PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
stress kerja ini kerap menjangkiti banyak pihak di tempat kerja, Orang yang terkena stress kerja
(dengan catatan, tidak bisa menanggulanginya) cenderung jadi tidak produktif, tidak tertantang
untuk menunjukkan kehebatannya, secara tidak sadar malah menunjukkan kebodohannya,
malas-malasan, tidak efektif dan tidak efisien, ingin pindah tetapi tidak pindah-pindah, dan
seterusnya. Secara kalkulasi manajemen, tentu saja ini merugikan organisasi.
Selain terkait dengan menurunnya produktivitas, stress kerja konon juga bisa mengurangi
kekebalan tubuh. Karena itu, ada kemungkinan bahwa si penderita ini gampang terkena sakit,
dari mulai yang berstadium rendah sampai ke yang berstadium tinggi. Sedikit-sedikit minta izin
atau sering tidak masuk kantor. Ini jelas merugikan yang bersangkutan dan juga perusahaan.
Stress kerja juga bisa mengganggu komunikasi atau hubungan, baik itu interpersonal dan
intrapersonal.
Paradok yang kerap dialami para penderita stress, adalah saat memerlukan bantuan orang lain,
akan tetapi dia tidak mampu mengekspresikannya atau melakukannya dengan baik. Akibatnya
mudah marah, mudah tersinggung, mudah mengacaukan suasana keakraban, komunikasi yang
agresif atau submisif, apatis, dan lain-lain. Karena itu, hubungannya gampang berantakan di
tengah jalan, gampang putus, atau gampang ngambek, bisa jadi akan mebuat keselamatan
kerjanyaterabaikan
B. Rumusan Masalah
1. bagaimana pengertian stress kerja?
2. bagaimana dampak yang ditimbulkan dari stress kerja?
3. Apa saja yang mengakibatkan stress dalam pekerjaan?
4. bahgaiman cara memanaajemeni stress?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil penelitian mengenai
stres pekerjaan :
2. Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
a. Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan mengalami penyakit
kardiovaskular
b. Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin)
c. Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
d. Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
e. Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis (chronic
fatigue syndrome)
f. Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
g. Gangguan tidur
3. Gejala perilaku
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
a) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
b) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
c) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
d) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan, mengarah ke obesitas
e) Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan diri dan
kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan tanda-tanda
depresi
f) Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak
hati-hati dan berjudi
g) Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
1.KESIMPULAN
seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu
tersebut, maka dikatakan bahwa individu itu mengalami stress kerja. Namun apakah
sebenarnya yang dikategorikan sebagai stress kerja
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan. Pada
diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang
tinggi, frustrasi dan sebagainya
Faktor-faktor di pekerjaan yang bcrdasarkan penelitian dapat menimbulkan stres dapat
dikelompokkan ke dalam lima kategon besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan,
peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, serta stniktur dan
iklim organisasI
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh
dampaknya yang negative. Maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada
dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi.