baut/screw harus sesuai dengan
detail sambungan pada gambar kerja.
 Pemasangan baut harus menggunakan bor listrik
minimum 560 watt dengan putaran alat minimum 2000
rpm atau atas persetujuan Direksi.
- Koneksi perletakan kuda-kuda di ring balok
Penggunaan koneksi perletakan kuda-kuda harus
menjamin ikatan atar kuda-kuda dengan ring balok dan
menjamin kerataan level rata air (waterpas) dari struktur
rangka atap.
- Batang-batang Pengaku/steel strap brace (bracing)
Untuk menjaga stabilitas dan kekuatan ikatan struktur
rangka atap, harus dipasang steel strap bracing yang
sudah dilapisi bahan anti korosi dengan ketebalan dan
dimensi sesuai hasil perhitungan analisa struktur dari
software yang digunakan.
c. Tata Cara Pelaksanaan dan Pemasangan
- Persyaratan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan
Struktur atap baja ringan harus di desain oleh tenaga ahli yang
berkompeten. Desain harus mengikuti kaidah-kaidah teknis yang
benar sesuai karakter baja ringan yaitu dengan perancangan
standar batas desain struktur baja cetak dingin (limit state cold
formed steel structure design). Desain struktur rangka atap baja
ringan meliputi rangka utama atas (top chord), rangka utama
bawah (bottom chord), rangka pengisi (web) dan dianjurkan
memakai plat balok (wall plate) serta jumlah baut menakik sendiri
(self drilling srew) pada setiap titik buhul sebagai satu kesatuan
yang tidak boleh dipisahkan.
Perangkat lunak komputer (software) harus digunakan untuk
membantu proses desain atap baja ringan/perhitungan analisa
struktur dan harus sudah mendapat rekomendasi dari
Instansi/Badan/Lembaga/Perusahaan yang berwenang
atau (HAKI) Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia.
- Persyaratan Pra-Konstruksi
1. Kontraktor wajib melaksanakan pemaparan produk
(penjelasan teknis dan sofware desain) sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat (SPESIFIKASI TEKNIS) seperti yang
telah dijelaskan pada pasal-pasal di atas.
2. Pemaparan produk dilaksanakan dalam rapat koordinasi
teknis lapangan sebelum pelaksanaan pemasangan rangka
atap baja ringan.
3. Kontraktor wajib menyerahkan hasil perhitungan analisa
struktur, gambar kerja yang lengkap, detail dan akurat.
Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil pada
setiap segmen dan jumlah baut/screw pada setiap titik buhul
dari perusahaan aplikator/fabrikator yang harus sudah
disampaikan kepada pihak Direksi melalui dan mengetahui
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan rangka
atap mulai dilaksanakan
4. Kontraktor bersama Konsultan Pengawas dan Petugas
Monitoring harus mengadakan pengecekan balok ring yang
kemudian diajukan untuk mendapat persetujuan tertulis dari
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sebelum
pemasangan rangka atap baja ringan dilaksanakan.
5. Kontraktor dan Konsultan Pengawas wajib meneliti kebenaran
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada
gambar kerja adalah ukuran jadi/finish.
6. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis
disini yang diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian
kontraktor akan ditolak dan harus diganti dengan kewajiban
yang sama, juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan
maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan
cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari
Arsitektur, Struktur, Mekanikal dan Elektrikal.
7. Perubahan gambar/detail karena alasan apapun harus
diajukan ke Konsultan Pengawas, Petugas Monitoring dan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
- Persyaratan Konstruksi
1. Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan atau secara
pabrikasi sesuai dengan hasil pengukuran terakhir dan sesuai
dengan aktual di lapangan.
2. Perangkaian harus memeperhatikan bentuk, ukuran dan
gambar desain.
3. Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai
desain.
4. Dalam proses erection rangka atap, harus diperhatikan
support sementara untuk menjaga stabilitas rangka atap
setelah dipasang. Support sementara ini tidak boleh dilepas
sebelum rangka kuda-kuda dinyatakan cukup kuat oleh
tenaga ahli dari pabrik dan Konsultan Pengawas.
5. Jika diperlukan pemotongan material, maka harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus
menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong listrik
dan gunting dan telah ditentukan oleh pabrik atas
sepengetahuan Konsultan Pengawas.
- Alat potong harus dalam kondisi baik.
- Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
- Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih dan tidak mengurangi kekuatan struktur secara
keseluruhan serta dapat dibuktikan secara tertulis sebagai
jaminan.
6. Masa garansi anti karat dan struktur paling sedikit selama 10
tahun sebagai bukti jaminan yang dikeluarkan oleh
perusahaan produksi material PRYDA STEELFAST
AUSTRALIA atau SMART TRUST atau UNGGUL TRUST atau
SAKTI TRUST atau GLOBAL TRUST atau MULSINDO
TRUST atau yang setara perusahaan aplikator/fabrikasi yang
diketahui oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus
memberikan bukti surat jaminan garansi kepada Direksi
sebelum dilaksanakan Penyerahan Pertama (P1).
- Persyaratan Tenaga Pemasang
Komponen struktur konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh
tenaga pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu
memahami gambar kerja dan dibuktikan dengan surat ijin
memasang dari pabrikan.
Surat ijin memasang atap baja ringan ini harus disertakan pada
saat pemaparan produk.
Pihak Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada pihak Direksi
dan Konsultan Perencana/Pengawas dari pabrikan/produksi mana
material baja ringan yang dipakai serta perusahaan
aplikator/fabrikatornya.
Perusahaan aplikator/fabrikator yang ditunjuk/dipakai oleh
Penyedia Jasa harus merupakan Perusahaan aplikator/fabrikator
resmi yang ditunjuk dan direkomendasikan oleh pabrikan PRYDA
STEELFAST AUSTRALIA atau SMART TRUST atau UNGGUL
TRUST atau SAKTI TRUST atau GLOBAL TRUST atau
MULSINDO TRUST atau yang setara yang harus bisa dibuktikan
sebagai jaminan oleh perusahaan aplikator/fabrikator secara
tertulis.
Perusahaan aplikator/fabrikator yang ditunjuk/dipakai oleh
penyedia jasa harus menunjukkan dan membuktikan bahwa
material baja ringan yang dipakai adalah hasil produksi dari
PRYDA STEELFAST AUSTRALIA atau SMART TRUST atau
UNGGUL TRUST atau SAKTI TRUST atau GLOBAL TRUST atau
MULSINDO TRUST atau yang setara.
Pada saat pelaksanaan pemasangan rangka atap dan penutup
atap Penyedia Jasa harus mendatangkan satu tenaga ahli yang
terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami gambar kerja
dan dibuktikan dengan surat ijin memasang dari pabrikan atau
dari perusahaan aplikator/fabrikator yang ditunjuk/dipakai yang
berkewajiban memberikan laporan/evaluasi dan saran tindakan
kepada pihak Direksi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut di
atas.

Pasal 16. Pekerjaan Penutup Atap dan Talang:


a. Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
- Asbes gelombang besar dengan ketebalan 5 mm.
- Genteng kodok kualitas baik.
- Khusus asbes gelombang yang posisinya berada di atas tangga, akan
dipasang talang PVC kotak dan Pipa PVC type D Ø 3". Yang
bertujuan untuk menghalang jatuhnya air hujan ke arah tangga.
b. Penutup atap baru dapat dipasang apabila seluruh pekerjaan rangka
atap telah selesai dikerjakan, dan telah diperiksa dan disetujui Direksi;
c. Pemasangan atap harus lurus, rata dan rapi.

Pasal 17. Pekerjaan Langit-Langit :


a. Bahan penutup langit-langit (plafond) yang dipakai pada pekerjaan ini
adalah gypsum board 120 x 240, serta sebelum melakukan
pemasangan supaya mengajukan contoh terlebih dahulu dan disetujui
Direksi;
b. Rangka/ penggantung langit-langit menggunakan rangka holo 2/4 dan
4/4;
c. Penutup plafond harus dipasang rata, lurus dan rapi;

Pasal 18. List Plafond :


a. Bahan yang dipakai untuk list plafond ini adalah list gypsum besar;
b. List plafond dipasang pada pertemuan dinding dengan langit-langit arah
mendatar saja. Cara pemasangan list plafond adalah menggunakan
paku dan lem alkasit sehinggan kuat dan rapi.

Pasal 19. Pekerjaan Lantai + Dinding :


a. Bahan lantai bangunan yang dipakai adalah :
- Keramik putih polos ukuran 50/50 dipasang pada lantai bangunan,
merk setara Milan, Ezzenza, Accura dll;
- Keramik putih polos ukuran 50/50 motif kasar dipasang pada trap
naik, merk setara Milan, Ezzenza, Accura dll;
b. Adukan spesi untuk pemasangan keramik dinding ruangan adalah 1 PC :
2 Psr;
c. Keramik harus KW1 ASLI dan yang terdapat cacat pada permukaannya
tidak boleh dipasang (harus diafkir) serta mengajukan contoh terlebih
dahulu dan disetujui Direksi;
d. Pamasangan Keramik harus diberi antara (nat) maksimum 2 mm dan
pemasangan harus siku, lurus, rata dan rapi;
e. Nat antara pasangan keramik harus dicor / ditutup dengan semen PC /
semen warna, warna yang akan digunakan disesuaikan dengan warna
keramik.

Pasal 20. Instalasi Listrik :


1. Lampu Tempel
Pemasangan fitting lampu pijar akan dipasang kokoh. Pemasangan
fitting lampu pada plafond dengan menggunakan paku skrup. Ber SNI
setara Broco.
2. Stop Kontak
Seluruh stop kontak akan memiliki terminal fase netral dan pentanahan
(grounding) yang semuanya dihubungkan dengan kabel-kabel yang
sesuai ukuran dan warnanya. Pemasangan stop kontak tertanam
didalam dinding (model inbow). Pemasangan box stop kontak dalam
dinding harus kokoh sehingga tidak mudah tercabut. Selanjutnya panel
stop kontak disekrupkan pada kotak tersebut. Ber SNI setara Broco.
3. Saklar
Pemasangan saklar tertanam dalam tembok. Penanaman box saklar
dalam dinding akan dipasang kokoh sehingga tidak mudah tercabut.
Panel saklar harus disekrupkan pada kotak tersebut. Saklar akan
dipasang kuat pada doos saklar yang khusus untuk itu. Ber SNI setara
Broco.
4. Jaringan Kabel Instalasi
Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran dan jenis yang
dinyatakan dalam gambar dan RAB. Pemasangan kabel instalasi di
dalam dinding harus dilewatkan dalam pipa dengan pertemuan
sambungan pada T doos dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka
dan ditutup. Penanaman pipa pada dilaksanakan sebelum dinding
diplester. Pipa yang ditanam pada dinding harus diklem dengan kuat
selama pelaksanaan pekerjaan plesteran. Pemasangan jaringan kabel
diatas plafon dengan cara tertutup didalam pipa. Pemasangan jaringan
terbuka, setiap jarak maksimum 1m akan dipasang pengikat dari
porselin dan kencang serta kabel dibuat tegang. Instalasi listrik
menggunakan kabel NYM (minimal 2,5 mm). Kabel yang digunakan
adalah kabel dengan standart LMK / SNI setara Supreme ; Cabellindo dll
5. Lampu
Lampu yang dipasang adalah ber-SNI serta setara merk Philips.
Adapun jenis dan model sesuai dengan RAB yang direncanakan.
Sebelum melakukan pemasangan lampu, Rekanan berkewajiban
memberikan contoh terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan.

Pasal 21. Pekerjaan Rangka Besi (Ornamen Kecil dan Besar).


a. Pekerjaan Rangka Besi.
Pekerjaan rangka besi (ornamen) yang akan dilaksanakan adalah rangka
besi yang berada di Depan Kios, dengan spesifikasi sebagai berikut :
- besi holo ukuran 5 cm x 5 cm tebal 1,5 mm.
- besi holo ukuran 4 cm x 4 cm tebal 1,7 mm.
- besi plat strip ukuran 5 cm tebal 3,8 mm.
- semua besi harus menggunakan besi GALVANIZE (silver) bukan yang
holo GAS (hitam) dengan finishing cat besi antikarat.
b. Penyatuan menggunakan system las listrik. Finishing / penutup lapisan
pada permukaan las menggunakan cat besi anti karat. Jarak dan ukuran
sesuai dengan gambar rencana / gambar detail.

Pasal 22. Pekerjaan Rolling Door dan Gembok.


a. Pekerjaan Rolling Door.
Pekerjaan rolling door yang akan dilaksanakan adalah akses pintu utama
untuk masuk - keluar Kios, dengan spesifikasi sebagai berikut :
- kusen / rel menggunakan rangka alumunium U, ukuran 4,2 cm x 2,4
cm tebal 1,7 mm.
- krepyak (rollling) menggunakan alumunium 5 cm tbl. minimal 1 mm.
- besi holo ukuran 4 cm x 4 cm tebal 1,7 mm.
- Semua rolling door alumunium harus terdapat kunci (selain gembok).
- Box gulungan rolling dipasang kuat dan rapi dengan dinabolt.
- Penyatuan bahan alumunium menggunakan system repet dan skrup,
kecuali untuk pembuatan box gulungan menggunakan sistem las
listrik.
b. Gembok.
Gembok dalam pekerjaan ini akan dipasang sebagai tambahan
pengunci rolling, yaitu dipasang pada bagian bawah rolling door dan
berpengait. Pengait harus tertanam kuat dalam lantai. Diameter
gembok 8,5 mm.

Pasal 23. Pekerjaan Cat-Catan :


a. Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :
- Cat tembok : digunakan untuk mengecat seluruh dinding baik
luar maupun dalam, listplank beton serta
plafond eternit;
- Cat kayu : digunakan untuk mengecat woodplank dan
pekerjaan kayu lainnya.
b. Semua pkerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati, agar
tidak terjadi tumpahan atau percikan cat pada bidang lain. Apabila
terjadi tumpahan atau percikan cat yang mengotori bidang lain yang
seharusnya tidak kena cat, maka Rekanan wajib membersihkannya atau
memperbaikinya.
c. Sebelum melaksanakan pengecatan tembok, perlu dan harus
dilaksanakan pengecatan dasar terlebih dahulu dengan menggunakan
WALL SEALER bukan PLAMIR TEMBOK.
d. Cat yang diminta setara produk : Nippon paint/ Dulux / Catylac.
Pasal 24. Penyediaan Bahan Tambahan / Cadangan :
a. Pada akhir pekerjaan Rekanan harus menyediakan bahan tambahan /
bahan cadangan (reverse) :
b. Semua bahan cadangan tersebut harus diserahkan kepada pemilik
proyek pada saat dilaksanakannya Serah Terima Pertama Pekerjaan.

Pasal 25. Penggunaan Bahan Pekerjaan :


Rekanan / Pemborong wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan serta menunjukkan
contoh-contoh bahan (Asumsi bahan yang memiliki beberapa jenis /
kualitas yang akan digunakan kepada pengguna jasa / PPKo serta
mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa / PPKo.

Pasal 26. Pemberitahuan Penyerahan Pekerjaan Yang Pertama :


Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tunggal baru akibat
perpanjangan waktu sesuai Addendum kontrak telah berakhir, Pemborong
harus segera menyerahkan hasil pekerjaanya dengan baik sesuai dengan
kontrak kepada Pemeberi Tugas secara tertulis.
Pengawas berkewajiban :
- membuat evaluasi tentang seluruh hasil pelaksanaan sesuai dengan
kontrak;
- Menanggapi / melaporkan kepada Pemberi Tugas / Pejabat Pelaksanaan
teknis (PPTK) tentang hasil pekerjaan pemborong tersebut secara
tertulis.
Pemberi Tugas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) akan
mengadakan rapat Kegiatan mengenai penyerahan pekerjaan tersebut
diatas berdasarkan :
- Kontrak Pemborong;
- Surat tanggapan dari Pengawas dan Tim PPHP, setelah dapat menerima
penyerahan pekerjaan tersebut.

Pasal 27. Pemeliharaan Bangunan Sebelum Penyerahan Kedua :


Terhitung dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama,
adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung
jawab Pemborong sepenuhnya, antara lain :
- Keamanan dan Penjagaan;
- Penyempurnaan dan Pemeliharaan;
- Pembersihan.
Apabila Pemborong telah melaksanakan hal tersebut di atas sesuai dengan
kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan
seperti pada tata kerja (prosedur) pada penyerahan - penyerahan
pekerjaan yang berlaku.
Pasal 28. Penutup :
a. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipakai
harus diajukan contohnya terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan. Dan barang yang
didatangkan harus sesuai dengan contoh yang telah disetujui baik jenis,
merk, type maupun kwalitasnya. Apabila tidak sesuai dengan contoh
maka Direksi berhak menolaknya;
b. Semua material yang merupakan hasil alam, akan diperiksa jenis dan
kwalitasnya pada saat material didatangkan di lokasi proyek;
c. Bahan-bahan / material yang tidak disetujui / ditolak harus segera
dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat dalam 2 x 24 jam. Bila
Kontraktor Pelaksana tidak mengndahkan maka Direksi berhak
menyelenggarakan / mengeluarkan dengan biaya ditangung Kontraktor
Pelaksana;
d. Bagian-bagian yang secara nyata termasuk di dalam pekerjaan ini tetapi
tidak disebutkan baik di dalam RKS maupun gambar maka tetap harus
diselenggarakan / dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.

Dibuat,

Pejabat Pembuat Komitmen

NONOT HARMANTO, SE, M.Si


NIP. 19630716 198903 1 011

Anda mungkin juga menyukai